Tanggal 9 Mei 2013, kita peringati sebagai Hari Kenaikan Jesus Kristus ke Sorga.
Sudah 2000 tahun lebih Jesus nak ke Sorga, secara manusiawi, mungkin kita bertanya tanya, mengapa Jesus harus kembali ke Sorga? Mengapa Jesus tidak tinggal saja bersama kita di dunia? Membimbing kita agar tetap berada pada jalan yang benar? Bukankah dengan tetap berada bersama kita, maka kita menjadi lebih taat, dan lebih kuat menghadapi berbagai pencobaan selama kita hidup di dunia?
Berikut adalah artikel yag mencoba menjawab pertanyaan kita yang manusiawi itu :
Kenaikan Yesus ke Surga (Ascension) adalah naiknya Yesus ke Surga dengan kekuatan-Nya sendiri di hadapan para muridnya, empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya. Hal ini diceritakan di Mk 16:19, Lk 24:51, dan Kis 1.
Ada dua alasan mengapa Yesus naik ke Surga:
I. Untuk mengirimkan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya.Di dalam Yoh 16:7 dikatakan “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Pertanyaannya, mengapa Yesus harus naik ke Surga terlebih dahulu sebelum mengirimkan Roh Kudus?
1) Kalau kita mau melihat keseluruhan Alkitab, maka kita juga mencoba melihat Perjanjian Lama dalam terang Perjanjian Baru. Dalam studi “typology“, kita melihat sesuatu yang ada di dalam Perjanjian Lama dan kemudian dikaitkan dengan Perjanjian Baru untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap. Dalam hal ini ada kaitan antara Musa dan Yesus. Yesus disebut Musa yang Baru.
2) Sebelum Musa mendapatkan Sepuluh Perintah Allah (decalogue), Musa harus naik terlebih dahulu ke gunung Sinai, dan tinggal bersama dengan Allah selama empat puluh hari. (Lih. Kel 34). Dan oleh karena itu, Yesus, Musa yang Baru, naik – bukan ke gunung yang bersifat fisik, namun naik ke Surga. Rasul Paulus mengatakan “Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.“(Ef 4:10). Dan pada waktu Dia telah duduk di sisi kanan Allah Bapa, maka Dia dapat menuliskan hukum Allah di dalam hati manusia, bukan di dalam dua loh batu seperti di dalam Perjanjian Lama. Penulisan hukum Allah ini dimanifestasikan dengan turunnya Roh Kudus kepada para rasul dan kemudian kepada umat Allah, sehingga Tubuh Kristus (Gereja) dapat dibangun.
II. Untuk membawa jiwa-jiwa yang berada di limbo of the just atau bosom of Abraham atau tempat penantian, ke Surga.Rasul Paulus mengatakan bahwa “8 Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia.” 9 Bukankah “Ia telah naik” berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. 11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,” (Ef 4:8-13)
1) Dari ayat-ayat tersebut di atas, maka sebenarnya cukup jelas bahwa ketika Yesus naik ke tempat tinggi (Surga), maka Yesus membawa jiwa-jiwa yang berada di bosom of Abraham dengan cara Yesus turun sendiri ke tempat penantian selama tiga hari (dari wafat sampai kebangkitan).
2) “Pemenuhan segala sesuatu” yang disebutkan di ayat 10 adalah pemenuhan dari janji Yesus, yaitu untuk mengutus Roh Kudus, Roh Penghibur (Yoh 14:26, 15:26, dan 16:7) yang akan memenuhkan segala sesuatu, yang memperlengkapi umat Allah dalam membangun Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Rasul Paulus menegaskan bahwa Roh Kudus inilah yang akan memberikan kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Jadi dapat dikatakan bahwa Roh Kudus membantu umat Allah untuk menjadi mirip seperti Kristus.
Roh Kudus menuntun perkembangan GerejaRoh Kudus yang dijanjikan Yesus dimanifestasikan secara penuh pada hari Pentakosta, seperti yang diceritakan di dalam Kisah Para Rasul 2. Dari sinilah lahir Gereja atau Tubuh Mistik Kristus, yang berkembang dengan pesat. Dan penganiayaan jemaat Kristen perdana tidak menyurutkan para murid untuk senantiasa mewartakan Kristus.
Dengan Roh Kudus atau Roh Kristus, maka manifestasi dari kekuatan dan kasih Kristus tidak dibatasi lagi oleh tempat, melainkan Dia bebas berkarya di dalam setiap hati manusia dimanapun berada. Penerimaan Roh Kudus ini diwujudkan dalam Sakramen Permandian, seperti yang dikatakan oleh Rasul Petrus “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” (Kis 2:38).
Jadi, dari beberapa prinsip, seperti yang disebutkan di atas, maka:
Yesus naik ke Surga bertujuan untuk mengirimkan Roh Kudus yang telah dijanjikannya dan juga membawa jiwa-jiwa umat Allah yang berada di tempat penantian. Dan Roh Kudus yang dijanjikan inilah yang memberikan inspirasi dan kekuatan kepada umat Allah di dalam perkembangan Gereja sampai saat ini.
Yesus datang ke dunia bukan untuk mendirikan kerajaan dunia, seperti yang diinginkan oleh bangsa Yahudi, namun Dia ingin meraja di dalam hati setiap umat manusia, yang dicapai dengan mengirimkan Roh Kudus.
Kita mengetahui Trinitas dari Wahyu Allah. Namun kita juga dapat melihat hal ini dari “argument of fittingness“.
Pertama, kita perlu mengerti akan definisi dari Trinitas sendiri, yang merupakan satu Allah dalam tiga pribadi, dimana masing-masing pribadi hanyalah berbeda dalam hubungan asalnya “relation of origin“. KGK 254 menyatakan “Masing-masing berbeda satu dengan yang lain oleh hubungan asalnya: Adalah “Bapa yang melahirkan, dan Putera yang dilahirkan dan Roh Kudus yang dihembuskan“. Oleh karena itu adalah “fitting” kalau Yesus, pribadi ke-2 dari Trinitas dimuliakan terlebih dahulu, dan bersama-sama dengan Allah Bapa memberikan Roh Kudus (Yoh 14:26; 15:26; 16:14).
Kalau Roh Kudus memanifesikan diri-Nya sebelum Kristus dimuliakan, maka seolah-olah Roh Kudus hanya berasal dari Bapa. Kalau Roh Kudus hanya berasal dari Bapa, maka Roh Kudus tidak berbeda dengan Allah Putera. Oleh karena itu menjadi “fitting” bahwa Roh Kudus turun kepada para rasul pada hari Pentakosta, yaitu setelah Yesus dipermuliakan, sehingga Roh Kudus ini dapat dikatakan berasal dari Allah Bapa dan Allah Putera.
Roh Kudus yang akan memenuhkan segala sesuatu, yang memperlengkapi umat Allah dalam membangun Tubuh Kristus, yaitu Gereja. Rasul Paulus menegaskan bahwa Roh Kudus inilah yang akan memberikan kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. Jadi dapat dikatakan bahwa Roh Kudus membantu umat Allah untuk menjadi mirip seperti Kristus.
Dikutip sebagian dari
[You must be registered and logged in to see this link.]