Manusia mati meninggalkan nama

Quote :

Biarkan Mandela Pergi!
Selasa, 11 Juni 2013 | 11:58 WIB

JOHANNESBURG, KOMPAS.COM — Nelson Mandela, mantan pemimpin Afrika Selatan, masih berada dalam perawatan intensif, Selasa (11/6), empat hari setelah ia dirawat di rumah sakit karena infeksi paru-parunya kambuh. Mandela yang semakin lemah dilarikan ke rumah sakit di Pretoria, Sabtu lalu. Malam hari itu, kantor presiden Afrika Selatan mengatakan, mantan pemimpin berusia 94 tahun itu dalam "kondisi serius tapi stabil".

Menurut laporan CNN yang mengutip keterangan kantor kepresidenan, Mandela bernapas tanpa alat bantu dan istrinya berada di sisinya. Setelah tidak memberikan perkembangan selama 48 jam, pemerintah mengatakan pada Senin bahwa kondisi Mandela "tidak berubah", tetap "serius tapi stabil".

Salah seorang putrinya, Zenani Dlamini, yang merupakan Duta Besar Afrika Selatan untuk Argentina, telah kembali ke Afrika Selatan agar berada di dekat ayahnya.

Mandela sudah masuk dan keluar rumah sakit dalam beberapa tahun terakhir. Kali ini merupakan yang keempat dalam tujuh bulan terakhir.

Hari Minggu, warga Afrika Selatan melambungkan doa-doa dalam kebaktian mereka di gereja, dan harapan bagi pemulihannya pun tercurah dari seluruh dunia.

Sementara itu, halaman depan harian Sunday Times Afrika Selatan memuat berita berjudul, "Ini saatnya melepas dia pergi." Harian itu mengutip teman lama Mandela, Andrew Mlangeni, yang mengatakan bahwa waktunya mungkin telah tiba bagi warga Afrika Selatan untuk mengucapkan selamat jalan kepada ikon yang dicintai itu.

"Dia telah masuk ke rumah sakit berkali-kali. Cukup jelas bahwa dia dalam kondisi tidak sehat dan ada kemungkinan tidak akan pulih lagi," kata Mlangeni kepada harian itu. "Begitu keluarga merelakannya, rakyat Afrika Selatan akan mengikuti. Kami akan mengucapkan terima kasih, Tuhan, Engkau telah memberi kami pria ini, dan kami akan melepaskan dia juga," kata Mlangeni.

Sejarah penyakit

Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan itu mendapat perawatan 24 jam, dan rumahnya dilengkapi dengan peralatan medis yang mencerminkan adanya unit perawatan intensif.

Sejarah masalah paru-parunya bermula ketika dia menjadi tahanan politik di Robben Island pada masa apartheid, dan ia telah berjuang melawan infeksi pernapasan selama bertahun-tahun. Tahun lalu, ia menghabiskan liburan Natal dengan menjalani pengobatan untuk infeksi paru-paru dan batu empedu, salah satu masa perawatan rumah sakit terpanjang sejak pembebasannya dari penjara tahun 1990.

Mandela telah dianggap sebagai bapak pendiri demokrasi Afrika Selatan. Ia menjadi tokoh internasional selagi bertahan selama 27 tahun di penjara karena melawan apartheid, sistem segregasi rasial di negara itu.

"Dia mengajarkan kepada kita ... bahwa kita meningkatkan kemanusiaan kita sendiri ketika kita melayani dan membuat perbedaan bagi kehidupan orang lain," kata Mac Maharaj, juru bicara Presiden Jacob Zuma. "Sangat mudah untuk melayani diri sendiri, kepentingan sendiri, tetapi melayani kepentingan orang lain, membuat hidup mereka lebih baik, mengubah kualitas seluruh umat manusia."

Tahun 1993, Mandela dan Presiden Afrika Selatan saat itu, FW de Klerk, bersama-sama memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Pemimpin legendaris itu terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama bangsa itu setahun kemudian. Ia hanya menjabat satu periode, seperti yang telah dijanjikannya.

Dia tidak muncul di depan publik sejak Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. Walau jarang tampil dalam beberapa tahun terakhir, ia tetap populer dan dianggap sebagai pahlawan demokrasi di negara itu. Tahun lalu, Afrika Selatan meluncurkan uang kertas baru dengan gambar Mandela yang sedang tersenyum di salah satu sisinya, sebagai salah bukti status ikoniknya.

Pengaruh Mandela pun meluas jauh melampaui perbatasan Afrika Selatan. Setelah ia meninggalkan kantor kepresidenan, ia memediasi konflik di bagian lain Afrika hingga ke Timur Tengah.
Sumber : CNN

Seorang tokoh dunia yang sangat layak dihormati sekaligus dicintai.
Darinya bisa dipetik pelajaran bahwa kasih dan pegampunan, lebih berharga dari dendam dan pembalasan.
Tanpa Mandela, Afrika selatan tidak akan seperti sekarang.

Doa seluruh umat manusia menyertai beliau dimasa sakitnya ini,
apapun keputusan Tuhan bvaginya, patut kita syukuri,
karena Tuhan telah memberikan manusia ini kepada kita dan Afsel khususnya,
untuk menjadi contoh yang sangat baik.

Kalo pejuang empat pilar, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, gimana GMB?

Husada wrote:

Kalo pejuang empat pilar, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, gimana GMB?

Jujur saja, dharma baktinya untuk negara kita belumlah pantas untuk dianggap sebagai pahlawan. Dihormati sebagai pendamping presiden tentu wajib, dihormati sebagai ketua MPR tentu harus. Kesetiaannya kepada NKRI tentulah patut dikenang. Tetapi ya sebatas itu, om GMH.

Dan, ehmmm, saya masih tetap tidak bisa menghargai kesediaannya mendapatkan posisi ketua MPR yang berupa 'hadiah' dari penguasa, sementara partainya menyatakan diri sebagai oposisi.

Maksudnya, dia siap membalut idealisme politiknya demi jabatan, gitu?

Kalo penganugerahan gelar pahlawan nasional, saya setuju bahwa itu belum pantas. Menurut saya, belum ada jasa yang spektakuler yang melayakkan dia sebagai penerima gelar terhormat, pahlawan nasional. Apa yang dilakukannya selama ini, hanya sebatas pidato, sama dengan orang yang sekuat tenaga menjaga citra diri.

Tetapi, 'teriakan-teriakannya' yang konsisten mengenai empat pilar, saya pikir layak juga diberi apresiasi, meskipun tidak sampai pada tingkat pahlawan nasional. Andaikan dia menggalang pergerakan untuk mewujudkan penggalangan empat pilar, dalam arti, bukan hanya bahan pidato, saya sepakat kalau dia dianugerahi pahlawan nasional. Tetapi karena perjuangan empat pilarnya hanya sebatas pidato, ya saya kira, cukup diapresiasi seperlunya.

Sebenarnya, bukankah yang disebut empat pilar itu sudah tercakup seluruhnya dalam satu pilar Pancasila, om?

Betul. Secara filosofis, mengingat Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di NKRI ini, maka ketiga pilar lainnya sudah tercakup dalam Pancasila. Tetapi, saya merasakan bahwa empat pilar ini berfungsi mengingatkan bahwa keutuhan Pancasila itu. Bila hanya mendengar Pancasila, ingatan tidak pergi ke Bhinneka Tunggal Ika, tidak pergi ke NKRI.

Jadi, empat pilar itu, menurut saya, justru mengingatkan pendengarnya bahwa keanekaragaman berbagai elemen di Indonesia ini memiliki kesamaan hak hidup, yang dipersatukan di wilayah NKRI. Sebagai suatu negara, memiliki Undang-undang Dasar. Wong diingat-ingatkan bahwa Indonesia terdiri dari beraneka suku, agama, golongan, dan pulau saja, masih sering tingkah mendominasi dari mayoritas ingin mengangkangi. Apalagi kalau hanya menyebut Pancasila saja misalnya, wah, nggak kebayang deh tingkah mayoritas yang akan timbul.

Betul, bahwa Pancasila sudah mencakup ketiga pilar lainnya. Tetapi, pemahaman seperti itu adalah pemahaman bagi orang yang mau menggunakan otak. Sementara, dari berbagai peristiwa yang muncul, tampak bahwa penduduk Indonesia sering sangat sering tidak menggunakan otak, kan? Bagaimana mungkin menggunakan otak jika hanya memikirkan diri dan kelompoknya saja? Jadi, secara psikologis, dengan sering mendengar empat pilar, mencoba mrangsang kesadaran penuh bahwa penduduk Indonesia itu tidak homogen, yang berarti harus mempertimbangkan suatu tindakan, apakah akan menyakiti kelompok lain atau bagaimana. Penyadaran itu tidak akan terjadi jika hanya menyatakan Pancasila.

Begitu pikiran saya, sehingga empat pilar itu perlu diingat-ingatkan kepada seluruh elemen bangsa ini. Bila memiliki power, sungguh baik kalau tidak hanya diperdengarkan, melainkan diperjuangkan. Bila ada suatu kejadian yang mencederai keempat pilar itu, langsiung bersikap memulihkannya.

Sementara, taufiq Kiemas hanya berkata-kata empat pilar. Pada saat empat pilar itu terganggu, seperti pembakaran Gereja misaknya, dia tidak bertindak apa-apa kecuali hanya cuap-cuap empat pilar.

Begini om, kalau memang orang tidak menggunakan otak untuk menalar, maka diberi perincian hingga menjadi beratus pilar pun tetap tidak akan berguna, kan? 

Analoginya, dalam ajaran kita, diberikan oleh Tuhan dua hukum Kasih, dengan dua hukum Kasih itu, semua hukum dan aturan di muka bumi ini pasti tercakup di dalamnya. Dan tentulah mencukupi bagi manusia yang mau menggunakan nalar dan otaknya. Sementara ada yang perlu diperini hingga detail ke tiap tiap ayat sekalipun, tetap tidak berguna kalau tidak menggunakan otaknya, kan?

Nah, jadi apakah perlu dari Pancasila dijabarkan jadi empat pilar?

Betul, sepertinya ada yang merubah format, om, kemungkinan admin.
Saya coba minta diperbaiki lagi, karena kurang nyaman.

Oiya, sementara saya akali dengan menulis quote dalam kurung [ dan copy-paste kemudian ditutup dengan /quote dalam kurung [ lagi.

Lho koq?

Waduhhh sudah pake [quote] tetap enggak berhasil

Quote :

Waduhhh sudah pake [quote] tetap enggak berhasil]

Test

Wah... gara-gara ngetest, OOT deh.

Meng-quote jadi ribet. Tolong, min.

Quote :

Wah... gara-gara ngetest, OOT deh.

Meng-quote jadi ribet. Tolong, min.

He he he he, iya, agak repot nih.

Masih pakai 'agak', GMB?

Saya, mah, sudah sangat repot sekali.

Musti report ke Admin dulu om, sabar ya.

Belum terasa kemajuan yang berarti nih, walaupun harus diakui bahwa ada kemajuan.

Yaaaah, namanya juga forum diskusi kecil kecilan, om.
Kita harus saling dukung dan bantu.
Gitu kan?

Pingin sih. Tapi apa daya, kemampuan IT yang saya miliki sangan terbatas GMB.[You must be registered and logged in to see this image.]

Apa yang musti diperbaiki lagi yang bisa saya sampaikan ke admin, om?

Kalo di layar saya, daftar ikonnya masih lelet. Bisa nggak, itu dipercepat?

Kalo di layar saya cuma beberapa detik koq muter nya, he he he

Kalo begitu, setiap pingin cantumin ikon, saya akan pinjam layar GMB.:lol!:

He he he, pasti bukan karena layar atau computernya, tetapi koneksi internetnya yang tersendat sendat. Harus dimaklumi karena di pedalaman ya, om.
He he he he he.