|
| Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 25th July 2011, 23:15 | |
| “Negara yang diketuai oleh seorang wanita tidak akan pernah sukses.” [Sahih Al Bukhari, bab Peperangan, nomer 4425.]
"Dosa terburuk dan gangguan dari kesalehan yang kutinggalkan bagi pria adalah wanita." [Sahih Al Bukhari, bab Zinah, nomer 5096.]
"Ketika aku berdiri di hadapan pintu neraka, aku melihat kebanyakan penghuninya adalah wanita." [Sahih Al Bukhari, bab Zinah, nomer 5196]
"Wanita itu kurang cerdas dan kurang beriman." [Sahih Al Bukhari, bab Datang Bulan, nomer 304]
"Jika aku diperintahkan berlutut di hadapan orang lain, maka kau akan memerintahkan wanita berlutut di hadapan suaminya." [Istri² Muhammad, al Sharawy, hal. 66]
"Jika pria memanggil istrinya untuk berhubungan seks dan istri itu menolaknya, maka para malaikat akan mengutukinya sampai subuh." [ Sahih Al Bukhari, bab Zinah, nomer 5194.]
"Jika pria memanggil istrinya untuk berhubungan seks, maka istri itu harus segera datang bahkan jika saat itu dia sedang berada di dapur." "Suami berhak berhubungan seks dengan istrinya, bahkan jika istrinya sedang menunggangi unta." [Nikah dan Cerai dalam Islam, Ghassan Ascha, hal. 54.]
"Wanita tidak boleh puasa sebelum diijinkan suaminya." [Sahih Al Bukhari, bab Zinah, nomer 5192.]
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allâh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allâh telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allâh Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Qur'an, Sura An-Nisa, ayat 34.]
"Jika istri menerima keadaan suami, maka suami harus berhenti memukulinya, karena jika dia terus melakukan hal itu, maka itu merupakan kekejaman." "Pria harus menggantung cambuknya di tempatnya di mana seluruh keluarganya bisa melihatnya" "Pria tidak akan ditanyai alasan mengapa dia memukuli keluarganya" [Nikah dan Cerai dalam Islam, Ghassan Ascha, hal. 62]
Tanpa keingingan untuk mencampuri apa yang menjadi 'hak' bagi para pemeluknya, pertanyaan di atas hanya sekedar timbul dari raa ingin tahu. Benarkah ada ayat ayat dari Quran ataupun Hadist yang berisi kekejaman (KDRT) yang diijinkan seperti tercantum di atas?
Thanks jika ada member Muslim yang bersedia memberi penjelasan.
Salam
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 29th July 2011, 11:47 | |
| - Quote :
- "Ketika aku berdiri di hadapan pintu neraka, aku melihat kebanyakan
penghuninya adalah wanita." [Sahih Al Bukhari, bab Zinah, nomer 5196] Hebat dan luar biasa orang yang mengatakan kalimat kutipan diatas. Dari kalimat itu dapat diketahui bahwa dia pernah pesiar sampai ke hadapan pintu neraka. Benarkah? Dengan moda transportasi apa dia kesana ya? Yang begini layak dipercaya dengan rasio? Mustahil. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 6th August 2011, 15:08 | |
| - Quote :
- Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), ... [Qur'an, Sura An-Nisa, ayat 34.] Apanya laki-laki sih yang dilebihkan ya? Pemikirannyakah? Logikanyakah? Apanya? Kalau fisik, kayaknya tidak deh. Sebab, kalaupun ada yang berlebih di selangkangan laki-laki dibanding dengan yang ada di selangkangan perempuan, tapi di bagian lain, yaitu di dada, ternyata di dada perempuan ada kelebihan dibanding dada laki-laki. Kalau diukur volume kelebihan dada wanita dibanding dengan kelebihan selangkangan laki-laki, kayaknya masih lebih besar volume kelebihan dada wanita. Atau bagaimana? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 6th August 2011, 15:15 | |
| - Quote :
- Apanya laki-laki sih yang dilebihkan ya? Pemikirannyakah? Logikanyakah? Apanya? Kalau fisik, kayaknya tidak deh. Sebab, kalaupun ada yang berlebih di selangkangan laki-laki dibanding dengan yang ada di selangkangan perempuan, tapi di bagian lain, yaitu di dada, ternyata di dada perempuan ada kelebihan dibanding dada laki-laki. Kalau diukur volume kelebihan dada wanita dibanding dengan kelebihan selangkangan laki-laki, kayaknya masih lebih besar volume kelebihan dada wanita. Atau bagaimana?
Masyaallah, kok jadi ke urusan volume sih bro, he he he | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 6th August 2011, 15:20 | |
| - bruce wrote:
- Masyaallah, kok jadi ke urusan volume sih bro, he he he
Lo, katanya 'kelebihan' kan? Yang namanya kelebihan, yang mudah diukur ya volume? Kalau benda-benda abstrak, apa bisa diukur lebih atau kurangnya? Dan kalau memang ada teori yang dapat mengukur kelebihan benda-benda immateriil, bagus juga di- sharing-kan untuk jadi pengetahuan bersama kan? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 6th August 2011, 15:26 | |
| - Quote :
- kelebihan, yang mudah diukur ya volume?
Bukankah selain volume ada juga luas, panjang, berat, umur, bahkan derajad? :) | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 6th August 2011, 15:34 | |
| - Quote :
- Bukankah selain volume ada juga luas, panjang, berat, umur, bahkan derajad?
:) Ooo... jadi maksudnya, secara umum tinggi laki-laki lebih tinggi daripada tinggi perempuan, gitu? Tapi apapun itu, sampai sejauh ini, menurut pemahaman saya, kelebihan sesuatu dari sesuatu yang lain, terkait dengan fisik. Apakah 'kelebihan' yang dimaksud adalah kelebihan fisik? Kalau demikian, okkelah, dapat diterima secara umum, bahwa laki-laki diberi kelebihan daripada perempuan. Tapi, dalam kasus-kasus khusus, itu tidak berlaku. Contoh up to date, itu selebriti siapa itu, si Dauskah? Ternyata istrinya lebih besar daripada dia. Hehhehheeee... | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 4th September 2011, 09:20 | |
| - bruce wrote:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allâh telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allâh lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allâh telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allâh Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Qur'an, Sura An-Nisa, ayat 34.]
Tanpa keingingan untuk mencampuri apa yang menjadi 'hak' bagi para pemeluknya, pertanyaan di atas hanya sekedar timbul dari raa ingin tahu. Benarkah ada ayat ayat dari Quran ataupun Hadist yang berisi kekejaman (KDRT) yang diijinkan seperti tercantum di atas?
Thanks jika ada member Muslim yang bersedia memberi penjelasan.
Salam
@Bang bruce Memang al-Quran menjelaskan bahwa laki-laki diberi kelebihan dari wanita, misalkan mengenai pembagian hak waris. Dalam hal hak waris, wanita mendapatkan setengah dari laki-laki. Namun disamping itu laki-laki juga dibebani dg kewajiban memberikan nafkah terhadap istrinya, dan juga wajib memberikan mahar kepada istrinya saat menikah. Sedangkan mengenai istri yg nusyus (durhaka) terhadap suami dg melalaikan kewajiban2nya sebagai istri dan ibu rumah tangga, maka al-Quran memberikan tuntunan apa yg seharusnya dilakukan sang suami terhadap istri yg nusyus dg beberapa tahapan sesuai ayat an-Nisaa’ di atas. (1) Menasehati istri. Bila istri tetap tidak merubah perilakunya, maka (2) meninggalkan istri ditempat tidur ( tidak tidur bersama ). Bila tetap juga tidak berubah, maka (3) pukullah yg dibenarkan agama, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda, “Janganlah kamu tinggalkan wanita-wanita, melainkan di tempat tidur (tdk tidur bersama), dan pukullah mereka dengan satu pukulan yg tidak menyakitkan. (HR. Ibnu Jarir) Seperti itulah pemahaman ayat an-Nisa' tsb bang bruce :) | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 4th September 2011, 10:18 | |
| @raihan
Thanks atas jawabannya mas, satu yang masih jadi pertanyaan dalam pikiran saya adalah, bagaimana hukumnya jika ternyata seorang istri berpenghasilan lebih besar dari suami? Misalkan sang istri adalah tulang punggung keluarga, sementara sang suami hanya bekerja serabutan?
Apakah hakhya menjadi lebih besar atau tetap?
Thanks atas jawabannya. | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 10th September 2011, 11:55 | |
| - bruce wrote:
- @raihan
Thanks atas jawabannya mas, satu yang masih jadi pertanyaan dalam pikiran saya adalah, bagaimana hukumnya jika ternyata seorang istri berpenghasilan lebih besar dari suami? Misalkan sang istri adalah tulang punggung keluarga, sementara sang suami hanya bekerja serabutan?
Apakah hakhya menjadi lebih besar atau tetap?
Thanks atas jawabannya. @bang bruce Kewajiban suami memberi nafkah istri dan anak-anaknya tetap tidak gugur, walaupun istri bekerja dan berpenghasilan lebih besar dari suami. Tapi tentu saja pemberian nafkah itu tergantung besarnya penghasilan yg diperoleh suami | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 10th September 2011, 12:52 | |
| - Quote :
- @bang bruce
Kewajiban suami memberi nafkah istri dan anak-anaknya tetap tidak gugur, walaupun istri bekerja dan berpenghasilan lebih besar dari suami. Tapi tentu saja pemberian nafkah itu tergantung besarnya penghasilan yg diperoleh suami Maksud saya begini mas, misalkan ada sebuah keluarga muslim, dan sang istri punya penghasilan yang sangat baik karena menjadi pegawai swasta di sebuah bank besar, sementara sang suami hanya punya penghasilan pas pasan sebagai PNS, sehingga sebagian besar pengeluaran keluarga itu ditanggung oleh sang istri. Apakah dengan komposisi seperti itu, sang istri tetap memiliki hak yang lebih kecil (separo) dari hak suaminya? Atau ada perubahan hak yang disesuaikan dengan besarnya perbandingan penghasilan. Di sini kita bicarakan dalam kondisi di negara seperti Indonesia, dimana wanita juga punya hak pendidikan dan bekerja yang setara dengan pria. Thanks. | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 11th September 2011, 10:21 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- @bang bruce
Kewajiban suami memberi nafkah istri dan anak-anaknya tetap tidak gugur, walaupun istri bekerja dan berpenghasilan lebih besar dari suami. Tapi tentu saja pemberian nafkah itu tergantung besarnya penghasilan yg diperoleh suami Maksud saya begini mas, misalkan ada sebuah keluarga muslim, dan sang istri punya penghasilan yang sangat baik karena menjadi pegawai swasta di sebuah bank besar, sementara sang suami hanya punya penghasilan pas pasan sebagai PNS, sehingga sebagian besar pengeluaran keluarga itu ditanggung oleh sang istri. Apakah dengan komposisi seperti itu, sang istri tetap memiliki hak yang lebih kecil (separo) dari hak suaminya? Atau ada perubahan hak yang disesuaikan dengan besarnya perbandingan penghasilan.
Di sini kita bicarakan dalam kondisi di negara seperti Indonesia, dimana wanita juga punya hak pendidikan dan bekerja yang setara dengan pria.
Thanks.
Ups, sorry klu salah persepsi, bang bruce Wanita mendapat setengah dari pria adalah masalah hak waris yg diterima dari orang tua, bang bruce. Bukan berbicara tentang kehidupan suami istri. Kalau mengenai kehidupan suami istri, bukan hanya mengenai pendidikan dan pekerjaan saja, dalam hal2 yg lain islam mengajarkan konsep kemitraan dan kesetaraan diantara pria dan wanita. Al-Qur’an menggunakan kata “waqad afdhaa ba’dhukum ilaa-ba’dh “....sebagian kamu telah bercampur dengan sebagian yang lain (QS.an-Nisa: 21)..... Kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa suami belum sempurna atau hanya berperan sebagian bila tanpa peran istri, begitu juga sebaliknya. Kemitraan dan saling membutuhkan dalam kesetaraan antara pria dan wanita juga diterangkan dalam ayat lain. Allah berfirman, “sebagian mereka adalah penolong bagi yang lain” (QS. at-Taubah: 71) ”Istri kamu adalah pakaian untukmu, dan kamu pun adalah pakaian untuk mereka” (QS. al-Baqarah: 187). Begitupula dalam hal pengambilan keputusan. Islam juga mengajarkan kemitraan dan kesataraan. “Dan bermusyawarahlah di antara kamu secara baik (QS. ath-Thalaq: 6). Dengan demikian, berdasar ayat2 di atas, maka besarnya penghasilan tidak membuat suami/istri lebih dominan dari yg lain | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 11th September 2011, 10:28 | |
| - Quote :
- Wanita mendapat setengah dari pria adalah masalah hak waris yg diterima dari orang tua, bang bruce. Bukan berbicara tentang kehidupan suami istri.
He he he, oke, jadi maksudnya separo hak nya adalah hak waris dari orang tua si wanita ya mas, bukan separo hak dari suaminya. Lantas, bagaimana untuk kasus sebuah keluarga yang hanya dikaruniai anak wanita semua mas? Thanks | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 15th September 2011, 08:09 | |
| - bruce wrote:
Lantas, bagaimana untuk kasus sebuah keluarga yang hanya dikaruniai anak wanita semua mas?
Thanks Seingat saya klu anaknya wanita semua, maka masing2 menerima 2/3, bang bruce. | |
| | | Laki Tamtama
Jumlah posting : 11 Join date : 17.09.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 17th September 2011, 08:19 | |
| - Raihan Danielsan wrote:
Kemitraan dan saling membutuhkan dalam kesetaraan antara pria dan wanita juga diterangkan dalam ayat lain.
Allah berfirman, “sebagian mereka adalah penolong bagi yang lain” (QS. at-Taubah: 71)
”Istri kamu adalah pakaian untukmu, dan kamu pun adalah pakaian untuk mereka” (QS. al-Baqarah: 187).
Begitupula dalam hal pengambilan keputusan. Islam juga mengajarkan kemitraan dan kesataraan.
“Dan bermusyawarahlah di antara kamu secara baik (QS. ath-Thalaq: 6).
Dengan demikian, berdasar ayat2 di atas, maka besarnya penghasilan tidak membuat suami/istri lebih dominan dari yg lain
Dalam pengertian saya yg sebatas komen anda, aturan2 di atas mjd absurd ketika berhadapan dengan yang ini: - Raihan Danielsan wrote:
Sedangkan mengenai istri yg nusyus (durhaka) terhadap suami dg melalaikan kewajiban2nya sebagai istri dan ibu rumah tangga, maka al-Quran memberikan tuntunan apa yg seharusnya dilakukan sang suami terhadap istri yg nusyus dg beberapa tahapan sesuai ayat an-Nisaa’ di atas.
(1) Menasehati istri. Bila istri tetap tidak merubah perilakunya, maka (2) meninggalkan istri ditempat tidur ( tidak tidur bersama ). Bila tetap juga tidak berubah, maka (3) pukullah yg dibenarkan agama, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda,
“Janganlah kamu tinggalkan wanita-wanita, melainkan di tempat tidur (tdk tidur bersama), dan pukullah mereka dengan satu pukulan yg tidak menyakitkan. (HR. Ibnu Jarir)
Seperti itulah pemahaman ayat an-Nisa' tsb bang bruce :)
Menjadi absurd karena: - Memberikan dalil bagi timbulnya KDRT oleh para suami.
- Kedudukan istri menjadi tidak setara manakala aturan yang sama tidak berlaku bagi suami ketika suami berlaku durhaka thd istri.
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 17th September 2011, 17:01 | |
| - Quote :
- Seingat saya klu anaknya wanita semua, maka masing2 menerima 2/3, bang bruce.
2/3 dari seharusnya hak yang diterimanya mas? Apakah pengertian saya ini benar; bila ada seorang pria dan wanita memiliki 2 orang putri dan memiliki harta 6 milyar. Maka ketika si pria dan istrinya meninggal, maka sang putri masing masing akan menerima 2 milyar saja, begitukah? Lha lantas yang 2 milyar sisanya siapa yang terima mas? | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 18th September 2011, 15:27 | |
| - Laki wrote:
- Raihan Danielsan wrote:
Kemitraan dan saling membutuhkan dalam kesetaraan antara pria dan wanita juga diterangkan dalam ayat lain.
Allah berfirman, “sebagian mereka adalah penolong bagi yang lain” (QS. at-Taubah: 71)
”Istri kamu adalah pakaian untukmu, dan kamu pun adalah pakaian untuk mereka” (QS. al-Baqarah: 187).
Begitupula dalam hal pengambilan keputusan. Islam juga mengajarkan kemitraan dan kesataraan.
“Dan bermusyawarahlah di antara kamu secara baik (QS. ath-Thalaq: 6).
Dengan demikian, berdasar ayat2 di atas, maka besarnya penghasilan tidak membuat suami/istri lebih dominan dari yg lain
Dalam pengertian saya yg sebatas komen anda, aturan2 di atas mjd absurd ketika berhadapan dengan yang ini:
- Raihan Danielsan wrote:
Sedangkan mengenai istri yg nusyus (durhaka) terhadap suami dg melalaikan kewajiban2nya sebagai istri dan ibu rumah tangga, maka al-Quran memberikan tuntunan apa yg seharusnya dilakukan sang suami terhadap istri yg nusyus dg beberapa tahapan sesuai ayat an-Nisaa’ di atas.
(1) Menasehati istri. Bila istri tetap tidak merubah perilakunya, maka (2) meninggalkan istri ditempat tidur ( tidak tidur bersama ). Bila tetap juga tidak berubah, maka (3) pukullah yg dibenarkan agama, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda,
“Janganlah kamu tinggalkan wanita-wanita, melainkan di tempat tidur (tdk tidur bersama), dan pukullah mereka dengan satu pukulan yg tidak menyakitkan. (HR. Ibnu Jarir)
Seperti itulah pemahaman ayat an-Nisa' tsb bang bruce :)
Menjadi absurd karena:
- Memberikan dalil bagi timbulnya KDRT oleh para suami.
- Kedudukan istri menjadi tidak setara manakala aturan yang sama tidak berlaku bagi suami ketika suami berlaku durhaka thd istri.
@bang Laki Sama sekali tidak KDRT klu kita memahami ayat itu dg benar. Karena pukulan itu tidak menyakitkan (baca hadist di atas), namun bersifat mendidik istri agar memperbaiki perilakunya. Oleh karena itu ayat an-Nisa’ 34 di atas diakhiri dg kalimat, “Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allâh Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Mengenai poin 2. Walaupun berbicara tentang istri yg nusyus, namun dapat juga dilakukan terhadap suami yg nusyus. Artinya, istri dapat memperlakukan hal yg sama terhadap suami yg nusyus..... Dan hal itu dibenarkan oleh agama atau agama tidak melarangnya. Karena agama Islam mengajarkan kemitraan dan kesetaraan dalam kehidupan suami istri | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 18th September 2011, 15:29 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Seingat saya klu anaknya wanita semua, maka masing2 menerima 2/3, bang bruce.
2/3 dari seharusnya hak yang diterimanya mas? Apakah pengertian saya ini benar; bila ada seorang pria dan wanita memiliki 2 orang putri dan memiliki harta 6 milyar. Maka ketika si pria dan istrinya meninggal, maka sang putri masing masing akan menerima 2 milyar saja, begitukah? Lha lantas yang 2 milyar sisanya siapa yang terima mas?
@bang bruce Sisanya adalah hak asabah, dan dibagi rata kepada para asabah dg ketentuan wanita mendapat ½ dari pria. Asabah adalah ahli waris yg pembagiannya tidak ditetapkan perhitungannya (prosentasenya). Misalnya, saudara almarhum, paman, keponakan | |
| | | Laki Tamtama
Jumlah posting : 11 Join date : 17.09.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 20th September 2011, 18:49 | |
| - Raihan Danielsan wrote:
- Laki wrote:
- Raihan Danielsan wrote:
Kemitraan dan saling membutuhkan dalam kesetaraan antara pria dan wanita juga diterangkan dalam ayat lain.
Allah berfirman, “sebagian mereka adalah penolong bagi yang lain” (QS. at-Taubah: 71)
”Istri kamu adalah pakaian untukmu, dan kamu pun adalah pakaian untuk mereka” (QS. al-Baqarah: 187).
Begitupula dalam hal pengambilan keputusan. Islam juga mengajarkan kemitraan dan kesataraan.
“Dan bermusyawarahlah di antara kamu secara baik (QS. ath-Thalaq: 6).
Dengan demikian, berdasar ayat2 di atas, maka besarnya penghasilan tidak membuat suami/istri lebih dominan dari yg lain
Dalam pengertian saya yg sebatas komen anda, aturan2 di atas mjd absurd ketika berhadapan dengan yang ini:
- Raihan Danielsan wrote:
Sedangkan mengenai istri yg nusyus (durhaka) terhadap suami dg melalaikan kewajiban2nya sebagai istri dan ibu rumah tangga, maka al-Quran memberikan tuntunan apa yg seharusnya dilakukan sang suami terhadap istri yg nusyus dg beberapa tahapan sesuai ayat an-Nisaa’ di atas.
(1) Menasehati istri. Bila istri tetap tidak merubah perilakunya, maka (2) meninggalkan istri ditempat tidur ( tidak tidur bersama ). Bila tetap juga tidak berubah, maka (3) pukullah yg dibenarkan agama, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda,
“Janganlah kamu tinggalkan wanita-wanita, melainkan di tempat tidur (tdk tidur bersama), dan pukullah mereka dengan satu pukulan yg tidak menyakitkan. (HR. Ibnu Jarir)
Seperti itulah pemahaman ayat an-Nisa' tsb bang bruce :)
Menjadi absurd karena:
- Memberikan dalil bagi timbulnya KDRT oleh para suami.
- Kedudukan istri menjadi tidak setara manakala aturan yang sama tidak berlaku bagi suami ketika suami berlaku durhaka thd istri.
@bang Laki
Sama sekali tidak KDRT klu kita memahami ayat itu dg benar. Karena pukulan itu tidak menyakitkan (baca hadist di atas), namun bersifat mendidik istri agar memperbaiki perilakunya. Oleh karena itu ayat an-Nisa’ 34 di atas diakhiri dg kalimat, “Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allâh Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Mengenai poin 2. Walaupun berbicara tentang istri yg nusyus, namun dapat juga dilakukan terhadap suami yg nusyus. Artinya, istri dapat memperlakukan hal yg sama terhadap suami yg nusyus..... Dan hal itu dibenarkan oleh agama atau agama tidak melarangnya. Karena agama Islam mengajarkan kemitraan dan kesetaraan dalam kehidupan suami istri
He he he... - Perintah bg suami memukul istri yg dianggap durhaka, bersumber dari Qs An Nisaa 34. Ayat Alquran ini, meski absurd, namun justru bebas kontradiksi krn tdk ambigu seperti hadis terkait yg nyebut mukul tp tdk menyakitkan. Pukulan, beda dg elus. So, mana ada pukulan yg tidak menimbulkan rasa sakit, apalagi pukulan tersebut bertujuan menimbulkan efek jera kepada istri sbg obyek pukulan. Wong mukul krn gemes aja, bikin org meringis, koq. Apapun itu, eksistensi perintah memukul seperti ini tdk bs dipungkiri telah memberi alasan terjadinya KDRT meski tentu, semua muslim spt anda akan mengatakan itu praktek yg keliru dari perintah dimaksud. Maksud saya, keberadaan perintah ini dpt mjd pemicu KDRT krn menyediakan alasan pembenaran oleh para suami pelaku KDRT.
- Lagi-lagi pandangan yg mnrt saya absurd krn (a) interpretasi anda tetap saja tdk dpt mjd alasan yg kuat bg istri memukul suami yg durhaka; (b) tp kalopun digunakan, malah lbh cilaka lagi, krn mjd dasar pembenaran adegan saling pukul di antara suami dan istri yg bertikai.
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 21st September 2011, 14:48 | |
| Damai bagimu Daniel. Saya jadi kurang mudeng dengan membandingkan antara ini: - Raihan Danielsan wrote:
- al-Quran memberikan tuntunan apa yg seharusnya dilakukan sang suami terhadap istri yg nusyus dg beberapa tahapan sesuai ayat an-Nisaa’ di atas.
(1) Menasehati istri. Bila istri tetap tidak merubah perilakunya, maka (2) meninggalkan istri ditempat tidur ( tidak tidur bersama ). Bila tetap juga tidak berubah, maka (3) pukullah yg dibenarkan agama, sebagaimana Rosulullah SAW bersabda,
dengan ini: - Raihan Danielsan wrote:
- Sama sekali tidak KDRT klu kita memahami ayat itu dg benar. Karena pukulan itu tidak menyakitkan (baca hadist di atas), namun bersifat mendidik istri agar memperbaiki perilakunya. Oleh karena itu ayat an-Nisa’ 34 di atas diakhiri dg kalimat, “Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allâh Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Sebab, dalam pemahaman saya, dengan digunakannya kata 'tahapan' pada quoting I, menunjukkan bahwa tahap (1) lebih ringan daripada tahap (2) yang lebih ringan dari tahap (3). Artinya, dari ketiga tahap itu, tahap (3) adalah yang paling berat, yaitu 'memukul yang dibenarkan agama.Kemudian di quoting II, dikatakan bila dipahami dengan benar maka tahap (3) itu, yaitu 'memukul yang dibenarkan agama tidak menyakitkan. Pemahaman saya menjadi kurang mengerti karena tahap (3) itu yang merupakan tahap yang paling berat diantara ketiga tahapan, bisa diartikan tidak menyakitkan. Jika tahap yang paling berat tidak menyakitkan, apalagi tahap (2) dan (1) ya? Terus terang, logika yang begini ini (menurut saya adalah logika yang terbolak-balik) sebahagian yang menghantarkan saya sulit memahami Islam. Dan pada bulan Ramadhan 2010 yang lalu, ketika saya melintas di jalan raya menuju ke ibukota provinsi, saya dengar suatu khutbah yang disiarkan melalui pengeras suara, si pengkhutbah menganjurkan selalu membaca Al Qur'an walaupun tidak dimengerti karena meski tidak dimengerti oleh pembacanya, dengan membaca Al Qur'an maka pembaca Al Qur'an itu akan mendapat pahala. Sulit berterima di benak saya. Tapi ya sudah. Kalau pengertian umum dipukul pasti sakit, dan menurut pengertian agama Islam ada dipukul yang tidak sakit, yo wis, ben. Damai bagi Indonesia. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 21st September 2011, 15:17 | |
| - Quote :
- Tapi ya sudah. Kalau pengertian umum dipukul pasti sakit, dan menurut pengertian agama Islam ada dipukul yang tidak sakit, yo wis, ben
Membaca post bro Laki dan Husada, mengenai pukulan yang sakit atau tidak. Saya jadi tertarik mengomentari. Bahwa rasa sakit itu beragam, ada yang baru kena sentil jari saja sudah merasa sakit, ada yang sudah patah hidungnya ditempeleng masih merasa 'belum sakit'. Belum lagi ada yang harus dipertimbangkan juga, bahwa rasa sakit akibat 'diberi hukuman' secara fisik oleh suami yang dikasihinya jauh lebih menyakitkan daripada bentuk pukulan fisiknya itu sendiri. Dalam hal ini 'luka' yang ditimbulkan adalah dalam hati dan perasaan sang istri. Nah.... | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 21st September 2011, 16:33 | |
| Yahhh... begitulah adanya. Jadi, judul trit sudah terjawab apa belum? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 21st September 2011, 16:54 | |
| Belum ada counter dari member Muslim bro | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 21st September 2011, 17:13 | |
| O begitu. Artinya, sebagian besar konten trit belum bisa disimpulkan ya? Tentang posting-an Daniel itu baru menjawab sebahagian, ya? Okkeh, kawan-kawan penganut Islam, kasi komen dong, apakah perlakuan pria Moslem kepada wanita seperti yang TS kutipkan? | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? 24th September 2011, 09:57 | |
| - Laki wrote:
- Perintah bg suami memukul istri yg dianggap durhaka, bersumber dari Qs An Nisaa 34. Ayat Alquran ini, meski absurd, namun justru bebas kontradiksi krn tdk ambigu seperti hadis terkait yg nyebut mukul tp tdk menyakitkan. Pukulan, beda dg elus. So, mana ada pukulan yg tidak menimbulkan rasa sakit, apalagi pukulan tersebut bertujuan menimbulkan efek jera kepada istri sbg obyek pukulan. Wong mukul krn gemes aja, bikin org meringis, koq. Apapun itu, eksistensi perintah memukul seperti ini tdk bs dipungkiri telah memberi alasan terjadinya KDRT meski tentu, semua muslim spt anda akan mengatakan itu praktek yg keliru dari perintah dimaksud. Maksud saya, keberadaan perintah ini dpt mjd pemicu KDRT krn menyediakan alasan pembenaran oleh para suami pelaku KDRT.
Memang begitulah islam, bang Laki. Al-Quran dan Hadist tdk dapat dipisahkan, keduanya salling berkaitan. Al-Quran memberikan penjelasan global, dan keterangan rincinya ada pada hadist... Bukan hanya mengenai cara memukul istri yg nusyus, namun banyak juga hal-hal lainnya. Misalnya, al-Quran memerintahkan kaum muslimin untuk sholat, sedangkan bagaimana bacaan dan tata cara sholat diterangkan dalam hadist.... Oleh karena itu, banyak disiplin ilmu yg berkaitan dg ilmu tafsir, disamping penguasaan bahasa arab yg baik, pengetahuan asbabun nuzul ayat, dan penguasaan hadist, ada juga disiplin ilmu lainnya, seperti nahwu, sorof, balaghah. Tujuannya adalah agar bisa menafsirkan ayat al-Quran, paling tidak mendekati kebenaran apa yg dimaksud suatu ayat. Mengenai maksud pukulan yg tidak menyakiti adalah sebagai cermin sikap tegas ketidak sukaan suami atas perbuatan istri yg telah melalaikan kewajibannya sebagai istri dan berkeinginan merubah perilaku istri agar menjadi istri yg baik, setelah melalui 2 tahapan sebelumnya yg tetap tidak merubah perilaku istri. Jadi pesan seperti itulah yg hendak ditunjukan suami kepada istri. Walaupun pukulan itu tidak menyakitkan, namun Nabi melarang memukul muka.... ya, kalau pemukulan yg tidak menyakitkan itu dilakukan dg cengar-cengir atau cengengesan oleh suami, maka pesan itu tentu saja tidak akan sampai. - Laki wrote:
- Lagi-lagi pandangan yg mnrt saya absurd krn (a) interpretasi anda tetap saja tdk dpt mjd alasan yg kuat bg istri memukul suami yg durhaka; (b) tp kalopun digunakan, malah lbh cilaka lagi, krn mjd dasar pembenaran adegan saling pukul di antara suami dan istri yg bertikai.
Perlu diingat bahwa memukul yg tidak menyakitkan itu adalah pilihan yg paling akhir, karena ada 2 langkah sebelumnya, yaitu setelah melalui jalan nasehat dan mendiamkan atau meninggalkan istri di tempat tidur. Dan hal seperti itu, yaitu menasehati dan mendiamkan atau meninggalkan di tempat tidur bisa saja dilakukan oleh istri bila suami nusyus. Mengenai memukul thp suami yg nusyus, saya kira persoalannya adalah pada kecenderungan seorang wanita yg enggan untuk memukul suaminya, miskipun pukulan itu tidak menyakitkan. Bukan karena agama melarangnya. Seharusnya jalan yg pertama itu yg dikedepankan dan sebagai fokus penyelesaian, bukannya jalan yg paling akhir. Karena akan menjadi terbalik logikanya.... Dalam tafsir Al-Misbah dijelaskan lebih lanjut mengenai ayat ini bahwa seorang suami seharusnya malu bila menempuh langkah paling akhir, karena dg demikian akan menunjukan ketidak mampuannya menasehati istrinya sebagai langkah mendidik istri agar melaksanakan kewajibannya sebagai istri yg baik.... Jadi, klu diinterpretasikan ayat ini dapat sbg dasar pembenaran saling pukul suami istri, maka itu adalah interpretasi yg jauh dan telah keluar dari konteks dari maksud ayat ini. Kesimpulannya, klu kita konsisten mengenai pemahaman bahwa agama yg kita anut akan membawa umat manusia (laki2 atau perempuan) dalam kehidupan yg lebih baik, maka kita tdk akan terjebak dalam pemahaman adanya pembenaran atas penindasan dan tindak kekerasaan yg ada dalam suatu ayat... Tapi klu bang Laki tetap berasumsi bahwa ayat ini absurd dan memberi alasan bagi pelaku KDRT itu adalah hak bang Laki.... Namun yg jelas tidak ada ahli tafsir yg menerangkan bahwa surat an-Nisa’: 34 sebagai alasan pembenaran KDRT. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kehidupan rumah tangga dalam ajaran islam, kita dapat melihatnya apa yg diterangkan oleh al-Quran dan Hadist. Allah Swt berfirman, “Dan Bergaulah dengan mereka secara ma’ruf. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. an-Nisaa: 19) Rasulullah SAW bersabda, “Orang muslim yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik di antara mereka akhlaknya, dan sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik terhadap istrinyaï” Walaupun ayat2 di atas tdk berkaitan langsung dg surat an-Nisaa’: 34 tentang istri yg nusyus, namun kita dapat mengaitkan filosofinya dari ayat tsb bahwa Islam tdk mengajarkan tindak kekerasaan dlm kehidupan rumah tangga, melainkan hubungan didasarkan atas kemitraan dan kesetaraan sebagaimana disebutkan dalam firman Allah swt. “sebagian mereka adalah penolong bagi yang lain” (QS. at-Taubah: 71) ”Istri kamu adalah pakaian untukmu, dan kamu pun adalah pakaian untuk mereka” (QS. al-Baqarah: 187). “Dan bermusyawarahlah di antara kamu secara baik (QS. ath-Thalaq: 6). | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? | |
| |
| | | | Perlakuan Pria Muslim Kepada Wanita, benarkah? | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |