|
| Bangsa yang sedang sakit | |
| | Pengirim | Message |
---|
bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Bangsa yang sedang sakit 15th December 2012, 07:40 | |
| - Quote :
- 27 Orang Tewas dalam Penembakan di Sekolah Dasar AS
Sabtu, 15 Desember 2012 | 02:01 WIB
[You must be registered and logged in to see this image.] Para siswa yang ketakutan keluar dari gedung sekolah dasar di Newtown,Connecticut, AS, Jumat, saat terjadi penembakan oleh seorang pria bersenjata yang menewaskan sejumlah orang di sekolah itu
NEW YORK, KOMPAS.com - Setidaknya 27 orang tewas, termasuk 18 anak-anak, dalam tragedi penembakan mematikan di sebuah sekolah dasar di Connecticut, AS, Jumat (14/12).
Juru Bicara Kepolisian Negara Bagian Connecticut, Paul Vance, tidak memberikan rincian, tetapi menegaskan "penembakan telah terjadi."
CBS News yang mengutip sumber dari para penegak hukum mengatakan 27 orang tewas, termasuk 18 anak-anak, dalam peristiwa itu.
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, Presiden Barack Obama telah diberitahu tentang penembakan itu dan Obama mengikuti perkembangannya.
Media lokal mengutip sejumlah laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa seorang pria bersenjata tewas di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, sebelah timur laut New York City.
Polisi menyerbu ke lingkungan sekolah itu setelah penembakan terjadi, sementara daerah sekitar sekolah di tutup, kata polisi dan media setempat.
Sejumlah laporan juga mengatakan setidaknya seorang guru terluka, sementara surat kabar Newtown Bee mengatakan seorang siswa dibawa keluar dari sekolah dengan kondisi luka yang tampak serius.
Sebuah foto di situs web Bee memperlihatkan para petugas mengarahkan lebih dari belasanan anak yang tampak sangat ketakutan ke area tempat parkir. Foto lain menunjukkan para petugas berkumpul di jalan yang sepi di dekatnya.
Penembakan mematikan merupakan kejadian biasa di tempat-tempat umum AS, yang sering berakhir hanya ketika pria bersenjata itu ditembak atau bunuh diri. Selasa lalu, seorang pria dengan senapan semi-otomatis menyerbu sebuah pusat perbelanjaan di Oregon. Ia menewaskan dua orang dan kemudian bunuh dirinya sendiri.
Dalam insiden baru-baru ini yang paling terkenal, yang terjadi pada Juli, James Holmes yang berusia 24 tahun menewaskan 12 orang dan melukai 58 orang lain ketika ia melepaskan tembakan pada saat pemutaran perdana film Batman yang terbaru di Aurora, Colorado.
Bulan lalu, seorang pria bersenjata bernama Jared Loughner dipenjara seumur hidup karena membunuh enam orang di Tucson, Arizona pada Januari 2011 dalam sebuah serangan yang menyasar anggota Kongres, Gabrielle Giffords. Korban yang ditembak di kepala dari jarak dekat itu selamat.
Meski ada sejumlah tragedi semacam itu, dukungan bagi adanya undang-undang kepemilikan senjata yang lebih ketat masih terbelah. Banyak orang Amerika menentang pembatasan terhadap apa yang mereka anggap sebagai hak konstitusional untuk memiliki senjata api di rumah.
Sumber :AFP, CNN Editor :Egidius Patnistik
Kejadian yang terus menerus seperti ini sebenarnya membuktikan satu hal, ada yang salah dengan rakyat di US. Tekanan hidup yang tinggi, kebebasan yang kelewat batas, ditambah dengan berbagai macam isu teori konspirasi, menyebabkan kondisi kejiwaan mereka berada pada ambang batas, antara sedikit normal dan gila. Sita seluruh senjata yang dipegang oleh rakyat sipil kalau kejadian seperti ini tidak mau terulang lagi. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 15th December 2012, 07:46 | |
| - Quote :
- Presiden Obama Menangis karena Pembantaian di Sekolah
Sabtu, 15 Desember 2012 | 05:33 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Presiden Barack Obama berduka dan menangis atas pembantaian yang menewaskan 26 orang di sebuah sekolah dasar di Newtown, Negara Bagian Connecticut, AS, Jumat (14/12).
Obama beberapa kali menyeka air mata dan berjuang untuk menenangkan diri saat menyampaikan ucapan dukacita bagi orang-orang yang tewas dalam pembantaian itu. Ia menjanjikan tindakan yang "berarti" untuk menghentikan tragedi-tragedi akibat pemakaian senjata di AS.
"Mayoritas mereka yang tewas hari ini adalah anak-anak, anak-anak kecil yang lucu yang berusia antara lima hingga sepuluh tahun," kata Obama. "Kehidupan membentang di depan mereka, ulang tahun, wisuda, pernikahan, anak-anak mereka sendiri."
Obama jeda selama beberapa saat, dan menarik napas berat, beberapa kali menyeka air mata dari sudut matanya, ketika ia menyampaikan reaksi pertamanya terkait pembunuhan 26 orang, termasuk 20 anak, di ruang pers Gedung Putih di Washington. Si penembak dalam tragedi itu ikut tewas sehingga total jumlah orang tewas adalah 27 orang.
"Di antara yang tewas adalah para guru, orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk membantu anak-anak kita memenuhi impian mereka," kata Obama. Ia menegaskan, dirinya bereaksi "bukan sebagai presiden, melainkan sebagai orang lain, sebagai orangtua. Hati kita hancur saat ini, untuk para orangtua dan kakek-nenek, saudara dan saudari dari anak-anak kecil itu, dan untuk keluarga mereka yang kehilangan. Sebagai negara, kita telah melalui ini terlalu banyak," kata Obama. Ia menyebut kasus-kasus pembantaian sebelumnya di Colorado, Oregon, dan Wisconsin.
"Lingkungan-lingkungan itu adalah lingkungan kita, anak-anak itu adalah anak-anak kita. Kita harus bersama-sama dan mengambil tindakan yang berarti untuk mencegah tragedi lain seperti ini tanpa sekat-sekat politik," kata Obama, ayah dari dua gadis muda.
"Semoga Tuhan memberkati jasa-jasa para korban dan sesuai bahasa Kitab Suci, menyembuhkan yang patah hati dan membalut luka-luka mereka."
Pernyataan Obama itu terdengar dalam keheningan di ruangan Gedung Putih yang biasanya riuh saat konferensi pers dan hanya terganggu oleh suara kamera ketika ia berhenti dan menata emosinya.
Obama sebelumnya telah memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih, bangunan pemerintah, dan di fasilitas militer AS untuk menghormati para korban penembakan di sekolah itu. Perintah itu berlaku sampai matahari terbenam pada tanggal 18 Desember, kata presiden dalam sebuah maklumat. Obama mengutuk serangan itu sebagai "tindak kekerasan yang tanpa perasaan", sebagai kejahatan "keji".
Obama diberi tahu tentang penembakan itu pada Jumat pagi oleh penasihat anti-teror dan keamanan dalam negeri John Brennan di Ruang Oval.
Namun, para pejabat mengatakan terlalu dini untuk masuk ke perdebatan tentang apakah Obama langsung mendukung undang-undang tentang kontrol senjata yang lebih ketat, sebuah persoalan sengit di Washington.
Terkait peristiwa itu, Obama telah menelepon Direktur FBI Robert Mueller dan Gubernur Connecticut Dannel Malloy untuk menyampaikan belasungkawa dan menawarkan bantuan.
Sumber :AFP Editor :Egidius Patnistik
Tidak cukup hanya air mata dan tangis, sir, anda butuh tindakan lebih tegas dan keras. Segera tegakan undang undang larangan sipil memegang senjata api. Mat 26:52 Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 15th December 2012, 08:48 | |
| - Quote :
- Lanza Bunuh Ibunya Lalu Tembak Mati 26 Orang Lainnya
Sabtu, 15 Desember 2012 | 08:30 WIB
NEWTOWN, KOMPAS.com - Identitas pelaku pembantaian yang menewaskan 26 orang di sebuah sekolah dasar di Newtown, Connecticut, AS, Jumat (14/12) mulai jelas. Pelaku dilaporkan bernama Adam Lanza berusia 20 tahun.
Lanza membunuh ibunya sendiri yang adalah seorang guru di rumahnya di Newtown, Connecticut, lalu mengendarai mobil ibunya itu ke Sekolah Dasar Sandy Hook tempat ibunya mengajar dan membantai 26 orang, termasuk 20 anak-anak, sebelum akhirnya menembak dirinya sendiri. Dengan demikian total korban tewas dalam tragedi penembakan massal di AS itu 28 orang.
Juru Bicara Polisi Negara Bagian Connecticut, Letnan Paul Vance, mengatakan 18 anak tewas ditembak di dalam sekolah dan dua lagi meninggal akibat luka mereka di rumah sakit. Enam orang lainnya adalah guru dan karyawan sekolah, termasuk kepala sekolah.
Vance menjelaskan, hampir tidak ada korban cedera yang tidak tewas. Hal itu menunjukkan bahwa begitu korban menjadi sasaran, nyaris tak ada kesempatan untuk melarikan diri, dan bahwa Lanza luar biasa akurat atau metodis dalam menembak.
Vance mengatakan hanya satu orang " yang mengalami cedera dan selamat." Pembunuhan massal itu, yang dimulai sekitar pukul 09.30 waktu setempat, "berlangsung di salah satu bagian dari sekolah, di dua ruangan,". Hal itu menunjukkan bahwa para korban yang merupakan anak-anak itu terjebak dan ditembak mati, kata Vance.
Lanza membawa sebuah senapan dan dua pistol saat memasuki sekolah dasar itu. Para saksi mata mengatakan, pemuda itu pergi dari ruangan ke ruangan dan menembak orang-orang setelah terlebih dahulu membunuh kepala sekolah dan kemudian pergi ke kelas TK ibunya.
Ada laporan yang berbeda tentang kematianya ibunya. Ada laporan yang menyebutkan bahwa ibunya tewas di ruangan kelasnya sementara yang tewas di rumah keluarga Lanza adalah ayahnya. Belum ada konfirmasi terkait hal itu.
Kakak Lanza, yaitu Ryan Lanza (24 tahun), yang awalnya diduga sebagai pelaku pembantaian, kini ditanyai polisi setelah dia ditangkap di rumahnya di Hoboken, New Jersey. Dia berada di sebuah bus dalam perjalanan pulang dari kantor ketika ia disebut sebagai pelaku. Ia kemudian mem-posting di Facebook bahwa itu bukan dia. Dia mengatakan kepada seorang teman bahwa dirinya yakin adiknya yang cacat mental telah melakukan hal itu.
Televisi NBC melaporkan, polisi sempat bingung karena mereka menyangka pelaku bernama Ryan Lanza. Soalnya, pelaku mengenakan kartu identitas atas nama Ryan Lanza ketika ia datang ke sekolah itu.
Sumber :AFP, CNN Editor :Egidius Patnistik Mengapa di rumah seorang guru SD bisa terdapat senjata mematikan? Kalau bukan milik keluarga itu, bagaimana cara seorang cacad mental bisa memperoleh senjata senjata itu? Cabut seluruh ijin pemegang senjata dari warga sipil !! | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 15th December 2012, 11:29 | |
| - Quote :
- Pendukung Kontrol Senjata Demo di Gedung Putih
Sabtu, 15 Desember 2012 | 11:02 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Para pendukung gagasan pengendalian penggunaan senjata berkumpul di luar Gedung Putih saat hari mulai senja, Jumat (14/12/2012). Mereka memegang lilin, berdoa, dan menuntut tindakan Presiden Barack Obama setelah penembakan mengerikan yang menewaskan 27 orang di sebuah sekolah di Connecticut.
Sekitar 50 pengunjuk rasa meringkuk berdekatan pada malam dingin, beberapa memegang spanduk berbunyi "Lindungi Anak-anak Kita, Larang Senjata Sekarang" dan "Bapak Presiden, Kami mengharapkan tindakan Anda".
Pendukung gagasan kontrol terhadap senjata, Pendeta Michael McBride, meminta Obama untuk membuat peraturan kontrol senjata ketika ia mulai periode keduanya sebagai Presiden AS pada Januari mendatang.
"Kami percaya Presiden kita adalah pemimpin negara kita, kami percaya Presiden kita orang yang bijaksana, seorang pria berbelas kasih. Kami menginginkan kepemimpinan dan kami menginginkan tindakan," kata McBride.
Pengunjuk rasa menyanyikan lagu "We Shall Overcome" sambil memeluk orang di samping mereka. Aksi mereka itu berlangsung beberapa jam setelah seorang pria bersenjata mengamuk di sebuah sekolah dan menewaskan 20 anak-anak kecil dan enam orang dewasa di Newtown, Connecticut.
Penembakan mematikan merupakan kejadian biasa di tempat-tempat umum AS, yang sering berakhir hanya ketika pria bersenjata itu ditembak atau bunuh diri. Selasa lalu, seorang pria dengan senapan semiotomatis menyerbu sebuah pusat perbelanjaan di Oregon. Ia menewaskan dua orang dan kemudian membunuh dirinya sendiri.
Dalam insiden baru-baru ini yang paling terkenal, yang terjadi pada Juli, James Holmes, yang berusia 24 tahun, menewaskan 12 orang dan melukai 58 orang lain ketika ia melepaskan tembakan pada saat pemutaran perdana film Batman yang terbaru di Aurora, Colorado.
Bulan lalu, seorang pria bersenjata bernama Jared Loughner dipenjara seumur hidup karena membunuh enam orang di Tucson, Arizona, pada Januari 2011, dalam sebuah serangan yang menyasar anggota Kongres, Gabrielle Giffords. Korban yang ditembak di kepala dari jarak dekat itu selamat.
Meski ada sejumlah tragedi semacam itu, dukungan bagi adanya undang-undang kepemilikan senjata yang lebih ketat masih terbelah. Banyak orang Amerika menentang pembatasan terhadap apa yang mereka anggap sebagai hak konstitusional untuk memiliki senjata api di rumah.
Sumber :AFP Editor :Egidius Patnistik
Jika anda mempersiapkan senjata untuk mempertahankan hidup, maka bersiaplah untuk mati karena senjata. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 15th December 2012, 13:01 | |
| - Quote :
- Adam Lanza, Pintar, Pemalu, Tak Punya Facebook
Sabtu, 15 Desember 2012 | 12:41 WIB
[You must be registered and logged in to see this image.] Adam Lanza (20) pria yang membantai 20 siswa Sekolah Dasar Sandy Hook, New Jersey, serta enam orang dewasa dengan tiga senjata api yang dibawanya. Adam kemudian tewas dengan menembak dirinya sendiri.
NEW YORK, KOMPAS.com - Adam Lanza (20), pelaku pembantaian di SD Sandy Hook, bagi teman-temannya dikenal sebagai sosok pemalu, minder, namun pintar. Rasa malunya ini membuat dia juga tidak memiliki Facebook, atau jejaring sosial lainnya.
Dalam kenangan teman-temannya, wajahnya selalu terlihat pucat, tubuh yang tinggi dan kurus kering. Jalannya terlihat kaku dengan tangan selalu di sisi badannya.
Namun imej tentang Adam Lanza yang pemalu dan kaku itu hilang setelah Jumat (14/12/2012) waktu setempat, saat dia diketahui menembaki siswa Sekolah Dasar Sandy Hook di Negara Bagian Connecticut. Dengan berbekal dua pistol dan senapan otomatis, dia membunuh 20 siswa dan enam orang dewasa di sekolah tempat ibunya mengajar itu. Kemudian, dia bunuh diri.
Dalam masa remajanya yang hanya singkat itu, Adam hanya meninggalkan sedikit yang bisa diingat. Dia tidak memiliki Facebook, bahkan fotonya tak terpajang di buku tahunan angkatan 2010 SMA-nya. Hanya ada tulisan 'Camera shy' dalam kotak yang seharusnya memajang foto Adam Lanza. Bahkan beberapa temannya tak yakin bahwa dia lulus dari sekolah tersebut.
Matt Baier, teman sekolah Adam yang sekarang mahasiswa pertama di University of Connecticut, mengingat betapa Adam sangat tidak nyaman dengan pertemanan di sekolah.
Beberapa teman Adam lainnya mengerti bahwa dia mengalami gangguan perkembangan mental, bahkan ada yang menyebutnya menderita sindrom Asperger, atau tingkat tertinggi dari autis.
"Dari yang saya lihat, orang-orang membiarkan dia menjadi dirinya sendiri. Dan memang begitu," kata Baier.
Baier yang duduk di sebelahnya saat pelajaran matematika menceritakan betapa pendiamnya Adam. Meski begitu, dia selalu mendapatkan nilai tertinggi dari pelajaran tersebut.
"Jika kamu melihat dia, kamu tidak akan melihat emosi apa pun di wajahnya," kata mantan teman Adam lainnya.
"Bisa dikatakan bahwa dia merasa tidak nyaman dijadikan pusat perhatian. Mungkin dia tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Sepertinya dia menjadi orang yang tidak terlalu dikenal dan orang juga tidak menyadari bahwa seharusnya dia mendapatkan penanganan mental," kata Olivia DeVivo, teman Adam lainnya.
Sepanjang ingatannya, Olivia mengaku tidak pernah melihat Adam berteman, atau bahkan berbicara dengan seseorang. Menurutnya, Adam seperti bukan bagian dari kota Hoboken, New Jersey, tempat tinggal mereka.
Bahkan seorang teman Randy Lanza, kakak Adam, mengatakan bahwa Randy menyebut adiknya mengalami gangguan mental. Pihak berwajib yang dimintai tanggapannya mengaku akan menyelidiki kemungkinan tersebut.
Sumber :NYTimes Editor :Ana Shofiana Syatiri
Siapa pemilik senjata api yang dipergunakan Adam Lanza, itu yang terpenting. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 17th December 2012, 14:04 | |
| - Quote :
- Ibu "Pembantai Connecticut" Paranoid
Senin, 17 Desember 2012 | 12:28 WIB
NEW YORK, KOMPAS.com — Nancy Lanza, ibu dari pembantai 26 orang di Sekolah Dasar Sandy Hook, Adam Lanza, diduga berperan dalam masalah kejiwaan putranya tersebut. Teman-teman dan keluarga Lanza menggambarkan betapa paranoidnya Nancy.
Dalam rumah besar mereka di Newton, Connecticut, Nancy hanya tinggal dengan Adam Lanza, putra bungsunya. Sementara itu, putra sulungnya, Ryan Lanza, bekerja di Hoboken, New Jersey.
Nancy dikenal kerap menimbun makanan, air, dan senjata di rumah tersebut. Dia paranoid dan meyakini dunia akan kacau balau akibat keruntuhan ekonomi. Saking paranoidnya, dia mengajarkan Ryan dan Adam bagaimana menembak.
Akhirnya, apa yang diajarkan kepada Adam malah menjadi hal yang mematikan bagi Nancy. Dia tewas di atas tempat tidurnya, dengan empat peluru di kepalanya. Diduga, Adam menembaknya saat dia tertidur.
Setelah itu, Adam mengambil tiga senjata api koleksi sang ibu dan memuntahkan peluru-pelurunya di Sekolah Dasar Sandy Hook, yang menewaskan 20 anak serta 6 orang dewasa.
Bibi Adam, Marsha Lanza, mengatakan bahwa Nancy kerap membicarakan bagaimana dia menyiapkan diri untuk menghadapi hancurnya ekonomi dunia. Bahkan, Nancy tidak merahasiakan kegemarannya mengoleksi senjata api. Dia kerap memamerkannya saat di bar, bahkan kepada tukang kebunnya.
"Dia (Nancy) mengatakan suka menembak," kata Dan Holmes, tukang kebunnya.
Holmes pun menceritakan betapa Nancy tidak suka orang berada di dalam rumahnya. Jika ada yang membunyikan bel, dia akan menerimanya di depan rumah. Teman main dadu Nancy juga merasakan hal yang sama.
Selama 15 tahun bermain dadu, Nancy selalu menolak saat rumahnya kedapatan menjadi tempat bermain. Meski begitu, mantan istri Peter Lanza itu dikenal baik hati, juga ramah.
Sementara itu, Adam, kata Holmes, seperti hantu. Bahkan teman-teman sekolahnya, yang menyebut Adam seorang genius, tidak pernah melihat pemuda tersebut selama bertahun-tahun. Begitu juga dengan teman-teman ibunya.
Menurut Holmes, Adam selalu menghabiskan waktunya di kamar. Dia selalu menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer, yang kebanyakan memainkan game pertempuran.
Tetangga Lanza menyebut Nancy baru-baru ini meminta berhenti sementara dari pekerjaannya untuk menghabiskan waktu bersama Adam; dan diketahui bahwa dia bekerja di bagian keuangan sebuah perusahaan, bukan guru seperti yang diberitakan selama ini.
Sementara sang kakak, Ryan, sukses menjalani kariernya di New Jersey, Adam diketahui tidak pernah bekerja. Selain kecanduan game, dia bahkan tidak memiliki Facebook atau Twitter.
Adam di mata Marsha adalah pemuda yang baik dan tidak banyak tingkah, selain juga sangat sangat pintar, meski memiliki masalah dalam belajar. Teman-teman yang pernah satu sekolah dengan Adam pun menyebutnya sosok pemalu, tetapi sangat pintar, terutama Matematika.
Diketahui para tetangga, keluarga Lanza pindah ke Sandy Hook, Newton, Connecticut, pada 1998. Sepuluh tahun kemudian Nancy dan Peter bercerai. Adam disebut-sebut merupakan korban dari perceraian orangtuanya.
Setelah bercerai, Nancy sebetulnya tidak perlu bekerja lagi. Dari perceraian tersebut, dia mendapatkan tunjangan Rp 1.923.600.000 setahun. Bukan hanya dari mantan suaminya, Nancy juga kemungkinan masih ditunjang secara finansial oleh putra tertuanya, Ryan, yang mengaku tidak pernah bertemu Adam sejak 2010.
Sumber :Dailymail Editor :Ana Shofiana Syatiri
Sudah pernah saya tuliskan, entah di thread mana, bahwa kecenderungan berkhayal rakyat amerika, kecenderungan menjadi 'the preppers' akan berakibat mereka saling bunuh. Entah mengapa dibiarkan saja? Mengapa mereka tidak diberi kesadaran? Kejadian seperti kemarin ini jelas menjadi bukti, bahwa orang sakit ditakut-takuti, dan diberi (dibiarkan) bersenjata, sama saja dengan bunuh diri. Iya kalau bunuh diri sendiri, kalau ngajak ngajak seperti Adam Lanza bagaimana? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 18th December 2012, 07:23 | |
| - Quote :
- Saya Ibu Seorang Adam Lanza
Senin, 17 Desember 2012 | 16:25 WIB
APA yang menyebabkan tragedi penembakan massal, seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Jumat (14/12) lalu, sering terjadi di AS? Kepemilikan senjata yang luaskah atau atau masyarakat negara itu tengah menderita sakit mental akut? Adam Lanza telah dipastikan sebagai pelaku pembantaian terhadap 26 orang di sekolah itu. Lanza orang ke sekian di AS yang melakukan hal semacam itu. Penembakan massal mematikan merupakan kejadian lumrah di area publik AS.
Di bawah ini adalah kisah Lisa Long, seorang pengarang dan musisi, yang juga ibu tunggal dari empat orang anak, dan salah satunya berkebutuhan khusus. Ia menulis kisahnya di sebuah blog, tetapi kemudian tersebar di berbagai media negara itu, tentang anaknya yang berpontesi menjadi Adam Lanza berikutnya.
***
Tiga hari sebelum Adam Lanza (20 tahun) membunuh ibunya, lalu menyerbu sebuah kelas TK di Connecticut, putra saya yang berusia 13 tahun, Michael (bukan nama sebenarnya), ketinggalan bus karena dia mengenakan celana yang warnanya tidak sesuai dengan aturan sekolah.
"Saya bisa pakai celana ini," katanya, nadanya agresif, matanya membelalak hitam.
"Itu warna biru tua," kata saya. "Aturan seragam sekolahmu mengatakan celana hitam atau khaki saja."
"Mereka bilang saya bisa pakai ini," tegasnya. "Kamu perempuan jalang. Saya bisa pakai celana apapun yang saya mau. Ini Amerika. Saya punya hak!"
"Kamu tidak bisa pakai celana apapun sesukamu," kataku, nada suara saya tetap ramah, wajar. "Dan kamu tidak boleh memanggil saya perempuan jalang. Kamu tidak boleh menikmati barang-barang elektronik selama hari ini. Sekarang masuk ke mobil. Saya akan antar kamu ke sekolah."
Saya tinggal bersama anak lelaki saya yang sakit secara mental. Saya mencintai putra saya. Namun dia menakutkanku.
Beberapa minggu lalu, Michael mengambil pisau dan mengancam akan membunuh saya dan kemudian dirinya setelah saya memintanya untuk mengembalikan buku perpustakaannya yang sudah terlambat dikembalikan. Saudaranya yang berusia 7 dan 9 tahun sudah tahu bagaimana menyelamatkan diri, mereka berlari ke mobil dan mengunci pintu sebelum saya meminta mereka. Saya berhasil meraih pisau itu dari Michael, lalu secara sistematis mengumpulkan semua benda tajam di rumah ke dalam sebuah wadah Tupperware tunggal yang sekarang selalu ada bersama saya. Karena semua itu, ia terus berteriak menghina saya dan mengancam akan membunuh atau menyakiti saya.
Kekacauan itu berakhir saat tiga petugas polisi yang kekar dan seorang paramedis membawa anak saya naik ambulans ke ruang gawat darurat setempat. Rumah sakit jiwa tidak punya tempat tidur kososng hari itu, dan Michael kemudian menjadi tenang di UGD, sehingga mereka mengirim kami pulang dengan resep untuk Zyprexa. Seorang psikiater anak lokal mengunjungi kami kemudian.
Kami masih tidak tahu apa yang salah dengan Michael. Spektrum autisme, ADHD, Oppositional Defiant atau Intermittent Explosive Disorder semuanya telah diobservasi dalam berbagai pertemuan dengan para petugas probation, pekerja sosial, konselor, guru dan penyelenggara sekolah.
Pada awal kelas tujuh, Michael diterima di program akselerasi bagi siswa matematika berbakat dan sains. IQ-nya sangat tinggi. Ketika dia dalam suasana hati yang baik, ia dengan senang hati akan membahas berbagai subyek mulai dari mitologi Yunani hingga perbedaan antara fisika Einstein dan Newton. Dia kebanyakan berada dalam suasana hati yang baik. Namun jika sebaliknya, hati-hati. Dan tidak mungkin untuk memprediksi apa yang akan membuatnya marah.
Beberapa minggu di SMP barunya, Michael mulai memperlihatkan keanehan yang kian menjadi dan perilaku mengancam. Kami memutuskan untuk mengirimnya ke program pembenahan perilaku milik distrik, sebuah lingkungan sekolah di mana anak-anak yang tidak bisa berlaku normal di kelas dapat mengakses hak mereka bagi free public babysitting dari pukul 07.30 hingga 13.50 pada hari Senin hingga Jumat sampai mereka berusia 18 tahun.
Pagi hari saat insiden celana itu, Michael terus berdebat dengan saya saat kami berkendara. Dia kadang-kadang akan meminta maaf dan tampak menyesal. Tepat sebelum kami berbelok ke tempat parkir sekolahnya, ia berkata, "Lihat, Mom, saya sungguh minta maaf. Bolehkah saya main video game hari ini?"
"Tidak," kataku. "Kamu tidak bisa bertindak seperti yang telah kamu lakukan pagi ini dan berpikir kamu bisa mendapatkan kembali hak istimewamu untuk menikmati elektronik dengan cepat."
Wajahnya jadi dingin, dan sorotan matanya penuh perhitungan kemarahan. "Kalau begitu saya akan bunuh diri," katanya. "Saya akan melompat keluar dari mobil sekarang dan bunuh diri."
Setelah insiden pisau itu, saya sudah bilang padanya bahwa jika ia pernah mengucapkan kata-kata itu lagi (niat bunuh diri dan membunuh), saya akan membawanya langsung ke rumah sakit jiwa. Saya tidak bereaksi (atas niatnya terjun dari mobil). Saya langsung memutar kendaraan ke arah berlawanan, belok kiri bukan kanan.
"Kemana kamu membawaku?" katanya, ia tiba-tiba khawatir. "Kita mau kemana?"
"Kamu tahu ke mana kita akan pergi," jawab saya.
"Tidak! Kamu tidak bisa melakukan itu terhadapku. Kamu mengirim saya ke neraka! Kamu mengirim saya langsung ke neraka!"
Saya berhenti di depan rumah sakit, dengan panik melambaikan tangan ke salah seorang dokter yang kebetulan berdiri di luar. "Telepon polisi," kataku. "Cepat."
Michael berontak saat itu, berteriak-teriak dan memukul. Saya memeluknya kencang sehingga ia tidak bisa melarikan diri dari mobil. Dia menggigitku beberapa kali dan berulang kali menyikutkan sikunya ke tulang rusukku. Saya masih lebih kuat dari dia, tapi saya tidak akan dapat bertahan lebih lama lagi.
Polisi datang dengan cepat dan membawa anak saya yang menjerit dan menendang ke bagian dalam rumah sakit. Saya mulai gementaran, dan air mata memenuhi mataku saat saya mengisi dokumen... "apakah ada kesulitan dengan ... pada umur berapa anak anda ... apakah ada masalah dengan.... apakah anak anda pernah mengalami .. apakah anak anda punya ... "
Setidaknya kami punya asuransi kesehatan sekarang. Saya baru-baru ini mendapat pekerjaan di sebuah perguruan tinggi setempat, mengakhir karir freelance saya karena ketika anda memiliki anak-anak seperti ini, anda perlu jaminan. Tidak ada asuransi individu yang akan mencakup hal semacam ini.
Selama berhari-hari, anak saya berkeras bahwa saya bohong, saya membuat semuanya sehingga saya bisa menyingkirkannya. Hari pertama, ketika saya menelepon untuk memantau, dia bilang, "Saya benci kamu. Saya akan balas dendam begitu saya keluar dari sini."
Hari ketiga, ia telah kembali menjadi anak laki-lakiku yang tenang, manis, serta semua permintaan maaf dan janji untuk menjadi lebih baik. Saya sudah pernah mendengar janji-janji itu selama bertahun-tahun. Saya tidak percaya lagi.
Pada formulir perawatan, atas pertanyaan, "Apa harapan Anda untuk perawatan?" Saya tulis, "Saya butuh bantuan."
Masalah ini terlalu besar bagi saya untuk tangani sendiri. Kadang-kadang tidak ada pilihan yang baik. Jadi anda hanya berdoa untuk mendapatkan kasih karunia.
Saya berbagi kisah ini karena saya seorang ibu dari Adam Lanza. Saya ibu dari Dylan Klebold dan Eric Harris. Saya ibu dari Jason Holmes. Saya ibu Jared Loughner. Saya ibu dari Seung-Hui Cho. Dan anak-anak itu serta ibu mereka membutuhkan bantuan. Sangat mudah untuk membahas tentang senjata dalam tragedi semacam ini. Namun kini waktunya untuk berbicara tentang penyakit mental.
Menurut Mother Jones, sejak tahun 1982, ada 61 pembunuhan massal yang melibatkan senjata api terjadi di seluruh AS. Dari jumlah itu, 43 pelaku adalah pria kulit putih, dan hanya seorang perempuan. Mother Jones berfokus pada apakah pembunuh memperoleh senjata mereka secara legal (hampir semuanya legal). Namun tanda-tanda jelas tentang penyakit mental ini harus membawa kita untuk mempertimbangkan berapa banyak orang di Amerika Serikat hidup dalam ketakutan, seperti yang saya alami.
Ketika saya bertanya kepada pekerja sosial untuk anak saya tentang pilihan saya, dia mengatakan bahwa satu-satunya hal yang bisa saya lakukan adalah membuat Michael dituduh melakukan kejahatan. "Tak seorang pun akan memperhatikan anda kecuali anda mempunya tuduhan." kata pekerja sosial itu.
Saya tidak percaya anak saya akan masuk penjara. Lingkungan yang kacau memperparah sensitivitas Michael terhadap rangsangan sensorik dan tidak berhubungan dengan patologi yang dialaminya. Namun tampaknya Amerika Serikat sepertinya sedang menggunakan penjara sebagai solusi bagi orang-orang sakit mental. Menurut Human Rights Watch, jumlah narapidana sakit mental di penjara AS meningkat empat kali lipat dari tahun 2000 hingga 2006, dan jumlahnya terus meningkat.
Tidak ada yang ingin mengirim seorang bocah 13 tahun yang jenius yang mencintai Harry Potter dan koleksi hewannya ke penjara. Tapi masyarakat kita, dengan stigmanya terhadap penyakit mental dan sistem kesehatan yang rapuh, tidak memberikan kita pilihan lain. Lalu muncul lagi seseorang yang jiwanya tersika menembak sebuah restoran makanan cepat saji. Sebuah mal. Sebuah kelas anak-anak TK. Dan kita hanya bisa meremas tangan kita dan mengatakan, "Sesuatu harus dilakukan."
Saya setuju bahwa sesuatu harus dilakukan. Sudah waktunya membahas tentang kesehatan mental nasional. Hanya itulah satu-satunya cara bangsa kita bisa benar-benar sembuh.
Tuhan bantu saya. Tuhan bantu Michael. Tuhan bantu kami semua.
Sumber :Gawker Editor :Egidius Patnistik
Sepertinya memang ada yang salah dalam sistem keluarga di AS. Dan kalau kejadian seperti ini belum juga menyadarkan para pengambil keputusan di sana, maka bangsa AS akan segera memetik buah dari keabaian mereka sendiri. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 22nd December 2012, 13:21 | |
| - Quote :
- Lagi, Penembakan di AS, 4 Orang Tewas
Sabtu, 22 Desember 2012 | 12:42 WIB
FRANKSTOWN, KOMPAS.com - Empat orang tewas dan tiga polisi cedra dalam kasus penembakan terbaru di beberapa lokasi di Frankstown Township, Pennsylvania, AS, Jumat (21/12).
Penembakan itu terjadi tepat seminggu setelah seorang pria yang mengalami gangguan mental di Newtown, Connecticut, membantai 20 anak-anak dan tujuh orang dewasa sebelum ia bunuh diri.
CNN melaporkan, seorang pria yang belum diketahui indentitasnya menembak mati dua pria lain dan seorang perempuan di Pennsylvania tengah, Jumat. Pria itu kemudian tewas dalam baku tembak dengan polisi.
Laporan pertama tentang penembakan "di beberapa lokasi" di Frankstown Township itu disampaikan ke 911 pada sekitar pukul 09.00 pagi, kata polisi Negara Bagian Pennsylvania, Letnan Kolonel George Bivens. Ketika polisi berkumpul di daerah yang dilaporkan, seseorang dalam truk yang datang dari arah yang berlawanan lalu menembak dua mobil patroli.
Sopir truk itu terus melaju dan kemudian "menabrak ... mobil patroli", kata Bivens. Pria kemudian keluar dari mobilnya dan mulai menembaki petugas. Polisi kemudian membalas tembakan yang akhirnya menewaskan sopir truk tersebut.
Tiga polisi cedera dalam peristiwa itu. Seorang polisi terluka di pergelangan tangan karena pecahan peluru dan di dadanya, yang dilindungi pelindung anti peluru, karena kena peluru. Seorang polisi lain terluka karena pecahan kaca di matanya dan pecahan peluru di keningnya. Polisi ketiga menderita luka ringan dalam kecelakaan mobil dengan truk penembak itu.
Pada pukul 10 pagi, situasi di Frankstown Township, sekitar 7 mil di sebelah tenggara Altoona dan 100 mil sebelah timur Pittsburgh sudah terkendali, lapor Blair County Emergency Management Agency pada halaman Facebook-nya. Namun cerita menyeramkan belum berakhir.
Polisi kemudian menemukan tiga orang tewas karena ditembak di tiga lokasi berbeda kota itu. Seorang perempuan tewas di Juniata Valley Gospel Church, seorang pria ditemukan tewas di sebuah perumahan, dan seorang pria lain tewas setelah terlibat kecelakaan mobil dengan sopir truk itu, tambah Bivens. Ketiganya ditembak. "Diyakini pria itu melakukan tiga pembunuhan tersebut sebelum bertemu dengan polisi," kata Trooper Jeffrey Petucci.
Pihak berwenang belum mengidentifikasi pelaku maupun para korbannya. Belum ada penjelasan tentang sejumlah penembakan itu. "Beberapa senjata" yang terkait dengan kejadian itu telah disita, tetapi Bivens tidak merinci jenis senjata, bagaimana senjata itu diperoleh atau bagaimana senjata itu digunakan.
Sumber :CNN Editor :Egidius Patnistik
Entah harus kasih komentar apa lagi....... | |
| | | cinzano Moderator
Jumlah posting : 2124 Join date : 26.10.12 Lokasi : Buaya City
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 22nd December 2012, 23:11 | |
|
Heheheheee....
Konon jumlah orang yang meninggal di Amerika karena kejahatan lebih besar daripada di China
Padahal Amerika bolak balik protes hukuman mati di China
:)
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 23rd December 2012, 09:11 | |
| Amerika memang bangsa yang 'sakit', dan cenderung munafik. Dalam satu hal mereka yang paling sengit mengurusi kemampuan nuklir bangsa lain, padahal merekalah satu satunya negara yang pernah menggunakan senjata bom atom. Mereka sangat gencar menyarakan hak asasi manusia, tetapi mereka sendirilah yang paling sering melakukan pelanggaran. Dalam satu sisi mereka sangat percaya Tuhan (bahkan di uang kertas mereka pun dinyatakan), tetapi justru di Amerika lah bemunculan berbagai macam agama sesat dan ngawur. Di Amerika kekuatan sipil mendominasi militer, tetapi sipil mempersenjatai diri dengan persenjataan militer dan saling bantai. | |
| | | cinzano Moderator
Jumlah posting : 2124 Join date : 26.10.12 Lokasi : Buaya City
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 23rd December 2012, 10:10 | |
| - Quote :
New York, - Denmark dinobatkan sebagai bangsa yang paling bahagia di dunia. Dalam laporan "World Happiness Report" yang dirilis dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Denmark menempati urutan teratas dari 10 negara yang penduduknya paling bahagia di dunia.
Setelah Denmark, diikuti oleh Finlandia, Norwegia, Belanda, Kanada, Swiss, Swedia, Selandia Baru, Australia dan Irlandia.
Sementara 10 bangsa paling tidak bahagia di dunia adalah: Togo, Benin, Republik Afrika Tengah, Sierra Leone, Burundi, Comoros, Haiti, Tanzania, Kongo dan Bulgaria.
Konferensi PBB bertitel "Kebahagiaan dan Kesejahteraan: Mendefinisikan Paradigma Ekonomi Baru" yang digelar di New York, AS itu dihadiri ratusan perwakilan pemerintah termasuk Presiden Costa Rica Laura Chincilla, para akademisi dan para pemimpin sipil.
Dalam laporan itu terlihat bahwa negara-negara kaya seperti Denmark, Norwegia, Finlandia dan Belanda memimpin ranking negara-negara paling bahagia. Sementara negara-negara miskin seperti Togo, Benin, Republik Afrika Tengah dan Sierra Leone termasuk negara-negara paling tidak bahagia. Meski begitu, dalam laporan itu juga ditekankan bahwa faktor-faktor sosial seperti kuatnya dukungan sosial, ketiadaan korupsi dan tingkat kebebasan pribadi lebih penting daripada kekayaan.
Menurut Jeffery Sachs, ahli ekonomi terkemuka di Columbia University, New York yang merupakan salah satu editor laporan "World Happiness Report" tersebut, kebahagiaan di suatu negara bisa dicapai meski tidak diikuti kemajuan ekonomi.
"GNP (gross national product) sendiri tak bisa mendorong kebahagiaan," kata Sachs dalam konferensi tersebut seperti dilansir News.com.au, Rabu (4/4/2012).
Dia pun mencontohkan Amerika Serikat yang GNP per kapitanya meningkat tiga kali lipat sejak tahun 1960, namun tingkat kebahagiaan tidak bertambah. "Negara-negara lain telah mengejar kebijakan-kebijakan lain dan mencapai tingkat kebahagiaan lebih besar, bahkan di level pendapatan per kapita yang lebih rendah," tandas Sachs.
Dalam laporan itu juga dicantumkan sejumlah usulan praktis bagi pemerintah untuk menciptakan kebahagiaan bagi warga negara mereka. Di antaranya, membantu warga memenuhi kebutuhan dasar mereka, menjalankan sistem sosial, memperbaiki layanan kesehatan jiwa.
Menurut pendapat saya, bangsa yang sakit berhubungan dengan kebahagiaan. Dari daftar diatas ternyata bangsa yang bahagia sebagian besar di negara berhawa dingin | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 23rd December 2012, 13:28 | |
| Sebenarnya tergantung siapa yang menilai dan siapa yang dinilai juga om. Karena pernah entah di mana, saya baca bahwa bangsa yang paling berbahagia adalah Korea Utara, menurut survey dari Korea Utara. Jadi mungkin mirip mirip dengan kisah seorang ratu yang bertanya kepada cermin 'ajaib' nya, siapakah manusia tercantik di muka bumi ini. Nah, dalam kisah nyatanya, si cermin gak berani jawab lain, karena kalau jawab jujur, cerminnya dipcah. He he he he. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 23rd December 2012, 14:53 | |
| Nah berita Kompas.com hari ini : - Quote :
- Survei: Warga Singapura Paling Tidak Bahagia di Dunia
Penulis : Kontributor Singapura, Ericssen | Minggu, 23 Desember 2012 | 11:52 WIB
SINGAPURA, KOMPAS.com - Survei dari Gallup menunjukkan uang tidak dapat membeli kebahagiaan. Itulah yang terlihat ketika warga negeri jiran yang kaya, Singapura, menempati urutan pertama di dunia sebagai yang paling tidak gembira dan positif dalam menjalani kehidupan.
Walaupun menempati urutan kelima negara dengan GDP perkapita tertinggi di dunia, mungkin terlalu banyak hal yang dipikirkan dan dikeluhkan warga Singapura.
Survei menunjukkan hanya 46% warga Singapura yang menjawab merasa gembira dengan hidupnya. Persentase itu bahkan lebih rendah dari warga Irak dan Afganistan yang negaranya diporak-porandakan oleh perang. Sebanyak 50 dan 55% warga Irak dan Afganistan menyatakan hidup mereka bahagia.
Pertanyaan survei sendiri mencakup apakah memiliki tidur yang cukup dan nyenyak, apakah sering tersenyum atau tertawa, apakah memiliki banyak kegembiraan dalam hidup.
Survei dilakukan di 148 negara pada 2011 di mana hasil survei baru dipublikasikan 19 Desember 2012. Negara Amerika Tengah, Panama menempati urutan pertama sebagai yang paling gembira dan positif.
Sebanyak 85% responden negeri itu menyatakan merasakan hidup yang positif walaupun GDP perkapita mereka hanya berada di urutan 90 di dunia.
Sementara itu, Indonesia sendiri berada di urutan ke-19 dengan 79% responden merasa gembira dan positif.
Survei ini sendiri mengundang reaksi di Singapura. Pakar ternama sosiologi dari National University of Singapore (NUS), Profesor Paulin Straughan meragukan hasil survei tersebut.
"Saya sudah bertanya ke Gallup dan mereka mengkonfirmasi hanya 20 hingga 30 % dari total calon responden yang merespon pertanyaan survei," kata Straughan.
Dia menambahkan kredibilitas survei perlu dipertanyakan jika kurang dari 50% calon responden yang merespon survei tersebut.
Tidak sekali ini, Gallup mempublikasikan hal yang "negatif" dari Singapura. Bulan lalu survei mereka menunjukkan warga Singapura memiliki emosi paling datar di dunia.
Editor :Ervan Hardoko
Hi hi hi hi, coba apa ngga hebat kalau di Indonesia ini orang orang masih bahagia? Sudah dikorupsi, diperas, ditekan, diperbudak, dianiaya, eeeee masih bahagia juga. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 24th December 2012, 12:31 | |
| Kalau suatu bangsa sedang sakit, apa perlu dirawat inap? Mungkin berobat jalan saja, nggeh? Atau, malah ada bangsa yang tidak sadar sedang sakit? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit 6th January 2013, 09:27 | |
| - Quote :
- Penembakan Kembali Terjadi di Amerika, Empat Orang Tewas
Minggu, 6 Januari 2013 | 06:31 WIB
[You must be registered and logged in to see this image.] Polisi berjalan di depan lokasi penembakan di Aurora, Colorado, Sabtu (5/1/2013). Empat orang tewas dalam penembakan ini termasuk pelaku.
LOS ANGELES, KOMPAS.com - Insiden penembakan kembali terjadi di Amerika Serikat (AS), Sabtu (5/1/2013) dini hari waktu setempat. Empat orang tewas di sebuah rumah di wilayah Aurora, Colorado termasuk pelaku tunggal yang sempat melakukan perlawanan.
Ini mengingatkan kembali penembakan massal saat pemutaran perdana film Batman di bioskop kota tersebut tahun lalu yang menewaskan 12 orang. Lokasi penembakan hanya berjarak beberapa kilometer dari bioskop tersebut.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan kepolisian setempat menyebutkan salah satu penghuni rumah itu berhasil keluar dan membunyikan alarm bahaya. Tak lama kemudian polisi pun datang ke lokasi dengan kendaraan lapis baja dan pasukan khusus.
Pelaku tak mau menghiraukan permintaan aparat untuk keluar menyerahkan diri meski berkali-kali diminta negosiasi. Ia tetap bertahan di dalam rumah dan bahkan berkali-kali melepaskan tembakan keluar.
"Tersangka berkali-kali menembak ke arah kendaraan, tapi tidak ada satupun petugas yang terluka," ujar juru bicara polisi dalam pernyataan itu.
Setelah beberapa jam, polisi melemparkan gas air mata ke dalam rumah sebelum memutuskan merangsek masuk. Pelaku kemudian kembali melakukan perlawanan dengan melepaskan tembakan ke arah petugas dari lantai dua.
Kali ini, polisi membalas tembakan ke arah pelaku dan berhasil melumpuhkannya. Di dalam gedung, ditemukan pelaku dalam keadaan tewas dan juga tiga korban tewas masing-masing dua orang laki-laki dan satu perempuan. Identitas korban dan motif penembakan masih dalam nvestigasi.
Sumber :AFP Editor :Tri Wahono Ya Tuhan, apa yang sedang terjadi di bangsa Amerika sekarang ini? | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Bangsa yang sedang sakit | |
| |
| | | | Bangsa yang sedang sakit | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |