Risma Mengamuk

bruce wrote:

Gak usah di tutup, tetapi pakai cara pengawasan (selain CCTV yang sudah terpasang sekarang ini).
Misalnya, dengan pendataan di pos ujung-ujung gang, misalnya dengan penitipan KTP.
Alasannya, untuk mencegah anak-anak dibawah mumur bisa masuk.
Dengan didata seperti itu, orang orang akan 'takut' untuk masuk. He he he he.

Nah, perlahan lahan akan tutup sendiri satu persatu karena sepi.

Aman, damai, dan tanpa keributan.

Yup .... setuju.
Kalo langsung ditutup, luberannya pasti akan kemana2.
Lebih susah pengawasannya

 

cinzano wrote:

bruce wrote:

Gak usah di tutup, tetapi pakai cara pengawasan (selain CCTV yang sudah terpasang sekarang ini).
Misalnya, dengan pendataan di pos ujung-ujung gang, misalnya dengan penitipan KTP.
Alasannya, untuk mencegah anak-anak dibawah mumur bisa masuk.
Dengan didata seperti itu, orang orang akan 'takut' untuk masuk. He he he he.

Nah, perlahan lahan akan tutup sendiri satu persatu karena sepi.

Aman, damai, dan tanpa keributan.

Yup .... setuju.
Kalo langsung ditutup, luberannya pasti akan kemana2.
Lebih susah pengawasannya

 

Lebih saya khawatirkan keributannya om, kasihan mereka yang gak terlibat tapi terkena dampaknya.

  

bruce wrote:

Gak usah di tutup, tetapi pakai cara pengawasan (selain CCTV yang sudah terpasang sekarang ini).
Misalnya, dengan pendataan di pos ujung-ujung gang, misalnya dengan penitipan KTP.
Alasannya, untuk mencegah anak-anak dibawah mumur bisa masuk.
Dengan didata seperti itu, orang orang akan 'takut' untuk masuk. He he he he.

Nah, perlahan lahan akan tutup sendiri satu persatu karena sepi.

Aman, damai, dan tanpa keributan.

Cara penutupan yang brillian. Semakin salute pada GM satu ini.
 

Husada wrote:

bruce wrote:

Gak usah di tutup, tetapi pakai cara pengawasan (selain CCTV yang sudah terpasang sekarang ini).
Misalnya, dengan pendataan di pos ujung-ujung gang, misalnya dengan penitipan KTP.
Alasannya, untuk mencegah anak-anak dibawah mumur bisa masuk.
Dengan didata seperti itu, orang orang akan 'takut' untuk masuk. He he he he.

Nah, perlahan lahan akan tutup sendiri satu persatu karena sepi.

Aman, damai, dan tanpa keributan.

Cara penutupan yang brillian. Semakin salute pada GM satu ini.
 

Beliau sangat berpengalaman dalam urusan tutup menutup

 

Soal tutup menutup, memang paling mudah, walau tidak semua bisa ditutup lagi setelah dibuka.
Tetapi, maksudnya apa ya?

  

bruce wrote:

Soal tutup menutup, memang paling mudah, walau tidak semua bisa ditutup lagi setelah dibuka.
Tetapi, maksudnya apa ya?

  

Beritahu dong, ah?

Kira-kira, apa gerangan yang tidak bisa ditutup lagi setelah dibuka?

Ini teka-teki atau apa?
 

Beer misalnya.

O itu.

Kalau sudah dibuka, lanjut dengan "Lissoy, lissoy, lissoiiy... ooo parmitu", begitukah?
Liriknya harus diganti menjadi "Lissoy, lissoy, lissoiiy... ooo parmibiiirr".

Baiklah.

Jadi ingat ada yang mau traktir beer di lapo, entah kapan kesampaian.

bruce wrote:

Jadi ingat ada yang mau traktir beer di lapo, entah kapan kesampaian.

Ingat pada bro Nothing?

Seingat saya, dia janji traktir ngebir di pinggir jalan, dekat terminal. Pedagangnya menyimpan tuak di batang bambu yang ruas bambunya sudah dihilangkan, didirikan berdiri kiri-kanan roda belakang sepeda ontel.