Masa depan Drones

Menyaksikan acara 'Remote Control War' dari History cahnnel, karena pengetahuan saya tentang penggunaan pesawat tanpa awak rupanya tertinggal jauh. Yang saya tahu adalah bahwa pesawat yang dikenal sebagai drones adalah pesawat mata mata dan juga bisa dilengkapi dengan senjata pembunuh. Drones itu dikendalikan dari jarak jauh, terkadang dari belahan bumi yang berbeda untuk mengincar musuh di belahan bumi lain.

Sementara penggunaan drones untuk perang masih dalam perdebatan, apakah layak atau tidak, dan sementara itu penggunaan drones telah digunakan oleh berbagai negara.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Countries with known operational armed drones:

United States - MQ-1 Predator, MQ-9 Reaper
Israel - IAI Heron, IAI Eitan, Elbit Hermes 450, IAI Harpy, IAI Harop
Iran - Karrar, Shahed 129 (UCAV), and others
Russia - IAI Heron from Israel[3]
India - IAI Heron, IAI Harop, DRDO AURA, DRDO Kapothaka, DRDO Nishant, DRDO Lakshya, and IAI Harpy from Israel,[4] DRDO Rustom [5]
France - EADS Harfang (based on the IAI Heron)
Germany - Modified IAI Heron from Israel.[6]
Italy - MQ-1 Predator, MQ-9 Reaper from the U.S.[citation needed]
United Kingdom - MQ-1 Predator, MQ-9 Reaper from the U.S.[citation needed]
China - Guizhou WZ-2000, AVIC Wing Loong I
Taiwan - The Chungshan Institute of Science and Technology (CSIST) is developing a defending and attack UCAV based on the US X-47B.[7][8]
Turkey - TAI Anka, Vestel Karayel, Bayraktar Mini UAV
North Korea - MQM-107-based flying bombs[9]

Apakah layak berperang jarak jauh seperti ini, dimana membunuh bisa dilakukan tanpa kemungkinan untuk dibunuh? Mungkin masih bisa diperdebatkan.

Dan perkembangan yang mengejutkan saya adalah, sekarang ini justru mulai dikembangkan drones yang otonom, dalam arti tujuan awal ditetapkan, sementara tindakan selanjutnya tergantung pada sepenuhnya kemampuan sang robot. Bahkan bukan hanya drones terbang, tetapi robot perang yang beroperasi di darat.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Bagaimana keputusan untuk membunuh dari si robot perang itu? Diserahkan sepenuhnya kepada kemampuan analisa si robot? Siapa yang bertanggung jawab jika terjadi salah bunuh?

Satu sifat hebat lagi yang dikembangkan pada robot perang ini adalah, kemampuan untuk bekerja secara kelompok, tanpa membutuhkan pimpinan. Jadi sebutlah, sepuluh robot bisa bekerja sama untuk tujuan yang sama, tanpa saling overlap.

Kemudian, jika robot sudah diijinkan untuk melanggar robot-law, yakni pantangan untuk membunuh manusia, maka apa yang menghambat robot untuk memerangi dan membunuh manusia? Selanjutnya tinggal diprogram robot mampu menciptakan robot, maka apa yang ditakutkan oleh pengarang film Terminator bisa terwujud. Mungkin kejadian seperti Terminator terlalu berbau science-fiction, tetapi apa yang sudah mulai dilakukan sepertinya mengarah ke sana, tinggal tunggu waktu.

Seharusnya mereka belajar dari film-film :)

Quote :

3 Hukum Utama (The Three Law) itu adalah :

1. Sebuah Robot tidak boleh melukai manusia, atau diam tanpa melakukan apa-apa dan membiarkan manusia dirugikan atau celaka.
   
2. Sebuah Robot harus mematuhi perintah-perintah yang diberikan oleh manusia kecuali di mana perintah-perintah itu akan konflik dengan hukum pertama.
   
3. Sebuah Robot harus melindungi keberadaannya sendiri selama tindakan bela diri itu tidak bertentangan dengan hukum pertama dan hukum ke-2.

Sepertinya science fiction tidak lagi terlalu fiction..
Sangat disayangkan, bahwa dengan niat yang sebenarnya baik apa yang diusahakan manusia seringkali membawa kepada keburukan (contohnya film "I Robot").
Apalagi sesuatu yang dari dasarnya sudah diniatkan tidak baik - membunuh target.
Dapat dibayangkan bahwa Drone tersebut akan "menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai", ditambah tidak adanya perasaan bersalah atau moralitas dalam sebuah mesin .. ckckck..




Damai di Bumi

Dalam acara tersebut di atas, dicontohkan, seorang anak kecil berusia 6 tahun bisa diajari cara menyemprotkan cat ke robot, maka robot tersebut tidak bisa berfungsi. Bagaimana programnya, tembak si anak berusia 6 tahun tadi? Atau biarkan si robot yang mati (karena sensor penglihatannya disemprot cat) ?

Robot pandai mampu membuat berbagai kalkulasi sulit, juga kuat dan cepat, tetapi robot tidak mampu punya nalar, dan jelas tidak punya nurani. Apa jadinya kalau terjadi perang dengan robot? Waduh.....

[You must be registered and logged in to see this image.]


Anak kecilnya jg pake robot dong MOd.
Seperti film diatas.



[You must be registered and logged in to see this image.]

Walah si opa kebanyakan nonton film science fiction nih.

Kemarin malam ada film "Eagle Eye"
bercerita tentang super computer yang di khususkan untuk mendeteksi ancaman teroris, ternyata malah menjadi ancaman nasional dan jiwa presiden sendiri...
Sulit rupanya untuk tdak berpikiran negatif terhadap "robot" atau "artificial intelligence" ini..


Salam Damai

samiaji wrote:

Kemarin malam ada film "Eagle Eye"
bercerita tentang super computer yang di khususkan untuk mendeteksi ancaman teroris, ternyata malah menjadi ancaman nasional dan jiwa presiden sendiri...
Sulit rupanya untuk tdak berpikiran negatif terhadap "robot" atau "artificial intelligence" ini..


Salam Damai

Betul bro, memang sulit. Karena robot bisa melakukan apapun, tetapi robot tidak memiliki hati burani, nah padahal justru hati nurani inilah yang menjadi pagar seorang manusia tidak menjadi seperti binatang. Maka, bagaimana nasib manusia jika masalah hidup dan mati seorang manusia diserahkan kepada 'mahluk' tanpa nurani?

Robot dan Manusia memang sama-sama memiliki prosesor atau Nalar / Logika.
Perbedaan Robot dengan Manusia bukan hanya di "Nurani", tetapi juga pada "Perasaan"...
Kalau disebutkan "Nurani" maka kesannya selalu positif Oom, tetapi perasaan bisa berkesan positif ataupun negatif. Contohnya Robot tidak akan membenci, iri, cemburu, serakah, dll.
Sehingga manusia masih bisa lebih kejam dari Robot



Salam Damai

Salam Damai


Kog lama2 jadi kepikiran, lebih enak hidup tanpa teknologi.
Seperti filmnya BBC...

Hidup dihutan...kepingin makan ....berburu dan bercocok tanam...

Terasa damai sekali didalam hiruk pikuk hidup ini...


fuuhhhhhhhhhh

samiaji wrote:

Robot dan Manusia memang sama-sama memiliki prosesor atau Nalar / Logika.
Perbedaan Robot dengan Manusia bukan hanya di "Nurani", tetapi juga pada "Perasaan"...
Kalau disebutkan "Nurani" maka kesannya selalu positif Oom, tetapi perasaan bisa berkesan positif ataupun negatif. Contohnya Robot tidak akan membenci, iri, cemburu, serakah, dll.
Sehingga manusia masih bisa lebih kejam dari Robot



Salam Damai

Lho, kalau soal kejam kejaman, memang di jagad raya ini tidak ada yang mengalahkan manusia, bro. Karena hewan membunuh hanya karena terancam/lapar, sedangkan manusia bisa membunuh karena hobby dan berbagai perasaan yang anda sebutkan di atas itu. Tetapi, karena manusia masih bisa diharapkan sadar dan bertobat, dalam hal ini nurani nya terketuk, maka kekejamannya bisa dihentikan, sementara robot, sekali diperintah maka akan berjalan tanpa kemungkinan dihentikan.

cinzano wrote:

Salam Damai


Kog lama2 jadi kepikiran, lebih enak hidup tanpa teknologi.
Seperti filmnya BBC...

Hidup dihutan...kepingin makan ....berburu dan bercocok tanam...

Terasa damai sekali didalam hiruk pikuk hidup ini...


fuuhhhhhhhhhh

He he he he, yakin masih mampu berburu, om? Masih sanggup mengejar ngejar binatang buruan? Masih bisa dan tega memotong leher ayam? Membunuh anak sapi atau rusa?

Masih kuat mencangkul dan telaten merawat tanaman?

He he he he he