Dua Ormas Saling Serang

Quote :

Dua Ormas Saling Serang
Andy Riza Hidayat | Inggried | Minggu, 31 Juli 2011 | 15:15 WIB

DEPOK, KOMPAS.com — Pihak Kepolisian Resor Kota Depok melakukan pengamanan setelah terjadi aksi saling serang antardua organisasi massa, Minggu (31/7/2011). Tawuran terjadi dua hari terakhir. Insiden pertama terjadi pada Sabtu (30/7/2011) malam ketika posko Forum Betawi Rempug di depan perumahan BDN diserang sekelompok orang. Saksi mata menyebut, massa yang menyerang dari anggota Pemuda Pancasila.

Sejak pagi tadi, massa Forum Betawi Rempug (FBR) gerah. Mereka berkeliling Jalan Arif Rahman Hakim hingga ke Jalan Raya Mochtar, Sawangan. Mereka tidak terima poskonya dirusak. Siang tadi, giliran massa FBR menyerang posko Pemuda Pancasila di dekat Pusat Perbelanjaan Depok Town Centre (DTC). Kepolisian Resor Kota Depok berupaya mencegah serangan balasan. Namun, massa tetap tak bisa dikendalikan.

"Saat ini tim reserse Polres Kota Depok sedang di lokasi. Mereka melakukan pengamanan agar pertikaian tidak meluas. Kami bertugas memperlancar arus lalu lintas yang padat," kata Kepala Unit Patroli Satuan Lalu Lintas Polres Kota Depok Ajun Komisaris M Tallo, Minggu ini di Depok.

Supri (30), penjual es cendol di depan Perumahan BDN, mengaku terkejut. Dia tahu setelah posko FBR rusak berat. Posko itu berada sekitar 50 meter dari tempatnya berjualan. Sementara itu, hingga siang ini, tidak ada tanda-tanda perbaikan posko.

Share

Memang pada dasarnya bangsa ini adalah bangsa yang sangat mudah diadu domba. Anehnya para pemimpinnya justru melegalkan gerombolan gerombolan liar seperti ini, dijadikan semacam centeng, untuk mendukung kekuasaannya, sementara pihak pihak yang lain mendirikan lagi gerombolan liar lainnya. Maka NKRI, justru dipecah pecah menjadi gerombolan liar yang setiap saat siap untuk saling serang dan saling bantai sesama anak bangsa.

Damai bagi semua.

Diartikan dari nama kedua kelompok, yang satu diinspirasi kesukuan, dan yang lain diinspirasi falsafah negara, seharusnya kedua kelompok dapat bekerjasama membangun bangsa. Yang terinspirasi suku merupakan bagian dari bangsa ini, dan bila direkat dalam pemahaman NKRI, tidak akan bertentangan dengan yang terinspirasi falsafah negara. Tapi nyatanya, kedua krlompok malah saling serang. Apakah nama kelompok itu tidak punya arti apa-apa di pemahaman anggota kedua kelompok?

Mungkin kedua kelompok berguru dari para petinggi yang selalu mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Atau, dapat pelajaran dari mana yah? Ooo mungkin terbawa oleh nafsu ingin menggebug pihak lain. Tapi dipikir-pikir, kalo keinginan seperti itu disalurkan di arena resmi, misalnya tinju, karate, pencak silat, dll, lebih baik bukan? Sambil dapat menyalurkan keinginan 'hewani', kalo memang jawara beneran ya dapat tropi, hadiah, nama baik, dan banyak hal positif lainnya. Uhh... jadi membuat puyeng dan was-was masyarakat sekitarnya, juga aparat keamanan.

Damai, damai, damai.

Nama boleh indah dan gagah bro, bahkan atribut yang dikenakanpun bisa sangat agamis, tetapi seluruh ormas yang beredar di masyarakat saat ini, tak lebih hanyalah preman teroganisir. Yang tujuan dan tuannya hanyalah UANG. Anda bahkan dapat menggunakan ormas seperti itu untuk menagih hutang, menjadi centeng di perusahaan anda, menjadi tenaga penekan pihak lawan bisnis anda, bahkan menjadi pelindung untuk bisnis anda yang 'abu-abu', semua bisa menjadi 'budak' anda asalkan anda bayar, kalau anda tidak bayar maka andalah yang jadi sasaran pemerasan mereka.

Ooo... bagito rupana.