Apakah kado dianggap gratifikasi ?

Busro Muqodas (salah satu ketua KPK) saat mengadakan pesta kawinan anaknya, menolak semua bentuk pemberian, baik berupa uang, kado, bahkan karangan bunga.

Ini berupa pencitraan, atau memang bisa dianggap sebagai gratifikasi, sih?

Ada yang bisa membantu menjelaskan?

Menurut saya sih ....
Namanya pemberian ya diterima....
Berhubung sebagai pejabat publik ... maka pemberian tersebut perlu diumumkan.
Untuk kontrol sosialnya.


[You must be registered and logged in to see this image.]

cinzano wrote:

Menurut saya sih ....
Namanya pemberian ya diterima....
Berhubung sebagai pejabat publik ... maka pemberian tersebut perlu diumumkan.
Untuk kontrol sosialnya.


[You must be registered and logged in to see this image.]

Dulu seingat saya pernah juga ada pejabat yang sampai memberikan daftar kado hasil pesta pernikahan anaknya, saya lupa siapa.

Tapi kalau transfer langsung ke rekening menantu atau besan, apa ikut di periksa juga ya? He he he he

semua bentuk pemberian dari orang lain entah bertujuan untuk sumbangan, hadiah/kado macem doorprize, baik yang berupa uang maupun barang dikategorikan sebagai gratifikasi kak Bruce. Pokoknya semua pemberian yang didapatkan secara cuma-cuma dari pihak lain atau gratis dengan maksud tertentu disebut gratifikasi.



Dalam aturannya seorang pejabat di institusi pemerintahan memang tidak dilarang menerima sebuah pemberian dari pihak lain, namun mereka harus mencatat dan melaporkan semua pemberian itu termasuk siapa pihak yang memberikan, dan maksud pemberian tersebut kepada KPK agar bisa diverifikasi supaya tidak dituduh menerima gratifikasi.

mungkin karena proses mencatatkan dan melaporkan ini sangat merepotkan, maka pak Busro merasa lebih baik menolak pemberian itu, selain itu juga dia tidak ingin jika nantinya menerima pemberian2 tersebut hal itu dimanfaatkan oleh pihak lain sehubungan posisinya sebagai ketua KPK.

menurut aku, sikapnya ini bagus juga jadi kalo kita diundang ke pesta perkawinan anaknya itu bisa makan gratis. hi hi hi
hi
[You must be registered and logged in to see this image.]

Quote :

kalo kita diundang ke pesta perkawinan anaknya itu bisa makan gratis. hi hi hi
hi

Setuju, sis, selama ini saya sering pusing kalau kebetulan pas lagi 'kemarau' justru menerima undangan dari beberapa relasi. Apalagi kalau di undangannya tertulis jelas (walau dengan small print) 'Mohon tanda kasih tidak berupa barang atau bunga' ....

iya bener, apa lagi klo kita diundang ol orang2 'level' atas macem menteri atau pejabat2 lainnya, klo kita mau ngasih sumbangan kecil kan agak 'tengsin', tp klo mau ngasih gede sayang jg bro, apa lg klo kantong lg tipis..
klo yg punya gawean udah nyuruh tidak perlu memberikan sumbangan kan kita jg bisa enakan, nda perlu merasa tengsin dan bersalah bro..
hehehehehehe [You must be registered and logged in to see this image.]

nothingman wrote:

iya bener, apa lagi klo kita diundang ol orang2 'level' atas macem menteri atau pejabat2 lainnya, klo kita mau ngasih sumbangan kecil kan agak 'tengsin', tp klo mau ngasih gede sayang jg bro, apa lg klo kantong lg tipis..
klo yg punya gawean udah nyuruh tidak perlu memberikan sumbangan kan kita jg bisa enakan, nda perlu merasa tengsin dan bersalah bro..
hehehehehehe [You must be registered and logged in to see this image.]

Betul bro, walau sering kali saya melihat hal ini sebagai anomali. Orang yang ngga butuh uang malah diberi besar, sementara kalau orang yang kurang mampu justru diberi kecil.

He he he