Parade bikini

Djo wrote:

Nanti diperjelas lg kang tafsiran Alquran versi siapa ?

Karena para muslimah tak berjilbab itu pasti akan menolak disebut Kafir.
Jika demikian, berarti Alquran mana yg mereka baca, sehingga mereka tdk mengindahkan kewajiban utk berjilbab ?

Lah, yang nyebut muslimah tak berjilbab kafir itu siapa?

Jangan suka ujug2 mengambil kesimpulan ah ...

Silancah wrote:

Djo wrote:

Kang Lancah udah pulang ke indo kan ? Coba deh kang Lancah liat disekeliling akang.

Kalo para muslimah WAJIB pake jilbab, berarti agama islam adalah agama minoritas di bumi indonesia ini.

Maksudnya yang nggak pake jilbab berarti bukan muslimah?
Kesimpulan dari mana tukh, bro?

Yg bilang kalo muslimah WAJIB pake jilbab siapa ?

Atau saya yg salah mengartikan kata WAJIB ?

Silancah wrote:

Djo wrote:

Nanti diperjelas lg kang tafsiran Alquran versi siapa ?

Karena para muslimah tak berjilbab itu pasti akan menolak disebut Kafir.
Jika demikian, berarti Alquran mana yg mereka baca, sehingga mereka tdk mengindahkan kewajiban utk berjilbab ?

Lah, yang nyebut muslimah tak berjilbab kafir itu siapa?

Jangan suka ujug2 mengambil kesimpulan ah ...

Kafir itu kan menolak Allah.
Kalo di Alquran ada perintah/kewajiban utk memakai jilbab, sementara pengikutnya menolak kewajiban (memakai jilbab) tsb, berarti dia menolak perintah tsb.

Menolak perintah Allah sama saja dgn menolak Allah.

Menolak Allah sama dengan kafir.

Djo wrote:

Silancah wrote:

Djo wrote:

Kang Lancah udah pulang ke indo kan ? Coba deh kang Lancah liat disekeliling akang.

Kalo para muslimah WAJIB pake jilbab, berarti agama islam adalah agama minoritas di bumi indonesia ini.

Maksudnya yang nggak pake jilbab berarti bukan muslimah?
Kesimpulan dari mana tukh, bro?

Yg bilang kalo muslimah WAJIB pake jilbab siapa ?

Atau saya yg salah mengartikan kata WAJIB ?

Muslimah WAJIB/DIPERINTAHKAN pake jilbab sesuai wahyu Allah al Hadi di dalam Al Quran.
Tetapi apakah muslimah yang BELUM/TIDAK memakai jilbab menjadi kafir/tidak pantas disebut muslimah?

Silahkan dijawab sendiri ;)

Djo wrote:

Silancah wrote:

Djo wrote:

Nanti diperjelas lg kang tafsiran Alquran versi siapa ?

Karena para muslimah tak berjilbab itu pasti akan menolak disebut Kafir.
Jika demikian, berarti Alquran mana yg mereka baca, sehingga mereka tdk mengindahkan kewajiban utk berjilbab ?

Lah, yang nyebut muslimah tak berjilbab kafir itu siapa?

Jangan suka ujug2 mengambil kesimpulan ah ...

Kafir itu kan menolak Allah.
Kalo di Alquran ada perintah/kewajiban utk memakai jilbab, sementara pengikutnya menolak kewajiban (memakai jilbab) tsb, berarti dia menolak perintah tsb.

Menolak perintah Allah sama saja dgn menolak Allah.

Menolak Allah sama dengan kafir.

Kalau kafir dalam artian menolak perintah Allah al Ghaffur.. saya setuju.
Wong orang berbohong saja sudah pantas disebut kafir dalam artian tersebut.

Tetapi kalau kafir dalam artian keluar dari Islam ... nah ini yang saya tidak setuju.
Karena menolak/tidak melakukan salah satu perintah Allah al Aziz belum mengeluarkan dia dari Islam ... kecuali menolaknya dalam bentuk menyekutukan Sang Khalik atau mengakui ada Nabi sesudah adanya Rasulullah SAW.

Makanya mengkafirkan sesama muslim adalah sesuatu yang benar2 sensitif dan tidak mudah bagi seseorang untuk membuat pernyataan seperti itu.

Silancah wrote:

T2Y wrote:

patokannya gimana, kita tentuin dulu deh... :)
nanti kita lihat bareng2 dari sisi agama Kristen, Buddha, dan Islam.
gimana ? sok atuh mulai, kang...

ntar habis itu baru kita ambil dari sisi sosial dan ambil win2 solution.
akur ? ;)

Sok atuh dari sisi Kristen bagaimana?

saya sih ikut aturan yang dibuat pemerintah karena saya melihat ada sisi2 baik seperti yang sudah saya tulis diatas.
kalau mengenai halal atw haramnya uang yang didapat, kalau kita merasa uang itu haram (?) dan bisa menjadi batu sandungan buat orang lain ya tidak usah kita bergelut dibidang yang menghasilkan uang haram (?) tersebut.

Silancah wrote:

Muslimah WAJIB/DIPERINTAHKAN pake jilbab sesuai wahyu Allah al Hadi di dalam Al Quran.
Tetapi apakah muslimah yang BELUM/TIDAK memakai jilbab menjadi kafir/tidak pantas disebut muslimah?

Silahkan dijawab sendiri ;)

Mustinya pertanyaan ini akang yg jawab.

Ingat klausanya, Muslimah wajib pake jilbab. Terus kalo ada yg nolak pake, itu namanya apa ?

Kalo ada yg nggak pake jilbab, tapi tetap disebut muslimah, berarti jilbab itu bukan suatu kewajiban bagi para muslimah.

Iya apa iya ?

Silancah wrote:

Kalau kafir dalam artian menolak perintah Allah al Ghaffur.. saya setuju.
Wong orang berbohong saja sudah pantas disebut kafir dalam artian tersebut.

Sepakat.

Silancah wrote:

Tetapi kalau kafir dalam artian keluar dari Islam ... nah ini yang saya tidak setuju.
Karena menolak/tidak melakukan salah satu perintah Allah al Aziz belum mengeluarkan dia dari Islam ... kecuali menolaknya dalam bentuk menyekutukan Sang Khalik atau mengakui ada Nabi sesudah adanya Rasulullah SAW.

Tetapi memang sebaiknya kita tidak membuat pengkotak2an perintah Allah sprti ini.

Jangan sampai kita ngaku2 islam, tetapi disuruh sholat gak mau. disuruh pake jilbab gak mau, dsb. Tetapi giliran dibilang kafir, marahnya minta ampun.

Silancah wrote:

Makanya mengkafirkan sesama muslim adalah sesuatu yang benar2 sensitif dan tidak mudah bagi seseorang untuk membuat pernyataan seperti itu.

Jangan hanya sensitif dan merasa sulit utk mengatakan kafir kpd sesama muslim kang, tetapi kpd seluruh umat beragama.

Karena kafir itu kan relatif, tergantung agamanya masing2.

Djo wrote:

Mustinya pertanyaan ini akang yg jawab.

Ingat klausanya, Muslimah wajib pake jilbab. Terus kalo ada yg nolak pake, itu namanya apa ?

Kalo ada yg nggak pake jilbab, tapi tetap disebut muslimah, berarti jilbab itu bukan suatu kewajiban bagi para muslimah.

Iya apa iya ?

Muslimah yang belum kaffah (belum menyeluruh) dalam menjalankan agama .. ;)

Djo wrote:

Jangan hanya sensitif dan merasa sulit utk mengatakan kafir kpd sesama muslim kang, tetapi kpd seluruh umat beragama.

Karena kafir itu kan relatif, tergantung agamanya masing2.

Kalau kafir dalam artian menolak perintah kepada Allah SWT ... tidak bisa dihindari lagi bahwa mereka yang bukan beragama Islam adalah kafir, bro.
Sebagaimana (mungkin) Anda menyebut yang tidak menerima Yesus (dalam bahasa Inggris) sebagai infidel (yaa, diterjemahkan kafir juga jadinya) :face:

Tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan bahasa yang membuat istilah kafir itu menjadi sesuatu yang cenderung berkonotasi melecehkan/merendahkan ... saya lebih nyaman menyebut Anda ini sebagai non-muslim.

Quote :

Sebagaimana (mungkin) Anda menyebut yang tidak menerima Yesus (dalam bahasa Inggris) sebagai infidel (yaa, diterjemahkan kafir juga jadinya)

Tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan bahasa yang membuat istilah kafir itu menjadi sesuatu yang cenderung berkonotasi melecehkan/merendahkan ... saya lebih nyaman menyebut Anda ini sebagai non-muslim.

Ha ha ha ha, makanya pernah secara joke dan diprotes, saya berkata bahwa 'aku kafir bagimu dan kamu kafir bagiku'

Betul, kata kafir menjadi berkonotasi sangat menghina dan menyakitkan, padahal arti sebenarnya hanya penggolongan saja.

Silancah wrote:

Muslimah yang belum kaffah (belum menyeluruh) dalam menjalankan agama .. ;)

Haahaha, saya pusing kang...

Jadi kalo Muslimah yg blm kaffah tidak memiliki kewajiban utk pake jilbab ?

Dgn kata lain masih ditolerir begitu ?

Bagaimana dgn muslimah yg seluruh masa hidupnya ternyata belum kaffah jg ?

Anda yakin kang jilbab itu wajib dan bukan sunnah, mengingat begitu banyak muslimah yg tidak menjalankan kewajiban ini ?

[quote="Silancah"]

Djo wrote:

Kalau kafir dalam artian menolak perintah kepada Allah SWT ... tidak bisa dihindari lagi bahwa mereka yang bukan beragama Islam adalah kafir, bro.
Sebagaimana (mungkin) Anda menyebut yang tidak menerima Yesus (dalam bahasa Inggris) sebagai infidel (yaa, diterjemahkan kafir juga jadinya) :face:

Tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan bahasa yang membuat istilah kafir itu menjadi sesuatu yang cenderung berkonotasi melecehkan/merendahkan ... saya lebih nyaman menyebut Anda ini sebagai non-muslim.

12 tahun di sekolah negeri sudah cukup utk membuat sy terbiasa dgn sebutan kafir kang.
Jadi memang saya sudah bisa menerima itu. Yg biasanya marah itu kan orang yg tidak terbiasa disebut kafir.

Djo wrote:

Haahaha, saya pusing kang...

Jadi kalo Muslimah yg blm kaffah tidak memiliki kewajiban utk pake jilbab ?

Dgn kata lain masih ditolerir begitu ?

Bukan begitulah bro ...
Muslimah yang belum pake jilbab berarti belum kaffah dalam menjalankan agama ...
Bukan berarti mereka tidak wajib untuk mengenakan jilbab

Djo wrote:

Bagaimana dgn muslimah yg seluruh masa hidupnya ternyata belum kaffah jg ?

Anda yakin kang jilbab itu wajib dan bukan sunnah, mengingat begitu banyak muslimah yg tidak menjalankan kewajiban ini ?

Saya yakin ini adalah sebuah kewajiban karena perintahnya jelas di dalam Al Quran.
Masalah orang mau menafsirkan ini dan itu ... kita serahkan kepada yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkannya kelak di hari pengadilan kelak.

Wallahu a'lam ...

Silancah wrote:

Saya yakin ini adalah sebuah kewajiban karena perintahnya jelas di dalam Al Quran.
Masalah orang mau menafsirkan ini dan itu ... kita serahkan kepada yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkannya kelak di hari pengadilan kelak.

Suatu kewajiban (penggunaan jilbab) yg sudah begitu jelas ada di dlm Alquran saja masih ditafsirkan ini dan itu, apalagi yg tidak terdapat dlm Alquran.

Nah, parade bikini yg akang sebut acara mesum ini jg memang bisa ditafsirkan macam2. Bahkan mungkin saja ada dari kalangan muslim yg setuju2 saja dgn acara ini.

Djo wrote:

Silancah wrote:

Saya yakin ini adalah sebuah kewajiban karena perintahnya jelas di dalam Al Quran.
Masalah orang mau menafsirkan ini dan itu ... kita serahkan kepada yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkannya kelak di hari pengadilan kelak.

Suatu kewajiban (penggunaan jilbab) yg sudah begitu jelas ada di dlm Alquran saja masih ditafsirkan ini dan itu, apalagi yg tidak terdapat dlm Alquran.

Nah, parade bikini yg akang sebut acara mesum ini jg memang bisa ditafsirkan macam2. Bahkan mungkin saja ada dari kalangan muslim yg setuju2 saja dgn acara ini.

Lho, bukannya yang tertulis adalah perintah menutup aurat? Nah pengertian aurat ini yang bisa berbeda beda bagi setiap bangsa. Ada yang menganggap rambut itu bukan aurat, ada yang menganggap bahkan hidungpun adalah aurat. Jadi pengertian auratnya yang ngga jelas.

Djo wrote:

Suatu kewajiban (penggunaan jilbab) yg sudah begitu jelas ada di dlm Alquran saja masih ditafsirkan ini dan itu, apalagi yg tidak terdapat dlm Alquran.

Nah, parade bikini yg akang sebut acara mesum ini jg memang bisa ditafsirkan macam2. Bahkan mungkin saja ada dari kalangan muslim yg setuju2 saja dgn acara ini.

Kalau ada muslim yang setuju berarti dia (sedang/sementara waktu) menutup mata atas Al Quran yang jelas2 mengatakan manusia itu tidak boleh memamerkan/membuka aurat ...

bruce wrote:

Lho, bukannya yang tertulis adalah perintah menutup aurat? Nah pengertian aurat ini yang bisa berbeda beda bagi setiap bangsa. Ada yang menganggap rambut itu bukan aurat, ada yang menganggap bahkan hidungpun adalah aurat. Jadi pengertian auratnya yang ngga jelas.

Pendapat jumhur ulama sejak jaman Rasulullah SAW sampai sekarang ... aurat itu adalah semua kecuali wajah dan tangan (untuk wanita) ... ini pandangan Islam.
Dan pandangan Islam ini di berbagai bangsa seharusnya sama ...

Quote :

Dan pandangan Islam ini di berbagai bangsa seharusnya sama ...

Nah itu yang saya sebutkan di atas kang, bahwa yang harus diperjelas dan disamakan, adalah pengertian aurat itu sendiri.

Harus diakui bahwa penggunaan penutup aurat yang seperti dikenal sekarang (jilbab) sebenarnya sudah dipergunakan oleh kebanyakan bangsa yang hidup di daerah panas dan berudara kering seperti daerah Timur Tengah, bahkan sebelum Islam.

Sedangkan, penggunaan penutup aurat yang terlalu rapat (burka) jelas merupakan pengaplikasian yang kebablasan, apalagi kalau digunakan di daerah beriklim panas tetapi lembab seperti di Indonesia ini.

Di Indonesia, sepertinya dengan mengenakan pakaian tradisional, yakni kebaya dan kerudung, sudah menutup aurat dengan pantas, tentu perlu perbaikan di bagian dada yang bisa dibuat lebih rapat.

Lepas dari aturan agama, saya sih menilai aturan menutup aurat itu lebih bermakna menutup aurat secara rohani dan tingkah laku yang terjaga. Bukankah sia sia, jika menutup rapat aurat dalam penampilan, tetapi bertingkah laku dan berjalan bagaikan penari ronggeng, dan berbicara bagaikan wanita tidak terdidik, dan celakanya berani melakukan hubungan diluar nikah pula. Bukankah itu semua menjadi sia sia? Dan lebih celaka lagi jika penampilan yang sesuai syariat itu hanya dipakai untuk sekedar 'topeng' dari tindakannya sehari hari yang kurang bemoral. Ini adalah fakta yang tampak dengan sangat kasat mata dalam keseharian kita, apalagi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor.

bruce wrote:

Lepas dari aturan agama, saya sih menilai aturan menutup aurat itu lebih bermakna menutup aurat secara rohani dan tingkah laku yang terjaga. Bukankah sia sia, jika menutup rapat aurat dalam penampilan, tetapi bertingkah laku dan berjalan bagaikan penari ronggeng, dan berbicara bagaikan wanita tidak terdidik, dan celakanya berani melakukan hubungan diluar nikah pula. Bukankah itu semua menjadi sia sia? Dan lebih celaka lagi jika penampilan yang sesuai syariat itu hanya dipakai untuk sekedar 'topeng' dari tindakannya sehari hari yang kurang bemoral. Ini adalah fakta yang tampak dengan sangat kasat mata dalam keseharian kita, apalagi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor.

Menurut saya, akan lebih baik bila dua2nya dalam artian aurat fisik sekaligus rohani ditutup dan dipelihara ... maka semuanya akan lebih baik bagi orang yang menutup aurat tersebut (baik wanita maupun laki2) ... :)

Silancah wrote:

bruce wrote:

Lepas dari aturan agama, saya sih menilai aturan menutup aurat itu lebih bermakna menutup aurat secara rohani dan tingkah laku yang terjaga. Bukankah sia sia, jika menutup rapat aurat dalam penampilan, tetapi bertingkah laku dan berjalan bagaikan penari ronggeng, dan berbicara bagaikan wanita tidak terdidik, dan celakanya berani melakukan hubungan diluar nikah pula. Bukankah itu semua menjadi sia sia? Dan lebih celaka lagi jika penampilan yang sesuai syariat itu hanya dipakai untuk sekedar 'topeng' dari tindakannya sehari hari yang kurang bemoral. Ini adalah fakta yang tampak dengan sangat kasat mata dalam keseharian kita, apalagi di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor.

Menurut saya, akan lebih baik bila dua2nya dalam artian aurat fisik sekaligus rohani ditutup dan dipelihara ... maka semuanya akan lebih baik bagi orang yang menutup aurat tersebut (baik wanita maupun laki2) ... :)

Setuju kang, itu kalau bisa dapat dua duanya, tetapi jika disuruh memilih, manakah yang lebih baik, apakah yang memelihara dan menutup aurat fisik tetapi mengobral aurat rohani, dan wanita yang memelihara aurat rohani walau aurat fisiknya 'terbuka', maka saya pilih yang bisa menjaga aurat rohaninya kang.

bruce wrote:

Setuju kang, itu kalau bisa dapat dua duanya, tetapi jika disuruh memilih, manakah yang lebih baik, apakah yang memelihara dan menutup aurat fisik tetapi mengobral aurat rohani, dan wanita yang memelihara aurat rohani walau aurat fisiknya 'terbuka', maka saya pilih yang bisa menjaga aurat rohaninya kang.

Menurut saya dalam hal ini kita tidak boleh/tidak bisa memilih - ini bukan situasi pilihan ... tetapi harus berusaha untuk mencapai keduanya.
Seperti mau milih siapa, lebih sayang sama ayah atau ibu? Ini kan bukan situasi untuk memilih?

Rohaninya dijaga.
Fisiknya pun dijaga ... dalam artian memakai penutup tubuh yang benar bukan seperti sekarang banyak pake jilbab tapi masih menonjolkan lekak-lekuk tubuhnya.

Tetapi mungkin kaum muslimah yang seperti ini pun masih dalam proses ke arah sana dan saya sangat menghargai mereka.

Quote :

Tetapi mungkin kaum muslimah yang seperti ini pun masih dalam proses ke arah sana dan saya sangat menghargai mereka.

Niat baik seseorang, sesedikit apapun, tentu wajib kita hargai, kang. Dengan harapan bersama berjalannya waktu, sedikit demi sedikit akan menjadi semakin baik. Walau saya tetap memilih seseorang melakukan tindakannya (berjilbab) benar benar didasari oleh keiginannya hatinya sendiri, bukan didasari oleh aturan dan takut akan polisi syariah.

:)

Silancah wrote:

Kalau ada muslim yang setuju berarti dia (sedang/sementara waktu) menutup mata atas Al Quran yang jelas2 mengatakan manusia itu tidak boleh memamerkan/membuka aurat ...

Apa bedanya mereka dgn para muslimah yg tidak mengenakan jilbab ?

Bukankah para muslimah ini jg sedang/sementara waktu menutup matanya atas ayat Alquran yg mewajibkannya memakai jilbab ? Bukankah dgn tidak memakai jilbab, berarti mereka sedang membuka auratnya ? :?:

Silancah wrote:

Menurut saya dalam hal ini kita tidak boleh/tidak bisa memilih - ini bukan situasi pilihan ... tetapi harus berusaha untuk mencapai keduanya.
Seperti mau milih siapa, lebih sayang sama ayah atau ibu? Ini kan bukan situasi untuk memilih?

Rohaninya dijaga.
Fisiknya pun dijaga ...

saya sependapat dgn akang Silancah dlm hal ini.