|
| Surat Rasul Paulus | |
| | Pengirim | Message |
---|
bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Surat Rasul Paulus 21st July 2011, 13:09 | |
| Seringkali, kita menyalah artikan maksud sebearnya dari ayat ayat yang terdapat di dalam Surat Paulus seperti yang terdapat di dalam Alkitab.
Mungkin, bukan karena kesengajaan, tetapi disebabkan kita tidak (belum) tahu tentang mengapa surat itu ditulis, kepada siapa surat itu ditulis, siapa dan seperti apa jemaat yang ditulisi surat itu.
Berikut, walau jauh dari sempurna, marilah kita sama sama belajar untuk memahami surat Paulus ini, agar kita isa mengerti dengan sebenarnya. Dan dapat memetik manfaat sebenarnya dari surat surat itu. Karena banyak diantaranya yang merupakan nasehat sangat berguna pada kondisi khusus yang kita alami.
Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma
Rasul Paulus ditangkap di Roma. Penulis surat ini adalah Paulus. Ia menulis surat ini tanpa tergesa-gesa. Paulus bukanlah pendiri jemaat di Roma dan oleh karena itu ia tidak begitu mengetahui mengenai jemaat ini. Ia mendapatkan informasi dari orang-orang Kristen yang berasal dari Roma. Sudah sejak lama Paulus ingin mengunjungi orang-orang Kristen di Roma tetapi keinginannya tersebut selalu terhalang. Ia sangat ingin menyampaikan Injil di sana. Sewaktu Paulus berada di Efesus, Paulus merencanakan untuk pergi melalui Akhaya dan Makedonia. Keinginan Paulus bertambah besar ketika ia mengalami kesulitan di Yerusalem dan ia merasa kehidupannya seolah-olah akan segera berakhir. Saat itu ia mendapatkan penglihatan bahwa Tuhan berdiri di sampingnya dan menguatkannya untuk dapat terus menguatkan hati sehingga Paulus dapat bersaksi juga di Roma. Dalam surat ini Paulus menyebut dirinya sebagai hamba (doulos) Kristus Yesus. Di dalam surat-suratnya yang lain Paulus menyebut dirinya rasul (apostolos). Ia menyebut dirinya hamba karena Paulus bukanlah pendiri dari jemaat ini. Paulus merasa dirinya menjadi seorang hamba bukan karena keinginan dirinya sendiri tetapi karena kuasa Kristus Yesus.
Tujuan surat
Surat Paulus ini sudah pasti ditujukan kepada jemaat di Roma. Jemaat Roma pada saat itu sedang mendapat banyak tekanan baik dari orang Yahudi maupun orang-orang Roma sendiri. Selain itu di dalam tubuh jemaat Roma sendiri sedang terjadi konflik. Oleh karena itu Paulus mengirimkan surat ini untuk menasihati jemaat di Roma. Paulus menasihati mereka bagaimana seharusnya bersikap terhadap keadaan mereka dan bagaimana sikap mereka kepada pemerintah. Paulus menulis surat ini untuk menjelaskan pengertiannya tentang agama Kristen dan tuntutan-tuntutannya yang praktis untuk kehidupan orang-orang Kristen. Sepanjang surat ini, Paulus menekankan bahwa hukum Taurat tidak lagi mengikat sebagai hukum. Karena Taurat tersebut tidak lagi berlaku, kecuali sebagai sejarah kudus yang menceritakan bagaimana umat bisa sampai pada keadaan sekarang ini.
tambahan dari Sabda-Web :
Surat Paulus kepada Jemaat di Roma Penulis : Paulus Tema : Kebenaran Allah telah Dinyatakan Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 57
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).
Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32).
Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom 15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23; 1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke barat (Rom 15:24,28).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (Rom 1:1-17) I. Kebutuhan Mendesak Manusia Akan Kebenaran (Rom 1:18-3:20) A. Kebutuhan Orang Bukan Yahudi (Rom 1:18-32) B. Kebutuhan Orang Yahudi (Rom 2:1-3:8 ) C. Kebutuhan Semua Orang (Rom 3:9-20) II. Penyediaan Kebenaran yang Mulia oleh Allah (Rom 3:21-5:21) A. Pembenaran oleh Iman Diringkaskan (Rom 3:21-31) B. Pembenaran oleh Iman Digambarkan Dalam Abraham (Rom 4:1-25) C. Berkat dan Keyakinan yang Menyertai Pembenaran (Rom 5:1-11) D. Adam dan Kristus Dibandingkan (Rom 5:12-21) 1. Adam/Dosa/Penjatuhan Hukuman/Kematian 2. Kristus/Kasih Karunia/Pembenaran/Hidup III.Kebenaran Berkarya Melalui Iman (Rom 6:1-8:39) A. Kebebasan dari Perbudakan Dosa (Rom 6:1-23) 1. Mati Bersama Kristus terhadap Dosa (Rom 6:1-14) 2. Hidup Bersama Kristus sebagai Hamba Kebenaran (Rom 6:15-23) B. Kebebasan dari Pertentangan di Bawah Hukum Taurat (Rom 7:1-25) C. Kebebasan Melalui Hukum Roh Kehidupan (Rom 8:1-39) IV. Kebenaran oleh Iman Berkaitan dengan Israel (Rom 9:1-11:36) A. Persoalan Penolakan Israel (Rom 9:1-10:21) B. Kemenangan Rencana Allah (Rom 11:1-36) V. Penerapan Praktis dari Kebenaran oleh Iman (Rom 12:1-15:13) A. Orang Percaya dan Penyerahan Diri (Rom 12:1-2) B. Orang Percaya dan Masyarakat (Rom 12:3-21) C. Orang Percaya dan Pemerintah (Rom 13:1-7) D. Orang Percaya dan Hukum Kasih (Rom 13:8-15:13) Penutup (Rom 15:14-16:27)
Tujuan ~~~~~~ Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.
(1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.
(2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).
Survai ~~~~~~ Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum (Rom 1:18-3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom 3:21-4:25).
Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23), pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1-11:36).
Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1-14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Tujuh ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling hebat dalam PB.
(2) Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).
(3) Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan sifat sesungguhnya dari Injil.
(4) Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17): Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.
(5) Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:
(a) dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1-5:11), dan
(b) prinsip "dosa" (Yun. _he hamartia_), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom 5:12-8:39).
(6) Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
(7) Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom 9:1-11:36). | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 13:11 | |
| @t2y
Bro, usul nih, bisa ngga langsung aja di tambahkan di surat yang sama. Jadi anda edit saja posting saya, dan sisipkan di bawah surat yang sama. Jadi pada saat membaca, member seoralh tidak membaca hal yang sama dua kali.
Thanks
| |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 13:13 | |
| - bruce wrote:
- @t2y
Bro, usul nih, bisa ngga langsung aja di tambahkan di surat yang sama. Jadi anda edit saja posting saya, dan sisipkan di bawah surat yang sama. Jadi pada saat membaca, member seoralh tidak membaca hal yang sama dua kali.
Thanks
siap, laksanaken... :) tapi enaknya 1 syrat 1 postingan aja, Om... biar yang baca gak bingung yah... ? gimana ? |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 13:16 | |
| - Quote :
- siap, laksanaken...
tapi enaknya 1 syrat 1 postingan aja, Om... biar yang baca gak bingung yah... ? gimana ? Boleh, anda edit saja postigan saya, silahkan bro, and thanks | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 14:21 | |
| Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus
Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus merupakan salah satu dari ketiga surat (1 & 2 Korintus dan Roma) yang menempati posisi sentral dalam Perjanjian Baru. Surat Korintus yang pertama ditulis setelah Paulus menerima kabar buruk dari orang-orang Kloe. Berita buruk tersebut adalah timbulnya persoalan-persoalan, seperti keikutsertaan jemaat Korintus dalam upacara-upcara keagamaan kafir, penghakiman di depan orang-orang kafir dan pelacuran. Selain masalah-masalah etis dan moral, surat ini juga merupakan surat penggembalaan untuk menegur jemaat di Korintus yang memiliki berbagai macam karunia, sehingga menjadikan jemaat satu dengan yang lainnya saling menyombongkan diri.
Gambaran kota Korintus
Kota Korintus bukanlah kota kuno yang telah lama dikenal sebagai pusat perdagangan, budaya, dan berbagai macam kegiatan politik, melainkan kota ini merupakan kota yang baru setelah dihancurkan oleh orang-orang Romawi pada 146 SM. Barulah setelah kehancuran itu, kota Korintus dibangun kembali oleh Julius Caesar pada tahun 44 SM. Setelah pembangunan kembali, kota ini pun dikenal sebagai pusat provinsi Romawi, yaitu Akhaya yang dipimpin oleh Gubernur Galio dan menjadi pusat perdagangan yang berkembang, khususnya industri keramik (barang tembikar). Selain perdagangan tembikar, kota ini dikenal juga karena kemajuannya yang pesat dalam kebudayaan, pendidikan, dan juga karena banyaknya agama Hellenis yang terdapat di sana. Kota ini didominasi oleh Akrokorintus yang dikenal sebagai dewi asmara. Pelayanan dewi ini banyak menghasilkan tindakan-tindakan amoral pada zaman Aristofanes. Tindakan amoral itu didominasi oleh perilaku seksual yang sembarangan dan pemujaan dewa-dewi Romawi di kuil-kuil utama dan orang-orang Kristen di Korintus ada sebagian yang termasuk mengikuti praktik-praktik amoral tersebut.
Gambaran Jemaat di Korintus.
Paulus menyebut orang Korintus 'tidak kekurangan dalam suatu karunia pun'. Atas keadaan inilah, jemaat di Korintus menjadi sangat bergembira, namun sikap ini juga yang membuat jemaat di Korintus menjadi congkak, puas diri, sehingga keadaan jemaat menjadi kacau. Akibat kekacauan ii, jemaat Korintus mengalami ekstase (kegembiraan yang meluap). Ekstase ini ditujukan bukan lagi kepada Kristus, melainkan terhadap perempuan-perempuan yang dapat memenuhi hasrat mereka. Terjadinya berbagai macam penyimpangan moral di jemaat Korintus sebenarnya timbul dari komunitas Yahudi Gnostik. Gnostisisme adalah gerakan spiritual yang mempengaruhi kehidupan Kristen awalnya di sekitar Laut Tengah. Selanjutnya, dalam praktik penyembahan berhala, jemaat di Korintus dipengaruhi oleh pemikiran Yunani yang rasionalis.
Tujuan penulisan
Keberadaan jemaat di Korintus dikenal karena perpecahan mereka antara berbagai golongan dan karena perilaku moral mereka yang menyimpang, sehingga masing-masing membanggakan keunggulannya dan berbuat semaunya tanpa ada aturan. Adanya perbedaan antara mereka sebenarnya bukan timbul dari kejahatan mereka saja, namun juga disebabkan oleh guru-guru agama yang membuat perbedaan golongan. Atas perbedaan-perbedaan inilah Paulus menulis suratnya untuk menegur perpecahan yang telah merusak iman jemaat.
Tambahan dari Sabda-Web
1Korintus Penulis : Paulus Tema : Masalah-Masalah Jemaat dan Pemecahannya Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.
Bersama dengan Priskila dan Akwila (1Kor 16:19) dan rombongan rasulinya sendiri (Kis 18:5), Paulus mendirikan jemaat Korintus itu selama delapan belas bulan pelayanannya di Korintus pada masa perjalanan misinya yang kedua (Kis 18:1-17). Jemaat di Korintus terdiri dari beberapa orang Yahudi tetapi kebanyakan adalah orang bukan Yahudi yang dahulu menyembah berhala. Setelah Paulus meninggalkan Korintus, berbagai macam masalah timbul dalam gereja yang masih muda itu, yang memerlukan wewenang dan pengajaran rasulinya melalui surat-menyurat dan kunjungan pribadi.
Surat 1 Korintus ditulis selama tiga tahun pelayanannya di Efesus (Kis 20:31) pada waktu perjalanan misinya yang ketiga (Kis 18:23-21:16). Berita mengenai masalah-masalah jemaat di Korintus terdengar oleh Paulus di Efesus (1Kor 1:11); setelah itu utusan dari jemaat Korintus (1Kor 16:17) menyampaikan sepucuk surat kepada Paulus yang memohon petunjuknya atas berbagai persoalan (1Kor 7:1; bd. 1Kor 8:1; 1Kor 12:1; 1Kor 16:1). Sebagai tanggapan atas berita dan surat yang diterimanya dari Korintus, Paulus menulis surat ini.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (1Kor 1:1-9) I. Pembahasan Masalah-Masalah yang Telah Diberitahukan kepada Paulus (1Kor 1:10-6:20) A. Perpecahan dalam Jemaat (1Kor 1:10-4:21) 1. Empat Golongan (1Kor 1:10-17) 2. Penyebab Perpecahan (1Kor 1:18-4:5) a. Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Hikmat (1Kor 1:18-3:4) b. Suatu Pandangan yang Salah Mengenai Pelayanan Kristen (1Kor 3:5-4:5) 3. Imbauan untuk Berdamai (1Kor 4:6-21) \\Prinsip\\: Jemaat sebagai tubuh Kristus (bd. 1Kor 12:12-20) tidak boleh terpecah-belah menjadi bagian-bagian yang terpisah (1Kor 1:10,13) B. Masalah-Masalah Moral dalam Jemaat (1Kor 5:1-6:20) 1. Masalah Perzinaan dan Disiplin Gereja (1Kor 5:1-13) 2. Masalah Perkara-Perkara Hukum Sekular di Antara Orang-Orang Kristen (1Kor 6:1-11) 3. Masalah Kebejatan Seksual (1Kor 6:12-20) \\Prinsip\\: Kamu yang telah dipersatukan dengan Tuhan, hendaknya berperilaku baik supaya membawa hormat bagi Dia (1Kor 6:17,20) II. Jawaban Terhadap Pertanyaan yang Ditulis Dalam Surat dari Jemaat Korintus (1Kor 7:1-16:9) A. Pertanyaan Mengenai Perkawinan (1Kor 7:1-40) 1. Perkawinan dan Hal Hidup Membujang (1Kor 7:1-9) 2. Tanggung Jawab Kristen dalam Perkawinan (1Kor 7:10-16) 3. Prinsip Kepuasan Hati (1Kor 7:17-24) 4. Nasihat kepada Orang yang Tidak Menikah (1Kor 7:25-38) 5. Pengarahan Tentang Nikah Ulang (1Kor 7:39-40) \\Prinsip\\: Allah memberikan sebagian orang karunia menjadi seorang suami atau istri; kepada orang lainnya, Ia berikan karunia untuk tinggal membujang demi kepentingan kerajaan-Nya (1Kor 7:7,32) B. Pertanyaan Mengenai Penggunaan Kemerdekaan Kristen (1Kor 8:1-11:1) 1. Masalah Makanan yang Dipersembahkan kepada Berhala (1Kor 8:1-13) 2. Disiplin Paulus dalam Menggunakan Kemerdekaannya (1Kor 9:1-27) 3. Peringatan Terhadap Percaya Diri yang Berlebih-lebihan (1Kor 10:1-13) 4. Ketidaksesuaian Pesta Penyembahan Berhala dengan Meja Tuhan (1Kor 10:14-23) 5. Beberapa Prinsip Umum dan Nasihat Praktis (1Kor 10:24-11:1) \\Prinsip\\: Lakukan segala sesuatu untuk membawa kemuliaan kepada Allah; jangan melakukan sesuatupun yang bisa menyebabkan orang lain tersandung (1Kor 10:31-32) atau mungkin saudara didiskualifikasi dari pertandingan (1Kor 9:24-27) C. Pertanyaan Mengenai Ibadah Bersama (1Kor 11:2-14:40) 1. Tudung Kepala Wanita dalam Jemaat (1Kor 11:2-16) 2. Sikap dalam Mengikuti Perjamuan Tuhan (1Kor 11:17-34) 3. Karunia-Karunia Rohani (1Kor 12:1-14:40) \\Prinsip\\: Segala sesuatu harus dilakukan secara sopan dan teratur (1Kor 14:40) D. Pertanyaan Mengenai Kebangkitan (1Kor 15:1-58) 1. P. Bagaimana Mungkin Ada Orang yang Mengatakan Bahwa Tidak Ada Kebangkitan Orang Mati? (1Kor 15:12) J. Kepastian Kebangkitan (1Kor 15:1-34) 2. P. Bagaimanakah Orang Mati Dibangkitkan? Dan dengan Tubuh Apakah Mereka Akan Datang Kembali? (1Kor 15:35) J. Sifat Tubuh Kebangkitan (1Kor 15:35-57) 3. Kesimpulan Terhadap Pertanyaan Itu (1Kor 15:58) \\Prinsip\\: Kebangkitan Kristus dari kematian menjamin kebangkitan mereka yang menjadi milik Kristus ketika Ia datang kembali (1Kor 15:22-23) E. Pertanyaan Mengenai Pengumpulan Uang bagi Orang Kudus (1Kor 16:1-9) Pengarahan-Pengarahan Akhir (1Kor 16:10-24)
Tujuan ~~~~~~ Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat ini:
(1) Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa serius.
(2) Untuk memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis oleh orang Korintus. Hal-hal ini meliputi soal doktrin dan juga perilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.
Survai ~~~~~~ Surat kiriman ini menangani macam persoalan yang dialami oleh gereja yang para anggotanya tetap hidup "duniawi" (1Kor 3:1-3) dan tidak secara tegas memisahkan diri dari masyarakat di sekelilingnya yang menyembah berhala (2Kor 6:17) - masalah seperti sifat memecah belah (1Kor 1:10-13; 1Kor 11:17-22), toleransi terhadap dosa seperti perzinaan (1Kor 5:1-13), kebejatan seksual pada umumnya (1Kor 6:12-20), perkara hukum sekular antara orang Kristen (1Kor 6:1-11), pikiran manusiawi tentang kebenaran rasuli (pasal 15; 1Kor 15:1-58) dan perselisihan mengenai "kemerdekaan Kristen" (pasal 8, 10; 1Kor 8:1-13; 1Kor 10:1-33). Paulus juga menasihati orang Korintus tentang perkara yang berkaitan dengan hal membujang dan perkawinan (pasal 7; 1Kor 7:1-40), ibadah bersama, termasuk Perjamuan Kudus (pasal 11-14; 1Kor 11:1-14:40), dan pengumpulan uang bagi orang-orang kudus di Yerusalem (1Kor 16:1-4).
Antara berbagai kebenaran yang paling penting dari surat 1 Korintus terdapat pengajaran Paulus mengenai manifestasi karunia Roh Kudus dalam konteks ibadah bersama (pasal 12-14; 1Kor 12:1-14:40). Lebih dari lain tempat dalam PB, pasal-pasal ini memberikan pemahaman terhadap sifat dan unsur-unsur ibadah dalam gereja mula-mula (bd. 1Kor 14:26-33). Paulus menunjukkan bahwa maksud Allah bagi gereja meliputi berbagai manifestasi Roh yang terjadi melalui orang percaya yang setia (1Kor 12:4-10) dan orang-orang yang dipanggil untuk pelayanan-pelayanan tertentu (1Kor 12:28-30) -- keanekaragaman dalam kesatuan yang disamakan dengan banyaknya fungsi dari tubuh manusia (1Kor 12:12-27). Ketika memberikan pedoman bagi fungsi bersama karunia rohani, Paulus membuat suatu perbedaan yang penting antara hal membangun pribadi dan hal membangun segenap anggota (1Kor 14:2-6,12,16-19,26), dengan menegaskan bahwa semua manifestasi dan karunia yang bersifat umum harus mengalir keluar dari kasih (pasal 13; 1Kor 13:1-13) dan berada demi pembangunan orang percaya yang sedang berhimpun (1Kor 12:7; 1Kor 14:4-6,26).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Lima ciri utama menandai surat ini:
(1) Surat ini paling berpusat pada persoalan dibandingkan dengan kitab lain dalam PB. Dalam menangani berbagai masalah dan perkara di Korintus, Paulus memberikan prinsip rohani yang jelas dan kekal (lih. Garis Besar), di mana setiap prinsip itu dapat diterapkan secara menyeluruh dalam seluruh jemaat (mis. 1Kor 1:10; 1Kor 6:17,20; 1Kor 7:7; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:31-32; 1Kor 14:1-10; 1Kor 15:22-23).
(2) Secara menyeluruh ditekankan kesatuan jemaat lokal sebagai tubuh Kristus, suatu fokus yang ada dalam pembahasan tentang perpecahan, Perjamuan Kudus, dan karunia-karunia rohani.
(3) Surat ini berisi pengajaran PB yang paling luas mengenai berbagai pokok penting seperti pembujangan, perkawinan dan nikah ulang (pasal 7; 1Kor 7:1-40); Perjamuan Kudus (1Kor 10:16-21; 1Kor 11:17-34); berkata-kata dengan bahasa Roh, nubuat, dan karunia rohani dalam perhimpunan bersama (pasal 12, 14; 1Kor 12:1-31; 1Kor 14:1-40); kasih agape (pasal 13; 1Kor 13:1-13); dan kebangkitan tubuh (pasal 15; 1Kor 15:1-58).
(4) Surat ini memberikan hikmat yang tak ternilai untuk pengawasan para gembala sidang berhubungan dengan disiplin gereja (pasal 5; 1Kor 5:1-13).
(5) Surat ini menekankan adanya kemungkinan untuk undur dari iman oleh mereka yang berkanjang dalam perilaku yang tidak benar dan tidak berpegang kepada Kristus dengan sungguh-sungguh (1Kor 6:9-10; 1Kor 9:24-27; 1Kor 10:5-12,20-21; 1Kor 15:1-2).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:38, total 2 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 14:34 | |
| Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus adalah lanjutan dari surat pertama yang juga ditujukan untuk jemaat di Korintus. Surat ini langsung ditulis oleh Paulus. Melalui surat ini Paulus ingin menerangkan mengapa ia melakukan perubahan rencana perjalanan ke Korintus. Ia juga menyampaikan pujiannya kepada jemaat Korintus karena telah menaati pesan yang disampaikannya pada suratnya yang pertama. Titus adalah orang yang ditunjuk Paulus untuk mengantarkan surat ini, dengan harapan agar surat yang kedua juga disambut dengan baik oleh jemaat di Korintus.
Konteks surat
Surat ini berusaha menjawab permasalahan yang terjadi di Korintus. Ketika itu terjadi pertikaian antara Paulus dan golongan orang yang memfitnahnya. Mereka adalah rasul-rasul palsu yang memberitakan Yesus yang lain. Akan tetapi, lawannya justru mengklaim Paulus sebagai rasul palsu sehingga kewenangannya sebagai rasul patut diragukan. Tindakan Paulus meninggalkan mereka dengan terburu-buru akhirnya menjadi hal yang disesalinya dikemudian hari, karena tindakannya itu seolah-olah membuktikan kebenaran tuduhan yang dikenakan kepadanya. Akhirnya orang-orang Kristen di Korintus ditinggalkan dalam keadaan yang kacau, di tengah-tengah pertikaian yang belum usai.
Perubahan rencana Paulus untuk mengunjungi jemaat Korintus menimbulkan banyak tanggapan negatif dari lawan-lawannya di Korintus. Perubahan rencana tersebut memojokkan Paulus, Paulus dituduh sebagai orang yang memiliki ketidakmampuan dan ketidakpedulian terhadap pelayanan di jemaat Korintus. Di satu sisi memang benar kalau Paulus mengadakan perubahan rencana mengenai perjalanannya ke Korintus, tetapi di sisi lain tuduhan yang dikenakan padanya tidaklah benar. Itulah sebabnya ia menulis surat kepada mereka dan menceritakan kesedihan yang ia rasakan supaya ketika ia datang lagi mereka akan bersukacita (2:3). Surat ini justru ingin mengungkapkan bahwa Paulus mengasihi mereka.
Tempat dan Waktu Penulisan
Surat ini dikirim setelah Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia. Titus kemudian diutus kembali ke Korintus untuk mengantarkan surat dari Paulus bagi jemaat di Korintus. Jadi, besar kemungkinan kalau surat ini ditulis di Makedonia pada akhir tahun 56.
Maksud Penulisan
Maksud penulisan surat ini terkait erat dengan pertikaian yang pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan hal itu ia ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan. Surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7). Dalam surat ini Paulus juga menasehati mereka memenuhi janjinya untuk mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem. Surat ini juga menceritakan kesedihan Paulus karena tidak bisa datang ke Korintus untuk mengunjungi mereka, dengan ini Paulus berharap kalau mereka tahu kesedihan Paulus karena sangat mengasihi mereka.
tambahan dari Sabda-Web
2Korintus Penulis : Paulus Tema : Kemuliaan Melalui Penderitaan Tanggal Penulisan: Tahun 55/56
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Paulus menulis surat kiriman ini kepada jemaat di Korintus dan kepada orang percaya di seluruh Akhaya (2Kor 1:1), dengan menyebut namanya sendiri sebanyak dua kali (2Kor 1:1; 2Kor 10:1). Setelah mendirikan jemaat di Korintus selama perjalanan misinya yang kedua, Paulus dan jemaat itu sering berhubungan karena masalah dalam jemaat (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1KORINTUS" 08185).
Urutan hubungan ini dan latar belakang penulisan 2 Korintus adalah sebagai berikut:
(1) Setelah beberapa kali berhubungan dan surat-menyurat yang awal di antara Paulus dengan jemaat itu (misalnya: 1Kor 1:11; 1Kor 5:9; 1Kor 7:1), maka Paulus menulis surat 1 Korintus dari Efesus (awal tahun 55/56).
(2) Berikut, Paulus menyeberangi Laut Aegea menuju Korintus untuk menangani masalah yang berkembang dalam jemaat. Kunjungan ini di antara 1 dan 2 Korintus (bd. 2Kor 13:1-2) merupakan suatu kunjungan yang tak menyenangkan, baik bagi Paulus maupun bagi jemaat itu (2Kor 2:1-2).
(3) Setelah kunjungan ini, ada laporan disampaikan kepada Paulus di Efesus bahwa para penentang di Korintus itu masih menyerang pribadinya dan wewenang rasulinya, dengan harapan agar mereka dapat membujuk sebagian jemaat itu untuk menolak Paulus.
(4) Sebagai tanggapan terhadap laporan ini, Paulus menulis surat 2 Korintus dari Makedonia (akhir tahun 55/56).
(5) Segera sesudah itu, Paulus mengadakan perjalanan ke Korintus lagi (2Kor 13:1), dan tinggal di situ selama lebih kurang tiga bulan (bd. Kis 20:1-3a). Dari situ ia menulis kitab Roma.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (2Kor 1:1-11) I. Pembelaan Paulus Demi Kepentingan Mayoritas Jemaat yang Setia (2Kor 1:12-7:16) A. Penyangkalan atas Tuduhan Bahwa Ia Plinplan (Berpendirian Tidak Tetap) (2Kor 1:12-22) B. Penjelasan Mengenai Perubahan Rencana Perjalanannya (2Kor 1:23-2:17) C. Penjelasan Mengenai Sifat Pelayanannya (2Kor 3:1-6:10) 1. Pelayanan Terhadap Suatu Perjanjian Baru (2Kor 3:1-18) 2. Pelayanan yang Terbuka dan Dalam Kebenaran (2Kor 4:1-6) 3. Pelayanan Dalam Penderitaan Pribadi (2Kor 4:7-5:10) 4. Pelayanan Dalam Penyerahan yang Penuh Belas Kasihan (2Kor 5:11-6:10) D. Permintaan Pribadi dan Rasa Hormat yang Penuh Kasih Sayang bagi Orang Korintus (2Kor 6:11-7:16) II. Pengumpulan Uang bagi Orang Kristen di Yerusalem yang Membutuhkan Bantuan (2Kor 8:1-9:15) A. Sifat Kemurahan Hati Kristen (2Kor 8:1-15) B. Titus Mengepalai Urusan Pengumpulan Uang Itu (2Kor 8:16-24) C. Imbauan untuk Tanggapan yang Segera (2Kor 9:1-5) D. Imbauan untuk Tanggapan yang Berkemurahan Hati (2Kor 9:6-15) III.Jawaban Paulus kepada Minoritas Jemaat yang Melawan (2Kor 10:1-13:10) A. Jawaban Terhadap Tuntutan Sifat Pengecut dan Kelemahan (2Kor 10:1-18) B. Keengganan Paulus untuk Membela Kerasulannya (2Kor 11:1-12:18) 1. Minta Maaf Terhadap Nada Menyombongkan Diri (2Kor 11:1-15) 2. Menegaskan bahwa Ia Tidak Lebih Rendah daripada Para Penganut Yudaisme (2Kor 11:16-12:10) 3. Menuntut Pengakuan yang Sah atas Kerasulannya (2Kor 12:11-18) C. Kunjungan Ketiga yang Mendatang Disebut Sebagai Suatu Peringatan (2Kor 12:19-13:10) 1. Kekuatiran Terhadap Jemaat Korintus (2Kor 12:19-21) 2. Ketetapan Hati untuk Bersikap Teguh (2Kor 13:1-10) Penutup (2Kor 13:11-14)
Tujuan ~~~~~~ Paulus menulis surat ini kepada tiga golongan orang di Korintus.
(1) Pertama, ia menulis untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka.
(2) Ia menulis untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus-menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikkan beritanya.
(3) Ia juga menulis untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus-menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.
Kitab 2 Korintus berfungsi untuk mempersiapkan jemaat secara keseluruhan untuk kunjungannya yang akan datang.
Survai ~~~~~~ Kitab 2 Korintus mempunyai tiga bagian utama.
(1) Pada bagian pertama (pasal 1-7; 2Kor 1:1-7:16), Paulus mulai dengan mengucap syukur kepada Allah atas penghiburan yang dikaruniakan-Nya di tengah-tengah penderitaan untuk Injil, memuji jemaat Korintus karena mendisiplinkan orang yang berbuat dosa serius sambil mempertahankan integritas Paulus dalam kaitan dengan perubahan rencana perjalanannya. Dalam 2Kor 3:1-6:10 Paulus menyumbangkan pengertian yang paling luas dalam PB mengenai sifat yang benar dari pelayanan Kristen. Ia menekankan pentingnya pemisahan dari dunia ini (2Kor 6:11-7:1) dan mengungkapkan sukacitanya ketika mendengar dari Titus tentang pertobatan banyak anggota jemaat di Korintus yang sebelumnya telah menentang wewenangnya (pasal 7; 2Kor 7:1-16).
(2) Di pasal 8, 9; (2Kor 8:1-24 dan 2Kor 9:1-15), Paulus menasihati jemaat Korintus untuk menandingi kemurahan hati orang Makedonia yang dengan sepenuh hati telah menyumbangkan persembahan yang telah dikumpulkannya untuk orang Kristen yang menderita di Yerusalem.
(3) Pada pasal 10, 13; (2Kor 10:1-13:13), nada surat berubah. Di sini Paulus mempertahankan kerasulannya dengan menguraikan panggilannya, kualifikasi, dan penderitaannya sebagai seorang rasul yang benar. Dengan ini Paulus mengharapkan jemaat Korintus akan mengenal rasul-rasul palsu di antara mereka dan dengan demikian mereka dapat luput dari disiplin yang lebih lanjut ketika ia sendiri datang lagi. Paulus mengakhiri kitab 2 Korintus dengan satu-satunya ucapan berkat yang menyinggung Trinitas dalam PB (2Kor 13:14).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Empat ciri utama menandai surat ini:
(1) Kitab ini merupakan surat yang paling banyak memberitahukan riwayat hidup Paulus. Banyak petunjuk pada dirinya ini, dibuatnya dengan rendah hati, minta maaf dan bahkan dengan malu, tetapi karena terpaksa mengingat situasi yang ada di Korintus.
(2) Kitab ini melampaui semua surat kiriman lain dari Paulus dalam hal menyatakan kuatnya dan dalamnya kasih serta keprihatinan bagi anak rohaninya.
(3) Kitab ini berisi teologi yang paling lengkap dalam PB mengenai penderitaan Kristen (2Kor 1:3-11; 2Kor 4:7-18; 2Kor 6:3-10; 2Kor 11:23-30; 2Kor 12:1-10) dan mengenai hal memberi secara kristiani (pasal 8-9; 2Kor 8:1-9:15).
(4) Istilah-istilah kunci, seperti: kelemahan, dukacita, air mata, bahaya, kesukaran, penderitaan, penghiburan, kemegahan, kebenaran, pelayanan, dan kemuliaan, menggarisbawahi sifat unik dari surat ini.
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:40, total 2 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 14:50 | |
| Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia.
Orang-orang Galatia adalah orang-orang yangberasal dari suku bangsa Keltik yang masa itu tinggal di Asia Kecil. Setelah Injil tentang Yesus mulai diberitakan dan diterima di antara orang-orang bukan Yahudi, timbullah pertanyaan apakah untuk menjadi seorang Kristen yang sejati orang harus mentaati hukum agama Yahudi. Paulus mengemukakan bahwa hal itu tidak perlu -- bahwa sesungguhnya satu-satunya dasar yang baik untuk kehidupan Kristen adalah percaya kepada Kristus. Dengan kepercayaan itu hubungan manusia dengan Tuhan menjadi baik kembali. Tetapi orang-orang yang menentang Paulus telah datang ke jemaat-jemaat di Galatia, yaitu sebuah daerah di Anatolia Pusat di Asia Kecil. Mereka berpendapat bahwa untuk berbaik kembali dengan Tuhan, orang harus melaksanakan hukum agama Yahudi.
Surat Galatia ini ditulis untuk menolong orang-orang yang telah disesatkan oleh ajaran-ajaran palsu. Dengan kata lain, supaya mereka kembali taat kepada ajaran yang benar. Paulus memulai suratnya ini dengan berkata bahwa ia adalah rasul Yesus Kristus. Paulus dengan tegas mengatakan bahwa dia dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi rasul dan bukan dari manusia. Dia juga mengatakan bahwa tugasnya ditujukan terutama untuk orang yang bukan Yahudi (1-2). Setelah itu, Paulus mengajarkan kepada jemaat Galatia bahwa hubungan manusia dengan Tuhan diperbaharui atau menjadi baik kembali hanya melalui percaya kepada Kristus (3-4). Di dalam pasal-pasal terakhir kitab ini (5-6), Paulus menjelaskan bahwa cinta kasih yang timbul pada diri orang Kristen itu disebabkan karena iman percayanya kepada Kristus. Iman percaya tersebut akan dengan sendirinya menyebabkan orang itu melakukan perbuatan-perbuatan Kristen, yaitu kasih.
Surat Galatia ini ditulis oleh Paulus dengan alasan tertentu. Paulus diberitahu bahwa jemaat di Galatia dikacaukan oleh pengajaran yang sesat. Surat Paulus ini juga ditulis di tengah-tengah hangatnya pergumulan di komunitas yahudi pada saat itu. Orang-orang Yahudi ingin men-yahudi-kan segala jemaat dan mereka memasuki juga jemaat yang didirikan oleh Paulus. Hal ini pun mendapat perlawanan dari Paulus.
Orang Yudais itu mencoba meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan harus dikerjakan dengan jalan menaati Hukum Taurat. Paulus pun mendapat cobaan dan tantangan dalam halam hal ini. Mereka sengaja melakukan hal tersebut untuk menghasut orang-orang Galatia untuk melawan Paulus, dengan menghasut kerasulannya.
Paulus memang tidak diteguhkan menjadi rasul oleha rasul dan dia juga tidak menjadi murid Yesus ketika Yesus hidup. Bahkan Paulus tidak pernah melihat Yesus dengan mata kepalanya sendiri. Hal inilah yang dipertanyakan oleh orang yang menghasut mempertanyakan kerasulan Paulus. Dari isi surat Galatia ini, kita dapat menyimpulkan bahwa usaha tersebut hampir berhasil (1:6). Oleh karena itu, Paulus bereaksi dengan tegas, emosi, dan terus terang, tetapi juga memiliki argumen yang kuat.
Paulus berpendapat bahwa tuntutan agar orang-orang bukan Yahudi yang telah bertobat tunduk terhadap Taurat telah merusak pesannya bahwa manusia dibenarkan karena imannya di dalam Kristus, bukan karena melakukan Taurat. Tema Fundamental ini ini terkenal dengan pengalaman religiusnya sendiri dan penolakkannya terhadap upaya-upayakeras untuk memperoleh keselamatan melalui disiplin biara Kristen.
dari Sabda-Web
Galatia Penulis : Paulus Tema : Keselamatan Karena Kasih Karunia oleh Iman Tanggal Penulisan: Sekitar 49 TM
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Paulus menulis surat ini (Gal 1:1; Gal 5:2; Gal 6:11) "kepada jemaat-jemaat di Galatia" (Gal 1:2). Beberapa orang berpendapat bahwa orang Galatia ini adalah suku Gaul di bagian utara Galatia. Kemungkinannya jauh lebih besar bahwa Paulus menulis surat ini kepada kota-kota di bagian selatan (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe) di mana ia dan Barnabas menginjil dan memulaikan gereja-gereja dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama (Kis 13:1-14:28). Tanggal penulisan yang paling sesuai adalah tidak lama sesudah Paulus kembali ke gereja Antiokhia Siria yang mengutusnya dan sebelum sidang di Yerusalem (Kis 15:1-41).
Persoalan utama dalam surat ini adalah persoalan yang sama yang dibahas dan dipecahkan dalam sidang di Yerusalem (sekitar 49 TM; bd. Kis 15:1-41). Persoalan utama itu meliputi dua pertanyaan:
(1) Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?
(2) Ataukah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu dari P.L. diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?
Rupanya Paulus menulis surat Galatia ini sebelum perselisihan mengenai masalah hukum PL secara formal diperdebatkan dalam sidang di Yerusalem dan pendirian gereja resmi diberikan. Ini berarti bahwa kitab Galatia ini merupakan surat pertama rasul Paulus.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (Gal 1:1-10) A. Salam (Gal 1:1-5) B. Keheranan Karena Jemaat Galatia Meninggalkan Injil Kasih Karunia (Gal 1:6-10) I. Paulus Membela Kekuasaan Injil dan Panggilannya (Pribadi) (Gal 1:11-2:21) A. Injil itu Dinyatakan Kepadanya oleh Kristus (Gal 1:11-24) B. Injil itu Diakui dan Disahkan Yakobus, Petrus, dan Yohanes (Gal 2:1-10) C. Injil itu Dipertahankan Dalam Sengketa dengan Petrus (Gal 2:11-21) II. Paulus Membela Berita Injilnya (Ajaran) (Gal 3:1-4:31) A. Roh dan Hidup Baru Diterima oleh Iman dan Bukan oleh Perbuatan Baik (Gal 3:1-14) B. Keselamatan Tersedia Karena Janji dan Bukan Hukum Taurat (Gal 3:15-24) C. Mereka yang Percaya Kristus Adalah Anak dan Bukan Hamba (Gal 3:25-4:7) D. Himbauan untuk Memikirkan Kembali Tindakan Mereka (Gal 4:8-20) E. Mereka yang Percaya Hukum Adalah Hamba dan Bukan Anak (Gal 4:21-31) III.Paulus Membela Kebebasan Injilnya (Praktis) (Gal 5:1-6:10) A. Kebebasan Kristen Berkaitan dengan Keselamatan oleh Kasih Karunia (Gal 5:1-12) 1. Memelihara Kebebasan Kristen (Gal 5:1) 2. Akibat Menyerah Kepada Sunat di Bawah Hukum Taurat (Gal 5:2-12) B. Kebebasan Kristen Jangan Dijadikan Alasan untuk Memperturutkan Tabiat Berdosa (Gal 5:13-26) 1. Perintah Kasih (Gal 5:13-15) 2. Hidup oleh Roh, Bukan oleh Tabiat Berdosa (Gal 5:16-26) C. Kebebasan Kristen Harus Diungkapkan Melalui Hukum Kristus (Gal 6:1-10) 1. Saling Menanggung Beban (Gal 6:1-5) 2. Menolong Pelayan Firman Allah (Gal 6:6) 3. Jangan Jemu-Jemu Berbuat Baik (Gal 6:7-10) Penutup (Gal 6:11-18)
Tujuan ~~~~~~ Paulus mendengar bahwa beberapa guru Yahudi mengacaukan orang yang baru dimenangkan olehnya di Galatia dengan memaksa mereka disunatkan dan menerima kuk Taurat Musa sebagai syarat-syarat yang perlu untuk diselamatkan dan diterima dalam gereja. Setelah mendengar hal ini, Paulus menulis surat ini
(1) untuk menegaskan bahwa syarat-syarat yang dituntut hukum, seperti sunat di bawah perjanjian lama, tidak ada hubungan dengan pekerjaan kasih karunia Allah dalam Kristus untuk keselamatan di bawah perjanjian yang baru; dan
(2) menegaskan lagi dengan jelas bahwa kita menerima Roh Kudus dan hidup rohani oleh iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan bukan oleh ikatan kepada hukum Taurat PL.
Survai ~~~~~~ Dari isi surat ini, tampaknya para pemimpin Yahudi yang melawan Paulus di Galatia menyerangnya secara pribadi supaya melemahkan pengaruhnya dalam gereja-gereja. Mereka menuduh bahwa
(1) Paulus tidak termasuk kelompok rasul-rasul yang asli, dan karena itu tidak memiliki wibawa rasuli (bd. Gal 1:1,7,12; Gal 2:8-9);
(2) berita yang disampaikannya menyimpang dari Injil yang diberitakan di Yerusalem (bd. Gal 1:9; Gal 2:2-10); dan
(3) beritanya mengenai kasih karunia akan mengakibatkan ketidakpatuhan kepada hukum (bd. Gal 5:1,13,16,19-21).
Paulus langsung menanggapi ketiga tuduhan itu.
(1) Dengan penuh semangat ia membela kekuasaannya sebagai rasul Yesus Kristus, wibawa yang diterimanya langsung dari Allah dan disahkan oleh Yakobus, Petrus, dan Yohanes (pasal 1-2; Gal 1:1-2:21).
(2) Dia dengan penuh gairah mempertahankan Injil keselamatan yang terjadi karena kasih karunia oleh iman kepada Kristus (pasal 3-4; Gal 3:1-4:31).
(3) Akhirnya, Paulus dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa Injil Yesus Kristus yang sejati meliputi kebebasan dari perhambaan legalisme Yahudi pada satu sisi dan kebebasan dari dosa dan tindakan tabiat berdosa pada sisi yang lain. Kebebasan Kristen yang sejati meliputi hidup oleh Roh dan menggenapi hukum Kristus (pasal 5-6; Gal 5:1-6:18).
Surat ini berisi suatu sketsa watak orang-orang percaya Yahudi yang menentang Paulus di Galatia, Antiokhia, dan Yerusalem (Kis 15:1-2,5), dan di semua wilayah yang dilayaninya. Paulus melukiskan mereka sebagai pengacau dan pemutar balik (Gal 1:7), penghalang (Gal 5:7), dan orang yang suka menonjolkan diri secara lahiriah dan berusaha untuk mengelak penganiayaan karena penghinaan salib Kristus (Gal 6:12). Secara tidak langsung Paulus menggambarkan mereka sebagai orang yang ingin menyenangkan manusia (Gal 1:10), saudara-saudara palsu (Gal 2:4), saudara-saudara yang bersunat (Gal 2:12), dan manipulator (Gal 3:1).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ \ Empat ciri unik menandai surat ini:
(1) Surat ini merupakan pembelaan yang paling bersemangat dalam PB tentang sifat hakiki Injil. Nadanya tajam, berapi-api dan mendesak ketika Paulus menghadapi pelawan-pelawan yang salah (mis. Gal 1:8-9; Gal 5:12) dan menegur anggota jemaat Galatia karena mudahnya mereka tertipu (Gal 1:6; Gal 3:1; Gal 4:19-20).
(2) Surat ini hanya diungguli oleh surat 2 Korintus dalam jumlah petunjuk mengenai kehidupan Paulus.
(3) Surat ini adalah satu-satunya surat yang dialamatkan secara tegas kepada beberapa jemaat (akan tetapi Lihat "PENDAHULUAN SURAT EFESUS" 08197).
(4) Surat ini berisi daftar buah Roh (Gal 5:22-23) dan daftar yang paling lengkap mengenai perbuatan-perbuatan tabiat berdosa (Gal 5:19-21).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:42, total 2 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 15:12 | |
| Surat Paulus Kepada Jemaat di Efesus
Efesus ini, ditulis oleh Paulus ketika dia sedang berada dalam penjara. Tujuan Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, didukung oleh keadaan masyarakat Efesus pada saat itu. Keadaan masyarakat Efesus pada saat itu adalah masih melakukan penyembahan terhadap Dewa. Dewa yang mereka sembah pada saat itu adalah mereka sebut Dewa Artemis. Mereka memahami dan mempercayai bahwa Dewa Artemis ini adalah Dewa kesuburan. Selain itu juga mereka melakukan penyembahan dan tunduk kepada Kaisar. Melihat keadaan ini tergeraklah hati Paulus untuk mengirimkan suratnya Kepada Jemaat Efesus. Surat-surat Paulus kepada Jemaat Efesus ini berisikan nasihat, perintah, dan himbauan untuk hidup dalam Kristus.
Dalam surat ini penulisnya menekankan Rencana Tuhan agar "Seluruh alam, baik yang di surga maupun yang di bumi, menjadi satu dengan Kristus sebagai kepala" (1:10). Surat ini merupakan juga seruan kepada umat Tuhan supaya mereka menghayati makna rencana agung dari Tuhan itu untuk mempersatukan seluruh umat manusia melalui Yesus Kristus. Di dalam bagian pertama surat Efesus ini dikemukakan bagaimana penyatuan itu terjadi. Untuk menjelaskan hal itu ia menceritakan bagaimana Tuhan telah memilih umat-Nya, bagaimana Tuhan melalui Yesus Kristus, Anak-Nya, mengampuni dan membebaskan umat-Nya dari dosa, dan bagaimana janji Tuhan itu dijamin oleh Roh Kudus. Di dalam bagian kedua, diserukan kepada para pembacanya supaya mereka hidup rukun dalam kesatuan mereka sebagai umat yang percaya kepada Kristus dapat terlaksana.
Untuk menunjukkan bahwa umat Tuhan sudah menjadi satu karena bersatu dengan Kristus, penulis memakai beberapa kiasan. Jemaat adalah seperti tubuh dengan Kristus sebagai kepalanya, atau seperti sebuah bangunan yang batu sendinya ialah Kristus, atau seperti seorang istri dengan Kristus sebagai suaminya. Penulis sangat terharu ketika mengingat akan rahmat Tuhan melalui Kristus, sehingga ungkapan-ungkapan yang dipakainya dalam suratnya menunjukkan bahwa hatinya makin meluap dengan perasaan syukur dan pujian kepada Tuhan. Segala sesuatu ditinjaunya dari segi kasih Kristus, dari segi pengurbanan-Nya, pengampunan-Nya, kebaikan hati-Nya dan kesucian-Nya.
tambahan dari Sabda-Web
Efesus Penulis : Paulus Tema : Kristus dan Gereja Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Surat Efesus merupakan salah satu puncak dalam penyataan alkitabiah dan menduduki tempat yang unik di antara surat-surat Paulus. Surat ini tidak ditulis sebagai jawaban terhadap suatu kontroversi doktrinal atau persoalan pastoral seperti banyak surat lain, sebaliknya Efesus memberikan kesan akan luapan penyataan yang melimpah sebagai hasil dari kehidupan doa pribadi Paulus. Paulus menulis surat ini ketika dipenjara karena Kristus (Ef 3:1; Ef 4:1; Ef 6:20), kemungkinan besar di Roma. Ada banyak persamaan di antara surat ini dengan surat Kolose dan mungkin ditulis tidak lama sesudah surat Kolose. Kedua surat ini mungkin dibawa secara serentak ke tujuannya oleh seorang kawan sekerja Paulus yang bernama Tikhikus (Ef 6:21; bd. Kol 4:7).
Kepercayaan umum ialah bahwa Paulus menulis surat ini dengan maksud agar sidang pembaca akan lebih luas daripada jemaat di Efesus saja -- mungkin surat ini ditulisnya sebagai surat edaran untuk gereja-gereja di seluruh propinsi Asia. Pada mulanya mungkin setiap jemaat di Asia Kecil menyisipkan namanya sendiri di Ef 1:1, sebagai bukti relevansi amanatnya yang mendalam bagi semua gereja Yesus Kristus yang sejati. Banyak orang mengira surat Efesus ini adalah surat kepada jemaat di Laodikea yang disebut Paulus dalam Kol 4:16.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Salam Kristen (Ef 1:1-2) I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya (Ef 1:3-3:21) A. Keutamaan Kristus dalam Penebusan (Ef 1:3-14) 1. Keutamaan-Nya Dalam Rencana Bapa (Ef 1:3-6) 2. Keutamaan-Nya Dalam Partisipasi Orang Percaya (Ef 1:7-12) 3. Keutamaan-Nya Dalam Penerapan Roh Kudus (Ef 1:13-14) \\Doa\\: Agar Orang Percaya Memperoleh Penerangan Rohani (Ef 1:15-23) B. Hasil-Hasil Penebusan Dalam Kristus (Ef 2:1-3:21) 1. Membebaskan Kita dari Dosa dan Kematian kepada Hidup Baru di Dalam Kristus (Ef 2:1-10) 2. Memperdamaikan Kita dengan Orang Lain yang Sedang Diselamatkan (Ef 2:11-15) 3. Mempersatukan Kita Dalam Kristus di Dalam Satu Rumah Tangga (Ef 2:16-22) 4. Menyatakan Hikmat Allah Melalui Gereja (Ef 3:1-13) \\Doa\\: Agar Orang Percaya Memperoleh Kepuasan Rohani (Ef 3:14-21) II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya (Ef 4:1-6:20) A. Hidup Baru Orang Percaya (Ef 4:1-5:21) 1. Selaras dengan Maksud Allah bagi Gereja (Ef 4:1-16) 2. Hidup Baru yang Kudus (Ef 4:17-5:7) 3. Hidup Sebagai Anak-Anak Terang (Ef 5:8-14) 4. Hati-Hati dan Penuh dengan Roh (Ef 5:15-21) B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya (Ef 5:22-6:9) 1. Suami dan Istri (Ef 5:22-33) 2. Anak-Anak dan Orang-Tua (Ef 6:1-4) 3. Hamba dan Tuan (Ef 6:5-9) C. Peperangan Rohani Orang Percaya (Ef 6:10-20) 1. Sekutu Kita -- Allah (Ef 6:10-11a) 2. Musuh Kita -- Iblis dan Pasukannya (Ef 6:11-12) 3. Perlengkapan Kita -- Senjata Allah (Ef 6:13-20) Penutup (Ef 6:21-24)
Tujuan ~~~~~~ Tujuan Paulus dalam menulis surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17. Dengan tekun ia berdoa sambil merindukan agar para pembacanya bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat, dan penyataan Bapa yang mulia. Dia sungguh-sungguh menginginkan agar hidup mereka layak di hadapan Tuhan Yesus Kristus (mis. Ef 4:1-3; Ef 5:1-2). Oleh karena itu, Paulus berusaha untuk menguatkan iman dan dasar rohani mereka dengan menyatakan kepenuhan maksud kekal Allah dari penebusan "dalam Kristus"(Ef 1:3-14; Ef 3:10-12) untuk gereja (Ef 1:22-23; Ef 2:11-22; Ef 3:21; Ef 4:11-16; Ef 5:25-27) dan untuk setiap orang (Ef 1:15-21; Ef 2:1-10; Ef 3:16-20; Ef 4:1-3,17-32; Ef 5:1-6:20).
Survai ~~~~~~ Secara paling sederhana PB terdiri atas dua tema dasar:
(1) bagaimana kita ditebus oleh Allah, dan
(2) bagaimana kita harus hidup sebagai umat tertebus itu.
Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21) secara umum membahas tema yang pertama, sedangkan pasal 4-6 (Ef 4:1-6:24) difokuskan pada yang kedua.
(1) Pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21) dimulai dengan suatu paragraf pembukaan yang merupakan salah satu nas yang paling dalam di Alkitab (Ef 1:3-14). Kidung penebusan yang sangat indah ini menaikkan pujian karena Bapa telah memilih, menentukan dan mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya (Ef 1:3-6), karena Putra yang menebus kita dengan darah-Nya (Ef 1:7-12), dan karena Roh Kudus sebagai meterai dan jaminan warisan kita (Ef 1:13-14). Di bagian ini Paulus menekankan bahwa dalam penebusan karena kasih karunia oleh iman, Allah memperdamaikan kita dengan diri-Nya (Ef 2:1-10) dan dengan sesama umat tertebus (Ef 2:11-15), dan sedang mempersatukan kita di dalam Kristus dalam satu tubuh, yaitu gereja (Ef 2:16-22). Tujuan penebusan adalah "mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu baik yang di sorga maupun yang di bumi," (Ef 1:10).
(2) Pasal 4-6 (Ef 4:1-6:24) pada umumnya terdiri atas arahan-arahan praktis bagi gereja mengenai tuntutan penebusan di dalam Kristus atas kehidupan pribadi dan kehidupan bersama kita.
Di antara 35 pengarahan yang diberikan dalam surat ini mengenai bagaimana seorang tertebus harus hidup, ditekankan tiga kategori luas.
(1) Orang percaya dipanggil kepada suatu kehidupan baru yang murni dan terpisah dari dunia. Mereka dipanggil untuk "kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya" (Ef 1:4), "menjadi bait Allah yang kudus" (Ef 2:21), "hidup ... berpadanan dengan panggilan (mereka) itu" (Ef 4:1), "mencapai ... kedewasaan penuh" (Ef 4:13), hidup "di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya" (Ef 4:24), "hiduplah di dalam kasih" (Ef 5:2; bd. Ef 3:17-19), dan menjadi kudus "dengan ... firman" (Ef 5:26) agar Kristus bisa memperoleh "jemaat ... tanpa cacat atau kerut ... kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27).
(2) Orang percaya dipanggil kepada suatu cara hidup baru dalam hubungan keluarga dan kerja (Ef 5:22-6:9). Semua hubungan ini hendaknya dikuasai oleh prinsip-prinsip yang menandai orang percaya berbeda sekali dari masyarakat sekular di mana mereka hidup.
(3) Akhirnya, orang percaya dipanggil untuk tetap berdiri teguh terhadap semua rencana jahat Iblis dan terhadap "roh-roh jahat di udara" yang hebat sekali (Ef 6:10-20).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Penyingkapan kebenaran teologis akbar dalam pasal 1-3 (Ef 1:1-3:21) dihentikan sejenak oleh dua doa rasuli yang paling berkuasa dalam PB: yang pertama memohon hikmat dan wahyu dalam pengenalan akan Allah (Ef 1:15-23); yang kedua berfokus pada mengenali kasih, kuasa, dan kemuliaan Allah (Ef 3:14-21).
(2) "Di dalam Kristus", sebuah istilah Paulus yang sangat berbobot (dipakai 160 kali dalam surat-surat Paulus) secara khusus menonjol dalam surat ini (sekitar 36 kali). "Setiap berkat rohani" dan setiap persoalan praktis dalam hidup ini berhubungan dengan perihal berada "di dalam Kristus".
(3) Maksud dan tujuan abadi Allah bagi gereja ditekankan dalam surat Efesus.
(4) Beraneka segi dari peranan Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen ditekankan (Ef 1:13-14,17; Ef 2:18; Ef 3:5,16,20; Ef 4:3-4,30; Ef 5:18; Ef 6:17-18).
(5) Surat Efesus kadang-kadang dianggap sebagai "surat kembar" dengan Kolose, karena persamaan dalam isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar kedua surat itu).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:47, total 2 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 22nd July 2011, 17:24 | |
| Surat Paulus Kepada Jemaat di Filipi
Kota Filipi dulunya bernama Krenides. Kredines dalam bahasa Yunani adalah krene yang artinya mata air. Kota ini terletak di daerah pedalaman Yunani tepatnya di Via Egnatia yakni satu jalan yang menjadi penghubung antara daerah timur dan baratRomawi. Nama Filipi berasal dari nama seorang raja Makedonia, Filipus II, yang melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM dan berhasil menaklukkan kota ini.
Banyak dari penduduk kota Filipi adalah para budak dan veteran perang. Penyebabnya, pada tahun 42 SM telah terjadi peperangan antara Brutus dan Kassius melawan Antonius dan Oktavianus yang dimenangkan Antonius dan Oktavianus. Perang terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini Oktavianus mengalahkan Antonius dan diangkat menjadi kaisar. Orang-orang yang mendukung Antonius pun dibuang ke Filipi. Tidak mengherankan bila para budak, veteran perang, penduduk pribumi dan para pemimpin kota berbaur di kota ini.
Sementara itu, kelompok orang-orang Yahudi ditemukan sangat sedikit jumlahnya di Filipi. Terbukti dengan tidak ditemukannya rumah ibadah Yahudi kecuali sebuah rumah sembahyang yang terletak di luar kota. Keterangan ini berdasarkan laporan Paulus tentang perjalanannya di Filipi sebagaimana yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 16:13. Kota Filipi adalah kota yang pertama kali dikunjungi Paulus dalam perjalanannya di Eropa.
Penulis, Tempat, dan Waktu
Penulis surat ini adalah Paulus. Pada waktu menuliskan surat ini,Rasul Paulus sedang berada di dalam penjara (Filipi 1:7,14,17). Lokasi penjaranya tidak diketahui dengan pasti. Beberapa dugaan yang ada Paulus ditempatkan di penjara Roma, Kaesaria atau Efesus. Namun demikian, bila mengacu pada Filipi 1:22, yang menyebutkan tentang 'istana kaisar' maka besar kemungkinan penjara yang dimaksud adalah penjara di kota Roma.
Keadaan Jemaat
Jemaat Filipi didirikan Paulus sekitar tahun 49-50. Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:33b), orang -orang Yahudi yang sudah menjadi KristenKisah Para Rasul 16:13 dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan TuhanKisah Para Rasul 16:14. Hubungan Paulus dengan jemaat ini terjalin dengan baik bahkan jemaat Filipi menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan dukungan finansial terhadap pelayanan Paulus melalui perantaraan Epafroditus. Namun demikian, di dalam kehidupan berjemaat di Filipi rupanya ada sekelompok orang yang menentang Paulus seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul 1:21. Paulus menyatakan kritikannya kepada orang-orang ini secara tajam dalam Filipi 3:2. Cukup banyak wanita menjadi anggota jemaat di Filipi. Di antara mereka adalah Sintikhe dan Euodia yang seringkali tidak sehati dan sepikiran dalam pelayanannya.
Maksud dan Tujuan
untuk memberikan nasihat kepada jemaat filipi karena dikota filipi terjadi suatu perpecahan sehingga paulus menuliskan surat ini dan diutus seorang anak rohaninya untuk mengantar surat tersebut...sebab paulus saat itu sedang dalam penjara.
Bersukacita di tengah Penderitaan
Di tengah penderitaan yang dialami jemaat Kristen di Filipi, Rasul Paulus meminta mereka tetap bersukacita. Paulus mengangkat pengalaman pribadinya sebagai seorang pemberita Injil yang harus dipenjara oleh karena Injil yang disampaikannya. Akan tetapi, dalam penderitaan ia tetap masih dapat bersukacita karena Injil itu mendapatkan kemajuan. Banyak orang dalam penjara yang kemudian menjadi percaya setelah mendengarkan Injil yang Paulus beritakan.
Ia juga mengangkat tokoh-tokoh lain seperti Kristus (Filipi 2:5-11), Timotius (Filipi 2:19-24), dan Epafroditus (Filipi 2:19-30). Ketiganya diangkat sebagai contoh yang patut diteladani jemaat. Yesus harus mengalami penderitaan sebelum akhirnya ditinggikan oleh Allah (Filipi 2:6-11). Ini menjadi penghiburan bagi jemaat bahwa jika mereka hidup dalam kesetiaan pada Allah maka mereka juga akan ditinggikan. Sementara itu, Timotius rela memberi diri menjadi pemberita Injil demi Kristus dan Epafroditus yang bahkan hampir mati ketika memberitakan Injil (Filipi 2:21,23).
Lebih khusus, Paulus mendorong jemaat untuk memandang kepada Kristus yang tidak membalas perbuatan buruk orang tetapi mempercayakan semua kepada Allah. Yang perlu dilakukan jemaat adalah menunjukkan sikap bersahabat kepada semua orang (Filipi 2:Cool dan tetap teguh dalam iman (Filipi 1:27,28).
Ancaman Perpecahan
Euodia dan Sintikhe adalah dua orang perempuan yang terlibat dalam jemaat dan menjabat sebagai diaken. Akan tetapi di antara keduanya sering terjadi perselisihan yang dikhawatirkan akan merusak persekutuan di antara anggota jemaat di Filipi. Akibat perselisihan di antara mereka pun dapat membuat pertumbuhan jemaat ini menjadi terhambat. Paulus melihat penyebab dari semua itu adalah kurangnya rasa rendah hati dan semangat bersekutu dalam jemaat terlebih khusus dalam diri kedua perempuan tersebut. Oleh karena itu, Paulus meminta kepada mereka untuk menunjukan sikap rendah hati dan juga kepada semua pihak yang terkait dengan perselisihan kedua perempuan itu agar segera menyelesaikan persoalan yang ada. Paulus mengangkat sebuah nyanyian tentang Kristus yang mau merendahkan diri-Nya bahkan taat sampai mati di atas kayu salib. Dengan nyanyian Kristus ini, Paulus mengajak jemaat untuk memiliki kasih yang rendah hati, siap dan tetap satu sekalipun diperhadapkan dengan penderitaan. Demikianlah jemaat di Filipi dipanggil untuk meneladan Yesus.
Ancaman Ajaran sesat
Dalam Filipi pasal 3, Paulus menyerang orang-orang dalam jemaat di Filipi yang sudah terpengaruh oleh lawan-lawan Paulus. Mengenai lawan-lawan Paulus ini, beberapa tokoh muncul dengan pendapatnya masing-masing. Ada yang mengatakan Paulus sedang berhadapan dengan orang-orang Kristen yang menganut aliran Gnostisisme atau para misionaris Yahudi. Ada juga yang menyebutkan bahwa yang dikecam Paulus adalah orang-orang Kristen Yahudi yang masih berpegang pada Taurat agar mendapatkan keselamatan. Sementara pendapat lain menyebutkan Paulus sedang berpolemik dengan Yudaisme, Libertinisme dan kemurtadan.[1] Namun yang diketahui dengan jelas adalah Paulus sedang melawan misionaris Yahudi yang disebutnya 'anjing-anjing' dalam Filipi 3:2-11. Ini mengindikasikan bahwa ada sejumlah orang yang telah berhasil masuk ke dalam jemaat dan memberikan pengaruh negatif pada anggota jemaat. Oleh sebab itu Paulus pada pasal selanjutnya menasihatkan jemaat agar tidak membiarkan diri disesatkan orang-orang itu. Jemaat harus tetap teguh dalam Tuhan sebab kedatangan-Nya sudah tidak lama lagi (Filipi 4:1,5b).
tambahan dari Sabda-Web
Filipi Penulis : Paulus Tema : Sukacita Dalam Hal Hidup bagi Kristus Tanggal Penulisan: Sekitar 62/63 TM
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Kota Filipi di Makedonia timur, yang letaknya enam belas kilometer dari pesisir Laut Aegea, dinamai menurut Raja Filipus II dari Makedon, ayah Aleksander Agung. Pada masa Paulus, kota ini sebuah kota Romawi dan pangkalan militer yang terkenal.
Gereja di Filipi didirikan oleh Paulus dan teman-teman sekerjanya (Silas, Timotius, Lukas) pada perjalanan misi yang kedua sebagai tanggapan terhadap penglihatan yang Allah berikan di Troas (Kis 16:9-40). Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara rasul itu dan jemaat Filipi. Beberapa kali jemaat itu mengirim bantuan keuangan kepada Paulus (2Kor 11:9; Fili 4:15-16) dan dengan bermurah hati memberi kepada persembahan yang dikumpulkannya untuk orang Kristen yang berkekurangan di Yerusalem (bd. 2Kor 8:1-9:15). Agaknya dua kali Paulus mengunjungi gereja ini pada perjalanan misinya yang ketiga (Kis 20:1,3,6).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (Fili 1:1-11) A. Salam Kristen (Fili 1:1-2) B. Ucapan Syukur dan Doa untuk Jemaat Filipi (Fili 1:3-11) I. Keadaan Paulus Sekarang Ini (Fili 1:12-26) A. Injil Mengalami Kemajuan Karena Paulus Dipenjarakan (Fili 1:12-14) B. Dalam Segala Hal Kristus Diberitakan (Fili 1:15-18) C. Kerelaannya untuk Hidup atau Mati (Fili 1:19-26) II. Hal-Hal yang Penting bagi Gereja (Fili 1:27-4:9) A. Nasihat Paulus kepada Jemaat Filipi (Fili 1:27-2:18) 1. Supaya Tetap Setia (Fili 1:27-30) 2. Supaya Bersatu (Fili 2:1-2) 3. Supaya Merendahkan Diri dan Menjadi Hamba Tuhan (Fili 2:3-11) 4. Supaya Taat dan Berperilaku Tidak Bercela (Fili 2:12-18) B. Utusan-Utusan Paulus kepada Gereja (Fili 2:19-30) 1. Timotius (Fili 2:19-24) 2. Epafroditus (Fili 2:25-30) C. Peringatan Paulus Mengenai Ajaran Palsu (Fili 3:1-21) 1. Sunat Palsu Lawan Sunat Benar (Fili 3:1-16) 2. Berpikiran Duniawi Lawan yang Rohani (Fili 3:17-21) D. Nasihat Akhir Paulus (Fili 4:1-9) 1. Kemantapan dan Kerukunan (Fili 4:1-3) 2. Sukacita dan Kelemahlembutan (Fili 4:4-5) 3. Kebebasan dari Kekhawatiran (Fili 4:6-7) 4. Pengendalian Pikiran dan Kehendak (Fili 4:8-9) Penutup (Fili 4:10-23) A. Pernyataan Terima Kasih Atas Pemberian yang Diterima (Fili 4:10-20) B. Salam Akhir dan Doa Berkat (Fili 4:21-23)
Tujuan ~~~~~~ Dari penjara (Fili 1:7,13-14), kemungkinan besar di Roma (Kis 28:16-31), Paulus menulis surat ini kepada orang percaya di Filipi untuk berterima kasih kepada mereka atas pemberian banyak yang baru-baru ini mereka kirim kepadanya dengan perantaraan Epafroditus (Fili 4:14-19) dan untuk memberi kabar tentang keadaannya yang sekarang. Lagi pula, Paulus menulis untuk meyakinkan jemaat tentang keberhasilan maksud Allah dalam hukuman penjaranya (Fili 1:12-30), menenangkan jemaat bahwa utusan mereka (Epafroditus) telah menunaikan tugasnya dengan setia dan tidak kembali kepada mereka sebelum waktunya (Fili 2:25-30), dan untuk mendorong mereka untuk maju agar mengenal Tuhan dalam persatuan, kerendahan hati, persekutuan, dan damai sejahtera.
Survai ~~~~~~ Surat Filipi tidak ditulis terutama untuk menyelesaikan berbagai persoalan dan pertentangan dalam gereja seperti banyak surat Paulus yang lain. Nada utama surat ini ialah kasih sayang yang hangat dan penghargaan terhadap jemaat itu. Dari salamnya (Fili 1:1) sampai ke doa berkat (Fili 4:23), surat ini memusatkan perhatian pada Kristus Yesus sebagai tujuan hidup dan pengharapan orang percaya akan hidup kekal.
Dalam surat ini, Paulus memang berbicara mengenai tiga masalah kecil di Filipi:
(1) _Keputusasaan_ mereka karena masa hukumannya yang begitu lama (Fili 1:12-26);
(2) benih-benih _perpecahan_ di antara dua orang wanita di dalam gereja (Fili 4:2; bd. Fili 2:2-4); dan
(3) ancaman _ketidaksetiaan_ yang selalu ada dalam gereja oleh karena para penganut agama Yahudi dan orang-orang yang berpikiran duniawi (pasal 3; Fili 3:1-16).
Karena ketiga masalah yang potensial ini, kita mempunyai ajaran Paulus yang paling kaya mengenai
(1) sukacita di tengah-tengah segala keadaan hidup (mis. Fili 1:4,12; Fili 2:17-18; Fili 4:4,11-13),
(2) kerendahan hati dan pelayanan Kristen (Fili 2:1-18), dan
(3) nilai pengenalan akan Kristus yang melebihi segala sesuatu (pasal 3; Fili 3:1-16).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Sifatnya sangat pribadi dan penuh kasih sayang, serta mencerminkan hubungan akrab Paulus dan orang percaya di Filipi.
(2) Sangat memusatkan perhatian kepada Kristus, serta mencerminkan hubungan dekat Paulus dengan Kristus (mis. Fili 1:21; Fili 3:7-14).
(3) Memberikan salah satu pernyataan yang paling mendalam mengenai Kristologi dalam Alkitab (Fili 2:5-11).
(4) Merupakan terutama suatu "surat sukacita" PB.
(5) Menyajikan standar kehidupan Kristen yang sangat kuat, termasuk hidup dengan rendah hati dan sebagai seorang hamba (Fili 2:1-8 ), berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan (Fili 3:13-14), bersukacita selalu di dalam Tuhan (Fili 4:4), mengalami kebebasan dari kecemasan (Fili 4:6), merasa senang dalam segala keadaan (Fili 4:11), dan melakukan segala hal karena kasih karunia Kristus yang memberi kekuatan (Fili 4:13).
tambahan dari Sarapan Pagi Biblika
FILIPI, KITAB SUKACITA Sebelum kita membahas kitab Filipi, mari kita baca dulu Kisah Para Rasul16:19-34, perhatikan ayat 25-26, demikian :
16:25 Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. 16:26 Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. diceritakan bahwa Paulus dan Silas menyanyikan pujian kepada Allah ketika dalam penjara, dan mereka mengalami mujizat dan terlepaslah belenggu mereka dan terbukalah pintu penjara.
Dalam keadaan terpenjara, mereka menuji-muji Tuhan dengan nyanyian. Paulus mengalami suka-cita yang tidak dibatasi oleh keadaan dan lokasi, dan ia membuktikannya dalam sebuah tulisan/ surat kepada Jemaat di Filipi.
Sukacita kita adalah dalam Tuhan. Kitab Filipi dikenal sebagai ‘The Book of Joy’. Jika anda menginginkan sukacita, selamilah kitab ini, karena ke-4 pasalnya semuanya ber-tema suka-cita :
Pasal 1 : Suka-cita dalam penderitaan. Pasal 2 : Sukacita dalam melayani. Pasal 3 : Sukacita karena percaya. Pasal 4 : Sukacita atas berkat Tuhan.
Paulus menjelaskan kualitas sukacita, ia mengalami sukacita yang terjadi pada tahun 61M saat dia dipenjara. Sukacita adalah satu tujuan dari pelayanan. Daftar sukacita dalam Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi secara rinci adalah:
1. Sukacita dalam doa ( Filipi 1:4) 2. Sukacita dalam memberitakan Injil Kristus (Filipi 1:14-18) 3. Sukacita dalam iman ( Filipi 1:25, 3:20-21)) 4. Sukacita persahabatan (Filipi 1:26; 2:28-29; 4:1) 5. Sukacita dalam kasih dan kesatuan (Filipi 2:1-4, 2:14-15) 6. Sukacita dalam pengharapan (Filipi 2:16, 3:20-21) 7. Sukacita dalam pengorbanan (Filipi 2:17-18) 8. Sukacita atas berkat Tuhan (Filipi 4:10-13, 19)
Akan mudah mendapatkan suka-cita dan mengungkapkannya dalam sebuah tulisan apabila misalnya seorang sedang berlibur di tepi pantai, dibawah sinar matahari yang cerah, ditengah pemandangan yang indah sambil meneguk minuman segar. Mudah sekali mengungkapkan sukacita ketika seorang pemuda mendapat jawaban dari gadis pujaannya dan menerima cintanya. Mudah sekali mengungkapkan sukacita ketika kita mendapatkan hadiah, penghargaan, dll. Tetapi lain lagi suka-cita yang dialami oleh Rasul Paulus, ia menuliskan kitab sukacita itu dalam keadaan ia dipenjara!.
Model penjara Romawi, jaman Rasul Paulus dulu, bukan seperti penjara yang ada disini. Kita kenal ada penjara Cipinang misalnya, disana ada penjara biasa, ada juga penjara VIP. Penjara VIP ini dilengkapi AC, Kulkas dan televisi. Tetapi penjara-penjara Romawi adalah penjara yang letaknya dibawah tanah, yang gelap dan pengap, makin berat perbuatan kriminal orang itu, semakin ia ditaruh ke bagian yang lebih bawah. Anehnya Rasul Paulus menuliskan sukacita justru dari tempat seperti itu.
Tulisan Paulus di Filipi bersifat paradoks. Dari dalam penjara Rasul Paulus memberi salam damai sejahtera kepada umat yang berada di luar penjara yang berada dalam situasi dan kondisi yang lebih baik, lebih damai dan sukacita. Bukan itu saja, ia mendoakan jemaat di Filipi bahkan berkali-kali dalam suratnya itu ia mengatakan agar mereka bersukacita senantiasa, dan penyarankan agar suka-cita itu meluap keluar.
Paulus mengharapkan agar suratnya dapat menguatkan jemaat di Filipi yang mengalami tekanan-tekanan. Maka keadaan inilah, Paulus banyak melakukan sharing tentang keadaannya, bahwa orang yang mereka anggap sangat dekat dengan Tuhan ternyata juga mengalami hal sama seperti mereka.
Orang yang mengalami keadaan seperti Paulus itu biasanya akan merasa ‘teraniaya’, marah dan jengkel, mempertanyakan ‘keadilan’ mengapa ia dipenjara. Tetapi Paulus tidak melihat dari kepentingannya sendiri sehingga ketika dia disingkirkan dan ia dipenjara, baginya itu bukan masalah, yang penting pekerjaan Tuhan tetap dijalankan.
Maka jelas, sukacita yang dialami Paulus ini adalah sukacita yang sejati, yang merupakan bagian dari buah-buah Roh :
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:22-23)
Sukacita adalah ciri khas suatu hubungan yang sejati dan sikap kerohanian yang tulus ikhlas. Sebuah keluarga yang harmonis didalamnya ada suka cita. Hubungan dengan Kristus tidak meniadakan sukacita, sebaliknya justru meningkatkannya dan menyempurnakannya. Di dalam Kitab Mazmur 16:11, Daud mengatakan: “di hadapanMu ada sukacita berlimpah dan di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.”
Ada 3 macam suka cita :
1. Sukacita jasmaniah, sukacita semacam ini dialami jika seseorang secara materi/jasmani tercukupi.
2. Sukacita emosional, adalah sukacita ketika kemutuhan emosional tercukupi, yang dialami ketika hati/perasaan tidak dilukai, perasan aman, nyaman, tenang dll.
3. Sukacita batiniah/rohaniah, adalah sukacita sejati yang tidak tergantung pada keadaan dan lokasi. Sukacita yang tidak dibuat-buat/ dicari-cari tetapi sukacita yang lahir dari dalam batin.
Paulus mengalami hal sukacita type ke-3 ditengah-tengah kondisi dipenjara. Dan ia merasa apa yang ia butuhkan sudah terpenuhi karena ia menemukan Yesus Sang Juruselamat, perhatikan ayat ini :
Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, (Filipi 3:8 )
Sukacita yang tak terpengaruh keadaan/siatuasi dan kondisi, dibuktikan oleh Paulus dan Silas dengan nyanyian-nyanyian pujian mereka yang mendatangkan mujizat. Seorang yang mengalami demikian akan memiliki keberanian yang luar biasa. Mari kita pelajari kisah dibawah ini.
* Kisah 14:19-20 14:19 Tetapi datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium dan mereka membujuk orang banyak itu memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. 14:20 Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe
Kejadian itu terjadi di kota Listra (Kisah 14:8 ), Paulus mengalami penganiayaan, ia dirajam sampai ‘dikira’ mati, dan ia diseret ke luar kota. Tetapi ternyata ia tidak mati. Apakah keadan tersebut membuat nyali Paulus hilang, dan enggan kembali ke kota itu?, mari kita baca :
* Kisah 14:21 Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia.
Sesuatu hal yang luar biasa, ketakutan secara manusiawi yang lazim dialami manusia setelah mengalami penganiayaan tidak membuat Paulus keder kembali ke kota Listra. Karena ada sukacita dalam melayani Kristus melebihi ketakutan ditolak orang banyak.
* Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Paulus menyandarkan segala perkara yang dialaminya didalam Tuhan yang memberi kekuatan kepadanya dalam pelayanan-pelayanannya. Sikap seperti ini membuatnya mampu bersyukur atas segala sesuatu dan bersyukur dalam segala sesuatu. Yang merupakan sukacita yang tidak tergantung pada situasi dan kondisi.
Sukacita yang dialami Paulus ini bukan sekedar ‘think positive’ dimana kekuatan manusia menjadi ukurannya. Berpikir positif punya batasan-batasan manusiawi. Sukacita dalam Tuhan melebihi batas-batas manusiawi. Sebab Tuhan memang lebih besar dari semua masalah-masalah kita. Sukacita yang dialami Paulus ini adalah sikap sadar bahwa ada jaminan yang lebih besar dari Allah yang empunya semesta alam.
* Filipi 4:4-7 “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”
* Mazmur 92:5 Sebab telah Kaubuat aku bersukacita, ya TUHAN, dengan pekerjaan-Mu, karena perbuatan tangan-Mu aku akan bersorak-sorai.
Credit to BP
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:50, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 12:03 | |
| Surat Paulus Kepada Umat di Kolose
Pada dasarnya bukan Paulus yang mendirikan jemaat di Kolose ini. Akan tetapi, ia mengutus pekerja-pekerja dari Efesus, ibukota provinsi Roma di Asia Kecil pada waktu itu. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab juga atas jemaat di Kolose itu. Informasi yang didapat oleh Paulus berasal dari Epafras. Epafras melaporkan kepada Paulus bahwa di dalam jemaat itu ada guru-guru yang mengajar ajaran-ajaran yang salah. Guru-guru itu menekankan bahwa untuk mengenal Tuhan dan diselamatkan dengan sempurna, orang harus menyembah "roh-roh yang menguasai dan memerintah semesta alam ini". Selain itu, kata guru-guru itu kepada jemaat di Kolose agar setiap orang harus pula taat menjalankan peraturan-peraturan sunat, pantangan dan lain sebagainya.
Paulus mendengar hal itu pun tidak tinggal diam. Dia merasa bertanggung jawab terhadap jemaat di Kolose tersebut. Surat Paulus Kepada Jemaat di Kolose ini pun ditulis untuk mengemukakan ajaran Kristen yang benar dan menentang ajaran-ajaran salah yang diajarkan oleh guru-guru palsu itu. Inti sari dari surat ini ialah bahwa Yesus Kristus sanggup memberi keselamatan yang sempurna dan bahwa ajaran-ajaran yang lainnya itu hanya menjauhkan orang dari Kristus. Paulus juga menekankan bahwa melalui Kristuslah, Tuhan menciptakan dunia ini, dan melalui Kristus pula Tuhan menyelamatkannya. Harapan dunia untuk diselamatkan hanyalah melalui bersatu dengan Kristus.
Setelah itu, Paulus menguraikan pula hubungan antara ajaran yang agung itu dengan kehidupan orang Kristen. Tikhikus adalah orang yang membawa surat ini ke Kolose untuk Paulus. Dia ditemani oleh Onesimus, hamba yang disuruh oleh Paulus untuk kembali kepada tuannya, yaitu Filemon, yang juga merupakan seorang anggota jemaat di Kolose.
Surat Paulus untuk jemaat Kolose menggambarkan secara keseluruhan pemahaman teologi untuk menolong pembacanya menemukan manusia yang asli dan kematangan spiritual yang sesuai dengan keinginan Tuhan untuk umat-Nya. Tuhan memberikan penghakiman yang adil dan bijaksana. Dia mengutus Anak-Nya untuk mencapai pendamaian. Yesus yang menangani dosa manusia dengan mati di kayu salib agar kehidupan yang diberikan kepada umat-Nya. Hidup umat yang benar yang diungkapkan melalui hidup yang benar. Hal ini ditunjukkan melalui ungkapan iman percaya mereka dan dengan dibaptis di dalam Yesus Kristus. Paulus di dalam suratnya ini pada intinya hendak menyuarakan pemahamannya akan beberapa tema teologi terbesar. Adanya makna yang ditujukan kepada gereja. Roh Kudus dan gereja terletak jalan yang dapat membantu pemahaman tentang bagaimana membawa pesan teks kuno ke dalam situasi sekarang ini. Paulus bermaksud agar suratnya dibaca di dalam gereja (4:16). Hal ini pula mengingatkan gereja bahwa gereja tidak dapat memahami surat-surat Paulus tersebut secara murni. Setiap orang Kristen yang dewasa bertanggung jawab terhadap iman percayanya. Tetapi kebenaran Kristen tetap menjadi milik bersama.
Paulus menulis surat ini untuk memastikan jemaat di kolose adalah warga Kerajaan Allah. Tidak ada keraguan atas pernyataan ini menjadi bukti iman kepada Kristus. Manurut Paulus, gereja adalah tubuh Kristus dan memiliki tugas untuk bersaksi bagi dunia tentang Kerajaan Allah
dari Sabda-Web :
Kolose Penulis : Paulus Tema : Keunggulan Kristus Tanggal Penulisan: Sekitar 62 TM
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Kota Kolose terletak dekat Laodikia (bd. Kol 4:16) di bagian barat daya Asia Kecil, kira-kira 160 kilometer tepat di sebelah timur kota Efesus. Agaknya jemaat Kolose telah didirikan sebagai akibat tiga tahun pelayanan yang luar biasa dari Paulus di Efesus (Kis 20:31). Pengaruh pelayanannya begitu luar biasa dan luas jangkauannya sehingga "semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (Kis 19:10). Walaupun Paulus sendiri mungkin tidak pernah mengunjungi Kolose (Kol 2:1), ia telah memelihara hubungannya dengan gereja itu melalui Epafras, seorang yang bertobat di bawah pelayanannya dan rekan kerjanya dari Kolose (Kol 1:7; Kol 4:12).
Alasan untuk menulis surat ini adalah munculnya ajaran palsu yang mengancam masa depan rohani jemaat Kolose (Kol 2:8 ). Ketika Epafras, seorang pemimpin dalam gereja Kolose dan boleh jadi pendirinya, mengadakan perjalanan untuk mengunjungi Paulus dan memberitahukan tentang situasi di Kolose (Kol 1:8; Kol 4:12), Paulus menanggapinya dengan menulis surat ini. Pada waktu itu ia berada dalam tahanan (Kol 4:3,10,18 ), mungkin sekali di Roma (Kis 28:16-31) sambil menantikan naik bandingnya kepada Kaisar (Kis 25:11-12). Rekan Paulus, Tikhikus sendiri membawa surat ini ke Kolose atas nama Paulus (Kol 4:7).
Sifat yang tepat dari ajaran palsu yang terdapat di Kolose ini tidak diuraikan dengan jelas dalam surat ini, karena para pembaca yang mula-mula sudah memahaminya dengan baik. Akan tetapi dari berbagai pernyataan Paulus yang menentang ajaran palsu itu, nyatalah bahwa bidat yang hendak meruntuhkan dan menggantikan Yesus Kristus sebagai inti kepercayaan Kristen adalah suatu campuran yang aneh yang terdiri atas ajaran Kristen, tradisi-tradisi Yahudi tertentu di luar Alkitab dan filsafat kafir (serupa dengan campuran kultus-kultus dewasa ini).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (Kol 1:1-12) A. Salam Kristen (Kol 1:1-2) B. Ucapan Syukur Karena Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka (Kol 1:3-8 ) C. Doa untuk Kemajuan Rohani Mereka (Kol 1:9-12) I. Ajaran yang Penuh Kuasa -- Penebusan Orang Percaya (Kol 1:13-2:23) A. Keutamaan Kristus yang Mutlak (Kol 1:13-23) 1. Sebagai Penebus Demi Orang Lain (Kol 1:13-14; bd. Kol 1:20,22). 2. Sebagai Tuhan atas Ciptaan (Kol 1:15-17) 3. Sebagai Kepala Gereja (Kol 1:18) 4. Sebagai Pendamai Segala Sesuatu (Kol 1:19-20) 5. Sebagai Pendamai Jemaat Kolose dengan Allah (Kol 1:21-23) B. Pelayanan Paulus Dalam Rahasia Allah di dalam Kristus (Kol 1:24-2:7) 1. Menggenapkan Penderitaan Kristus (Kol 1:24-25) 2. Menyempurnakan Orang Percaya di dalam Kristus (Kol 1:26-2:7) C. Berbagai Peringatan Terhadap Ajaran Sesat (Kol 2:8-23) 1. Persoalan: Ajaran yang Tidak Menurut Kristus (Kol 2:8 ) Pemecahan: Disempurnakan di dalam Kristus (Kol 2:9-15) 2. Persoalan: Berbagai Perbuatan Ibadah yang Tidak Menurut Kristus (Kol 2:16-23) Pemecahan: Disalibkan Bersama Kristus (Kol 2:20) II. Pengarahan-Pengarahan Praktis -- Kehidupan Orang Percaya (Kol 3:1-4:6) A. Perilaku Pribadi Orang Percaya (Kol 3:1-17) 1. Bila Kristus Adalah Hidup Kita (Kol 3:1-4) 2. Mengesampingkan Hidup Lama yang Berdosa (Kol 3:5-9) 3. Mengenakan Manusia Baru di dalam Kristus (Kol 3:10-17) B. Hubungan Rumah Tangga Orang Percaya (Kol 3:18-4:1) 1. Suami dan Istri (Kol 3:18-19) 2. Anak dan Orang-Tua (Kol 3:20-21) 3. Hamba dan Tuan (Kol 3:22-4:1) C. Pengaruh Rohani Orang Percaya (Kol 4:2-6) 1. Kehidupan yang Diabdikan kepada Doa (Kol 4:2-4) 2. Perilaku Bijaksana Terhadap Orang Luar (Kol 4:5) 3. Perkataan yang Dibumbui Kasih Karunia (Kol 4:6) Penutup (Kol 4:7-18 )
Tujuan ~~~~~~ Paulus menulis
(1) untuk memberantas ajaran palsu yang berbahaya di Kolose yang sedang menggantikan keunggulan Kristus dan kedudukan-Nya sebagai inti dalam ciptaan, penyataan, penebusan, dan gereja; dan
(2) untuk menekankan sifat sebenarnya dari hidup baru di dalam Kristus dan tuntutannya pada orang percaya.
Survai ~~~~~~ Setelah menyampaikan salam jemaat dan mengungkapkan rasa syukur karena iman, kasih, dan pengharapan mereka, dan karena mereka terus-menerus maju sebagai orang percaya, maka Paulus memusatkan perhatian pada dua pokok persoalan yang penting: ajaran yang betul (Kol 1:13-2:23) dan nasihat-nasihat praktis (Kol 3:1-4:6).
Dari segi teologi, Paulus menekankan sifat sejati dan kemuliaan Tuhan Yesus Kristus. Dialah gambar Allah yang tidak kelihatan (Kol 1:15), kepenuhan ke-Allahan dalam bentuk jasmaniah (Kol 2:9), Pencipta segala sesuatu (Kol 1:16-17), kepala gereja (Kol 1:18) dan sumber yang serba cukup dari keselamatan kita (Kol 1:14,20-22). Kristus benar-benar memadai, sedangkan bidat di Kolose itu sama sekali tidak memadai -- hampa, palsu, dan bersifat kemanusiaan (Kol 2:8 ); dangkal secara rohani dan angkuh (Kol 2:18 ); serta tanpa kuasa terhadap keinginan-keinginan berdosa dari tubuh (Kol 2:23)
Dalam nasihat-nasihat praktisnya, Paulus mengimbau agar hidup ini didasarkan pada kecukupan dari Kristus sebagai satu-satunya cara untuk maju dalam kehidupan Kristen. Realitas Kristus yang hidup di dalam kita (Kol 1:27) harus tampak dalam perilaku Kristen (Kol 3:1-17), hubungan rumah tangga (Kol 3:18-4:1) dan disiplin rohani (Kol 4:2-6).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Tiga ciri utama menandai surat ini.
(1) Kolose memusatkan perhatian pada kebenaran rangkap dua dari keutamaan Kristus dan kesempurnaan orang percaya di dalam Dia, bahkan lebih dari kitab-kitab lain dalam PB.
(2) Kitab ini dengan tegas meneguhkan kepenuhan ke-Allahan Kristus (Kol 2:9) dan berisi salah satu bagian yang paling agung di PB mengenai kemuliaan-Nya (Kol 1:15-23).
(3) Kitab ini sering dianggap sebagai "surat kembar" bersama kitab Efesus, karena keduanya mempunyai beberapa persamaan dalam hal isi dan ditulis kira-kira pada waktu yang sama (bd. Garis Besar dari kedua kitab ini).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:51, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 12:20 | |
| Surat Pertama Paulus Kepada Jemaat di Tesalonika
Surat ini ditulis oleh Paulus yang pertama dari dua surat ke kota Tesalonika. Tesalonika sendiri merupakan ibukota dari Makedonia, sebuah provinsi di kerajaan Roma. Paulus merupakan pendiri Jemaat di Tesalonika, khususnya setelah ia meninggalkan Filipi. Beberapa lama kemudian, orang-orang Yahudi iri hati kepada Paulus dan mulai menentang usaha Paulus untuk memberitakan ajaran Kristen kepada orang-orang non-Yahudi. Mereka marah karena orang non-Yahudi telah menunjukkan minat terhadap agama Yahudi. Oleh sebab itu, Paulus dengan terpaksa meninggalkan Tesalonika, lalu dia pergi ke Berea. Setibanya di Korintus, ia menerima surat dari Timotius, danrekan- rekannya yang lain, tentang keadaan jemaat di Tesalonika.
Surat Paulus Yang Pertama Kepada Jemaat di Tesalonika ini memiliki tujuan khusus. Surat ini ditulis untuk memberi dorongan dan keteguhan kepada jemaat-jemaat yang ada di daerah itu. Paulus bersyukur atas berita yang diterimanya tentang iman dan kasih mereka. Paulus mengingatkan mereka tentang kehidupannya sendiri ketika ia masih berada di tengah-tengah jemaat-jemaat di Tesalonika pada masa lalu. Setelah menceritakan semuanya itu, Paulus pun menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang kembalinya Kristus datang ke dunia. Ada pun pertanyaan yang mereka ajukan, seperti: ‘Kalau seorang Kristen meninggal sebelum Kristus datang kembali, apakah orang itu menerima hidup yang kekal dan sejati dari Kristus? Kapankah Kristus akan datang kembali? Paulus pun menasihati mereka supaya terus bekerja dengan tenang sambil menantikan kedatangan Kristus dengan penuh harapan.
kedatangan Yesus Kristus kembali ke dunia ini adalah fokus utama Paulus dalam suratnya ke jemaat Tesalonika. Hal ini tidak mengherankan, jikalau kita teringat sebab Paulus mengarang surat ini. Tidak dapat tidak bahwa kesukaran, yang dialami di dunia ini mengantar pikiran orang saleh kepada saat yang berbahagia. Dalam hal ini, Kristus menyatakan diri-Nya dalam segala keagungan dan kekuasaan-Nya. Apalagi Paulus merasa dirinya wajib memperbaiki anggapan-anggapan yang salah tentang zaman akhir pada saat itu.
Namun, ini bukan berarti bahwa rasul Paulus bermaksud memberikan suatu eskatologi yang lengkap dan teratur. Paulus tidak menganjurkan suatu filsafat sejarah dan tidak juga mengembangkan pikiran manusia tentang keadaan alam semesta. Dia malah menjelaskan tentang penyataan Allah sendiri, yang diakui dan sah oleh iman dan yang sangat besar artinya bagi jemaat Kristus.
Oleh karena itu, apa yang dikatakan Paulus dalam surat ini tentang pengharapan jemaat Kristen akan penggenapan segala janji Tuhan pada kesudahan alam, semuanya itu tak boleh dipandang sebagai ramalan atau alasan pelbagai perhitungan saja. maksud Paulus tidak lain hanyalah untuk menunjukkan kepada jemaat kepastian dan kesempurnaan keselamatan yang sudah disediakan baginya. Kepercayaan kepada Hari Tuhan itu seharusnya merupakan sumber penghiburan, kekuatan, kegembiraan dan ketabahan hati bagi jemaat dalam sengsaranya. Pengharapan akan parousia segera memenuhi batin orang Kristen dengan terang dan pengharapan, yang tidak diberikan oleh dunia ini, dan akan memberikan kekuatan kepada segenap kehidupan jemaat selama masih berjuang di bumi.
dari Sabda-Web :
1Tesalonika Penulis : Paulus Tema : Kedatangan Kristus Tanggal Penulisan: Sekitar 51 M
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Tesalonika terletak sekitar seratus enam puluh kilometer di sebelah barat daya Filipi; kota ini adalah ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka dari Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Di antara penduduk yang berjumlah sekitar 200.000 jiwa adalah masyarakat Yahudi yang kuat. Ketika Paulus mendirikan gereja Tesalonika pada perjalanan misionernya yang kedua, pelayanannya yang berhasil di wilayah itu dihentikan sebelum waktunya karena permusuhan kalangan Yahudi (Kis 17:1-9).
Karena terpaksa meninggalkan Tesalonika, Paulus pergi ke Berea di mana sekali lagi pelayanan singkat yang berhasil dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis 17:10-13). Kemudian Paulus pergi ke Atena (Kis 17:15-34), di mana Timotius bergabung dengannya. Paulus mengutus Timotius kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang masih muda itu (1Tes 3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan pada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (1Tes 3:6-8 ). Sebagai tanggapan atas laporan Timotius, Paulus menulis surat ini, mungkin tiga sampai enam bulan setelah gereja itu dimulai.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Salam Kristen (1Tes 1:1) I. Terima Kasih Pribadi Paulus Karena Orang Tesalonika (1Tes 1:2-3:13) A. Bersukacita Tentang Hidup Baru Mereka di Dalam Kristus (1Tes 1:2-10) 1. Iman, Kasih, dan Pengharapan Mereka (1Tes 1:2-3) 2. Pertobatan Mereka yang Sejati (1Tes 1:4-6) 3. Teladan Baik Mereka kepada Orang Lain (1Tes 1:7-10) B. Mengenangkan Peranannya Dalam Hidup Mereka (1Tes 2:1-3:8 ) 1. Meninjau Kembali Pelayanannya (1Tes 2:1-12) 2. Mengingat Tanggapan Mereka (1Tes 2:13-16) 3. Memelihara Perhatiannya (1Tes 2:17-3:8 ) C. Mendoakan Kesempatan Kunjungan Kembali Serta Kemajuan Rohani dan Kemantapan Mereka Dalam Kekudusan (1Tes 3:9-13) II. Pengarahan Praktis Paulus bagi Jemaat Tesalonika (1Tes 4:1-5:22) A. Mengenai Kekudusan Seksual (1Tes 4:1-8 ) B. Mengenai Kasih Persaudaraan (1Tes 4:9-10) C. Mengenai Kerja yang Jujur (1Tes 4:11-12) D. Mengenai Kedatangan Kristus (1Tes 4:13-5:11) 1. Keadaan Mereka yang Mati Dalam Kristus (1Tes 4:13-18 ) 2. Kesiagaan Mereka yang Hidup Dalam Kristus (1Tes 5:1-11) E. Mengenai Kehormatan bagi Pemimpin Rohani (1Tes 5:12-13) F. Mengenai Kehidupan Kristen (1Tes 5:14-18 ) G. Mengenai Pengenalan Rohani (1Tes 5:19-22) Penutup (1Tes 5:23-28 ) A. Doa untuk Pengudusan dan Pemeliharaan Mereka (1Tes 5:23-24) B. Permohonan Terakhir dan Berkat (1Tes 5:25-28 )
Tujuan ~~~~~~ Karena Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dengan tiba-tiba karena penganiayaan, orang yang baru bertobat itu hanya menerima sedikit pendidikan mengenai kehidupan Kristen. Ketika Paulus mengetahui dari Timotius mengenai keadaan mereka saat itu, dia menulis surat ini
(1) untuk mengungkapkan sukacitanya tentang keteguhan iman dan ketekunan mereka di tengah-tengah penganiayaan,
(2) untuk mengajar mereka lebih jauh tentang kekudusan dan kehidupan yang saleh, dan
(3) untuk menerangkan beberapa kepercayaan, khususnya mengenai status orang percaya yang telah mati sebelum Kristus datang kembali.
Survai ~~~~~~ Setelah memberi salam kepada jemaat itu (1Tes 1:1), Paulus dengan sukacita memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1Tes 1:2-10; 1Tes 2:13-16). Paulus menanggapi kecaman dengan mengingatkan mereka akan kemurnian motivasinya (1Tes 2:1-6), kesungguhan kasih dan perhatiannya terhadap mereka (1Tes 2:7-8,17-20; 1Tes 3:1-10), serta kelakuannya yang jujur di tengah mereka (1Tes 2:9-12).
Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan Kristen. Orang percaya harus kudus (1Tes 3:13; 1Tes 4:1-8; 1Tes 5:23-24), dan Injil harus disertai kuasa dan penyataan Roh Kudus (1Tes 1:5). Paulus mendorong jemaat itu supaya jangan mereka memadamkan api Roh dengan meremehkan penyataan-Nya, khususnya nubuat (1Tes 5:19-20).
Tema yang menonjol adalah kedatangan Kristus untuk membebaskan umat-Nya dari murka Allah di atas muka bumi ini (1Tes 1:10; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11). Rupanya beberapa anggota jemaat sudah meninggal sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai keikutsertaan mereka dalam keselamatan terakhir yang akan dinyatakan ketika Tuhan datang. Oleh karena itu, Paulus menerangkan rencana Allah bagi orang kudus yang sudah dipanggil pulang bila Kristus kembali bagi gereja-Nya (1Tes 4:13-18) dan menasihatkan mereka yang masih hidup tentang pentingnya kesiagaan ketika Kristus datang (1Tes 5:1-11). Paulus menutup surat ini dengan berdoa untuk kekudusan dan pemeliharaan mereka (1Tes 5:23-24).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Empat ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini adalah salah satu dari kitab-kitab PB yang pertama ditulis.
(2) Itu berisi bagian-bagian penting mengenai orang-orang kudus yang sudah mati yang dibangkitkan oleh Allah ketika Kristus kembali untuk mengangkat gereja (1Tes 4:13-18) dan tentang "hari Tuhan" (1Tes 5:1-11).
(3) Kelima pasal ini berisi petunjuk tentang kedatangan Kristus dan artinya bagi orang percaya (1Tes 1:10; 1Tes 2:19; 1Tes 3:13; 1Tes 4:13-18; 1Tes 5:1-11,23).
(4) Surat ini memberikan wawasan yang unik
(a) mengenai kehidupan gereja tahun 50-an yang belum dewasa tetapi penuh semangat dan
(b) mengenai mutu pelayanan Paulus sebagai perintis pemberitaan Injil.
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:54, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 12:54 | |
| Surat Paulus Kedua Kepada Jemaat di Tesalonika
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah salah satu dari keenam surat dalam Perjanjian Baru selain Efesus, Kolose, 1 dan 2 Timotius, dan Titus yang dikelompokkan sebagai surat-surat deutro Paulus. Disebut demikian karena diduga bahwa penulis surat ini bukanlah Paulus melainkan murid Paulus atau paling tidak orang yang menganut teologi Paulus. Surat ini disebut sebagai salah satu tulisan pseudopigraf yang dengan sengaja menggunakan nama Paulus sebagai penulisnya.
Pada awalnya, Paulus diyakini sebagai penulis asli surat ini. Dalam 2 Tesalonika 1:1 jelas dikatakan bahwa surat ini berasal dari Paulus beserta dua orang rekan sekerjanya yakni, Silwanus dan Timotius. Akan tetapi, keyakinan bahwa Paulus yang menuliskan surat ini mulai diragukan oleh para pakar Perjanjian Baru dengan beberapa alasan.
Keadaan Jemaat
Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini tidaklah sama dengan gambaran jemaat dalam surat yang pertama. Pada 2 Tesalonika, Paulus berhadapan dengan para penganut Gnostik yang menyampaikan kedatangan hari Tuhan (parousia) telah tiba (2:2). Tentu saja jemaat menjadi kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu. Dengan melihat keadaan jemaat seperti itu, penulis bermaksud memberikan penghiburan kepada jemaat agar mereka tidak termakan isu itu begitu saja. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen. Dalam jemaat juga berkembang ajaran Gnostik yang tidak lagi peduli pada daging (sarx) karena menganggap telah disempurnakan dalam roh. Ajaran demikian membuat jemaat kemudian lebih senang dengan cara hidup yang malas-malasan dan kurang memperhatikan ketertiban.
Tentang Ketabahan Menghadapi Penganiayaan
Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di Tesalonika membuat mereka merasakan penderitaan. Melalui surat ini, penulis kemudian hadir sebagai seorang motivator yang terus mengingatkan jemaat agar tetap tabah. Caranya memberikan motivasi melalui ucapan syukur. Dalam ucapan syukur tersebut, Paulus menyampaikan perasaan sukacitanya atas iman yang dimiliki jemaat yang dinilainya semakin bertambah (1:3-4). Paulus juga menjelaskan pada jemaat bahwa penderitaan yang sedang mereka rasakan menegaskan ada maksud dari Allah di balik semua penderitaan itu.
Menyikapi Ajaran Sesat dan Parousia
Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang Hari Tuhan (parousia) sudah tiba menjadi masalah utama walaupun tidak disebutkan siapa orang-orang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan Tuhan. Inilah yang hendak diluruskan oleh Paulus yaitu bahwa jemaat di Tesalonika telah salah memahami pemberitaan kedatangan Tuhan. Untuk itulah, Paulus mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang ia sampaikan yaitu tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari sorga. Namun demikian, Paulus juga menyatakan bahwa sebelum hari itu tiba, akan ada tanda-tanda yang mendahuluinya termasuk penderitaan yang sedang dirasakan jemaat dan mencapai puncaknya pada hari Tuhan datang. Saat itulah Allah akan memulihkankembali umat-Nya.
Berdoa dan Bekerja (Ora et Labora)
Pemberitaan Hari Tuhan yang membingungkan jemaat juga semakin membuat anggota jemaat menjadi malas untuk bekerja. Oleh karena itu, Paulus menasihatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang-orang yang sudah tidak mau bekerja lagi (2 Tesalonika 3:6).[2] Sebaliknya, Paulus mendorong jemaat untuk tetap giat dalam bekerja. Dalam surat yang terdahulu, nasihat ini juga disampaikan Paulus namun di surat ini Paulus semakin memotivasi jemaat agar mengikuti teladannya. Yang dimaksudkan Paulus adalah mengikuti teladannya yang tetap bekerja sebagai pembuat tenda selain melaksanakan tugas utamanya sebagai pemberita Injil. Dengan demikian, jemaat diajarkan dalam penantian kedatangan Tuhan tidak hanya berdoa tetapi juga giat bekerja. Paulus bahkan menegaskan dalam 2 Tesalonika 3:10b bahwa orang yang tidak mau bekerja janganlah ia makan.
dari Sabda-Web : 2Tesalonika Penulis : Paulus Tema : Kedatangan Kristus Tanggal Penulisan: Sekitar 51 atau 52 M
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Ketika surat ini ditulis, situasi jemaat Tesalonika sama saja dengan ketika ia menulis surat yang pertama(Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TESALONIKA" 08209). Oleh karena itu, mungkin surat ini ditulis beberapa bulan saja setelah surat pertama ketika Paulus masih bekerja di Korintus bersama Silas dan Timotius (2Tes 1:1; bd. Kis 18:5). Rupanya ketika diberi tahu mengenai penerimaan surat pertama dan beberapa perkembangan baru di tempat itu, Paulus tergerak untuk menulis surat kedua ini.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Salam Kristen (2Tes 1:1-2) I. Paulus Menghibur Jemaat Tesalonika yang Dianiaya (2Tes 1:3-12) A. Rasa Syukur Karena Pertumbuhan Rohani (2Tes 1:3) B. Pujian Atas Ketabahan Gereja Lainnya (2Tes 1:4) C. Keyakinan Mengenai Hasil Akhir (2Tes 1:5-10) D. Doa Paulus bagi Mereka (2Tes 1:11-12) II. Paulus Memperbaiki Pengakuan Kepercayaan Jemaat Tesalonika (2Tes 2:1-17) A. Hari Tuhan Belum Tiba (2Tes 2:1-2) B. Manusia Durhaka Akan Dinyatakan Dahulu (2Tes 2:3-12) C. Berdiri Teguh di Dalam Kepastian Kebenaran dan Kasih Karunia (2Tes 2:13-17) III.Paulus Menasihati Jemaat Tesalonika Tentang Hal-Hal Praktis (2Tes 3:1-15) A. Mendoakan Dirinya (2Tes 3:1-2) B. Tetap Setia Bertahan di Dalam Tuhan (2Tes 3:3-5) C. Menjauhi Orang yang Tidak Mau Patuh dan Hidup Berdisiplin (2Tes 3:6-15) Salam Penutup dan Berkat (2Tes 3:16-18)
Tujuan ~~~~~~ Tujuan Paulus mirip dengan tujuan penulisan surat yang pertama:
(1) menghibur orang percaya baru yang dianiaya;
(2) menasihatkan mereka untuk hidup berdisiplin dan bekerja untuk mencari nafkah; dan
(3) memperbaiki beberapa kepercayaan yang keliru tentang peristiwa akhir zaman yang berkaitan dengan "hari Tuhan" (2Tes 2:2).
Survai ~~~~~~ Jikalau hubungan Paulus dengan jemaat Tesalonika dari surat yang pertama bernada seorang perawat lembut yang merawat anak-anak kecil (1Tes 2:7), dalam surat ini nadanya lebih seperti bapa yang mendisiplin anak-anak yang kurang tertib dan memperbaiki jalannya (2Tes 3:7-12; bd. 1Tes 2:11). Namun demikian Paulus memuji mereka karena iman yang teguh dan mendorong mereka lagi untuk tetap setia dalam penganiayaan yang mereka hadapi (2Tes 1:3-7).
Bagian utama surat ini membahas hari Tuhan pada akhir zaman (2Tes 2:1-12; bd. 2Tes 1:6-10). Dari 2Tes 2:2 tampaknya bahwa beberapa orang dalam jemaat menyatakan, entah melalui "nubuat" (suatu penyataan), "laporan" (berita lisan) atau "surat" (katanya dari Paulus) bahwa masa kesengsaraan besar dan hari Tuhan sudah mulai. Paulus memperbaiki salah paham ini dengan mengatakan bahwa tiga peristiwa penting akan menandai tibanya hari Tuhan (2Tes 2:2);
(1) akan terjadi kemurtadan dan pemberontakan besar (2Tes 2:3);
(2) Penahanan yang ditentukan Allah terhadap kejahatan akan diangkat (2Tes 2:6-7) dan
(3) "manusia durhaka" akan dinyatakan (2Tes 2:3-4,8-12). Paulus menegur mereka di dalam gereja yang mempergunakan penantian akan kedatangan Kristus ini sebagai alasan untuk tidak bekerja. Ia mendorong semua orang percaya untuk hidup dengan rajin dan disiplin (2Tes 3:6-12).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Tiga ciri utama menandai surat ini,
(1) Surat ini berisi bagian yang paling lengkap dalam PB mengenai pelanggaran hukum yang tanpa kendali dan penipuan pada akhir sejarah (2Tes 2:3-12).
(2) Penghakiman Allah yang adil akan menyertai kedatangan kedua Kristus digambarkan dengan istilah apokaliptis, mirip dengan kitab Wahyu (2Tes 1:6-10; 2Tes 2:8 ).
(3) Kitab ini memakai istilah-istilah eskatologi untuk Antikristus yang tidak digunakan di bagian Alkitab yang lain (2Tes 2:3,8 ).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:56, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 13:06 | |
| Surat Pertama Paulus Kepada Timotius
Timotius adalah seorang Kristen yang masih muda di Asia Kecil, yang telah menjadi kawan dan pembantu Paulus dalam pekerjaan Paulus. Ayah Timotius seorang Yunani dan ibunya Yahudi. Dalam Surat Paulus Yang Pertama Kepada Timotius, dibentangkan tiga hal yang ada sangkut pautnya satu sama lain.
Pertama-tama ialah peringatan kepada Timotius terhadap ajaran-ajaran salah yang terdapat di dalam jemaat. Ajaran-ajaran itu merupakan campuran paham Yahudi dan paham non-Yahudi berdasarkan kepercayaan bahwa alam semesta sudah jahat, dan keselamatan hanya dapat diperoleh kalau orang mempunyai pengetahuan tentang rahasia tertentu, dan menaati peraturan-peraturan seperti misalnya peraturan tidak boleh kawin, pantang makanan-makanan tertentu dan lain sebagainya.
Kedua, ialah petunjuk-petunjuk kepada Timotius mengenai pengurusan jemaat dan mengenai ibadat. Dijelaskan baginya sifat-sifat orang yang boleh menjadi penilik dan pembantu jemaat.
Akhirnya Timotius diajar mengenai bagaimana ia dapat menjadi seorang hamba Yesus Kristus yang baik dan mengenai tanggung jawabnya terhadap setiap golongan orang yang menjadi anggota jemaat.
dari Sabda-Web :
1Timotius Penulis : Paulus Tema : Doktrin yang Benar dan Kesalehan Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 65 M
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Surat 1 dan 2 Timotius dan Titus -- biasanya disebut sebagai "Surat-Surat Penggembalaan", adalah surat-surat dari Paulus (1Tim 1:1; 2Tim 1:1; Tit 1:1) kepada Timotius (di Efesus) dan Titus (di Kreta) mengenai pelayanan pastoral di gereja. Beberapa pengeritik telah mempersoalkan kepenulisan Paulus atas surat ini, namun gereja mula-mula dengan tegas menempatkannya sebagai surat-surat Paulus yang asli. Walaupun ada perbedaan gaya penulisan dan kosakata dalam Surat-Surat Penggembalaan dibanding dengan surat kiriman lain dari Paulus, usia lanjut dan perhatian pribadi Paulus terhadap pelayanan Timotius dan Titus dapat menerangkan perbedaan ini dengan cukup menyakinkan.
Paulus menulis surat 1 Timotius sesudah peristiwa-peristiwa yang tercantum dalam pasal terakhir Kisah Para Rasul. Hukuman penjara yang pertama kali dialami Paulus di Roma (Kis 28:1-30) rupanya berakhir dengan kebebasan (2Tim 4:16-17). Setelah itu, menurut keterangan Klemens dari Roma (sekitar tahun 96 M) dan Kanon Muratoria (sekitar tahun 170 M), Paulus meninggalkan Roma menuju ke arah barat ke Spanyol dan di sana melaksanakan pelayanan yang sudah lama dicita-citakannya (bd. Rom 15:23-24,28). Berdasarkan data dalam Surat-Surat Penggembalaan ini, Paulus kemudian kembali ke daerah Laut Aegea (khususnya Kreta, Makedonia, dan Yunani) untuk pelayanan selanjutnya. Sementara waktu ini (sekitar tahun 64-65 M), Paulus menugaskan Timotius sebagai wakil rasuli untuk melayani di Efesus, dan Titus di Kreta. Dari Makedonia, Paulus menulis surat yang pertama kepada Timotius, dan beberapa waktu kemudian dia menulis kepada Titus. Setelah itu, Paulus kembali ditawan di Roma, ketika dia menulis surat yang kedua kepada Timotius, tidak lama sebelum dia mati syahid pada tahun 67\\68 M (lihat 2Tim 4:6-8; juga Lihat "PENDAHULUAN SURAT 2TIMOTIUS" 08221).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (1Tim 1:1-20) I. Pengarahan Tentang Pelayanan Gereja (1Tim 2:1-4:5) A. Pentingnya Doa (1Tim 2:1-8 ) B. Perilaku Wanita yang Sopan (1Tim 2:9-15) C. Syarat-Syarat bagi Penilik Jemaat (1Tim 3:1-7) 1. Pribadi a. Tak Bercacat (1Tim 3:2) b. Dapat Menahan Diri (1Tim 3:2) c. Bijaksana (1Tim 3:2) d. Sopan (1Tim 3:2) e. Suka Memberi Tumpangan (1Tim 3:2) f. Cakap Mengajar (1Tim 3:2) g. Bukan Peminum (1Tim 3:3) h. Bukan Pemarah (1Tim 3:3) i. Peramah (1Tim 3:3) j. Pendamai (1Tim 3:3) k. Bukan Hamba Uang (1Tim 3:3) m. Mempunyai Nama Baik (1Tim 3:7) l. Jangan Orang Baru Bertobat (1Tim 3:6) 2. Keluarga a. Suami dari Satu Istri (1Tim 3:2) b. Kepala Keluarga yang Baik (1Tim 3:4-5) c. Disegani dan Dihormati oleh Anak-Anaknya (1Tim 3:4) D. Syarat-syarat bagi Diaken (1Tim 3:8-12) 1. Pribadi a. Orang Terhormat (1Tim 3:8 ) b. Jangan Bercabang Lidah (1Tim 3:8 ) c. Jangan Penggemar Anggur (1Tim 3:8 ) d. Jangan Serakah (1Tim 3:8 ) e. Orang yang Memelihara Rahasia Iman Dalam Hati Nurani yang Suci (1Tim 3:9) f. Diuji dan Tak Bercacat (1Tim 3:10) 2. Keluarga a. Suami dari Satu Istri (1Tim 3:12) b. Istri Adalah Orang Terhormat (1Tim 3:11) c. Mengurus Anak-Anak dan Keluarga dengan Baik (1Tim 3:12) E. Alasan Gereja Memerlukan Syarat Tinggi bagi Pemimpin (1Tim 3:13-4:5) II. Pengarahan Tentang Pelayanan Timotius (1Tim 4:6-6:19) A. Kehidupan Pribadinya (1Tim 4:6-16) B. Hubungan dengan Orang Dalam Gereja (1Tim 5:1-6:19) 1. Orang yang Tua dan Orang Muda (1Tim 5:1) 2. Perempuan Tua dan Perempuan Muda (1Tim 5:2) 3. Janda-Janda (1Tim 5:3-16) 4. Penatua dan Calon Penatua (1Tim 5:17-25) 5. Budak-Budak (1Tim 6:1-2) 6. Guru-Guru Palsu (1Tim 6:3-10) Sisipan: Nasihat kepada Timotius Sendiri (1Tim 6:11-16) 7. Orang-Orang Kaya (1Tim 6:17-19) Penutup (1Tim 6:20-21)
Tujuan ~~~~~~ Paulus mempunyai tiga maksud ketika menulis surat ini:
(1) menasihati Timotius sendiri mengenai kehidupan pribadi dan pelayanannya;
(2) mendorong Timotius untuk mempertahankan kemurnian Injil dan standarnya yang kudus dari pencemaran oleh guru palsu; dan
(3) memberikan pengarahan kepada Timotius mengenai berbagai urusan dan persoalan gereja di Efesus.
Survai ~~~~~~ Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada pembantu mudanya ialah supaya Timotius tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1Tim 1:3-7; 1Tim 4:1-8; 1Tim 6:3-5,20-21). Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani gereja (lih. daftar syarat terperinci di garis besar).
Antara lain, Paulus menasihatkan Timotius bagaimana bergaul dengan berbagai kelompok dalam jemaat, seperti perempuan (1Tim 2:9-15; 1Tim 5:2), janda-janda (1Tim 5:3-16), orang laki-laki tua dan muda (1Tim 5:1), para penatua (1Tim 5:17-25), budak (1Tim 6:1-2), guru palsu (1Tim 6:3-10) dan orang kaya (1Tim 6:17-19). Paulus memberikan lima instruksi jelas kepada Timotius yang harus dilaksanakannya (1Tim 1:18-20; 1Tim 3:14-16; 1Tim 4:11-16; 1Tim 5:21-25; 1Tim 6:20-21). Di dalam surat ini Paulus menyatakan kasih sayangnya kepada Timotius sebagai anak rohaninya dalam iman dan mengajukan suatu standar kesalehan yang tinggi untuk kehidupannya dan untuk gereja.
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Empat ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini yang dialamatkan langsung kepada Timotius sebagai wakil Paulus di jemaat Efesus, sangat pribadi dan ditulis dengan emosi dan perasaan yang mendalam.
(2) Bersama dengan surat 2 Timotius, maka lebih dari surat PB lainnya surat ini menekankan tanggung jawab pendeta untuk memelihara Injil agar tetap murni dan bebas dari ajaran palsu yang akan melemahkan kuasanya untuk menyelamatkan.
(3) Surat ini menekankan nilai unggul dari Injil, pengaruh setan di belakang semua pencemaran, panggilan gereja yang kudus dan syarat tinggi yang ditetapkan Allah bagi para pemimpinnya.
(4) Surat ini memberikan pedoman yang paling lengkap dalam PB mengenai bagaimana seorang gembala harus berhubungan secara patut dengan pria dan wanita serta dengan semua kelompok usia dan sosial dalam gereja.
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:57, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 13:18 | |
| Surat Kedua Paulus Kepada Timotius
Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius sebagian besar berisi nasihat-nasihat pribadi kepada Timotius sebagai teman sekerja dan pembantu yang masih muda. Inti nasihatnya ialah supaya Timotius tabah. Ia dinasihati dan didorong supaya terus setia menyebarkan berita tentang Tuhan Yesus Kristus serta berpegang pada Perjanjian Lama dan ajaran tentang Injil dari Tuhan; juga supaya Timotius tetap bertugas sebagai guru dan pemberita Injil dari Tuhan, sekalipun menghadapi penderitaan dan pertentangan. Surat ini dimaksudkan agar Timotius semangat mengabarkan firman Tuhan dan menjadi penerus Paulus. Timotius khusus diperingatkan supaya tidak turut campur dalam perdebatan-perdebatan yang bodoh dan tak bernilai. Perdebatan-perdebatan seperti itu tidak menghasilkan apa-apa, kecuali merusak pikiran orang yang mendengarnya.
Terhadap semuanya itu Timotius diingatkan supaya mengambil contoh dari kehidupan Paulus -- yaitu kepercayaannya kepada Kristus, kesabarannya, kasihnya, ketabahannya dan penderitaan yang dialaminya dalam penganiayaan. Surat ini diasumsikan ditulis pada saat Paulus mencapai akhir masa kehidupannya dan melalui surat ini, Paulus berharap Timotius menjadi penerusnya.
dari Sabda-Web :
2Timotius Penulis : Paulus Tema : Bertekun dengan Ketabahan Tanggal Penulisan: Sekitar tahun 67
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Inilah surat terakhir Paulus. Pada saat menulis surat ini, kaisar Nero sedang berusaha untuk menghentikan perkembangan kekristenan di Roma dengan penganiayaan yang bengis terhadap orang percaya; Paulus sekali lagi menjadi tahanan negara di Roma (2Tim 1:16). Dia menderita kekurangan sebagai seorang penjahat biasa (2Tim 2:9), ditinggalkan oleh kebanyakan sahabatnya (2Tim 1:15), dan sadar bahwa pelayanannya sudah berakhir dan kematiannya sudah dekat (2Tim 4:6-8,18; Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217 untuk pembahasan yang lebih lanjut mengenai latar belakang dan kepenulisan).
Paulus menulis kepada Timotius sebagai "anakku yang kekasih" (2Tim 1:2) dan teman sekerja yang setia (bd. Rom 16:21). Hubungan yang erat serta kepercayaannya terhadap Timotius dilihat dalam halnya Paulus menyebutkan Timotius ikut terlibat dalam mengirimkan enam buah surat, kehadiran Timotius dengan Paulus dalam tahanan yang pertama (Fili 1:1; Kol 1:1; File 1:1) dan kedua surat pribadi kepadanya. Pada saat Paulus menghadapi kemungkinan dihukum mati adalah dekat, dua kali ia minta Timotius menemaninya di Roma (2Tim 4:9,21). Ketika Paulus mengirim surat kedua ini, Timotius masih berada di Efesus (2Tim 1:18; 2Tim 4:19).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (2Tim 1:1-4) I. Pesan Paulus kepada Timotius (2Tim 1:5-18 ) A. Mengobarkan Karunia Allah (2Tim 1:5-7) B. Bersedia Menderita untuk Injil (2Tim 1:8-10) C. Teladan Paulus (2Tim 1:11-12) D. Peganglah dan Pelihara Kebenaran (2Tim 1:13-14) E. Sahabat-sahabat Paulus di Roma yang Setia dan Tidak Setia (2Tim 1:15-18 ) II. Tuntutan-Tuntutan Terhadap Hamba Tuhan yang Setia (2Tim 2:1-26) A. Jadilah Kuat oleh Kasih Karunia (2Tim 2:1) B. Percayakan Berita kepada Orang yang Dapat Dipercayai (2Tim 2:2) C. Bertahan Dalam Kesukaran (2Tim 2:3-7) 1. Sebagai Prajurit yang Baik (2Tim 2:3-4) 2. Sebagai Olahragawan yang Berdisiplin (2Tim 2:5) 3. Sebagai Petani yang Bekerja Keras (2Tim 2:6-7) D. Mati dan Menderita dengan Yesus Kristus (2Tim 2:8-13) E. Hindarilah Soal-soal yang Bodoh dan Mempertahankan Injil Dalam Cara yang Tidak Tercela (2Tim 2:14-26) III.Peningkatan Kejahatan Terakhir yang Mendekat (2Tim 3:1-9) IV. Ketekunan Dalam Kebenaran (2Tim 3:10-17) A. Yang Dipelajari dari Paulus (2Tim 3:10-14) B. Yang Dipelajari dari Alkitab (2Tim 3:15-17) V. Beritakanlah Firman Allah (2Tim 4:1-5) VI. Kesaksian dan Pengarahan Paulus (2Tim 4:6-18 ) A. Kesaksian Perpisahan Paulus (2Tim 4:6-8 ) B. Pengarahan Pribadi untuk Timotius (2Tim 4:9-13) C. Sebuah Kata Peringatan (2Tim 4:14-15) D. Keyakinan tentang Kesetiaan Allah (2Tim 4:16-18 ) Penutup (2Tim 4:19-22)
Tujuan ~~~~~~ Karena mengetahui bahwa Timotius pemalu serta menghadapi kesukaran, dan karena menyadari akan kemungkinan penganiayaan berat dari luar gereja dan adanya guru-guru palsu di dalam gereja, Paulus menasihatkan Timotius agar dia memelihara Injil, memberitakan Firman Allah, menanggung kesukaran dan melaksanakan tugas-tugasnya.
Survai ~~~~~~ Dalam pasal 1; (2Tim 1:1-18 ) Paulus meyakinkan Timotius tentang kasih dan doanya yang tetap sambil mendorong dia untuk tetap setia tanpa berkompromi tehadap Injil, memelihara kebenaran dengan tekun dan mengikuti teladannya.
Dalam pasal 2; (2Tim 2:1-26) Paulus menugaskan anak rohaninya untuk tetap memelihara iman dengan mempercayakan kebenarannya kepada orang lain yang dapat dipercayai untuk mengajarkannya kepada orang lain (2Tim 2:2). Paulus menasihati gembala yang muda ini untuk menanggung kesukaran seperti prajurit yang baik (2Tim 2:3), melayani Allah dengan rajin dan memberitakan firman kebenaran dengan tepat (2Tim 2:15), memisahkan diri dari mereka yang meninggalkan kebenaran rasuli (2Tim 2:18-21), memelihara kemurniannya (2Tim 2:22) dan bekerja dengan tekun sebagai guru (2Tim 2:23-26).
Dalam pasal berikutnya Paulus mengingatkan Timotius bahwa kejahatan dan kemurtadan akan meningkat (2Tim 3:1-9), tetapi Timotius harus tetap setia kepada iman yang diwarisinya dan kepada Alkitab (2Tim 3:10-17).
Dalam pasal terakhir Paulus menugaskan Timotius untuk memberitakan Firman serta melaksanakan semua tugas pelayanannya (2Tim 4:1-5). Paulus menutup surat ini dengan memberitahukan Timotius tentang keadaan dirinya pada saat dia menghadapi kematian, sambil memohon Timotius datang dengan cepat (2Tim 4:6-22).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Lima ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini berisi perkataan terakhir Paulus yang ditulis sebelum pelaksanaan hukum mati oleh kaisar Nero di Roma hampir 35 tahun setelah pertobatannya kepada Kristus di jalan ke Damsyik.
(2) Surat ini berisi pernyataan yang paling terang dalam Alkitab mengenai pengilhaman dan tujuan ilahi Alkitab (2Tim 3:16-17): Paulus menekankan bahwa Alkitab harus ditafsirkan dengan cermat oleh pelayan-pelayan Firman (2Tim 2:15) dan mendorong penyerahan Firman Allah kepada orang yang dapat dipercayai yang kemudian dapat mengajar orang lain (2Tim 2:2).
(3) Sepanjang surat ini muncul nasihat-nasihat pendek tetapi tepat misalnya, "mengobarkan karunia Allah" (2Tim 1:6), "janganlah malu" (2Tim 1:8 ), "menderita bagi Injil-Nya" (2Tim 1:8 ), "Peganglah ... ajaran yang sehat" (2Tim 1:13), "peliharalah harta yang indah" (2Tim 1:14), "jadilah kuat oleh kasih karunia" (2Tim 2:1), "ikutlah menderita" (2Tim 2:3), "memberitakan perkataan kebenaran" (2Tim 2:15), "hindarilah" (2Tim 2:16), "jauhilah ... kejarlah" (2Tim 2:22), berhati-hatilah terhadap kemurtadan yang mendekat (2Tim 3:1-9), "tetap berpegang kepada kebenaran" (2Tim 3:14), "beritakanlah Firman" (2Tim 4:2), "lakukanlah pekerjaan pemberita Injil" (2Tim 4:5), "tunaikanlah tugas pelayananmu" (2Tim 4:5).
(4) Tema yang berulang-ulang dari banyak nasihatnya adalah untuk berpegang pada iman (Yesus Kristus dan Injil asli dari rasul-rasul), jagalah iman itu dari pemutarbalikan dan kerusakan, menentang guru palsu, dan beritakan Injil yang benar dengan ketekunan yang teguh.
(5) Kesaksian terakhir Paulus adalah suatu contoh yang mengharukan dari keberanian dan harapan ketika menghadapi mati syahid yang sudah pasti (2Tim 4:6-8 ).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:57, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 13:36 | |
| Surat Paulus Kepada Titus
Bersama dengan surat Timotius, surat ini dikategorikan sebagai surat-surat Pastoral. Dikategorikan surat pastoral karena surat-surat ini ditujukan kepada Titus dan Timotius yang menjalankan tugas sebagai seorang pastor. Secara garis besar surat ini berisi petunjuk-petunjuk untuk menjalani hidup sekaligus untuk menanggulangi ajaran sesat. Titus sendiri merupakan teman sekerja Paulus dalam pekerjaannya.
Secara tradisional surat ini dipercaya ditulis oleh Paulus. Para ahli Perjanjian Baru meragukan hal tersebut. Mereka menganggap surat-surat pastoral seperti ini hanyalah tulisan-tulisan Yahudi yang tidak termasuk di dalam Perjanjian Lama dan biasanya digunakan untuk memberi informasi penting terhadap latar belakang Perjanjian Baru. Surat ini sangat berbeda dari surat Paulus lainnya sehingga diyakini tidak mungkin Paulus yang menulis surat ini. Alasan-alasan yang meragukan bahwa surat ini ditulis oleh Paulus antara lain:
Situasi historis yang digambarkan dalam surat ini tidak sesuai dengan data-data yang ada di Kisah Para Rasul maupun situasi yang melatarbelakangi surat-surat Paulus yang asli. Surat-surat pastoral seperti surat Titus ini menggambarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh generasi Kristen ketiga. Organisasi gereja pada saat itu sudah lebih berkembang daripada zaman Paulus. Gereja-gereja rumah seperti pada zaman Paulus sudah menjadi dasar berdirinya jemaat setempat.
Gaya tulisan yang dipakai sangat khas dan berbeda dengan surat-surat Paulus yang asli. Gagasan-gagasan teologi yang berbeda dengan surat-surat Paulus seperti gagasan mengenai perempuan. Pemahaman tentang gereja yang berbeda antara surat-surat pastoral dengan surat-surat asli Paulus. Oleh karena alasan-alasan tersebut di atas, disepakati bahwa surat ini bukan ditulis oleh Paulus tetapi oleh seseorang yang tidak dikenal namun beraliran Paulus. Ada pendapat bahwa orang yang menulis surat ini adalah seorang Yahudi Hellenis.
Tujuan surat
Surat ini ditujukan kepada Titus yang merupakan teman sekerja Paulus. Titus merupakan seorang non Yahudi yang menjadi Kristen dan kemudian mengikuti rombongan Paulus. Paulus juga mengutusnya untuk membantu pelayanannya di Korintus. Dalam surat ini, Titus digambarkan sebagai orang yang sangat setia. Oleh karena kesetiaannya, Paulus menaruh kepercayaan yang besar kepada Titus. Dalam perjalanan, Paulus meninggalkan Titus di Kreta dan diberi tugas untuk membina jemaat-jemaat baru di sana] Selain ditujukan kepada Titus, surat ini juga ditujukan kepada semua anggota jemaat.
Tempat dan waktu penulisan
Tempat dan waktu penulisan surat ini sulit untuk ditentukan. Ada pendapat bahwa surat ini ditulis ketika Paulus singgah di Nikopolis. Pendapat lain mengatakan bahwa surat ini ditulis di Roma. Jika berpatokan pada pendapat ini dapat diperkirakan bahwa surat ini ditulis antara tahun 60-64 M. Jika tidak, ada ahli yang memperkirakan bahwa surat ini ditulis di Efesus sekitar tahun 100 M.
Sebagai surat Pastoral, ada tiga hal yang dikemukakan di dalam surat ini:
Tugas Titus di Kreta. Titus diingatkan mengenai sifat-sifat orang yang boleh menjadi pemimpin jemaat. Seseorang yang hendak menjadi penatua maupun pemimpin jemaat haruslah orang yang tidak bercela atau tidak bercacat di dalam cara hidupnya. Hal ini bukan berarti menuntut seseorang yang sempurna tetapi menuntut seseorang yang cara hidupnya baik sehingga dapat menjadi panutan. Syarat kedua yang ditetapkan adalah memiliki satu istri saja. Pada saat itu sering terjadi poligami ataupun perzinahan. Oleh karena itu, seorang penatua haruslah dapat menahan nafsunya dan hanya memiliki satu isteri atau satu suami saja. Kemudian syarat berikutnya adalah memiliki anak-anak yang beriman. Seseorang hendaknya dapat membina anaknya dengan baik sebelum membina orang-orang lain atau jemaat. Seorang penatua juga harus rendah hati, tidak cepat marah, dapat menguasai diri, dapat mendengar orang lain dan tidak serakah. Penatua adalah orang yang mengurus pekerjaan Allah. Oleh karena itu, penatua juga harus bijaksana, saleh, dan menyukai hal-hal yang baik. Penatua bepegang kepada firman Tuhan, berkata benar, dan sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran firman Tuhan. Titus perlu mengangkat dan menetapkan syarat-syarat tersebut karena kondisi jemaat di Kreta saat itu banyak yang memberontak dan mengajarkan ajaran palsu.
Pengajaran yang benar Titus dinasihati mengenai bagaimana pengajaran yang benar. Pokok dasar ajaran yang benar itu adalah anugerah Allah yang telah dinyatakan demi menyelamatkan umat manusia. Anugerah inilah yang memampukan umat manusia terutama umat Kristen untuk hidup dengan cara yang diinginkan oleh Allah sampai kedatangan Yesus kembali. Nasihat-nasihat tersebut antara lain:
Orang-orang yang sudah tua hendaknya dapat hidup bijaksana, hidup sederhana dan hidup dalam ketekunan. Begitu juga perempuan yang sudah tua, dituntut untuk hidup berbakti kepada Allah, tidak suka memfitnah dan senantiasa mengajarkan hal-hal yang baik. Dengan demikian, mereka dapat mendidik para orang-orang muda agar dapat juga hidup dengan baik.
Juga kepada kaum-kaum muda, agar dapat bijaksana, menguasai diri, berkelakuan baik, dan jujur.
Hamba-hamba haruslah taat kepada tuannya dalam segala hal yang baik. Seorang hamba harus setia, taat dan tulus sehingga mereka berkenan pula memuliakan ajaran Allah. Nasihat tentang perilaku orang Kristen
Titus diajar mengenai bagaimana seharusnya kelakuan orang Kristen terhadap pemerintah dan terhadap masyarakat. Orang Kristen haruslah taat kepada pemerintah dalm segala sesuatu hal yang baik. Dengan demikian mereka dapat dipuji oleh masyarakat dan nama Yesus dimuliakan. Orang Kristen dituntut untuk ramah dan suka damai, jangan membenci orang, jangan suka bertengkar atau menimbulkan perpecahan. Paulus juga mengingatkan bahwa kita diselamatkan bukan semata-mata karena kebaikan kita tetapi karena rahmat Tuhan kepada manusia.
dari Sabda-Web :
Titus Penulis : Paulus Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Seperti halnya 1 dan 2 Timotius, Titus adalah surat pribadi dari Paulus kepada salah seorang pembantu mudanya. Surat ini disebut "Surat Penggembalaan" karena membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanannya. Titus, seorang bertobat bukan Yahudi (Gal 2:3), menjadi pendamping dekat Paulus dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul (mungkin karena ia saudara Lukas) hubungan erat dengan Paulus ditunjukkan dengan :
(1) disebutnya Titus sebanyak 13 kali dalam surat-surat Paulus,
(2) dia adalah orang yang bertobat dalam pelayanan Paulus dan anak rohaninya (Tit 1:4) dan seperti Timotius menjadi teman sekerja Paulus yang terpercaya dalam pelayanan (2Kor 8:23),
(3) dijadikannya wakil Paulus setidaknya untuk satu tugas penting ke Korintus selama perjalanan misi ketiga Paulus (2Kor 2:12-13; 2Kor 7:6-15; 2Kor 8:6,16-24), dan
(4) pelayanannya sebagai teman sekerja Paulus di Kreta (Tit 1:5).
Paulus dan Titus bekerja bersama-sama dalam waktu singkat di Kreta (barat daya Asia Kecil di Laut Tengah) antara pemenjaraan Paulus yang pertama dengan yang kedua (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217).
Paulus menugaskan Titus untuk melanjutkan pelayanannya di antara orang Kreta (Tit 1:5), sedangkan dia sendiri melanjutkan perjalanan ke Makedonia (bd. 1Tim 1:3). Tidak lama sesudah peristiwa itu, Paulus menulis surat ini kepada Titus, menginstruksikan dia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka awali bersama. Mungkin surat ini dititipkan kepada Zenas dan Apolos yang akan melewati Kreta (Tit 3:13).
Dalam surat ini Paulus meyampaikan rencananya untuk mengirim Artemas atau Tikhikus dengan segera untuk menggantikan Titus, karena setelah itu Titus harus ikut serta dengan Paulus di Nikopolis (Yunani), tempat yang direncanakan menjadi tempat tinggal Paulus selama musim dingin (Tit 3:12). Kita mengetahui bahwa rencana ini terlaksana (bd. 2Tim 4:10) karena Paulus kemudian menugaskan Titus di Dalmatia (Yugoslavia sebelum pecah).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Pendahuluan (Tit 1:1-4) I. Pengarahan Mengenai Penugasan Penatua (Tit 1:5-9) A. Tetapkan Penatua di Tiap Kota (Tit 1:5) B. Berbagai Syarat bagi Penatua (Tit 1:6-9) 1. Pribadi a. Tak Bercacat (Tit 1:6) b. Pelayan yang Dapat Dipercayai (Tit 1:7) c. Tidak Angkuh (Tit 1:7) d. Bukan Pemberang (Tit 1:7) e. Bukan Peminum (Tit 1:7) f. Bukan Pemarah (Tit 1:7) g. Tidak Serakah (Tit 1:7) h. Suka Memberi Tumpangan (Tit 1:8 ) i. Suka Akan yang Baik (Tit 1:8 ) j. Bijaksana (Tit 1:8 ) k. Adil (Tit 1:8 ) l. Saleh (Tit 1:8 ) m. Berpegang Kepada Perkataan yang Benar (Tit 1:9) n. Sanggup Menasihati berdasarkan Ajaran (Tit 1:9) o. Sanggup Meyakinkan Para Penentang (Tit 1:9) 2. Keluarga a. Mempunyai Hanya Satu Istri (Tit 1:6) b. Anak-Anaknya Hidup Beriman (Tit 1:6) c. Anak-Anaknya Hidup Senonoh dan Tertib (Tit 1:6) II. Pengarahan Mengenai Guru Palsu (Tit 1:10-16) A. Tabiat Mereka (Tit 1:10) B. Kelakuan Mereka (Tit 1:11-12) C. Penegoran Mereka (Tit 1:13-16) III.Pengarahan Mengenai Aneka Kelompok Dalam Gereja (Tit 2:1-15) A. Lingkup Pengarahan (Tit 2:1-10) B. Dasar Pengarahan (Tit 2:11-14) C. Tanggung Jawab Titus (Tit 2:15) IV. Nasihat Tentang Kebajikan (Tit 3:1-11) A. Kelakuan Terhadap Sesama (Tit 3:1-2) B. Kemurahan Allah Kepada Kita (Tit 3:3-7) C. Membedakan yang Berguna dan Mana yang Tidak (Tit 3:8-11) Penutup (Tit 3:12-15)
Tujuan ~~~~~~ Paulus menulis surat ini kepada Titus terutama untuk menugaskan Titus
(1) menata apa yang ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5);
(2) membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);
(3) membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11); dan
(4) datang kepada Paulus setelah ia diganti oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).
Survai ~~~~~~ Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.
(1) Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
(2) Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur para guru palsu (Tit 1:10-2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
(3) Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1-6:2) peranan yang patut untuk laki-laki yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8 ), dan para budak (Tit 2:9-10).
(4) Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Tiga ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
(2) Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
(3) Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:58, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 13:53 | |
| Surat Paulus Kepada Filemon
Surat ini unik karena menjadi surat terpendek di antara surat-surat Paulus yang lainnya. Selain itu, surat ini juga satu-satunya surat pribadi Paulus yang kita miliki. Secara umum surat ini berisikan permohonan Paulus kepada Filemon agar Filemon berbaik hati kepada Onesimus, budaknya yang melarikan diri. Filemon sendiri adalah seorang Kristen terkemuka yang rupanya menjadi anggota jemaat di Kolose. Paulus mengirimkan surat ini bersamaan dengan surat kepada jemaat di Kolose. Surat ini merupakan salah satu contoh surat nasihat. Surat nasihat seperti ini kerap sekali ditulis dalam dunia Yunani-Roma di zaman Paulus.
Penulis
Penulis surat ini adalah Rasul Paulus. Pada abad XIX, keaslian Surat Filemon dipertanyakan oleh F.C. Baur. Ia beranggapan bahwa surat ini hanyalah khayalan Kristen saja dan Paulus hanya diperalat untuk menyelesaikan masalah perbudakan. H.J. Holtzmann juga sepaham dengan Baur. Namun demikian saat ini keraguan itu tidak ada lagi dan diyakini bahwa Rasul Paulus adalah penulis dari surat ini. Berdasarkan fakta yang ada, surat ini ditulis ketika Rasul Paulus sedang berada di dalam penjara (ay. 1, 23, 24). Selain itu, D. Guthrie dengan tegas menyatakan bahwa Surat Filemon ini sangat mencerminkan corak berpikir dan gaya tulisan Rasul Paulus. Pada akhirnya para pakar Perjanjian Baru sepakat bahwa Surat Filemon ini ditulis oleh Rasul Paulus.
Tujuan Surat
Sesuai dengan apa yang tertulis pada ayat 1, surat ini ditujukan kepada Filemon yang disebut oleh Paulus sebagai "saudara" dan "kawan sekerja". Selain itu, surat ini juga ditujukan kepada Arkhipus, Apfia, dan jemaat di rumah Filemon. Filemon yang merupakan orang terkemuka di Kolose memiliki sejumlah budak dan salah satunya adalah Onesimus. Onesimus melarikan dari Kolose dan membawa pergi harta milik Filemon. Di dalam pelariannya, Onesimus bertemu dengan Paulus dan akhirnya Onesimus menjadi Kristen (ay. 18-19).[4] Surat ini juga ditujukan kepada Apfia karena ia merupakan seorang pemimpin rumah tangga dalam kehidupan sehari-hari dan berurusan dengan budak-budak. Oleh karena itu, Paulus merasa perlu dan penting untuk melibatkan Apfia dalam pengambilan keputusan mengenai Onesimus. Beberapa ahli di bidang Perjanjian Baru, seperti E.J Goodspeed, John Knox, dan H. Greeven meragukan Filemon sebagai penerima surat ini. Beberapa pandangan John Knox dapat dirangkum sebagai berikut:
Alasan sebenarnya penulisan surat bukanlah permintaan kembali terhadap Onesimus tetapi permintaan kepada si pemilik budak agar mengijinkan Onesimus untuk melayani Tuhan dengan membantu Paulus dalam pelayanannya.
Tuan dari Onesimus bukanlah Filemon, melainkan Arkhipus yang merupakan pimpinan dari jemaat setempat.
Paulus mengirimkan surat ini kepada Filemon karena Paulus tidak mengenal Arkhipus padahal masalah ini merupakan masalah yang penting. Oleh karena itu Paulus mengirimkan kepada Filemon yang merupakan teman sekerjanya.
Namun demikian, pandangan John Knox tersebut bertentangan dengan isi surat ini sendiri terutama pada ayat 17-22 yang mengungkapkan dengan jelas bahwa Filemon lah tuan dari Onesimus. Maka dari itu, dengan berpatokan dari teks-teks surat ini dapat disimpulkan bahwa penulis surat kepada Filemon ini adalah Rasul Paulus.
Tempat dan waktu penulisan
Di kalangan para ahli Perjanjian Baru, tempat dan waktu penulisan surat Filemon masih menjadi perdebatan. Dari teks-teks yang ada, dapat disimpulkan bahwa surat Filemon dan surat Kolose dikirim dari tempat yang sama. Ada tiga tempat yang kemungkinan merupakan tempat penulisan surat Filemon yaitu Roma, Kaisarea, dan Efesus. Pendapat mengenai Kaisarea yang merupakan tempat penulisan surat ini ditolak dengan alasan bahwa hampir tidak mungkin seorang budak memilih kota Kaisarea menjadi kota persembunyiannya. Biasanya para budak yang melarikan diri mencari kota-kota besar sebagai tempat persembunyian karena akan sulit untuk ditemukan. Selain itu, Onesimus ingin mencari Paulus dan akan sulit untuk menemukan Paulus di Kaisarea. Menurut beberapa ahli Perjanjian Baru ada beberapa alasan yang memperlihatkan bahwa Efesus menjadi tempat penulisan surat ini:
Dalam ayat 22 terkesan bahwa Paulus akan segera tiba di Kolose. Kemungkinan besar ia datang dari Efesus. Efesus merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat persembunyian para budak. Para budak meminta suaka di kuil Artemis. Di Efesus terdapat suatu gedung yang dikenal dengan nama penjara Paulus. Meskipun demikian, dari berbagai sumber tidak ada yang memberikan tanda bahwa adanya penahanan di Efesus. Roma juga merupakan tempat yang terkenal sebagai tempat pelarian para budak. Selain itu Onesimus yang sedang melarikan diri dari Filemon pasti memilih tempat yang jauh yaitu Roma daripada Efesus dan hal ini dibuktikan oleh berbagai dokumen sejarah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa surat ini ditulis di Roma. Surat Paulus kepada Filemon ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 61 M.
Struktur
Salam (1-3). Bagian ini menjelaskan bahwa Paulus menulis sebagai seorang hukuman. Selain itu juga menyatakan kepada siapa surat ini ditujukan yaitu untuk Filemon, Apfia, dan Arkhipus. Ucapan syukur (4-7) Pada bagian ini Paulus berdoa kepada Tuhan dan mengucap syukur kepada Tuhan. Di dalam doanya inilah terkandung inti dari tema surat ini yaitu kasih, harapan dalam doa, pertemanan, dan persaudaraan. Doa Paulus ini juga menunjukkan sanjungan Paulus atas iman dan kemurahan hati dari Filemon. Permohonan untuk Onesimus (8-20) Bagian ini merupakan pokok dari surat Paulus ini. Di bagian ini, Paulus mengungkapkan maksudnya menulis surat ini yaitu bahwa ia ingin mengirim kembali Onesimus, budak yang melarikan diri dari rumah Filemon. Ia meminta Filemon untuk menerima kembali Onesimus. Paulus juga bersedia mengganti biaya kerugian yang timbul akibat pelarian dari Onesimus. Penutup (21-25) Paulus yakin bahwa himbauannya dalam surat ini akan dipenuhi oleh Filemon. Dalam bagian ini juga dikatakan bahwa Paulus akan datang untuk melihat hasilnya. Paulus menutup surat ini dengan menyampaikan salam kepada Filemon.
Muatan Teologis
Surat Paulus kepada Filemon ini sangat pendek dan tidak memaparkan doktrin-doktrin iman Kristen. Akan tetapi surat ini memberikan petunjuk mengenai bagaimana menjalani kehidupan sebagai orang Kristen terutama dalam hubungannya dengan sesama.
dari Sabda-Web :
Flmon Penulis : Paulus Tema : Perdamaian Tanggal Penulisan: Sekitar 62 M
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Paulus menulis "surat penjara" ini (ayat File 1:1,9) sebagai surat pribadi kepada seorang bernama Filemon, kemungkinan besar sementara masa penahanan yang pertama di Roma (Kis 28:16-31). Nama-nama sama yang disebut dalam Filemon (ayat File 1:1-2,10,23-24) dan Kolose (Kol 4:9-10,12,14,17) menunjukkan bahwa Filemon tinggal di Kolose, dan kedua surat ini ditulis dan diantarkan pada waktu yang sama.
Filemon menjadi pemilik hamba (ayat File 1:16) dan anggota gereja di Kolose (bd. ayat File 1:1-2 dengan Kol 4:17), mungkin ia bertobat dibawah pelayanan Paulus (ayat File 1:19). Onesimus menjadi hamba Filemon yang telah lari ke Roma; di situ dia kenal Paulus, yang membawa dia kepada Kristus. Suatu ikatan persahabatan yang kuat berkembang di antara mereka (ayat File 1:9-13). Sekarang dengan segan Paulus mengirim Onesimus kembali kepada Filemon, ditemani oleh Tikhikus, teman sekerja Paulus, bersama dengan surat ini (bd. Kol 4:7-9).
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ Salam Kristen (File 1:1-3) I. Penghargaan Terhadap Filemon (File 1:4-7) A. Pokok Doa Syukur (File 1:4-6) B. Saat Kegembiraan Besar (File 1:7) II. Permohonan untuk Onesimus (File 1:8-21) A. Permohonan Bukan Perintah (File 1:8-11) B. Alasan Mengirim Onesimus Kembali (File 1:12-16) C. Permohonan Bersifat Penggantian (File 1:17-19) D. Tanggapan Positif Diharapkan dari Filemon (File 1:20-21) Hal-hal Terakhir (File 1:22-25) A. Harapan untuk Segera Mengunjungi (File 1:22) B. Salam dari Sahabat Paulus (File 1:23-24) C. Pengucapan Berkat (File 1:25)
Tujuan ~~~~~~ Paulus menyurati Filemon untuk mengurus persoalan khusus tentang hambanya Onesimus yang telah melarikan diri. Menurut hukum Romawi, hamba yang melarikan diri dapat dihukum mati. Paulus menjadi perantara untuk Onesimus dengan Filemon dan memohon supaya Onesimus diterima kembali secara ramah sebagai orang percaya dan sahabat Paulus, dengan kasih yang sama sebagaimana dia akan menerima Paulus sendiri.
Survai ~~~~~~ Permohonan Paulus adalah sebagai berikut:
(1) Dia memohon dengan sangat supaya Filemon, sebagai saudara dalam Kristus (ayat File 1:8-9,20-21) menerima Onesimus kembali, bukan sebagai hamba tetapi sebagai saudara dalam Kristus (ayat File 1:15-16).
(2) Paulus menyatakan bahwa Onesimus (yang artinya "berguna") yang dahulu "tidak berguna", tetapi sekarang "berguna" bagi Paulus dan Filemon (ayat File 1:10-12).
(3) Paulus ingin Onesimus dapat tinggal di Roma, tetapi sebaliknya mengirimnya kembali kepada tuan yang memilikinya (ayat File 1:13-14).
(4) Paulus menawarkan diri sebagai pengganti untuk hutang Onesimus dan mengingatkan Filemon tentang hutang budinya kepada Paulus (ayat File 1:17-19). Surat ditutup dengan salam dari beberapa teman sekerja di Roma (ayat File 1:23-24) dan pengucapan syukur (ayat File 1:25).
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Tiga ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini adalah yang terpendek di antara surat-surat Paulus.
(2) Lebih dari lain bagian PB, surat ini menjelaskan bagaimana Paulus dan gereja mula-mula menghadapi persoalan perbudakan Roma. Daripada menyerang langsung atau menimbulkan pemberontakan bersenjata, Paulus mengemukakan prinsip Kristen yang menyingkirkan kekerasan dari perbudakan Roma dan akhirnya menghapuskannya sama sekali antara orang Kristen.
(3) Surat ini memberikan pengertian unik ke dalam kehidupan Paulus, karena dia begitu erat manunggal dengan seorang hamba sehingga Onesimus disebut "buah hatiku" (ayat File 1:12).
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:58, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 14:02 | |
| Surat Paulus Kepada Orang Ibrani
Surat kepada Orang Ibrani adalah sebuah tulisan teologi dari periode awal kekristenan yang disusun dengan kaidah bahasa Yunani yang baik. Kristologi yang dipaparkan di dalamnya termasuk kristologi yang rumit. Sebagai surat, kitab ini tidak memiliki salam pembuka selayaknya surat-surat kiriman pada masa itu. Kitab ini lebih mirip khotbah yang memuat uraian teologi yang rumit dan penuh dengan teka-teki. Di dalamnya tidak hanya dipaparkan tentang keistimewaan Yesus di hadapan tradisi Yahudi, tetapi juga dalam konteks filsafat platonis.
Penulis
Pada abad-abad pertama kekristenan hingga Abad Pertengahan, surat Ibrani diyakini ditulis oleh Rasul Paulus. Pandangan ini akhirnya tidak lagi dipertahankan karena beberapa hal. Pertama, gaya penulisan surat ini berbeda dengan gaya penulisan Rasul Paulus. Kedua, ada keterangan di dalam Surat ini yang menyebutkan bahwa si penulis adalah orang yang mendengarkan Kristus dari orang lain (Ibrani 2:3), sementara Paulus sendiri mengaku sebagai saksi mata yang telah melihat Yesus dan dengan demikian memiliki status yang sama dengan rasul-rasul yang lain. Barnabas dan Apolos juga disebut-sebut sebagai penulis surat ini, namun pandangan ini tidak dapat dipertahankan karena tidak ada bukti pendukung. Akhirnya, para pakar modern sepakat bahwa tidak ada kepastian mengenai penulis surat ini. Yang jelas, penulisnya adalah orang berpendidikan yang terlatih dalam retorika Yunani yang juga mengenal dengan baik filsafat Plato.
Tujuan Surat
Frasa "kepada Orang Ibrani" pada perikop surat sama sekali tidak menjadi bukti bahwa surat Ibrani memang ditujukan untuk orang-orang Ibrani. Frasa ini dicantumkan oleh gereja mula-mula untuk menggambarkan isi surat yang berbicara banyak mengenai Kristus dan tradisi Yahudi. Pandangan yang diterima secara umum adalah Surat kepada Orang-orang Ibrani ditujukan untuk orang-orang Kristen di Italia (Ibrani 13:24) yang membutuhkan nasihat, bimbingan, dan penghiburan.
Waktu Penulisan
Tidak ada rujukan pasti mengenai waktu penulisan surat ini, kesepakatan yang umum diterima adalah surat Ibrani ditulis sebelum tahun 60 Masehi.
Muatan teologi
Penulis surat ini berusaha mendorong pembacanya supaya tetap percaya. Untuk itu ia menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pernyataan Tuhan yang sempurna. Tiga perkara dikemukakan oleh penulis surat ini.
Pertama, Yesus adalah Anak Tuhan -- Anak yang kekal. Anak Tuhan itu menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa melalui ketabahan-Nya untuk menderita. Sebagai Anak Tuhan, Yesus lebih tinggi dari nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ia pun lebih tinggi dari malaikat atau Musa sendiri.
Kedua, Tuhan telah menyatakan Yesus sebagai imam abadi yang lebih tinggi daripada imam-imam dalam Perjanjian Lama.
Ketiga, dengan perantaraan Yesus, orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa dan dari ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Agung, Yesus memberikan kepada manusia keselamatan sejati yang tidak dapat diberikan oleh upacara-upacara persembahan kurban dan upacara-upacara lainnya di dalam agama Yahudi. Upacara-upacara itu hanya dapat memberikan gambaran dari keselamatan sejati itu saja, lain tidak.
Dengan mengemukakan contoh-contoh iman dari tokoh-tokoh terkenal dalam sejarah Israel (pasal 11), penulis surat ini menganjurkan para pembacanya supaya tetap setia. Di dalam pasal 12 ia mendorong mereka supaya terus setia sampai akhir, dengan hanya melihat pada Yesus. Ia mendorong mereka juga supaya tabah menderita dan tabah menanggung tekanan-tekanan dan penganiayaan terhadap diri mereka. Surat ini diakhiri dengan nasihat dan peringatan.
Referensi Bruce : Bambang Subandrijo. 2010. Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 2. Bandung: Bina Media Informasi. Dianne Bergant & Robert J. Karris (eds). 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. S. Wismoady Wahono. 2004. Di Sini Kutemukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Willi Marxsen. 2005. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kristis terhadap Masalah-masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. John Drane. 2001. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis - Teologis. Jakarta: BPK Gunung Mulia. J.D Douglas. 1992. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid I (A-L). Jakarta: Yayasan Bina Kasih/OMF. V.C.Pfitzner. 2000. Kesatuan dalam Kepelbagaian: Tafsiran atas Surat 1 Korintus. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Klaus Koch. 1997. Kitab Yang Agung. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. Howard M. Gering. 1992. Analisa Alkitab Perjanjian Baru. Jakarta: Yayasan Pekabar Injil "IMMANUEL" Samuel B.Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah, Pengatar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Arnnold E. Airhart.1969.Beacon Bible Commentary, Vol. IX.USA.Beacon Hill Press F. Bruce.1982.Word Biblical Commentary: 1&2 Thessalonians.USA.WORD BOOKS, PUBLISHER. F. Brown.2007.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia Leon Morris.1984.Tyndale New Tetament Commentaries: 1 and 2 Tessalonians.England.Inter-Varsity Press. Abraham Smith.1994.The New Interpreter’s Bible, Vol. XI.USA.Abingdon Press. Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002 J. Wesley Brill. 2003. Tafsiran Surat Korintus. Bandung: Yayasan Kalam Hidup Drs. M.E. Duyverman. 1990. Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia Ralph P. Martin. 1986. World Biblical commentary 2 Corintians. Texas: Word Books. Samuel Benyamin Hakh. 2010. Perjanjian Baru: Sejarah dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. Willi Marxsen. 2006, Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan Kritis terhadap masalah-masalahnya. JAkarta: BPK Gunung Mulia. Dianne Bergant, Robert Karris. 2002, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Jogjakarta: Kanisius Leon Morris (ed). 1984, The epistle of Paul to the Thessalonians: An Introduction and commentary. Grand Rapids: William Eerdmans Publishing. William Barclay.1983, Pemahman Alkitab Setiap Hari. Jakarta:BPK Gunung Mulia. Francis Foulkes.1991, New Testament Commentaries, USA:Grand Rapids. PT. Nilakandi.1982 Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. Jakarta: BPK Gunung Mulia. J.L. Abineno.1997,Tafsiran Alkitab Surat Efesus, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Andrew T.Lincoln.1990, Word Biblical Commentary Ephesians, USA:Word Books,Publisher.
dari Sabda-Web :
Ibrani Penulis : Tidak Disebutkan Tema : Perjanjian yang Lebih Baik Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan)
Latar Belakang ~~~~~~~~~~~~~~ Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.
Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr 13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5.
Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini.
Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M.
Garis Besar ~~~~~~~~~~~ I. Argumentasi: Kristus dan Iman Kristen Lebih Unggul daripada Agama Orang Yahudi (Ibr 1:1-10:18) A. Dalam Penyataan (Ibr 1:1-4:13) Yesus Kristus adalah Penyataan Penuh dan Akhir dari Allah kepada Manusia 1. Lebih Unggul dari Para Nabi (Ibr 1:1-3) 2. Lebih Unggul dari Para Malaikat (Ibr 1:4-2:18) Peringatan: Bahaya Pengabaian (Ibr 2:1-4) 3. Lebih Unggul dari Musa (Ibr 3:1-6) Peringatan: Bahaya Ketidakpercayaan (Ibr 3:7-19) 4. Lebih Unggul dari Yosua (Ibr 4:1-13) B. Dalam Renungan (Ibr 4:14-10:18) Sebagai Imam Besar Kita, Yesus Jauh Melebihi Keimaman Lewi 1. Lebih Unggul Kualifikasi-Nya (Ibr 4:14-7:25) Peringatan: Bahaya Ketidakdewasaan Rohani (Ibr 5:11-6:3) Peringatan: Bahaya Kemurtadan (Ibr 6:4-20) 2. Lebih Unggul Watak-Nya (Ibr 7:26-28) 3. Lebih Unggul Pelayanan-Nya (Ibr 8:1-10:18) a. Bertempat di Tempat Kudus yang Lebih Baik (Ibr 8:1-5) b. Berlandaskan Perjanjian yang Lebih Baik (Ibr 8:6-13) c. Terlaksana Melalui Pelayanan yang Lebih Baik (Ibr 9:1-22) d. Digenapi Melalui Korban yang Lebih Sempurna (Ibr 9:23-10:18) II. Penerapan: Nasihat untuk Bertekun (Ibr 10:19-13:17) A. Dalam Bidang Keselamatan (Ibr 10:19-38) B. Dalam Bidang Iman (Ibr 10:39-11:40) 1. Sifat-Sifat Iman (Ibr 10:39-11:3) 2. Teladan Iman dari Perjanjian Lama (Ibr 11:4-38) 3. Pembenaran Iman: Disempurnakan dalam Kristus (Ibr 11:39-40) C. Dalam Bidang Ketabahan (Ibr 12:1-13) D. Dalam Bidang Kekudusan (Ibr 12:14-13:17) 1. Pengutamaan Kekudusan (Ibr 12:14-29) 2. Pelaksanaan Kekudusan (Ibr 13:1-17) Penutup (Ibr 13:18-25)
Tujuan ~~~~~~ Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya
(1) untuk tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada kesudahannya,
(2) untuk maju terus menuju kedewasaan rohani dan
(3) untuk tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.
Survai ~~~~~~ Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama.
(1) Pertama, Yesus sebagai Putra Allah yang penuh kuasa (Ibr 1:1-3) dinyatakan sebagai penyataan Allah yang sempurna kepada umat manusia -- lebih tinggi daripada para nabi (Ibr 1:1-3), malaikat (Ibr 1:4-2:18), Musa (Ibr 3:1-6) dan Yosua (Ibr 4:1-11). Di dalam bagian ini terdapat suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai berbagai akibat apabila kita secara rohani makin menjauh dari iman atau mengeraskan hati dalam ketidakpercayaan (Ibr 2:1-3; Ibr 3:7-4:2).
(2) Bagian yang kedua menampilkan Yesus sebagai Imam Besar dengan kualifikasi (Ibr 4:14-5:10; Ibr 6:19-7:25), watak (Ibr 7:26-28), dan pelayanan (Ibr 8:1-10:18) yang sempurna dan abadi. Di bagian ini diberikan suatu peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ketidakdewasaan rohani atau bahkan "kemurtadan" setelah mengambil bagian di dalam Kristus (Ibr 5:11-6:12).
(3) Bagian yang terakhir (Ibr 10:19-13:17) dengan tegas mendorong orang-orang percaya agar tetap tabah dalam keselamatan, iman, penderitaan, dan kekudusan.
Ciri-ciri Khas ~~~~~~~~~~~~~~~ Delapan ciri utama menandai surat ini.
(1) Surat ini unik di antara surat-surat PB karena bentuknya, "surat ini berawal seperti sebuah risalah, dilanjutkan bagaikan khotbah, dan diakhiri seperti surat" (Origenes).
(2) Di antara semua kitab PB surat ini menggunakan bahasa yang paling halus, paling mendekati gaya penulisan Yunani klasik daripada penulis PB lainnya (mungkin kecuali Lukas dalam Luk 1:1-4).
(3) Inilah satu-satunya kitab PB yang mengembangkan konsep pelayanan Yesus sebagai Imam Besar.
(4) Ajarannya tentang Kristus ini sangat kaya variasi, dan memakai lebih daripada dua puluh nama dan gelar untuk Kristus.
(5) Kata kuncinya adalah "lebih baik" (dipakai tiga belas kali). Yesus lebih baik daripada para malaikat dan semua tokoh perantara PL. Ia memberikan perhentian, perjanjian, pengharapan, keimaman, korban pendamaian, dan janji-janji yang lebih baik.
(6) Surat ini berisi pasal yang paling menonjol dalam Alkitab mengenai iman (pasal 11; Ibr 11:1-40).
(7) Kitab ini sarat dengan kutipan dan petunjuk kepada PL sehingga memberikan pengertian yang berharga mengenai penafsiran umat Kristen mula-mula terhadap sejarah dan ibadah PL, khususnya dalam bidang lambang-lambang.
( 8 ) Surat ini memberikan lebih banyak peringatan mengenai bahaya-bahaya kemurtadan rohani daripada kitab lainnya dalam PB.
Terakhir diubah oleh T2Y tanggal 23rd July 2011, 17:58, total 1 kali diubah |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 14:16 | |
| peta perjalanan Paulus (dari Sabda-Web) :[You must be registered and logged in to see this image.] |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 15:42 | |
| Btw, itu tuisan 'credit' nya kok muncul lagi sih? :) | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 23rd July 2011, 17:59 | |
| - bruce wrote:
- Btw, itu tuisan 'credit' nya kok muncul lagi sih?
:) oh, yang ngedit Om toh ? hahahahaha... saya gak tahu, gak ngomong sih... |
| | | cinzano Moderator
Jumlah posting : 2124 Join date : 26.10.12 Lokasi : Buaya City
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus 7th November 2012, 06:04 | |
| 1 dan 2 Tesalonika dianggap surat Paulus yang paling tua ya. Di Galatia, 1&2 Korintus dan Roma, Rasul Paulus menuangkan gagasan2 Teologisnya | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Surat Rasul Paulus | |
| |
| | | | Surat Rasul Paulus | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |