Ladang Tuhan Baru
Selamat datang kepada sesama saudara Kristen dan saudara lain iman. Mari kita saling kenal dalam suasana bersahabat.
Ladang Tuhan Baru
Selamat datang kepada sesama saudara Kristen dan saudara lain iman. Mari kita saling kenal dalam suasana bersahabat.
Ladang Tuhan Baru
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Ladang Tuhan Baru

Forum Komunitas Kristen
 
IndeksIndeks  Latest imagesLatest images  PencarianPencarian  PendaftaranPendaftaran  LoginLogin  

 

 purgatorium

Go down 
2 posters
PengirimMessage
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: purgatorium   purgatorium Empty2nd July 2012, 13:11


dimanakah tempatnya purgatorium atau pangkuan abraham itu mas? apakah secara paralel dengan bumi, cuma lain frekuensi, atau berada di tempat terpisah.
Apakah berupa planet juga atau berupa apa?

mohon penjelasannya, thanks.
Kembali Ke Atas Go down
bruce
Global Moderator
Global Moderator
bruce


Jumlah posting : 9231
Join date : 27.01.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty2nd July 2012, 18:35

Apa itu Api Penyucian

Api Penyucian atau ‘purgatorium’ adalah ‘tempat’/ proses kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian). Gereja Katolik mengajarkan hal ini di dalam Katekismus Gereja Katolik # 1030-1032, yang dapat disarikan sebagai berikut:

1) Api Penyucian adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian.

2) Pemurnian di dalam Api Penyucian adalah sangat berlainan dengan siksa neraka.

3) Kita dapat membantu jiwa-jiwa yang ada di Api Penyucian dengan doa-doa kita, terutama dengan mempersembahkan ujud Misa Kudus bagi mereka.

Api Penyucian ada karena keadilan Allah: Dosa selalu membawa konsekuensi

Ada orang-orang yang berpikir bahwa jika Allah mengampuni, maka tidak ada lagi yang harus dipikirkan mengenai ‘akibat dosa’ sebagai konsekuensinya. Namun kenyataannya, hampir seluruh bagian Kitab Suci menceriterakan sebaliknya. Selalu saja ada konsekuensi yang ditanggung oleh manusia, jika ia berdosa terhadap Allah, meskipun Allah telah memberikan pengampunan. Kita melihat hal demikian, misalnya, pada Adam dan Hawa, setelah diampuni dosanya, diusir dari taman Eden (Kej 3:23-24). Raja Daud yang diampuni oleh Allah atas dosanya berzinah dengan Betsheba dan membunuh Uria, tetap dihukum oleh Tuhan dengan kematian anaknya (lihat 2 Sam 12:13-14). Nabi Musa dan Harun yang berdosa karena tidak percaya dan tidak menghormati Tuhan di hadapan umat Israel akhirnya tidak dapat masuk ke tanah terjanji (Bil 20:12). Nabi Zakharia, yang tidak percaya akan berita malaikat Gabriel, menjadi bisu (Luk 1:20). Dan masih banyak contoh lain, yang menunjukkan bahwa, selalu ada konsekuensi dari perbuatan kita.

Keponakan saya yang berumur 4 1/2 tahun mempunyai ‘problem’ kebiasaan (maaf) ‘pipis dan pupu’ di celana, dan tampaknya sering dilakukannya dengan sengaja. Sampai akhirnya sepupu saya mendidiknya demikian: setelah celananya kotor, keponakan saya itu disuruh mencuci sendiri celananya. Dengan hukuman ini, maka ia belajar bertanggung jawab, agar kelak ia tidak mengulangi perbuatan itu. Jika kita yang manusia saja mendidik anak-anak dengan mengajarkan adanya ‘konsekuensi’ demi kebaikan mereka, maka Allah yang jauh lebih bijaksana, juga mendidik kita dengan cara demikian, namun tentu saja dengan derajat keadilan yang sempurna. Sebab pada akhirnya, yang diinginkan Allah adalah kita menjadi benar-benar kudus, sehingga siap untuk bersatu dengan Dia yang Kudus di surga. Kekudusan ini harus menjadi milik jiwa kita sendiri dan bukan seolah-olah kita hanya ‘diselubungi’ oleh kekudusan Kristus, padahal di balik selubung itu jiwa kita masih penuh dosa. Allah menginginkan kita agar kita menjadi kudus dan sempurna (lih. Im 19:2; Mat 5:48). Maka, jika kita belum sepenuhnya kudus, pada saat kita meninggal, kita masih harus disucikan terlebih dahulu di Api Penyucian, sebelum dapat bersatu dengan Tuhan di surga. Pengingkaran akan adanya Api Penyucian sama dengan pengingkaran akan keadilan Tuhan. Padahal Keadilan –sama seperti Kasih dan Kesetiaan- adalah hakekat Tuhan, yang tidak dapat disangkal oleh Tuhan sendiri (lih. 2 Tim 2:13).

Api Penyucian ada karena keadilan Allah: Ada perbedaan antara dosa berat dan dosa ringan

Selain masalah konsekuensi dosa, ada pula pengertian dasar mengenai dosa berat dan dosa ringan yang penting kita ketahui untuk memahami pengajaran mengenai Api Penyucian ini. Ada orang berpendapat bahwa semua dosa sama saja, namun Alkitab tidak mengatakan demikian. Pembedaan dosa berat dan dosa ringan disebutkan di dalam surat Rasul Yohanes. Dosa ringan dikatakan sebagai dosa yang tidak mendatangkan maut, sedangkan dosa berat, yang mendatangkan maut (1 Yoh 5: 16-17). Rasul Yakobus juga membedakan kedua jenis dosa; dengan membedakan dosa yang awal dan dosa yang matang (Yak 1:14-15).

Konsekuensi dari pengajaran ini adalah jika kita meninggal dalam keadaan sempurna dalam rahmat Allah, maka kita dapat langsung masuk surga. Namun, jika kita meninggal dalam keadaan berdosa berat dan tidak bertobat, maka kita masuk neraka. Jika kita dalam keadaan di tengah-tengah: meninggal dalam rahmat, namun masih mempunyai dosa ringan atau masih menanggung konsekuensi dari dosa-dosa yang sudah diampuni, maka kita masuk ke ‘tempat’ yang lain, yaitu, Api Penyucian.

Api penyucian ada karena keadilan Allah: Kita diselamatkan bukan hanya karena iman saja, tetapi oleh kasih karunia Allah, yang harus diwujudkan dalam perbuatan kasih.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman (lih. Ef 2:8, Tit 2:11; 3:7). Dan iman ini harus dinyatakan dan disertai dengan perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka iman kita itu mati (lih. Yak 2:17, 24, 26). Perbuatan kasih yang didasari iman inilah yang menjadi ukuran pada hari Penghakiman, apakah kasih kita sudah sempurna sehingga kita dapat masuk surga atau sebaliknya, ke neraka. Ataukah karena kasih kita belum sempurna, maka kita perlu disempurnakan dahulu di dalam suatu tempat/ kondisi yang ketiga, yaitu yang kita kenal sebagai Api Penyucian.

Sedangkan pada saat kita masih hidup, perbuatan kasih ini dapat dinyatakan dalam bentuk tindakan langsung, kata-kata atau dengan doa. Doa syafaat yang dipanjatkan dapat dinyatakan dengan mendoakan sesama yang masih hidup di dunia, maupun mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Oleh karena itu, maka Gereja Katolik mengajarkan akan adanya Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan surgawi.

Dasar dari Kitab Suci

Keberadaaan Api Penyucian bersumber dari ajaran Kitab Suci, yaitu dalam beberapa ayat berikut ini:

1. “Tidak akan masuk ke dalamnya [surga] sesuatu yang najis” (Why 21:27) sebab Allah adalah kudus (Is 6:3). Maka kita semua dipanggil kepada kekudusan yang sama (Mat 5:48; 1 Pet 1:15-16), sebab tanpa kekudusan tak seorangpun dapat melihat Allah (Ibr 12:14). Melihat bahwa memang tidak mungkin orang yang ‘setengah kudus’ langsung masuk surga, maka sungguh patut kita syukuri jika Allah memberikan kesempatan pemurnian di dalam Api Penyucian.

2. Keberadaan Api Penyucian diungkapkan oleh Yesus secara tidak langsung pada saat Ia mengajarkan tentang dosa yang menentang Roh Kudus, “…tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.” (Mat 12:32) Di sini Yesus mengajarkan bahwa ada dosa yang dapat diampuni pada kehidupan yang akan datang. Padahal kita tahu bahwa di neraka, dosa tidak dapat diampuni, sedangkan di surga tidak ada dosa yang perlu diampuni. Maka pengampunan dosa yang ada setelah kematian terjadi di Api Penyucian, walaupun Yesus tidak menyebutkan secara eksplisit istilah ‘Api Penyucian’ ini.

3. Rasul Paulus mengajarkan bahwa pada akhirnya segala pekerjaan kita akan diuji oleh Tuhan. “Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Kor 3:15) Api ini tidak mungkin merupakan api neraka, sebab dari api neraka tidak ada yang dapat diselamatkan. Api ini juga bukan surga, sebab di surga tidak ada yang ‘menderita kerugian’. Sehingga ‘api’ di sini menunjukkan adanya kondisi tengah-tengah, di mana jiwa-jiwa mengalami kerugian sementara untuk mencapai surga.

4. Rasul Petrus juga mengajarkan bahwa pada akhir hidup kita, iman kita akan diuji, “…untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan… pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (1 Pet 1:7). Rasul Petrus juga mengajarkan,

“Kristus telah mati untuk kita … Ia, yang yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan oleh Roh, dan di dalam Roh itu pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara, yaitu roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah…” (1 Pet 3: 18-20). Roh-roh yang ada di dalam penjara ini adalah jiwa-jiwa yang masih terbelenggu di dalam ‘tempat’ sementara, yang juga dikenal dengan nama ‘limbo of the fathers’ (‘limbo of the just‘). Selanjutnya Rasul Petrus juga mengatakan bahwa “Injil diberitakan juga kepada orang-orang mati supaya oleh roh, mereka dapat hidup menurut kehendak Allah” (1 Pet 4:6). Di sini Rasul Petrus mengajarkan adanya tempat ketiga selain surga dan neraka, yaitu yang kini disebut sebagai Api Penyucian.

5. Kitab 2 Makabe 12: 38-45 adalah yang paling jelas menceritakan dasar pengajaran mengenai Api Penyucian ini. Ketika Yudas Makabe dan anak buahnya hendak menguburkan jenazah pasukan yang gugur di pertempuran, mereka menemukan adanya jimat dan berhala kota Yamnia pada tiap jenazah itu. Maka Yudas mengumpulkan uang untuk dikirimkan ke Yerusalem, untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Perbuatan ini dipuji sebagai “perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan” (ay.43); sebab perbuatan ini didasari oleh pengharapan akan kebangkitan orang-orang mati. Korban penebus salah ini ditujukan agar mereka yang sudah mati itu dilepaskan dari dosa mereka (ay. 45).
Memang saudara-saudari kita yang Protestan tidak mengakui adanya Kitab Makabe ini, namun ini tidak mengubah tiga kenyataan penting: Pertama, bahwa penghapusan Kitab Makabe ini sejalan dengan doktrin Protestan yang mengatakan bahwa keselamatan hanya diperoleh dengan iman saja atau “Sola Fide, Salvation by faith alone”, walaupun Alkitab tidak menyatakan hal itu. Sebab kata ‘faith alone’/ ‘hanya iman’ yang ada di Alkitab malah menyebutkan sebaliknya, yaitu “…bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman”/ not by faith alone (Yak 2:24). Maka, berdoa bagi orang meninggal yang termasuk sebagai perbuatan kasih, menurut Luther tidak mempengaruhi keselamatan, sedangkan menurut Gereja Katolik itu merupakan hal yang mulia, yang jika dilakukan di dalam iman, akan membawa kita dan orang-orang yang kita doakan kepada keselamatan oleh karena kasih karunia Tuhan Yesus.
Kedua, tradisi berdoa bagi jiwa orang-orang yang sudah meninggal merupakan tradisi Yahudi, yang dimulai pada abad ke-1 sebelum Masehi, sampai sekarang. Maka, tradisi ini juga bukan tradisi yang asing bagi Yesus. Ketiga, Kitab Makabe ini bukan rekayasa Gereja Katolik, sebab menurut sejarah, kitab ini sudah selesai ditulis antara tahun 104-63 sebelum masehi. Karena itu kita dapat meyakini keaslian isi ajarannya.

6. Rasul Paulus mendoakan sahabatnya Onesiforus yang rajin mengunjunginya sewaktu ia dipenjara, agar Tuhan menunjukkan belas kasihan-Nya kepada sahabatnya itu ‘pada hari penghakiman’ (lihat 2 Tim 1:16-18). Rasul Paulus berdoa agar Tuhan berbelas kasihan kepada jiwa sahabatnya itu pada saat kematiannya. Hal ini tentu tidak masuk akal jika doa yang dipanjatkan untuk orang yang meninggal tidak ada gunanya. Sebaliknya, ini merupakan contoh bahwa doa-doa berguna bagi orang-orang yang hidup dan yang mati. Tradisi para rasul mengajarkan demikian.

Dikutip dari situs Katolisitas.com
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty3rd July 2012, 17:31

@mas Bruce,

saya rasa postingan diatas tdk menjelaskan dimanakah tempat purgatorium atau pangkuan abraham itu mas? apakah secara paralel dengan bumi, cuma lain frekuensi, atau berada di tempat terpisah.
Apakah berupa planet juga atau berupa apa?

thanks.
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty3rd July 2012, 17:36

bruce wrote:
Apa itu Api Penyucian

Api Penyucian atau ‘purgatorium’ adalah ‘tempat’/ proses kita disucikan. Catatan: ‘Disucikan’ bukan ‘dicuci’, oleh sebab itu disebut Api Penyucian (bukan Api Pencucian). Gereja Katolik mengajarkan hal ini di dalam Katekismus Gereja Katolik # 1030-1032, yang dapat disarikan sebagai berikut:

1) Api Penyucian adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian.

2) Pemurnian di dalam Api Penyucian adalah sangat berlainan dengan siksa neraka.

3) Kita dapat membantu jiwa-jiwa yang ada di Api Penyucian dengan doa-doa kita, terutama dengan mempersembahkan ujud Misa Kudus bagi mereka.

Api Penyucian ada karena keadilan Allah: Dosa selalu membawa konsekuensi

Ada orang-orang yang berpikir bahwa jika Allah mengampuni, maka tidak ada lagi yang harus dipikirkan mengenai ‘akibat dosa’ sebagai konsekuensinya. Namun kenyataannya, hampir seluruh bagian Kitab Suci menceriterakan sebaliknya. Selalu saja ada konsekuensi yang ditanggung oleh manusia, jika ia berdosa terhadap Allah, meskipun Allah telah memberikan pengampunan. Kita melihat hal demikian, misalnya, pada Adam dan Hawa, setelah diampuni dosanya, diusir dari taman Eden (Kej 3:23-24). Raja Daud yang diampuni oleh Allah atas dosanya berzinah dengan Betsheba dan membunuh Uria, tetap dihukum oleh Tuhan dengan kematian anaknya (lihat 2 Sam 12:13-14). Nabi Musa dan Harun yang berdosa karena tidak percaya dan tidak menghormati Tuhan di hadapan umat Israel akhirnya tidak dapat masuk ke tanah terjanji (Bil 20:12). Nabi Zakharia, yang tidak percaya akan berita malaikat Gabriel, menjadi bisu (Luk 1:20). Dan masih banyak contoh lain, yang menunjukkan bahwa, selalu ada konsekuensi dari perbuatan kita.

Keponakan saya yang berumur 4 1/2 tahun mempunyai ‘problem’ kebiasaan (maaf) ‘pipis dan pupu’ di celana, dan tampaknya sering dilakukannya dengan sengaja. Sampai akhirnya sepupu saya mendidiknya demikian: setelah celananya kotor, keponakan saya itu disuruh mencuci sendiri celananya. Dengan hukuman ini, maka ia belajar bertanggung jawab, agar kelak ia tidak mengulangi perbuatan itu. Jika kita yang manusia saja mendidik anak-anak dengan mengajarkan adanya ‘konsekuensi’ demi kebaikan mereka, maka Allah yang jauh lebih bijaksana, juga mendidik kita dengan cara demikian, namun tentu saja dengan derajat keadilan yang sempurna. Sebab pada akhirnya, yang diinginkan Allah adalah kita menjadi benar-benar kudus, sehingga siap untuk bersatu dengan Dia yang Kudus di surga. Kekudusan ini harus menjadi milik jiwa kita sendiri dan bukan seolah-olah kita hanya ‘diselubungi’ oleh kekudusan Kristus, padahal di balik selubung itu jiwa kita masih penuh dosa. Allah menginginkan kita agar kita menjadi kudus dan sempurna (lih. Im 19:2; Mat 5:48). Maka, jika kita belum sepenuhnya kudus, pada saat kita meninggal, kita masih harus disucikan terlebih dahulu di Api Penyucian, sebelum dapat bersatu dengan Tuhan di surga. Pengingkaran akan adanya Api Penyucian sama dengan pengingkaran akan keadilan Tuhan. Padahal Keadilan –sama seperti Kasih dan Kesetiaan- adalah hakekat Tuhan, yang tidak dapat disangkal oleh Tuhan sendiri (lih. 2 Tim 2:13).

Api Penyucian ada karena keadilan Allah: Ada perbedaan antara dosa berat dan dosa ringan

Selain masalah konsekuensi dosa, ada pula pengertian dasar mengenai dosa berat dan dosa ringan yang penting kita ketahui untuk memahami pengajaran mengenai Api Penyucian ini. Ada orang berpendapat bahwa semua dosa sama saja, namun Alkitab tidak mengatakan demikian. Pembedaan dosa berat dan dosa ringan disebutkan di dalam surat Rasul Yohanes. Dosa ringan dikatakan sebagai dosa yang tidak mendatangkan maut, sedangkan dosa berat, yang mendatangkan maut (1 Yoh 5: 16-17). Rasul Yakobus juga membedakan kedua jenis dosa; dengan membedakan dosa yang awal dan dosa yang matang (Yak 1:14-15).

Konsekuensi dari pengajaran ini adalah jika kita meninggal dalam keadaan sempurna dalam rahmat Allah, maka kita dapat langsung masuk surga. Namun, jika kita meninggal dalam keadaan berdosa berat dan tidak bertobat, maka kita masuk neraka. Jika kita dalam keadaan di tengah-tengah: meninggal dalam rahmat, namun masih mempunyai dosa ringan atau masih menanggung konsekuensi dari dosa-dosa yang sudah diampuni, maka kita masuk ke ‘tempat’ yang lain, yaitu, Api Penyucian.

Api penyucian ada karena keadilan Allah: Kita diselamatkan bukan hanya karena iman saja, tetapi oleh kasih karunia Allah, yang harus diwujudkan dalam perbuatan kasih.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh iman (lih. Ef 2:8, Tit 2:11; 3:7). Dan iman ini harus dinyatakan dan disertai dengan perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka iman kita itu mati (lih. Yak 2:17, 24, 26). Perbuatan kasih yang didasari iman inilah yang menjadi ukuran pada hari Penghakiman, apakah kasih kita sudah sempurna sehingga kita dapat masuk surga atau sebaliknya, ke neraka. Ataukah karena kasih kita belum sempurna, maka kita perlu disempurnakan dahulu di dalam suatu tempat/ kondisi yang ketiga, yaitu yang kita kenal sebagai Api Penyucian.

Sedangkan pada saat kita masih hidup, perbuatan kasih ini dapat dinyatakan dalam bentuk tindakan langsung, kata-kata atau dengan doa. Doa syafaat yang dipanjatkan dapat dinyatakan dengan mendoakan sesama yang masih hidup di dunia, maupun mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Oleh karena itu, maka Gereja Katolik mengajarkan akan adanya Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan surgawi.

Dasar dari Kitab Suci

Keberadaaan Api Penyucian bersumber dari ajaran Kitab Suci, yaitu dalam beberapa ayat berikut ini:

1. “Tidak akan masuk ke dalamnya [surga] sesuatu yang najis” (Why 21:27) sebab Allah adalah kudus (Is 6:3). Maka kita semua dipanggil kepada kekudusan yang sama (Mat 5:48; 1 Pet 1:15-16), sebab tanpa kekudusan tak seorangpun dapat melihat Allah (Ibr 12:14). Melihat bahwa memang tidak mungkin orang yang ‘setengah kudus’ langsung masuk surga, maka sungguh patut kita syukuri jika Allah memberikan kesempatan pemurnian di dalam Api Penyucian.

2. Keberadaan Api Penyucian diungkapkan oleh Yesus secara tidak langsung pada saat Ia mengajarkan tentang dosa yang menentang Roh Kudus, “…tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.” (Mat 12:32) Di sini Yesus mengajarkan bahwa ada dosa yang dapat diampuni pada kehidupan yang akan datang. Padahal kita tahu bahwa di neraka, dosa tidak dapat diampuni, sedangkan di surga tidak ada dosa yang perlu diampuni. Maka pengampunan dosa yang ada setelah kematian terjadi di Api Penyucian, walaupun Yesus tidak menyebutkan secara eksplisit istilah ‘Api Penyucian’ ini.

3. Rasul Paulus mengajarkan bahwa pada akhirnya segala pekerjaan kita akan diuji oleh Tuhan. “Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1 Kor 3:15) Api ini tidak mungkin merupakan api neraka, sebab dari api neraka tidak ada yang dapat diselamatkan. Api ini juga bukan surga, sebab di surga tidak ada yang ‘menderita kerugian’. Sehingga ‘api’ di sini menunjukkan adanya kondisi tengah-tengah, di mana jiwa-jiwa mengalami kerugian sementara untuk mencapai surga.

4. Rasul Petrus juga mengajarkan bahwa pada akhir hidup kita, iman kita akan diuji, “…untuk membuktikan kemurnian imanmu yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan… pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya (1 Pet 1:7). Rasul Petrus juga mengajarkan,

“Kristus telah mati untuk kita … Ia, yang yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan oleh Roh, dan di dalam Roh itu pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang ada di dalam penjara, yaitu roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah…” (1 Pet 3: 18-20). Roh-roh yang ada di dalam penjara ini adalah jiwa-jiwa yang masih terbelenggu di dalam ‘tempat’ sementara, yang juga dikenal dengan nama ‘limbo of the fathers’ (‘limbo of the just‘). Selanjutnya Rasul Petrus juga mengatakan bahwa “Injil diberitakan juga kepada orang-orang mati supaya oleh roh, mereka dapat hidup menurut kehendak Allah” (1 Pet 4:6). Di sini Rasul Petrus mengajarkan adanya tempat ketiga selain surga dan neraka, yaitu yang kini disebut sebagai Api Penyucian.

5. Kitab 2 Makabe 12: 38-45 adalah yang paling jelas menceritakan dasar pengajaran mengenai Api Penyucian ini. Ketika Yudas Makabe dan anak buahnya hendak menguburkan jenazah pasukan yang gugur di pertempuran, mereka menemukan adanya jimat dan berhala kota Yamnia pada tiap jenazah itu. Maka Yudas mengumpulkan uang untuk dikirimkan ke Yerusalem, untuk mempersembahkan korban penghapus dosa. Perbuatan ini dipuji sebagai “perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan kebangkitan” (ay.43); sebab perbuatan ini didasari oleh pengharapan akan kebangkitan orang-orang mati. Korban penebus salah ini ditujukan agar mereka yang sudah mati itu dilepaskan dari dosa mereka (ay. 45).
Memang saudara-saudari kita yang Protestan tidak mengakui adanya Kitab Makabe ini, namun ini tidak mengubah tiga kenyataan penting: Pertama, bahwa penghapusan Kitab Makabe ini sejalan dengan doktrin Protestan yang mengatakan bahwa keselamatan hanya diperoleh dengan iman saja atau “Sola Fide, Salvation by faith alone”, walaupun Alkitab tidak menyatakan hal itu. Sebab kata ‘faith alone’/ ‘hanya iman’ yang ada di Alkitab malah menyebutkan sebaliknya, yaitu “…bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman”/ not by faith alone (Yak 2:24). Maka, berdoa bagi orang meninggal yang termasuk sebagai perbuatan kasih, menurut Luther tidak mempengaruhi keselamatan, sedangkan menurut Gereja Katolik itu merupakan hal yang mulia, yang jika dilakukan di dalam iman, akan membawa kita dan orang-orang yang kita doakan kepada keselamatan oleh karena kasih karunia Tuhan Yesus.
Kedua, tradisi berdoa bagi jiwa orang-orang yang sudah meninggal merupakan tradisi Yahudi, yang dimulai pada abad ke-1 sebelum Masehi, sampai sekarang. Maka, tradisi ini juga bukan tradisi yang asing bagi Yesus. Ketiga, Kitab Makabe ini bukan rekayasa Gereja Katolik, sebab menurut sejarah, kitab ini sudah selesai ditulis antara tahun 104-63 sebelum masehi. Karena itu kita dapat meyakini keaslian isi ajarannya.

6. Rasul Paulus mendoakan sahabatnya Onesiforus yang rajin mengunjunginya sewaktu ia dipenjara, agar Tuhan menunjukkan belas kasihan-Nya kepada sahabatnya itu ‘pada hari penghakiman’ (lihat 2 Tim 1:16-18). Rasul Paulus berdoa agar Tuhan berbelas kasihan kepada jiwa sahabatnya itu pada saat kematiannya. Hal ini tentu tidak masuk akal jika doa yang dipanjatkan untuk orang yang meninggal tidak ada gunanya. Sebaliknya, ini merupakan contoh bahwa doa-doa berguna bagi orang-orang yang hidup dan yang mati. Tradisi para rasul mengajarkan demikian.

Dikutip dari situs Katolisitas.com

Dlm cacatan ini saya baru melihat perbedaan antara ajaran kristen dengan katolik:

1. seperti adanya dosa besar dan kecil
2. mendo'akan yg sudah mati.
3. api penyucian, berapa lama orang akan berada di api penyucian mas? apakah tergantung banyak sedikit dosanya? berupa apakah api penyucian ini, apakah benar2 berupa api atakah ini juga hanya merupakan istilah? atau mungkin maksudnya hanya dimandikan supaya bersih dari dosa, atau bagaimana mas?

1 lagi yg membuat saya heran dlm konsep kristen maupun katolik hanya mengenal Dosa, tapi tdk mengenal Pahala.
Bukankah dosa dan pahala itu seperti yin dan yan, siang dan malam, hitan dan putih, baik dan buruk, laki2 dan perempuan, dsb.

bagiamana ada Dosa tapi tdk ada Pahala ya mas?
Kembali Ke Atas Go down
bruce
Global Moderator
Global Moderator
bruce


Jumlah posting : 9231
Join date : 27.01.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty3rd July 2012, 18:24

Quote :
Dlm cacatan ini saya baru melihat perbedaan antara ajaran kristen dengan katolik:

1. seperti adanya dosa besar dan kecil
2. mendo'akan yg sudah mati.

Betul, itulah beda doktrin Katolik dan Protestan.


Quote :
3. api penyucian, berapa lama orang akan berada di api penyucian mas? apakah tergantung banyak sedikit dosanya? berupa apakah api penyucian ini, apakah benar2 berupa api atakah ini juga hanya merupakan istilah? atau mungkin maksudnya hanya dimandikan supaya bersih dari dosa, atau bagaimana mas?

Anda harus berpikir secara lepas dari konsep dimensi manusia mas. Seperti sudah saya sampaikan di atas, bahwa sebagai roh, tidak terikat pada ruang dan waktu. Maka waktu yang berlaku pada manusia tidak berlaku di dunia roh, begitu pula ruang yang berada pada manusia tidak berlaku dalam roh.


Quote :
1 lagi yg membuat saya heran dlm konsep kristen maupun katolik hanya mengenal Dosa, tapi tdk mengenal Pahala.
Bukankah dosa dan pahala itu seperti yin dan yan, siang dan malam, hitan dan putih, baik dan buruk, laki2 dan perempuan, dsb.

bagiamana ada Dosa tapi tdk ada Pahala ya mas?

Tidak, adalah salah dan keliru kalau anda berprinsip pada dualisme; ada kebaikan ada kejahatan, ada terang ada gelap, ada dosa ada pahala.

Karena Tuhan itu (saya yakin anda setuju) adalah Mahakuasa, tidak ada yang setara dengan Allah dalam hal kuasa. Maka jika Allah adalah sumber kebaikan, tidak mungkin ada iblis yang adalah sumber kejahatan. Yang ada adalah Allah sebagai sumber kebaikan, sementara iblis adalah ketiadaan kebaikan. Begitu juga seperti dalam dunia fisika, tidak ada dingin, yang ada adalah ketiadaan panas, begitu juga gelap, tidak ada gelap itu, yang ada adalah ketiadaan cahaya.

Dosa tidaklah berbanding dengan pahala, dosa adalah ketiadaan kasih.

Maka orang yang berdosa tidak dapat diimbangi dengan perbuatan baik (pahala). Seseorang tetap saja tidak layak masuk ke dalam sorga bila masih memiliki dosa, sekecil apapun. Untuk itu dia harus masuk ke dalam api penyucian, untuk mempertanggung jawabkan dosa dosanya.

Salam
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty3rd July 2012, 19:35


bruce wrote:

Anda harus berpikir secara lepas dari konsep dimensi manusia mas. Seperti sudah saya sampaikan di atas, bahwa sebagai roh, tidak terikat pada ruang dan waktu. Maka waktu yang berlaku pada manusia tidak berlaku di dunia roh, begitu pula ruang yang berada pada manusia tidak berlaku dalam roh.

so dimanakah dunia roh itu mas? apakah maksud tdk terikat ruang dan waktu mas, apaka masih dibumi ini atau secara paralel dengan bumi, cuma lain frekuensi, atau berada di tempat terpisah.
Apakah berupa planet juga atau berupa apa?


Quote :
1 lagi yg membuat saya heran dlm konsep kristen maupun katolik hanya mengenal Dosa, tapi tdk mengenal Pahala.
Bukankah dosa dan pahala itu seperti yin dan yan, siang dan malam, hitan dan putih, baik dan buruk, laki2 dan perempuan, dsb.

bagiamana ada Dosa tapi tdk ada Pahala ya mas?

bruce wrote:

Tidak, adalah salah dan keliru kalau anda berprinsip pada dualisme; ada kebaikan ada kejahatan, ada terang ada gelap, ada dosa ada pahala.

Karena Tuhan itu (saya yakin anda setuju) adalah Mahakuasa, tidak ada yang setara dengan Allah dalam hal kuasa. Maka jika Allah adalah sumber kebaikan, tidak mungkin ada iblis yang adalah sumber kejahatan. Yang ada adalah Allah sebagai sumber kebaikan, sementara iblis adalah ketiadaan kebaikan. Begitu juga seperti dalam dunia fisika, tidak ada dingin, yang ada adalah ketiadaan panas, begitu juga gelap, tidak ada gelap itu, yang ada adalah ketiadaan cahaya.

Dosa tidaklah berbanding dengan pahala, dosa adalah ketiadaan kasih.

Maka orang yang berdosa tidak dapat diimbangi dengan perbuatan baik (pahala). Seseorang tetap saja tidak layak masuk ke dalam sorga bila masih memiliki dosa, sekecil apapun. Untuk itu dia harus masuk ke dalam api penyucian, untuk mempertanggung jawabkan dosa dosanya.

Salam

-Jadi lawan kata sesuatu hanya berarti ketiadaan ya mas?
seperti: tidak ada jelek yg ada cuma ketiadaan ketampanan, tidak ada bersih, tapi yg ada ketiadaan kotoran, tidak ada miskin tapi yg ada hanya ketiadaan kekayaan, begitu ya mas? d\'oh
wah ilmu baru ini study :)

-berapa lama orang akan berada di api penyucian mas? apakah tergantung banyak sedikit dosanya? berupa apakah api penyucian ini, apakah benar2 berupa api ataukah ini juga hanya merupakan istilah? atau mungkin maksudnya hanya dimandikan supaya bersih dari dosa, atau bagaimana mas?[/quote]
Kembali Ke Atas Go down
bruce
Global Moderator
Global Moderator
bruce


Jumlah posting : 9231
Join date : 27.01.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty4th July 2012, 07:13

Pertanyaan anda sudah terjawan di reply sebelum ini, jika anda sedikit saja mau membaca dengan benar.

Salam
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty4th July 2012, 07:18

bruce wrote:
Pertanyaan anda sudah terjawan di reply sebelum ini, jika anda sedikit saja mau membaca dengan benar.

Salam

Kalau begitu, terima kasih mas bruce :)
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty4th July 2012, 13:08

O ya mas, kalau boleh bertanya lebih lanjut.

Jadi manusia itu akan berada di 4 tahap/alam? alam dunia, alam purgatorium/pangkuan abraham, api pencucian lalu ke surga/neraka, bukan begitu mas?

-apakah yg akan ada dipangkuan abraham/purgatorium itu hanya orang2 kristen/katolik, ataukah semua orang (apapun agamanya) setelah mati akan berada di pangkuan abraham?

-Api penyucian itu hanya utk orang katolik, ataukah semua manusia (apapun agamanya) akan mengalami api penyucian?
atau yg selain agama katolik akan langsung masuk neraka tanpa melalui api penyucian dosa?

-berapa lama seorang katolik akan berada di api penyucian mas? apakah tergantung benyak atau sedikit dosanya?

terima kasih kalau mas bruce masih mau menjelaskannya :)



Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty4th July 2012, 19:52

roll study
Kembali Ke Atas Go down
bruce
Global Moderator
Global Moderator
bruce


Jumlah posting : 9231
Join date : 27.01.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty4th July 2012, 21:47

striker wrote:
O ya mas, kalau boleh bertanya lebih lanjut.

Jadi manusia itu akan berada di 4 tahap/alam? alam dunia, alam purgatorium/pangkuan abraham, api pencucian lalu ke surga/neraka, bukan begitu mas?

Lah, itu dasarnya apa?
Alam apa? Hanya ada di dunia dan setelah tidak di dunia lagi, mas. Jangan suka bikin kesimpulan aneh aneh seperti itu lah.

Quote :
-apakah yg akan ada dipangkuan abraham/purgatorium itu hanya orang2 kristen/katolik, ataukah semua orang (apapun agamanya) setelah mati akan berada di pangkuan abraham?

-Api penyucian itu hanya utk orang katolik, ataukah semua manusia (apapun agamanya) akan mengalami api penyucian?
atau yg selain agama katolik akan langsung masuk neraka tanpa melalui api penyucian dosa?

-berapa lama seorang katolik akan berada di api penyucian mas? apakah tergantung benyak atau sedikit dosanya?

terima kasih kalau mas bruce masih mau menjelaskannya :)


Lha anda percaya atau tidak keberadaan purgatorium itu? Kalau tidak percaya, ngapain juga diurusin. Seperti saya juga tidak ngurus apakah benar harus melewati jembatan sirotul mustaqin atau tidak, itu tidak saya pikirkan tuh.

Mengenai amanya, anda sudah memperoleh jawaban dari saya di atas sana, coba baca ulang.

Salam
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty5th July 2012, 16:12

[quote="bruce"]
striker wrote:
O ya mas, kalau boleh bertanya lebih lanjut.

Jadi manusia itu akan berada di 4 tahap/alam? alam dunia, alam purgatorium/pangkuan abraham, api pencucian lalu ke surga/neraka, bukan begitu mas?

bruce wrote:

Lah, itu dasarnya apa?
Alam apa? Hanya ada di dunia dan setelah tidak di dunia lagi, mas. Jangan suka bikin kesimpulan aneh aneh seperti itu lah.

lho kan berdasarkan keterangan njenengan, setalah orang mati lalu rohnya kepangkuan abraham, lalu dibangkitkan (entah dengan wujud apa) dan diadili, kalau masih punya dosa masuk dulu ke api menyucian, lalu masuk surga.
kalau kesimpulan saya salah ya mohon dikoreksi dan dibenarkan, bukan begitu? :)

Quote :
-apakah yg akan ada dipangkuan abraham/purgatorium itu hanya orang2 kristen/katolik, ataukah semua orang (apapun agamanya) setelah mati akan berada di pangkuan abraham?

-Api penyucian itu hanya utk orang katolik, ataukah semua manusia (apapun agamanya) akan mengalami api penyucian?
atau yg selain agama katolik akan langsung masuk neraka tanpa melalui api penyucian dosa?

-berapa lama seorang katolik akan berada di api penyucian mas? apakah tergantung benyak atau sedikit dosanya?

terima kasih kalau mas bruce masih mau menjelaskannya :)


bruce wrote:

Lha anda percaya atau tidak keberadaan purgatorium itu? Kalau tidak percaya, ngapain juga diurusin. Seperti saya juga tidak ngurus apakah benar harus melewati jembatan sirotul mustaqin atau tidak, itu tidak saya pikirkan tuh.

Mengenai amanya, anda sudah memperoleh jawaban dari saya di atas sana, coba baca ulang.

Salam

Lho namanya berdiskusi kan bukan harus percaya to mas, apakah saya harus percaya dulu baru boleh bertanya dlm forum ini? :)

Kalau njenengan bertanya tentang jembatan sirotul mustaqim, sebisanya akan saya jawab, dan tdk masalah buat saya apakah njenengan percaya atau tdk :)

ya sudah, kalau pertanyaaan saya dianggap mengurusi dan njenengan tdk berkenan dengan diskusi/pertanyaan ini ya saya minta maaf, dan njenengan bisa lock thread ini kok. :)

Saya bertanya karena ingin tahu dan penasaran saja kok, itupun kalau njenengan bersedia menjelaskannya mas, kalau tidak, apa ya saya bisa memaksa yg punya forum ini? tidak to? :)

dan saya sdh membaca berulang2 postingan diatas tapi belum juga juga mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya.

Kalau boleh dilanjut tolong dibold atau di copy paste yg menjadi jawaban atas pertanyaan saya, tapi kalau dirasa tdk berkenan ya saya tidak apa2 mas.

suwer Very Happy
Kembali Ke Atas Go down
striker
Perwira Menengah
Perwira Menengah
striker


Jumlah posting : 1393
Join date : 03.02.11

purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty5th July 2012, 16:19

kalau menilik dari keterangan ini, mungkin saya juga salah menafsirkan:

Sedangkan pada saat kita masih hidup, perbuatan kasih ini dapat dinyatakan dalam bentuk tindakan langsung, kata-kata atau dengan doa. Doa syafaat yang dipanjatkan dapat dinyatakan dengan mendoakan sesama yang masih hidup di dunia, maupun mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Oleh karena itu, maka Gereja Katolik mengajarkan akan adanya Api Penyucian, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan surgawi.

berarti, sekarang sdh ada manusia yg ada di api penyucian ya mas? kan kita (masih hidup) bisa mendoakan orang2 yg berada disana (sekarang).

Saya pikir api panyucian itu setelah melewati pengadilan Allah.

Tapi kok sepertinya dlm keterangan diatas tdk ada / tdk melewati masa / proses kebangkitan dan pengadilan ya mas, karena sekarang manusia yg ada dlm penyucian diharapkan dengan do'a bisa segera masuk ke surga.



Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





purgatorium Empty
PostSubyek: Re: purgatorium   purgatorium Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
purgatorium
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Ladang Tuhan Baru :: Forum Terbuka :: Diskusi - Beragam Agama-
Navigasi: