Lihat, BintangNya Bersinar

Quote :

Secercah harapan bagi orang Kristen di Pakistan
[You must be registered and logged in to see this image.]
12/02/2014

Setiap hari Minggu, ribuan umat Katolik merayakan Misa di Gereja Santo Petrus, sebuah gedung tiga lantai, berukuran 21.000 meter persegi, yang terbesar di Pakistan.
Dengan selembar kain menutupi kepala serta mengenakan celana panjang dan sedikit lebar, mereka duduk dengan kaki telanjang di bangku gedung itu – sedikit menyesuaikan diri dengan masjid di dekatnya – mereka menyanyikan lagu-lagu pujian yang diiringi dengan piano.
Cahaya bersinar di ruang doa selama 24 jam, sesuatu yang umum di negara-negara Barat, tetapi langka di Pakistan.
Pembangunan gereja itu menelan biaya sebesar US$ 3,8 juta – sehingga gedung itu dinilai termasuk yang paling mahal di negara itu ketika dibuka dua tahun lalu dan telah dipuji sebagai tanda kemajuan bagi komunitas Kristen dan agama minoritas di negara itu.
Meskipun ukurannya luas dan bertumbuhnya kehadiran umat, namun umat menghadapi pengamanan yang ketat di gereja ini seperti rumah ibadah non-Muslim lainnya di negara yang mayoritas Islam ini.
Aparat keamanan berada di luar gereja itu untuk melindungi umat dari calon pelaku bom bunuh diri dan senyerangan.
Para imam menggunakan anggur non-alkohol atau jus anggur untuk Komuni, selain karena lebih murah, juga untuk menghindari provokasi yang bagi umat Muslim menganggap bahwa minuman itu adalah haram.
Sementara para pemimpin dunia telah memfokuskan usaha untuk memerangi ekstremis yang meningkat, serta para aktivis dan pengamat hak asasi manusia telah memperhatikan masalah yang berbeda menyebar di Pakistan: dengan menargetkan minoritas agama.
Bulan ini, laporan Pew Research Center menyebut Pakistan, yang memiliki 96 persen Muslim, salah satu negara yang paling berbahaya bagi minoritas agama.
Pew menempatkan negara itu antara lima negara yang membatasi agama termasuk penerapan UU Penghujatan.
Pengadilan sering menggunakan UU tersebut untuk memberikan hukuman mati atau hukuman seumur hidup bagi minoritas yang dituduh menghina Islam.
Sebuah studi di Pakistan dari The United States Commission for International Religious Freedom mencatat lebih dari 200 serangan antara kelompok-kelompok agama dan 1.800 korban akibat kekerasan terkait agama antara tahun 2012 dan pertengahan 2013, salah satu yang tertinggi di dunia.
Masalahnya tidak terbatas pada orang-orang Kristen. Semua agama minoritas di Pakistan menghadapi penderitaan, termasuk undang-undang diskriminatif, konversi paksa, bom dan penembakan yang ditujukan kepada Islam minoritas,  seperti Syiah dan Ahmadiyah.
Sebuah studi menunjukkan minoritas mengalami diskriminasi secara ekonomi, sering bekerja sebagai pembantu, tukang sapu dan buruh harian.
Tapi meskipun gambaran suram secara keseluruhan, namun kisah pemberdayaan minoritas secara perlahan tumbuh, rumah ibadah baru termasuk Gereja Santo Petrus.
Sejumlah aktivis lintas agama mendorong pendidikan multi-agama dan mengurangi kekerasan, dengan dukungan dari para pastor dan universitas.
Sumber: UCA News

Hallelluyyaaaa. Puji Tuhan.

Mungkin sudah sifat dasar manusia, yang selalu melawan, dan itu terbukti dari sejarah, bahwa semakin suatu agama ditekan, semakin solid dan berkembang suatu agama. Kebalikannya, semakin longgar dan bebas suatu agama pada suatu negeri, semakin luntur penganutnya.

Agama Kristen ditekan, dikejar dan dibunuh pada jaman Romawi, tetapi justru Romawi menjadi negara Kristen terbesar dan meluas hingga nyaris seluruh Eropa dan Timur tengah.
Kemudian ketika Kristen ditekan dan dihambat di Asia, justru agama Kristen berkembang pesat. Sementara di Eropa dan Amerika, dimana Kristen bisa hidup damai, justru kehilangan imannya, justru menjadi nyaris atheist.

Tapi bukan berarti kita minta agar ditekan, bukan?

Husada wrote:

Tapi bukan berarti kita minta agar ditekan, bukan?

Itulah sebabnya Jesus tidak pernah menjanjikan kemudahan, kebahagiaan senantiasa, kekayaan berkelimpahan, sehat selalu. Ia menjanjikan kuk yang ringan dan nyaman dipakai. Kuk, bukan bantal. He he he he.

  

Yup. Semoga cikal bakal 'sinar' di Pakistan itu segera berkembang menginspirasi ke berbagai penjuru dunia. Bahwa dunia harus meninggalkan kegelapan. Dengan merdeka, berbakti kepada Tuhan sejati. Semoga pula hal seperti itu merasuki jiwa pemimpin Indonesia, agar peribadatan di depan istana segera berakhir.
  

Ternyata, ada upaya memadamkan sinar yang mulai merekah itu.

Quote :

Gadis Kristen diculik dan dipaksa menikah dengan pria Muslim
[You must be registered and logged in to see this image.]
13/02/2014

Gadis Kristen diculik dan dipaksa menikah dengan pria Muslim thumbnail



Penculikan, konversi paksa dan pernikahan gadis-gadis dari komunitas minoritas Kristen dan Hindu oleh para pria Muslim telah menjadi isu utama di Provinsi Punjab dan Provinsi Sindh, Pakistan.

Keluarga para gadis yang diculik  dan para pemimpin Kristen menggelar aksi protes belum lama ini dekat Lahore Press Club, menuntut keadilan dari pemerintah.

Samariya Nadeen Masih berusia 16 tahun diculik pada awal Januari dalam perjalanan menuju sekolahnya dan dipaksa menikah dengan seorang pria Muslim yang kaya di distrik Layyah, Provinsi Punjab setelah ia masuk Islam.

Keluarga Samariya telah melaporkan kasus itu kepada polisi, tapi tidak ada tindakan yang diambil terhadap pria Muslim lokal yang kaya dan berpengaruh tersebut.

Para penyidik tidak bisa menangani kasus ini termasuk bertemu Samariya. Sumber-sumber kepolisian membenarkan bahwa gadis itu diculik dan dipaksakan menikah, sementara seorang ulama Islam mendukung tindakan itu dengan mengatakan “penculikan dan konversi non-Muslim adalah legal”.

Di bawah UU Pakistan, anak di bawah umur tidak dapat menikah tanpa izin orang tua mereka. Kelompok masyarakat sipil dan aktivis HAM telah mengajukan banding ke Kepala Menteri Punjab agar pihaknya segera bertindak mengembalikan Samariya kepada orangtuanya dan membawa penculiknya ke pengadilan.

Kasus ini adalah “lazim di wilayah ini,” kata Pastor James Haroon dan aktivis di Lahore, seraya menambahkan, “Para otoritas telah gagal melindungi masyarakat yang rentan.”

“Sayangnya, orang tampaknya akan semakin berputus asa. Oleh karena itu, Gereja telah menyuarakan kasus ini, menuntut keadilan bagi gadis itu dan keluarganya,” katanya.

Dalam kasus serupa, juga dialami Hina dan Marina, dua bersaudara berasal dari Lahore. Keduanya berhasil disembunyikan setelah kaum Islamis mencoba menculik mereka. Keluarga mereka kemudian dituduh melanggar UU Penghujatan, demikian sebuah organisasi HAM Responsible for Equality and Liberty (REAL) yang berbasis di Washington.

Menurut REAL, Mulana Abdul Attiq membawa anaknya Hafiz Nasir dan keponakan Abid Attri untuk dinikah paksa. Setelah upayanya gagal, ia melapor kepada polisi Lahore bahwa keluarga gadis itu melanggar UU Penghujatan.

Para wanita muda dan gadis remaja “yang dikonversi dan dinikah paksa dengan pria Muslim lokal, akan dijadikan sebagai budak dan setelah itu akan dibunuh atau dibakar,” kata aktivis HAM Sardar Mushtaq Gill.

Sumber: UCA News

Berjuang terusss...