Mungkinkah Pria Normal Menahan Hasrat Seksnya?

Quote :

Konsultasi Sex bersama:
Dr. Vanda Mustika

[You must be registered and logged in to see this link.]

Senin, 20/06/2011 11:22 WIB
Mungkinkah Pria Normal Menahan Hasrat Seksnya?

Jakarta - Dokter, suami saya sekarang berumur 54 tahun. Yang saya mau tanyakan mungkinkah pria normal menahan hasrat seksnya dengan tidak memikirkan seks dan sanggup tidak melakukan hubungan seks selama 6 tahun? Mungkinkah suami saya bermasalah?

(Theresia, 39 Tahun)

Jawab:

Normalnya setiap laki-laki mengandung lebih tinggi kadar hormon testosteron dalam tubuhnya dibandingkan dengan perempuan. Sehingga hasrat seksualnya relatif lebih tinggi dari perempuan. Ada beberapa hal yang membuat hasrat seksual seorang laki-laki menurun, yang pertama adalah usia, biasanya semakin bertambah usianya maka hasrat seksualnya tidak akan setinggi saat masih berusia 25-35 tahun, karena usia ini adalah usia puncak reproduksi. Namun pada laki-laki walaupun terjadi penurunan hasrat seksual biasanya hasrat tersebut tidak hilang sama sekali, masih timbul namun tidak sesering dulu.

Yang kedua adalah adanya penyakit berat atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Penyakit berat yang dimaksud misalnya kencing manis, penyakit gagal jantung, penyakit ginjal, kanker (keganasan). Penyakit berat ini biasanya menyebabkan kondisi fisik seorang laki-laki menjadi lemah dan tidak bugar, sehingga sulit untuk timbul hasrat seksual. Obat-obatan untuk mengatasi darah tinggi dan penyakit jantung juga sering menyebabkan penurunan libido.

Yang ketiga adalah masalah psikis, masalah psikis tersebut ada yang berasal dari dirinya sendiri dan ada yang berasal dari orang lain. Dari diri sendiri misalnya adanya kondisi stres emosional yang amat berat menyangkut pekerjaan, urusan rumah tangga, ataupun adanya pengalaman tidak mampu lagi memberikan kepuasan seksual bagi anda.

Bila suami pernah punya pengalaman beberapa kali mengalami impotensi (ejakulasi dini), maka dapat saja suami merasa kecil hati dan merasa tidak mampu lagi memberikan kepuasan seksual bagi anda, sehingga suami memilih untuk menekan hasrat seksualnya. Masalah dari orang lain misalnya saat sedang berselisih paham dengan anda maka akan sulit bagi suami untuk memiliki hasrat seksual.

Yang perlu anda lakukan adalah berkomunikasi secara terbuka dengan suami anda. Apa yang menyebabkan ia menahan hasrat seksualnya selama bertahun-tahun. Pilih saat yang tepat untuk bicara dengan suami. Bila masalahnya sudah jelas, cari jalan bersama-sama bagaimana mengatasinya, sebab di usia anda seharusnya anda masih dapat menikmati hubungan seksual dengan suami anda. Bila masih belum ada jalan keluar, tidak ada salahnya menghubungi konsultan pasangan suami istri sebagai orang ketiga.

Setujukah Anda dengan analisa Dr Vanda di atas?
Mungkin Dr Vanda melewatkan alasan lainnya?

Quote :

Setujukah Anda dengan analisa Dr Vanda di atas?

secara teori medis mungkin sebagian besar benar.

Quote :

Mungkin Dr Vanda melewatkan alasan lainnya?

yang jelas memang bisa ditahan kan ?
sudah terbukti ada yang melakukannya selama 6 tahun.

T2Y wrote:

yang jelas memang bisa ditahan kan ?
sudah terbukti ada yang melakukannya selama 6 tahun.

Mungkin tidak adanya hasrat seksual memang hal yang normal untuk orang di atas 45 tahun ya ...

Mungkin di sini ada yang bisa mengonfirmasikannya?

Silancah wrote:

T2Y wrote:

yang jelas memang bisa ditahan kan ?
sudah terbukti ada yang melakukannya selama 6 tahun.

Mungkin tidak adanya hasrat seksual memang hal yang normal untuk orang di atas 45 tahun ya ...

Mungkin di sini ada yang bisa mengonfirmasikannya?

wah, enggak gitu juga...
tergantung sama orangnya, kang...
temen anda yang anda ceritakan [You must be registered and logged in to see this link.] aja masih menggebu2...

T2Y wrote:

wah, enggak gitu juga...
tergantung sama orangnya, kang...
temen anda yang anda ceritakan [You must be registered and logged in to see this link.] aja masih menggebu2...

Nah itu dia bro ...
Yang normal itu yang mana ya?
Apa dua2nya gak normal?
Apa dua2nya normal?

Quote :

Nah itu dia bro ...
Yang normal itu yang mana ya?
Apa dua2nya gak normal?
Apa dua2nya normal?

kalau kata saya gak bisa dilihat begitu saja.

yang dimaksud "normal" menurut Dr Vanda ini normal yang seperti apa ? :)

harus dilihat faktor2 lain yang membuat mereka melakukan itu juga.
makanya saya bilang kalau pendapat Dr Vanda itu secara teori medis sebagian besar benar. :)

faktor2 lain yang saya maksud antara lain adalah :
karena niatnya beribadah sama Tuhan, maka ada orang2 yang dengan sengaja menahan hasrat biologisnya.

kalau pertanyaan yang diajukan adalah :
mungkinkah pria normal menahan hasrat seksnya dengan tidak memikirkan seks dan sanggup tidak melakukan hubungan seks selama 6 tahun?
maka jawaban saya adalah :
sangat mungkin sekali bisa, terlepas dari faktor2 apa yang membuat mereka melakukan hal tersebut. :)
lhah, suaminya aja bisa, sampai 6 tahun malahan... :)

Silancah wrote:

Setujukah Anda dengan analisa Dr Vanda di atas?
Mungkin Dr Vanda melewatkan alasan lainnya?

Damai bagimu, Cah.

Menurutku, karena kisah itu dipublikasikan, meski saya tidak kenal secara pribadi dengan Dr (atau dr?) Vanda, pikiran saya agak percaya bahwa dia dokter. Kemudian, membaca analisis yang dia berikan, mungkin karena pengetahuan medis saya sangat terbatas, semakin meyakinkan saya bahwa dia memang dokter.

Tentang Vanda memberi analisisnya seperti itu, menurut hemat saya, analisis itu sudah komplit, plit, plit berdasar data yang tersedia. Vanda juga sudah membuka ruang, seandainya analisis yang dia beri tidak memuaskan si penanya, Vanda mengusulkan agar penanya berkonsultasi kepada pihak yang kompeten. Dalam hal itu, Vanda berharap, bahwa pada saat konsultasi, sang dokter profesional dapat menggali lebih dalam untuk memastikan apa penyebab masalah itu terjadi. Setelah mengetahui secara pasti apa penyebab masalah itu, maka solusi yang akan diambil memecahkan masalahnya menjadi akurat.

Tentang masalah normal, kuartikan bahwa apabila sesuatu dapat menjalankan fungsinya dengan baik, itulah yang normal. Agak OOT, sering kita dengar walak-walak tentang pandangan hidup, pegangan hidup, dan perjuangan hidup. Ada yang hanya dengan memandang, sudah hidup. Ada yang harus dipegang-pegang lebih dahulu, baru hidup. Ada yang harus berjuang lebih lama, menambah terapi lain selain memegang-megang, baru bisa hidup. Nah, menurutku, kalau fungsi utamanya adalah 'hidup', maka ketiganya itu, baik yang pandangan hidup, pegangan hidup, maupun perjuangan hidup, adalah normal, sebab ketiganya menghasilkan hidup, lepas dari prosesnya.

Eh... kok ngelantur ya?

Damai, damai, damai.

Sebenarnya namanya hasrat atau nafsu, pasti bisa dikendalikan dan diatur oleh otak kita. Karena pada dasarnya, nafsu itu hanya permainan pikiran saja plus hormon sedikit.

Nah, namanya nafsu, pasti lebih kuat dorongannya bagi orang yang sudah pernah melakukannya. Orang yang memang tidak menikah, maka dorongan untuk melakukan sex jauh lebih kecil dibanding orang menikah. Orang yang sedang berpuasa pasti tidak punya keinginan untuk melakukan hubungan sex (ini yang normal ya), begitu pula orang yang sedang mutih atau melakukan suatu kaul tertentu.

Orang yang biasa mengumbar nafsu nya (amarah, makan ataupun sex) pasti akan sangat mudah jatuh pada dorongan nafsunya. Jadi, kita mau masuk golongan yang mana, orang yang dikendalikan nafsu atau orang yang bisa mengendalikan nafsu?

:)

Quote :

Orang yang biasa mengumbar nafsu nya (amarah, makan ataupun sex) pasti akan sangat mudah jatuh pada dorongan nafsunya. Jadi, kita mau masuk golongan yang mana, orang yang dikendalikan nafsu atau orang yang bisa mengendalikan nafsu?

kalau yang normal yang mana, Om ?
yang bisa menguasainya atw yang tidak ?

Quote :

kalau yang normal yang mana, Om ?
yang bisa menguasainya atw yang tidak ?

Tergantung bro, tergantung sampai dimana kadar kemanusiaan atau kehewanan anda anda. Kalau kucing atau anjing, begitu lihat ada lawan jenisnya, langsung tabrak dan bikin ribut, sementara kalau orang tentu butuh pendekatan (dan modal) untuk mendapatkan pasangannya.

Jadi kalau anda merasa sebagai manusia, maka anda harus bisa mengendalikan nafsu. Kalau anda lebih merasa sebagai hewan, maka anda tentu boleh mengandalkan nafsu untuk tingkah laku anda.

bruce wrote:

Quote :

kalau yang normal yang mana, Om ?
yang bisa menguasainya atw yang tidak ?

Tergantung bro, tergantung sampai dimana kadar kemanusiaan atau kehewanan anda anda. Kalau kucing atau anjing, begitu lihat ada lawan jenisnya, langsung tabrak dan bikin ribut, sementara kalau orang tentu butuh pendekatan (dan modal) untuk mendapatkan pasangannya.

Jadi kalau anda merasa sebagai manusia, maka anda harus bisa mengendalikan nafsu. Kalau anda lebih merasa sebagai hewan, maka anda tentu boleh mengandalkan nafsu untuk tingkah laku anda.

jadi kalau normal menurut ukuran hewani hajar aja kalau kepengen gitu yah, Om ?

Betul, untuk standar hewan, he he he

:)

bruce wrote:

Tergantung bro, tergantung sampai dimana kadar kemanusiaan atau kehewanan anda anda. Kalau kucing atau anjing, begitu lihat ada lawan jenisnya, langsung tabrak dan bikin ribut, sementara kalau orang tentu butuh pendekatan (dan modal) untuk mendapatkan pasangannya.

Jadi kalau anda merasa sebagai manusia, maka anda harus bisa mengendalikan nafsu. Kalau anda lebih merasa sebagai hewan, maka anda tentu boleh mengandalkan nafsu untuk tingkah laku anda.

Kalau begitu orang yang menyalurkan hasratnya memiliki sedikit kadar kehewanan di dalam dirinya.
Sementara orang yang tidak pernah menyalurkan hasratnya benar2 manusia yang sempurna?

wah, kang...
sepertinya anda salah paham, deh...
semua orang normal pasti punya hasrat atw libido.
cuma kita kan juga dibekali dengan kemampuan untuk mengendalikan itu.
jadi masalah normal/ gak normal yang sedang dibahas sangat relatif.
tergantung dari sudut pandang mana anda memandang... :)

Quote :

Kalau begitu orang yang menyalurkan hasratnya memiliki sedikit kadar kehewanan di dalam dirinya.
Sementara orang yang tidak pernah menyalurkan hasratnya benar2 manusia yang sempurna?

Dalam hal nafsu, memang itu adalah peninggalan hasil evolusi manusia dari binantang kang, he he he.

Jadi semakin tinggi kadar kerohanian dan keimanan seorang manusia, maka dia harus bisa melepaskan diri dari nafsu kebinatangan.

:)

Silancah wrote:

Kalau begitu orang yang menyalurkan hasratnya memiliki sedikit kadar kehewanan di dalam dirinya.
Sementara orang yang tidak pernah menyalurkan hasratnya benar2 manusia yang sempurna?

Bila kesempurnaan mausia itu hanya ditinjau dari penyaluran hasrat, boleh dikatakan, YA.