Stop Kebencian

Quote :

Stop Kebencian
Egidius Patnistik | Senin, 12 September 2011 | 07:08 WIB

ANCONA, KOMPAS.com -Satu dekade berlalu pasca-tragedi serangan teroris ke menara kembar World Trade Center, New York. Namun, tanggapan pro dan kontra seputar kejadian tersebut masih terus bermunculan. Peristiwa tragis itu diketahui menewaskan sedikitnya 3.000 orang.

Dari Ancona, Italia, Paus Benediktus XVI, Minggu (11/9), menyerukan agar semua pemimpin politik di dunia bersama-sama menolak kekerasan, sekaligus godaan, untuk saling membenci dalam upaya mencari solusi atas persoalan itu.

Paus juga meminta para pemimpin dunia bersama-sama bekerja dengan masyarakatnya untuk menginspirasikan prinsip- prinsip solidaritas, keadilan, dan perdamaian.

Dalam suratnya kepada Uskup Agung New York Timothy Dolan, yang dipublikasikan lebih awal hari ini, Paus juga menyebut tragedi serangan teroris 9/11 adalah peristiwa terburuk yang pernah terjadi.

Hal itu terutama lantaran para pelaku teror di belakang peristiwa tragedi 9/11 itu mengklaim apa yang mereka lakukan adalah dengan mengatasnamakan Tuhan.

”Sekali lagi, dengan tegas harus dinyatakan, tak ada alasan apa pun yang bisa dipakai untuk membenarkan aksi-aksi terorisme,” papar Paus.

Lebih lanjut, Paus juga memuji rakyat AS atas keberanian yang mereka tunjukkan, baik ketika mereka menggelar operasi penyelamatan ketika itu maupun saat menunjukkan ketahanannya saat mencoba melanjutkan hidup mereka ke depan.

Kebohongan Bush

Sementara itu, dalam blog-nya, mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, kembali melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut tak mungkin Muslim Arab mampu merencanakan dan menjalankan serangan 11 September 2001 terhadap AS.

Mahathir juga meragukan, bahkan mempertanyakan, tuduhan AS selama ini bahwa Al Qaeda-lah yang berada di balik serangan mengerikan tersebut. Ia menilai mantan Presiden George W Bush membuat kebohongan besar terkait hal itu.

”Bush bisa berbohong soal senjata pemusnah massal yang katanya dimiliki Saddam Husein. Kalau mereka bisa berbohong untuk membunuhi rakyat Irak, Afganistan, bahkan prajurit AS sendiri, tidaklah terlalu rumit membayangkan Bush dan para koleganya berbohong soal siapa bertanggung jawab atas peristiwa 9/11,” kata Mahathir dalam blog-nya.

Selama ini Mahathir memang dikenal sangat keras dan kerap melontarkan pernyataan anti-AS dan anti-Yahudi. Tahun lalu dia menyebut terdapat bukti-bukti kuat kalau tragedi 9/11 direncanakan.

Tidak hanya itu, Mahathir juga menyebut Bush dan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, ”pembunuh anak-anak” dan ”penjahat perang”, yang seharusnya diadili di pengadilan internasional lantaran memerintahkan militer masing-masing menginvasi Irak.

”Saya percaya rakyat Muslim Arab cukup punya kemarahan untuk mengorbankan diri mereka dalam bom bunuh diri. Namun, saya tidak yakin mereka punya kemampuan merencanakan strategi serangan yang memang mampu memaksimalkan kerusakan yang timbul di pihak musuh seperti itu,” kata Mahathir.

Pada kesempatan terpisah, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan bahwa AS memanfaatkan peristiwa 11 September 2001 sebagai alasan untuk memerangi Irak dan Afganistan.

Ahmadinejad menyebut serangan teror 9/11 sebagai sebuah ”permainan dengan rancangan yang sangat rumit” demi memengaruhi emosi orang sehingga kemudian melancarkan jalan untuk menyerang kedua negara tadi.

Pernyataan itu dimuat dalam situs web stasiun televisi Pemerintah Iran. Ia juga kembali mempertanyakan versi resmi peristiwa itu yang selama ini disebutnya sebagai ”kebohongan besar”. (AFP/AP/DWA)

Si Mr.M ini reputasi kepandaiannya sudah terbukti dalam memimpin negara ternyata kok ya masih tertutup matanya terhadap fakta sih?

Apa kurang bukti bahwa dua warga negaranya sudah nyata terbukti sebagai perancang dan dedengkot teror di negara orang? Apa dipikirnya kalu bukan orang Malay ngga mampu bikin teror?

Coba bandingkan antara tulisan berwarna biru dan merah di atas, hehhhhhhhhh

Quote :

Apa kurang bukti bahwa dua warga negaranya sudah nyata terbukti sebagai perancang dan dedengkot teror di negara orang? Apa dipikirnya kalu bukan orang Malay ngga mampu bikin teror?

Damai bagi LTBers.

Menurut saya, ada saja manusia seperti dia, yaitu tidak menghubungkan fakta dengan apa yang dipikirkan (diinginkan?), dan dinyatakan.

Sama halnya dengan orang-orang yang mengatakan bahwa ada suatu ajaran yang diklaim sebagai pembawa kebaikan untuk semua. Ketika disodorkan sebarang bukti bahwa ada sikap penganut ajaran itu bertentangan dengan klaim tersebut, dikatakannya bahwa yang bersikap bertentangan itu adalah oknum yang salah menginterpretasi ajaran tersebut. Dengan bahasa sederahan saya katakan begini, jika dia berbuat jahat, dia menghendaki agar jangan ada yang menyalahkannya atas perbuatan itu, tetapi jika orang lain yang berbuat jahat, maka orang lain itu harus disalahkan dan dihukum.

Tentang pembuat teror, dia bukan ingin mengklaim bahwa hanya orang Malaysia yang mampu membuat teror. Yang ingin dia katakan ialah, menurut saya, bahwa kemampuan teknologi bangsa-bangsa Arab belum mampu membuat teror sehebat peristiwa 11 September. Dengan demikian, diharapkannya, tuduhan bahwa pelaku peristiwa 11 September itu bukan dari bangsa Arab. Secara tidak sengaja, dia malah mengkerdilkan bangsa Arab dalam hal pengetahuan dan teknologi.

Fenomena seperti itu, saya samakan dengan pengklaiman bahwa seseorang yang buta huruf tidak akan mampu menulis buku. Pernyataan demikian diajukan untuk membela bahwa buku yang dimaksud bukan tulisan si buta huruf. Dilain sisi, dengan menyatakan demikian, pernyataan itu justru mengkerdilkan sang penulis buku itu, karena faktanya, penulis itu sudah lama menggeluti dunia dagang, yang sarat dokumen.

Jadi, benang merah karakter penganut ajaran itu memang demikian, suka mengerdilkan kemampuan orang lain, suka dinilai o'on untuk menutupi kelicikan, suka melemparkan tanggung jawab kepada orang lain. Begitu menurutku.

Damai, damai, damai.

Yaaaah, begitulah

He'eh. Kalo dikaitkan dengan judul trit, meski faktanya banyak kalangan penerima ajaran yang sarat dengan kebencian, LTBers dihimbau untuk menghentikan kebencian. Tapi, bagaimana caranya yah? Oo iya. Paling sedikit, LTBers mulai dari diri sendiri. Bisakah? Kayaknya sulit. Wong dari berbagai posting-an ketahuan bahwa banyak yang kurang mampu mengendalikan emosi, hehhehheee...

He he he

Bagaimana cara membuat "verbodden" untuk kebencian di dalam hati?

Susah juga bro, selama berkeliling ke situs sepupu (bukan tetangga lho), ternyata memang ada golongan manusia yang entah sejak lahr, atau sejak bisa berpikir, atau sejak ada yang menanamkan, sudah begitu bencinya pada golongan lain.

Ya sudah, jadi rupanya memang dasarnya mereka mungkin termasuk dalam Homo Homini Lupus.

Iya, kayaknya memang demikian. Padahal, secara verbal, mereka seolah-olah dari golongan Homo Sacra Res Homini. Tapi tidak semua juga. Bruce punya teman yang bukan sesama pengikut Kristus yang ternyata terkategori baik, to? Saya sendiri punya beberapa orang. Mereka penganut setia, yang saya nilai dari kerajinan menjalankan ibadahnya, tetapi tidak membenci apalagi ingin memunahkan orang lain yang tidak sealiran dengannya.