|
| Ini Apalagi ? | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Ini Apalagi ? 12th July 2011, 17:00 | |
| - Quote :
- Bom di Ponpes untuk Serang Polisi
Sandro Gatra | Heru Margianto | Selasa, 12 Juli 2011 | 16:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Bom rakitan yang dipersiapkan di dalam Pondok Pesantren Khilafatul bin Khatab di Desa Sonolo, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, akan digunakan untuk menyerang kepolisian. Bom itu meledak Senin (12/7/2011) pukul 15.30 WITA.
"Diduga bom itu adalah bom rakitan yang nantinya akan digunakan untuk menyerang polisi," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Selasa (12/7/2011).
Anton mengatakan, entah doktrin apa yang diajarkan oleh para pengajar, para santri tidak bisa menerima kehadiran polisi. Mereka tidak mengizinkan polisi masuk ke lokasi. Sejak semalam, mereka menghadang polisi dengan berbagai senjata tajam dan panah.
Meski mereka menargetkan polisi sebagai sasaran, kepolisian masih berupaya bernegosiasi agar dapat masuk ke lokasi. "Kita tidak ingin menimbulkan kerusuhan. Kita imbau dulu. Gampang saja kalau kita melakukan tindakan tegas. Tapi kita tidak ingin jatuh korban," ucapnya.
Hingga saat ini, kata Anton, pihaknya telah mengamankan 11 orang untuk dimintai keterangan mengenai asal usul bom hingga kronologi meledaknya bom yang menewaskan Suriyanto alias Firdaus, pengajar sekaligus bendahara ponpes.
Dikatakan Anton, dua pleton polisi dibantu TNI masih berjaga-jaga di lokasi. "Kita imbau kepada warga di sana, polisi adalah saudara kita juga. Polisi ke sana dalam rangka memberi pengamanan, menegakkan hukum," ujar Anton.
Pondok pesantren itu untuk belajar agama atau belajar jadi terois sih ? Katanya Muslim menolak Islam diidentikan dengan terorisme, tapi kok ada yang seperti ini ya? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 13th July 2011, 13:43 | |
| - Quote :
- Jika Buntu, Polisi Akan Paksa Masuk
Sandro Gatra | Heru Margianto | Rabu, 13 Juli 2011 | 12:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian akan melakukan langkah represif dengan memaksa masuk ke Pondok Pesantren Umar Bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, jika pihak ponpes tidak kooperatif. Hingga saat ini, polisi masih melakukan langkah persuasif.
Kepala Bidang Humas Polda NTB AKBP Sukarman Husein mengatakan, langkah itu akan diambil jika negosiasi dengan pihak ponpes gagal. "Langkah represif akan dilakukan dengan kekuatan yang cukup besar. Kita lihat sampai sore ini," kata Sukarman, Rabu (13/7/2011).
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam mengatakan, Kepala Polda NTB Brigjen (Pol) Arief Wachyunandi tengah melakukan rapat dengan para muspida di bandara NTB. "Kita minta masukan dari berbagai pihak," kata Anton di Mabes Polri.
Seperti diberitakan, hingga saat ini para santri masih menghalang-halangi polisi yang mencoba masuk ke ponpes untuk menyelidiki ledakan. Atas perlawanan itu, kepolisian memilih bernegosiasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pasalnya, para santri dipersenjatai dengan senjata tajam dan panah.
Polisi menduga masih ada bom rakitan lain selain bom yang menewaskan Firdaus alias Abdullah, ustad sekaligus bendahara ponpes. Selain bom, polisi menduga ada berbagai senjata api di dalam ponpes. Diduga mereka akan melakukan penyerangan terhadap kepolisian Tindakan makar ya harus itindak tegas, kalau melakukan perlawanan dengan senjata, ya wajib hukumnya ditindak secara keras juga. Itu kalau negara ini masih punya wibawa. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 13th July 2011, 20:04 | |
| - Quote :
- Bom Terurai Ditemukan di Dalam Ponpes
Sandro Gatra | Glori K. Wadrianto | Rabu, 13 Juli 2011 | 18:39 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian menemukan beberapa bom rakitan yang telah diurai ketika menggeledah Pondok Pesantren Umar Bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu (13/7/2011). "Kami menyita beberapa bom yang telah didisposal. Jumlahnya saya belum dapat informasi," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, ketika dihubungi, Rabu (13/7/2011).
Anton membantah ditemukannya senjata api di ponpes. Dikatakan Anton pula, tidak ada santri atau pengurus ponpes yang ditangkap ketika pihaknya masuk ke dalam ponpes. Polisi mengambil langkah represif setelah mendapat masukan dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam rapat dengan Kepala Polda Brigjen (Pol) Arief W di bandara NTB. Sebelumnya, selama dua hari polisi memilih bernegosiasi dengan pihak ponpes.
Anton melanjutkan, tujuh orang yang sempat diamankan telah dilepas karena tidak terlibat. Adapun enam orang lain masih diperiksa karena diduga mengetahui peristiwa meledaknya bom rakitan yang menewaskan ustaz sekaligus bendahara ponpes, yakni Abdullah alias Firdaus.
Seperti diberitakan, bom rakitan itu diduga akan digunakan untuk menyerang kepolisian. Sebelumnya, Polda NTB menahan Sa'ban Abdurrahman (18), santri ponpes itu, karena membunuh Brigadir Rokhmat Saefudin, yang tengah tugas piket di Polsek Bolo, Bima. Menurut Polri, Sa'ban mengaku diperintah Tuhan untuk membunuh karena polisi menjalankan undang-undang yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Masuk komplek terorist kok pake negosiasi ya? Kalau nangkep maling pake kulonuwun dulu dapatnya cuma angin ! | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 13th July 2011, 20:09 | |
| - Quote :
- Ponpes Umar bin Khattab Memang Ekslusif
Maria Natalia | Heru Margianto | Rabu, 13 Juli 2011 | 13:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pondok Pesantren Khilafiah Umar bin Khattab di Desa Sila, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, memang diketahui menutup diri terhadap akses dari luar sejak pesantren itu berdiri pada 2004. Kementerian Agama tidak bisa melakukan pembinaan terhadap pesantren tersebut.
"Memang pesantren ini (Khilafiah Umar bin Khattab) eksklusif. Saat berdiri kira-kira tahun 2004 lalu Kementerian Agama masuk ke sana, tetapi hanya bisa melakukan pembinaan satu kali. Berikutnya Kementerian Agama tidak bisa masuk. Mereka (ponpes) enggak mau dicampuri. Ini ganjil. Dengan tidak mau dimasuki oleh Kementerian Agama itu sudah sebuah keganjilan," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/7/2011).
Bahkan, lanjut Surya, ponpes ini juga menolak bantuan dari pemerintah. Namun, mereka tak menyebutkan alasan penolakan tersebut. "Kami pernah memberikan bantuan, mereka tolak. Jadi, mereka tidak mau ada bantuan dari pemerintah. Tidak mau ada intervensi pemerintah dan tidak mau menggunakan kurikulum pemerintah," tuturnya.
Namun, politisi PPP ini tak dapat memastikan sejauh mana ponpes ini mengajarkan radikalisme. "Kami belum tahu ajarannya seperti apa, Islamnya seperti apa. Namun, saya bisa menduga kalau ini garis keras radikal. Nah, untuk bagian-bagian itu (terorisme) biar pihak kepolisian yang menyelidiki. Kami akan serahkan untuk mengatasi keadaan di sana, sekaligus menyelidiki pelaku dan status ponpes itu. Kalau memang itu betul-betul garis keras, ya harus ditutup," tuturnya.
Seperti diberitakan, sebuah bom meledak di dalam pesantren itu dan menewaskan seorang pengurus pesantren bernama Firdaus, Senin (11/7/2011) sekitar pukul 15.30 Wita. Polisi hingga kini tidak bisa masuk ke dalam pesantren karena dihalangi-halangi para santri yang membawa senjata tajam. Polisi menduga bom rakitan yang meledak disiapkan untuk menyerang polisi. Tidak mau dibina, kok baru ngomong sekarang sih? Bukankah ponpes itu sudah berdiri sejak 2004. Ngapain aja para birokrat yang digaji untuk membina lembaga pendidikan/ponpes? Lantas dep Ag mau lepas tangan terhadap kebodohannya selama ini?? | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 08:07 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Ponpes Umar bin Khattab Memang Ekslusif
Maria Natalia | Heru Margianto | Rabu, 13 Juli 2011 | 13:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pondok Pesantren Khilafiah Umar bin Khattab di Desa Sila, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, memang diketahui menutup diri terhadap akses dari luar sejak pesantren itu berdiri pada 2004. Kementerian Agama tidak bisa melakukan pembinaan terhadap pesantren tersebut.
"Memang pesantren ini (Khilafiah Umar bin Khattab) eksklusif. Saat berdiri kira-kira tahun 2004 lalu Kementerian Agama masuk ke sana, tetapi hanya bisa melakukan pembinaan satu kali. Berikutnya Kementerian Agama tidak bisa masuk. Mereka (ponpes) enggak mau dicampuri. Ini ganjil. Dengan tidak mau dimasuki oleh Kementerian Agama itu sudah sebuah keganjilan," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/7/2011).
Bahkan, lanjut Surya, ponpes ini juga menolak bantuan dari pemerintah. Namun, mereka tak menyebutkan alasan penolakan tersebut. "Kami pernah memberikan bantuan, mereka tolak. Jadi, mereka tidak mau ada bantuan dari pemerintah. Tidak mau ada intervensi pemerintah dan tidak mau menggunakan kurikulum pemerintah," tuturnya.
Namun, politisi PPP ini tak dapat memastikan sejauh mana ponpes ini mengajarkan radikalisme. "Kami belum tahu ajarannya seperti apa, Islamnya seperti apa. Namun, saya bisa menduga kalau ini garis keras radikal. Nah, untuk bagian-bagian itu (terorisme) biar pihak kepolisian yang menyelidiki. Kami akan serahkan untuk mengatasi keadaan di sana, sekaligus menyelidiki pelaku dan status ponpes itu. Kalau memang itu betul-betul garis keras, ya harus ditutup," tuturnya.
Seperti diberitakan, sebuah bom meledak di dalam pesantren itu dan menewaskan seorang pengurus pesantren bernama Firdaus, Senin (11/7/2011) sekitar pukul 15.30 Wita. Polisi hingga kini tidak bisa masuk ke dalam pesantren karena dihalangi-halangi para santri yang membawa senjata tajam. Polisi menduga bom rakitan yang meledak disiapkan untuk menyerang polisi. Tidak mau dibina, kok baru ngomong sekarang sih? Bukankah ponpes itu sudah berdiri sejak 2004. Ngapain aja para birokrat yang digaji untuk membina lembaga pendidikan/ponpes? Lantas dep Ag mau lepas tangan terhadap kebodohannya selama ini?? Artikel di atas ini mungkin bisa sedikit menjawab pertanyaan bang bruce yang pertama. Kalau ponpes ini memang didirikan untuk mengajarkan agama Islam yang benar ... seharusnya mau bekerja sama dengan Departemen Agama dan MUI setempat. Bukan begitu | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 10:51 | |
| [quote]Artikel di atas ini mungkin bisa sedikit menjawab pertanyaan bang bruce yang pertama.
Kalau ponpes ini memang didirikan untuk mengajarkan agama Islam yang benar ... seharusnya mau bekerja sama dengan Departemen Agama dan MUI setempat.
Bukan begitu[/quote
Tidak menjawab juga kang, karena ponpes itu ternyata dilindungi oleh masyarakat setempat, dan banyak ortu yang menyantrikan anak anak mereka ke sana.
Apalagi pertanyaan akhirnya, kemana depAg selama ini? Tidak mau dibina kok dibiarkan? Apa mereka cuma terima gaji buta saja?
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 14:11 | |
| - Quote :
- 9 Bom Molotov dan VCD Jihad Ditemukan
Sandro Gatra | Kistyarini | Kamis, 14 Juli 2011 | 13:42 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian menemukan sembilan bom molotov yang diletakkan di beberapa tempat di dalam Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, saat penggeledahan pada Rabu (13/7/2011).
Selain itu,ditemukan beberapa senjata tajam, puluhan ketapel dan isian anak panah, berbagai buku tentang jihad. "Ada VCD deklarasi JAT Jamaah Anshorud Tauhid di Bekasi," kata Boy.
Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (14/7/2011), mengatakan, selain bom molotov, pihaknya menemukan peralatan pembuat bom, seperti solder, avometer, belerang, dan pipa.
Selain itu, kata Boy, ditemukan beberapa senjata tajam, puluhan ketapel, isian anak panah, dan berbagai buku tentang jihad. "Ada VCD deklarasi JAT (Jamaah Anshorud Tauhid) di Bekasi," kata Boy.
Boy menambahkan, lantai keramik pecah akibat ledakan yang menewaskan Firdaus alias Suryanto Abdullah, pengurus ponpes. Hingga saat ini, kepolisian masih menyelidiki penyebab ledakan.
Seperti diberitakan, polisi merangsek masuk kemarin pukul 16.30 Wita setelah tak diizinkan selama dua hari oleh para santri. Langkah itu diambil setelah Kepala Polda NTB Brigjen (Pol) Arif Wachyunadi bersama muspida Kabupaten Bima, tokoh masyarakat, dan tokoh agama bernegosiasi.
Saat penggeledahan, ternyata kondisi ponpes kosong karena santri dan ustaz sudah meninggalkan tempat. Ya jelas udah pada kabur, mau menggeledah sarang teroris kok pakai negosiasi segala, seperti ngga punya keberanian saja. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 15:12 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- "Memang pesantren ini (Khilafiah Umar bin Khattab) eksklusif. Saat berdiri kira-kira tahun 2004 lalu Kementerian Agama masuk ke sana, tetapi hanya bisa melakukan pembinaan satu kali. Berikutnya Kementerian Agama tidak bisa masuk. Mereka (ponpes) enggak mau dicampuri. Ini ganjil. Dengan tidak mau dimasuki oleh Kementerian Agama itu sudah sebuah keganjilan," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/7/2011).
Hehhehheee... kalimat seorang Menteri yang bernuansa putus asa, atau pasrah, atau apalah namanya ya? Wong diserahi tugas mengelola kementerian agama, minta juga ngurusin pendidikan. Bilangnya ganjil, tapi bukan dikelola agar genap. Diserahin tugas sampingan selain ngurusin agama juga ngurusin pendidikan, e'e'eee... ada sejenis sekolah yang harusnya dibina Kementerian Agama, kok dibiarin bertahun-tahun mbalelo? Banyak sekolah binaannya yang tidak mau melaksanakan upacara bendera, ckckckck... masih dipelihara juga. Sudah, kita usulin aja agar Kementerian Agama dibubarkan. Pendidikan biar diurusi oleh Kementerian Pendidikan saja. Kalau Kementerian Agama dipelihara, sama dengan memelihara bibit-bibit makar. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 15:16 | |
| Sebenarnya memang ada gunanya ngga sih kementrian agama itu? Sepertinya masing masing agama bisa ngurus dirinya lebih baik tanpa campur tangan DepAg deh.
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 16:21 | |
| - Quote :
- GP Ansor Minta Pesantren Ditutup
Pepih Nugraha | Kamis, 14 Juli 2011 | 15:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor menuntut pemerintah atas nama Kementerian Agama untuk menutup pesantren yang mengajarkan kekerasan, termasuk yang terbukti menjadi sarang teroris.
Tindakan cerdas dan berani tersebut mendesak dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah stigmatisasi pesantren yang mengajarkan dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, mengusung perdamaian, serta mengedepankan intelektualitas dan antikekerasan.
Pernyataan PP GP Ansor disampaikan tersebut oleh Ketua Umum PP GP Ansor H. Nusron Wahid, Kamis (14/7/2011), menyikapi kasus ledakan bom di Pondok Pesantren Umar bin Khattab di Bima Nusa Tenggara Barat. Diduga bom rakitan yang meledak tersebut untuk menyerang polisi.
Namun, ketika polisi hendak melakukan penyelidikan, pihak pesantren melarang dan mempersenjatai dengan senjata tajam, seperti pedang.
"Pemerintah harus tegas dan berani. Kasus di NTB mengancam citra pesantren yang selama ini mengusung nilai-nilai toleransi, mengusung perdamaian, serta mengedepankan intelektualitas dan antikekerasan," ujarnya tegas.
Apabila pemerintah tidak bertindak tegas terhadap komunitas yang mengajarkan kekerasan dengan berkedok pesantren itu maka akan menjadi preseden sangat buruk bagi kehidupan pesantren sebagai benteng NKRI.
"Akan muncul kasus-kasuk baru yang menstigma pesantren kalau tidak ada tindakan tegas," katanya. Menteri Agama, kata Nusron, harus lebih serius membina pondok pesantren agar dapat melakukan deteksi dini terhadap gejala terorisme dan radikalisme agama.
Kepada pihak kepolisian, Ansor meminta agar aparat tegas dalam menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia.
Setuju, memang sejak Alm. Gus Dur menjabat Ketua NU, GP Ansor semakin lama semakin baik. Buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 16:34 | |
| [quote="bruce"] - Quote :
- GP Ansor Minta Pesantren Ditutup
Pepih Nugraha | Kamis, 14 Juli 2011 | 15:53 WIB
Sikap yang fair. Layak diberi simpati, karena mampu bersikap obyektif, memisahkan urusan agama dari urusan negara. Bukan sperti Menteri Agama itu, yang mendiamkan masalah sampai bertahun-tahun. Kebangetan. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 16:42 | |
| - Quote :
- Polisi Buru Pimpinan Ponpes
Sandro Gatra | Kistyarini | Kamis, 14 Juli 2011 | 16:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian memburu pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Umar Bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, terkait meledaknya bom rakitan di dalam ponpes. Pimpinan itu melarikan diri sebelum polisi masuk ke dalam ponpes.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Untung Yoga Ana mengatakan, para santri maupun pengurus tidak ada di dalam ponpes ketika tim masuk. "Kami mencari pimpinan ponpes yang ternyata tidak ada di lokasi. Diduga melarikan diri dengan pengikutnya. Tim sedang mencari pimpinan itu," kata Yoga di Mabes Polri, Kamis (14/7/2011).
Yoga mengaku belum mendapat informasi soal nama pimpinan tersebut. Ketika ditanya mengapa mereka bisa keluar dari ponpes, menurut Yoga, pihaknya tidak menjaga sekeliling ponpes.
Yoga juga belum menerima informasi tentang jumlah santri. Yang jelas, kata dia, mayoritas santri berasal dari luar Bima.
Hingga saat ini, lanjut Yoga, tujuh orang masih diperiksa terkait ledakan bom yang menewaskan Firdaus, pengurus Ponpes. Mereka yakni Mustakim Abdullah (17), Rahmad Ibnu Umar (36), Rahmat Hidayat (22), M Yakub (26), Julkifli (23), Muslamin Talib (38), dan Sahrir H Manhir (23).
Seperti diberitakan, polisi menemukan barang bukti di lokasi seperti sembilan bom molotov, 30 anak panah, dua CPU, satu senapan angin, satu pedang, golok, kapak, ponsel, satu rompi seragam laskar Jamaah Anshorud Tauhid, puluhan VCD jihad, dan bahan-bahan merakit bom.
Menurut Polri, mereka akan menyerang kepolisian. Sebelumnya, Polda NTB menahan Sa'ban Abdurrahman (18), santri ponpes itu karena membunuh Brigadir Rokhmat Saefudin, yang tengah tugas piket di Polsek Bolo, Bima. Perhatikan yang di bold, adalah suatu KEBODOHAN mengeluarkan statement itu. Membiarkan berhari hari tanpa tindakan, tidak menjaga sekeliling ponpes, itu merupakan tindak PEMBIARAN yang bisa dituduhkan kepada pelakunya sebagai kaki tangan. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 17:32 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Polisi Buru Pimpinan Ponpes
Sandro Gatra | Kistyarini | Kamis, 14 Juli 2011 | 16:13 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian memburu pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Umar Bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, terkait meledaknya bom rakitan di dalam ponpes. Pimpinan itu melarikan diri sebelum polisi masuk ke dalam ponpes.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigjen (Pol) Untung Yoga Ana mengatakan, para santri maupun pengurus tidak ada di dalam ponpes ketika tim masuk. "Kami mencari pimpinan ponpes yang ternyata tidak ada di lokasi. Diduga melarikan diri dengan pengikutnya. Tim sedang mencari pimpinan itu," kata Yoga di Mabes Polri, Kamis (14/7/2011).
Yoga mengaku belum mendapat informasi soal nama pimpinan tersebut. Ketika ditanya mengapa mereka bisa keluar dari ponpes, menurut Yoga, pihaknya tidak menjaga sekeliling ponpes.
Yoga juga belum menerima informasi tentang jumlah santri. Yang jelas, kata dia, mayoritas santri berasal dari luar Bima.
Hingga saat ini, lanjut Yoga, tujuh orang masih diperiksa terkait ledakan bom yang menewaskan Firdaus, pengurus Ponpes. Mereka yakni Mustakim Abdullah (17), Rahmad Ibnu Umar (36), Rahmat Hidayat (22), M Yakub (26), Julkifli (23), Muslamin Talib (38), dan Sahrir H Manhir (23).
Seperti diberitakan, polisi menemukan barang bukti di lokasi seperti sembilan bom molotov, 30 anak panah, dua CPU, satu senapan angin, satu pedang, golok, kapak, ponsel, satu rompi seragam laskar Jamaah Anshorud Tauhid, puluhan VCD jihad, dan bahan-bahan merakit bom.
Menurut Polri, mereka akan menyerang kepolisian. Sebelumnya, Polda NTB menahan Sa'ban Abdurrahman (18), santri ponpes itu karena membunuh Brigadir Rokhmat Saefudin, yang tengah tugas piket di Polsek Bolo, Bima. Perhatikan yang di bold, adalah suatu KEBODOHAN mengeluarkan statement itu. Membiarkan berhari hari tanpa tindakan, tidak menjaga sekeliling ponpes, itu merupakan tindak PEMBIARAN yang bisa dituduhkan kepada pelakunya sebagai kaki tangan.
simpelnya ditungguin tapi sekaligus "dibiarin" lari gitu ya, Om ? mungkin mereka menunggu disana dalam rangka silaturahmi, jadi kalau yang dicari (pimpinan ponpes) gak ada ditempat mereka menunggu sambil menikmati suguhan dan atraksi pencak silat... |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 14th July 2011, 17:55 | |
| Makanya bro, kadang harus diakui bahwa penegakan hukum di negeri ini benar benar bikin geregetan. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 15th July 2011, 08:37 | |
| - Quote :
- Yoga mengaku belum mendapat informasi soal nama pimpinan tersebut. Ketika ditanya mengapa mereka bisa keluar dari ponpes, menurut Yoga, pihaknya tidak menjaga sekeliling ponpes.
Kemungkinan lain, si Yoga ini menunjukkan tempat keluar kepada sang pimpinan ponpes, dan menjaga tempat yang bukan merupakan jalan keluar. Dengan alasan jumlah personil terbatas, si Yoga punya alibi, dan pimpinan ponpes bebas gentayangan. Ufs... pikiran nakalku. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 15th July 2011, 14:53 | |
| - Quote :
- Pimpinan "Umar Bin Khattab" Ditangkap
Sandro Gatra | Kistyarini | Jumat, 15 Juli 2011 | 14:37 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian berhasil menangkap Ustad Abrori, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Umar Bin Khattab (UBK) yang berlokasi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (15/7/2011). Abrori ditangkap di rumah orang tuanya di Desa Khananga, Kecamatan Bolo, NTB, sekitar pukul 12.30 WITA.
Yoga menjelaskan, Abrori diduga terlibat kasus meledaknya bom rakitan di dalam ponpes yang menewaskan Suryanto Abdullah alias Adnan Firdaus, pengurus ponpes. Dia juga diduga terlibat penusukan anggota Polsek Bolo.
Demikian dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Untung Yoga Ana melalui pesan singkat kepada wartawan, Jumat.
Yoga menjelaskan, Abrori diduga terlibat kasus meledaknya bom rakitan di dalam ponpes yang menewaskan Suryanto Abdullah alias Adnan Firdaus, pengurus ponpes. "Dia juga diduga terlibat penusukan anggota Polsek Bolo," kata dia.
Dikatakan Yoga, Abrori tengah diberangkatkan dari Bima menuju Polda Mataram untuk diperiksa secara intensif. Pihaknya masih memburu pihak lain yang terlibat kasus itu.
Seperti diketahui, Brigadir Rokhmat Saefudin tewas ketika piket di Polsek Bolo. Polda NTB telah menahan Sa'ban Abdurrahman (18), santri ponpes UBK. Menurut Polri, Sa'ban mengaku diperintah Tuhan karena polisi menjalankan undang-undang yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Kepolisian juga sudah menetapkan dua tersangka berinisial RH (22) dan S (38) terkait kepemilikan senjata tajam saat mengantarkan jenasah Firdaus ke pemakaman. Keduanya dijerat UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan ditahan di Polres Bima Kabupaten.
Dalam penggeledahan terakhir di dalam ponpes, polisi menemukan dokumen berisi rencana penyerangan kantor Polsek Mada Pangga di Bima, lengkap dengan denah kantor Polsek berikut daftar petugas jaga. Dokumen itu ditemukan di kamar Firdaus yang tewas Senin lalu.
Selain itu, polisi juga menemukan 26 bom molotov, puluhan pedang, 150 anak panah, satu senapan angin, golok, kapak, ponsel, satu rompi seragam laskar Jamaah Anshorud Tauhid, puluhan VCD bertema jihad, dan bahan-bahan merakit bom.
Berdasarkan bukti-bukti tersebut, kepolisian akan menjerat pimpinan ponpes dengan UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme. Salut untuk polisi, simpan yang rapi, buat berkas yang teliti, kawal persidangan dengan cermat, jaga saat di penjara jangan sampai jadi virus ke napi lain. Amati siapapun yang pernah terlibat mendukung ponpes itu, bina anak didiknya dengan cermat, jangan sampai kecolongan lagi. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 15th July 2011, 15:30 | |
| - bruce wrote:
Salut untuk polisi, simpan yang rapi, buat berkas yang teliti, kawal persidangan dengan cermat, jaga saat di penjara jangan sampai jadi virus ke napi lain.
Amati siapapun yang pernah terlibat mendukung ponpes itu, bina anak didiknya dengan cermat, jangan sampai kecolongan lagi.
Setuju, dan sepakat dengan Bruce. Tambahan permintaan untuk polisi, segera buru Muhammad Nazaruddin, ada hadiah lumayan sebesar Rp100.000.000,00 dari LSM. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 16th July 2011, 19:59 | |
| - Quote :
- Empat Remaja Perempuan Teror Rumah Polisi
Herpin Dewanto Putro | Asep Candra | Sabtu, 16 Juli 2011 | 19:15 WIB
BIMA, KOMPAS.com — Empat remaja perempuan diduga melakukan teror bom buku di rumah seorang anggota polisi di Kampung Melayu, Kecamatan Asakota, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (16/7/2011) sekitar pukul 15.30 Wita. Keempat remaja itu saat ini diperiksa di Kepolisian Resor Kota Bima.
Kejadian itu bermula ketika keempat remaja perempuan bercadar itu meletakkan sebuah buku di tangga depan rumah Brigadir Mulyadin, seorang anggota Kepolisian Sektor Melayu. Istri Mulyadin mengetahui hal itu dan segera melaporkan ke kantor polisi.
Polisi kemudian menutup wilayah itu dengan garis polisi dan melakukan penyelidikan. Pertama, mereka menyelidiki sebuah rumah yang dihuni remaja tersebut yang letaknya tidak jauh dari rumah Mulyadin. Polisi mengambil beberapa barang bukti.
Setelah itu, tim penjinak bom mencoba memeriksa buku yang ada di rumah Mulyadin. Polisi menetralkan bom tersebut dengan meledakkannya. Warga pun berkerumun ingin menyaksikan peristiwa itu. Pemeriksaan polisi pun berakhir sekitar pukul 18.00.
"Kami tidak tahu maksud dari keempat remaja itu. Kami masih memeriksa mereka," kata Kepala Polres Kota Bima Ajun Komisaris Besar Kumbul KS.
Tuh kan, bahkan remaja putri sudah dijadikan terorist, ini apa maksudnya? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 17th July 2011, 00:12 | |
| - Quote :
- Ponpes Umar Bin Khattab Diduga Ada Hubungan dengan JAT
Maria Natalia | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Sabtu, 16 Juli 2011 | 23:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan Polri tengah mengumpulkan sejumlah data mengenai jaringan di luar Pondok Pesantren Umar Bin Khattab. Menurutnya, ada dugaan ponpes tersebut berhubungan dengan Jamaah Anshorud Tauhid.
"Patut diduga mereka (Pondok Pesantren Umar Bin Khattab) ada hubungan dengan JAT, ada hubungan tentu. Oleh karena itu, perlu pemeriksaan lebih lanjut lagi sejauh apa hubungan tersebut," ujar Kombes Boy Rafli di Jakarta, Sabtu (16/7/2011).
Sejumlah indikasi adanya hubungan dengan kelompok garis keras itu, kata Boy, terlihat dari kasus tindak pidana teror, yang didalangi salah seorang dari Ponpes itu, yang bernama Utbah. Pria tersebut, dinyatakan turut mendukung pendanaan kamp militer di Aceh pada 2010 lalu.
Selain itu, kasus lain juga dilakukan oleh salah satu orang dari Ponpes tertutup itu, yaitu kasus pembunuhan Brigadir Rokhmat Saefudin, yang tengah tugas piket di Polsek Bolo, Bima. Rokhmat dibunuh oleh salah satu santri yaitu Sa'ban Abdurrahman (18).
"Ini tentu memberikan gambaran bagi Polri tentang bagaimana latar belakang Ponpes tersebut," imbuhnya.
Sementara itu, jelas Boy, enam orang yang sempat diamankan Polda NTB masih menjalani pemeriksaan intensif. Awalnya kepolisian sempat menangkap 11 orang, tapi lima orang dilepaskan karena tidak terbukti terlibat dalam peristiwa peledakan. Mereka diamankan saat membawa jenazah Abdullah alias Firdaus, ustad sekaligus bendahara ponpes, yang tewas akibat ledakan. Enam orang itu, kata Boy, memiliki indikasi terlibat dan dijadikan tersangka.
"Ada indikasi mereka (enam orang) mengarah tersangka. Apalagi terkait Undang-Undang Teroris Nomor 15 tahun 2003, penyidik punya waktu 7x24 jam untuk membuktikan. Ini sudah berjalan 4 hari, jadi ada 3 hari ke depan," jelasnya.
Seperti yang diketahui sebuah bom rakitan meledak di Ponpes Umar Bin Khattab dan menewaskan satu orang. Kepolisian menduga sejumlah orang dari Ponpes tersebut akan melakukan penyerangan terhadap kepolisian.
Sebelumnya, Polda NTB menahan Sa'ban Abdurrahman (18), santri Ponpes itu, karena membunuh Brigadir Rokhmat Saefudin, yang tengah tugas piket di Polsek Bolo, Bima. Memang ngga jauh jauh, utunglah bahwa kemampuan kelompok radikal ini dalam merakit bom belum secanggih kelompok Dr. Azhahari, kalau sudh semahir mereka bisa tambah seru petasannya. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 17th July 2011, 14:11 | |
| Dari pemberitaan di TV, berdasarkan berbagai bukti barang cetakan dan bahan magnetis, kelompok ini memang terkait JAT. Jadi, dengan demikian, saya mengedit pikiran saya mengenai penembakan polisi di Poso itu, yang tadinya saya simpulkan belum tentu terkait dengan JAT mengingat pernyataan pihak JAT, maka sekarang saya sepakat bahwa penembakan itu terkait JAT.
Semoga damai menyusupi hati anggota kelompok JAT. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 17th July 2011, 15:59 | |
| - Quote :
- Semoga damai menyusupi hati anggota kelompok JAT.
Kok saya ragu bro, bahkan seandainya tujuan akhir mereka tercapai pun, mereka akan mulai saling bunuh satu sama lain. Karena pada dasarnya mereka memang tidak pernah berdamai dengan diri mereka sendiri. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 17th July 2011, 20:06 | |
| - Quote :
- Warga Betro Rusak Markas JAT
Headline News / Nusantara / Minggu, 17 Juli 2011 15:08 WIB
Metrotvnews.com, Mojokerto: Puluhan warga Desa Betro, Kecamatan Kemlag, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, merusak sebuah bangunan yang diketahui dijadikan markas Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Bangunan itu dirusak dan dirobohkan warga karena dinilai sebagai sarang teroris.
Markas JAT seluas 800 meter persegi itu terdiri dari bangunan kayu dan pagar bambu itu dirusak puluhan warga Desa Betro. Warga menolak kehadiran JAT berkembang di desa mereka. Apalagi warga menilai JAT identik dengan kelompok jaringan terorisme. Warga dengan leluasa merusak dan merobohkan bangunan markas JAT hingga polisi datang beberapa waktu kemudian.
Selama di desa itu, para pengikut JAT sering menggelar baris-berbaris, senam serta pelatihan ala militer. Hingga berita ini dibuat, pengusur JAT Mojokerto, belum dapat dikonfirmasi terkait perusakan bangunan yang diduga markas JAT di desa tersebut.
Kelompok JAT juga pernah diusir dari Desa Ngares Kidul, Kecamatan Gedeg, pada 12 Maret 2007 silam karena mengubah posko PKK sekaligus Posyandu menjadi musala.(DSY) Walaupun perbuatan warga Betro ini memberi indikasi jelas kemuakan warga akan perilaku kaum ekstrim/teroris ini, tetapi alangkah baiknya jika warga tidak main hakim sendiri. Karena jika bom dibalas pengrusakan oleh masa, maka apa jadinya republik ini? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 18th July 2011, 07:06 | |
| - Quote :
- Dua Pengurus Ponpes Tewas Akibat Kebakaran
Nusantara / Senin, 18 Juli 2011 03:01 WIB Metrotvnews.com, Bogor: Dua pengurus pondok pesantren tewas dalam kebakaran hebat di sebuah pondok pesantren Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Ahad (17/7) malam.
Kebakaran terjadi di Pondok Pesantren (Ponpes) IPTU Taniah, di Kampung Nyalindung, RT13/RW04, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk. "Informasi yang masuk pada kami, kejadian terjadi sekitar pukul 17:30 WIB, akibat arus hubungan pendek," kata Buyur, seorang anggota Polmas.
Sejumlah mobil pemadam kebakaran diturunkan dari Kota dan Kabupaten Bogor untuk memadamkan api. Namun, prosesnya sempat mengalami hambatan, akibat terjadi kemacetan lalulintas di Jalur Bogor-Ciawi-Sukabumi.
Kapolsek Tamansari Inspektur Polisi Satu Isharyanto membenarkan berita meninggalya dua pengurus itu. "Laporan yang masuk ke saya, mereka terjebak di dalam kamar. Saat kejadian dia memang tidak mengikuti kegiatan sholat maghrib. Karena tengah berhalangan (haid atau menstruasi,red), keduanya tinggal di kamar," kata Isharyanto. (MI/****) Kalau di berita TV nya, pemadam kebakaran dihalang halangi oleh pengurus ketika berusaha masuk dan mengatasi kebakaran. Entah mana yang benar, yang jelas peristiwa ini termasuk tragis. | |
| | | maling kutang Tamtama
Jumlah posting : 2 Join date : 18.07.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 18th July 2011, 19:19 | |
| belum tentu tujuan mereka itu apa? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? 19th July 2011, 16:12 | |
| - Quote :
- Mbai: Abrori Kelompok Teroris Poso
Sandro Gatra | Inggried | Selasa, 19 Juli 2011 | 15:51 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pimpinan Pondok Pesantren Umar Bin Khattab di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Abrori, diduga terlibat dalam jaringan teroris di Poso, Sulawesi Tengah. Abrori pernah berlatih militer di pegunungan di Poso sebelum penyerangan tiga polisi di Palu.
"Abrori masih jaringan di Poso dan Palu," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/7/2011).
Ansyaad Mbai meyakini Jemaah Anshorud Tauhid (JAT) bentukan Abu Bakar Ba'asyir berperan dalam kelompok teroris di Bima. Hal itu terlibat dari bergabungnya Abrori dalam JAT wilayah Bima. Meski demikian, katanya, sulit untuk membukti hal itu.
"Kalau mau cari struktur organisasi, kita enggak akan dapat. Mereka enggak akan mengaku. Tetapi fakta yang kami dapat seperti itu. Anda sendiri yang lihat faktanya," kata Ansyaad Mbai.
Sebelumnya, Sonhadi, Direktur Media Center JAT, menyebut Abrori sudah keluar dari JAT wilayah Bima tahun lalu lantaran tidak sejalan. Begitu pula dengan Firdaus dan Abdullah yang tewas akibat ledakan di Ponpes Umar Bin Khattab.
Ansyaad Mbai mengatakan, pergerakan kelompok terorisme di Bima bukan baru terjadi kali ini. Kelompok teroris Jemaah Islamiyah pernah hidup di sana.
"Kalau ada perhatikan bom di Kedutaan Besar Filipina, pelakunya si Jabar. Jabar itu dari sana. Dulu yang mau membunuh Presiden Soekarno, peristiwa Cikini yang pakai granat, bapaknya Jabar itu," kata Ansyaad Mbai.
Hehmmmm, what I have to say ........ | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Ini Apalagi ? | |
| |
| | | | Ini Apalagi ? | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |