1.200 Orang Miskin Ikut Makan Siang
Penulis : Lukas Adi Prasetya | Selasa, 25 Desember 2012 | 19:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Komunitas katolik SantEgidio di Jakarta, bersama komunitas Kategorial Keuskupan Agung Jakarta, dan Badan Pelayanan Keuskupan Pembaharuan Karismatik Katolik Keuskupan Agung Jakarta (BPK PKK KAJ) mengadakan Makan Siang Natal, Selasa (25/12/2012) di halaman Gereja Hati Kudus, Kramat Raya, Jakarta.
Sekitar 1.200 orang, datang ke acara itu . "Mereka berasal dari kalangan yang kurang mampu secara ekonomi,dan 95 persen di antaranya adalah saudara-saudari kami yang bukan Kristiani. Mereka kemari, bukan kami beri makan, namun untuk makan bersama dan bergembira bersama. Kami ingin berbagi keceriaan Natal bersama sesama," ujar Evaline Winarko, salah satu penanggung jawab Sant Egidio.
Jantung (67) salah satu yang ikut diundang dalam acara ini, mengaku gembira. "Saya merasa apa yang dilakukan ini, sesuatu yang menunjukkan perhatian pada kami," ujar lelaki warga tarakan, Jakarta, yang pekerjaan sehari-hari nya pemulung sampah ini.
Makan Siang Natal bersama kaum papa, menurut Evaline, adalah salah satu cara Komunitas SantEgidio menghayati makna Natal . Ini awalnya, merupakan tradisi Komunitas SantEgidio sejak tahun 1982.
Dimulai ketika komunitas ini mengundang 20 orang miskin di sekitar kota Roma untuk makan siang Natal bersama di Gereja Santa Maria Trastevere.
Sejak tahun 1996 hingga sekarang, Komunitas SantEgidio di Jakarta melanjutkan tradisi tersebut. Acara makan siang tersebut dimeriahkan sejumlah acara antara lain menyanyi dan acara hiburan lain.
Editor :Tjahja Gunawan Diredja
Bagi orang yang berjiwa tulus, berbagi adalah suka-cita, memberi kepada orang yang membutuhkan adalah kasih. Sementara bagi orang yang berhati dengki, berbagi dianggap sebagai cara untuk memurtadkan, memberi makan orang yang lapar dianggap adalah kristenisasi dengan nasi bungkus.
Bagi mereka yang picik wawasan, lebih baik saudara saudara mereka mati kelaparan dibanding diberi makan oleh orang yang rela hati.