bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Lebih penting kulit dibanding isi 12th March 2013, 11:58 | |
| - Quote :
- Foto Ahmadinejad Peluk Ibu Chavez Bikin Marah Ulama
Selasa, 12 Maret 2013 | 10:17 WIB
[You must be registered and logged in to see this image.] Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memeluk Elena Frias de Chavez pada upacara pemakaman mendiang Hugo Chavez di Caracas, Venezuela, Jumat (8/3/2013). Foto ini menimbulkan kontroversi di Iran.
TEHERAN, KOMPAS.com — Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kembali menimbulkan kontroversi di negaranya. Sebuah foto yang menunjukkan dia tengah memeluk ibunda mendiang Hugo Chavez menimbulkan amarah para ulama Iran.
Foto itu diambil saat pemakaman Chavez di Caracas, Venezuela, Jumat (8/3/2013) lalu. Pada foto itu Ahmadinejad yang terlihat sangat sedih memegang pipi ibu Chavez, Elena Frias de Chavez, yang tengah menangis dan memegang tangannya.
Menurut Telegraph, para mullah yang konservatif mengatakan, "pelukan itu haram". Komentar lain datang dari seorang pemuka agama dan legislator yang berpengaruh, Mohammed Taghi-Rahbar. Media Perancis France 24 mengutip Taghi-Rahbar yang mengatakan, Ahmadinejad "kehilangan kendali diri".
Pihak kepresidenan membantah tudingan itu dan menyebut foto itu telah direkayasa, seperti dilaporkan BBC. Sementara itu, sebuah surat kabar Iran menuduh Telegraph-lah yang merekaya foto itu. Namun, koran itu kemudian meminta maaf dan mengatakan salah seorang reporternya sedang bingung.
Sebelumnya, Ahmadinejad menimbulkan kontroversi karena mengatakan Chavez akan bangkit kembali bersama Yesus. Pernyataan itu dituangkannya dalam situs web pribadinya.
Kritik soal foto dengan ibunda Chavez dari para pemimpin agama yang konservatif di Iran bisa jadi bermuatan politik. Sebab, Republik Islam Iran akan menggelar pemilihan umum pada Juni mendatang. Pada Pemilu 2009 lalu, kemenangan Ahmadinejad disambut dengan demonstrasi yang berujung kerusuhan.
Sumber :Huffington Post Editor :Kistyarini
Memang susah ya, kalau sampul buku lebih penting dibanding isinya. Apa yang tampak dianggap lebih bermakna dibanding esensinya. Sama ketika menkomifi RI bersalaman dengan FLOTUS, yang ramai banyak, bahkan menimbulkan komentar kurang cerdas dari sang menkominfo. Dalam kasus di atas, seharusnya yang protes bisa berpikir, bahwa sebejad bejadnya Ahmadinejad, ia pasti masih cukup waras untuk tidak tertarik pada seorang nenek nenek. Peristiwa yang terjadi juga di pemakaman, bukan di discotik ataupun karaoke. Dan dalam kepentingan hubungan dua negara. Eeeeh malah komentar kurang cerdas yang ditampilkan, foto hasil rekayasa, he he he he, jadi ingat pesawat siluman hasil rekayasa nih. ha ha ha ha ha Tapi ....yaaah, begitulah..... | |
|
hello kitty Calon Perwira
Jumlah posting : 305 Join date : 28.10.12 Lokasi : Lawang
| Subyek: Re: Lebih penting kulit dibanding isi 15th March 2013, 13:37 | |
| kok persis orang Farisi ya Bro? | |
|
Joan86 Calon Perwira
Jumlah posting : 278 Join date : 26.01.13
| Subyek: Re: Lebih penting kulit dibanding isi 15th March 2013, 14:14 | |
| tapi lebih mirip kelakuan umat tetangga yang sering berbuat konyooll itu kak Kitty. hi,,, kak Kitty, salam kenal ya ? | |
|
Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Lebih penting kulit dibanding isi 15th March 2013, 22:08 | |
| Iya, ya. Benar-benar susah.
Dengan tulus, seorang pejabat suatu negara (yang berkelamin lelaki) menunjukkan empatinya kepada seorang yang sedang berduka (yang berkelamin perempuan), malah menuai amarah dari ulama. Apakah ulama itu 'sejenis manusia' saja?
Saya pakai tanda petik itu karena menurut saya, seorang ulama seharusnya berpandangan lebih bijaksana, yaitu mampu menilai sikap orang lain berdasar latar emosi (niat) pelakunya. Kemarahan ulama itu sangat jelas menunjukkan bahwa mereka tidak dapat membedakan pelukan berlatar birahi dan pelukan berlatar empati. Ulama itu berpikiran bahwa setiap pelukan lawan jenis pasti berlatas birahi.
Memang, kalau otak sudah somplak, akan sering menimbulkan masalah. Menjadi parah, karena adanya gelar ulama. Kenapa sampai bisa memperoleh gelar ulama dengan cara pikir seperti itu, ya? Ada yang tahu kriteria menjadi ulama? | |
|
Sponsored content
| Subyek: Re: Lebih penting kulit dibanding isi | |
| |
|