bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Mubarak Ditawari ke Israel 4th August 2011, 07:49 | |
| - Quote :
- Mubarak Ditawari ke Israel
Egidius Patnistik | Kamis, 4 Agustus 2011 | 07:36 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.com - Jika saja mantan Presiden Hosni Mubarak menerima tawaran hijrah ke Israel pasca- ”lengser”, boleh jadi dia sekarang tengah melanjutkan dan menikmati sisa hidup dalam ketenangan dan jauh dari ancaman hukuman mati.
Tawaran untuk hijrah ke Israel setidaknya diakui datang dari salah seorang anggota legislatif Israel, Binyamin Ben-Eliezer, Rabu (3/, saat berbicara di stasiun radio milik Angkatan Darat Israel.
Ben-Eliezer berbicara tak lama setelah media massa menayangkan gambar Mubarak dibawa masuk ke ruang sidang dalam posisi berbaring di atas tempat tidur rumah sakit. Dia mengaku menawari Mubarak beberapa bulan lalu.
”Saat bertemu dengannya di Sharm el-Sheikh, saya katakan kepada dia, jarak menuju Israel tak terlalu jauh. Saya juga bilang, saat itu justru saat yang tepat baginya untuk pindah dan menyembuhkan diri (di Israel). Saya sangat yakin Pemerintah Israel akan menerimanya. Namun, dia menolak karena dia seorang patriot,” ujar Ben-Eliezer.
Tak lama setelah dijatuhkan dari kursi kepemimpinannya lewat gerakan massa, Mubarak mengungsi ke kota resor wisata terkenal Mesir, kota Sharm el-Sheikh. Ben-Eliezer, yang juga teman lama Mubarak, menawarinya mengungsi ke kota pelabuhan terkenal Israel di Laut Merah, Eilat.
Lebih lanjut Ben-Eliezer menyebutkan, tawaran serupa juga datang dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Namun, kantor Perdana Menteri Netanyahu belum mengonfirmasi berita itu.
Pascaperdamaian antara Israel dan Mesir yang dicapai pada tahun 1979, kedua negara sempat saling bersikap dingin satu sama lain. Namun, kemudian Israel menganggap Mubarak sangat berjasa, terutama dalam mengendalikan kekuatan Iran dan sejumlah kelompok radikal Islam lain yang memusuhi Israel.
Kejatuhan Mubarak dari ”takhta” yang telah didudukinya selama tiga dekade tak urung membuat Israel sangat khawatir. Mereka kehilangan tokoh sekutu terbaik. Perjanjian damai pun terancam jika Mesir dikuasai kelompok Islam garis keras.
Pendapat beragam
Beragam pendapat bermunculan dari rakyat Mesir menanggapi pengadilan terhadap Mubarak yang digelar perdana Rabu ini.
”Saya benar-benar tidak memercayai ini.... Melihat seorang presiden diadili.... Saya tidak pernah membayangkan hal ini sebelumnya. Saya sangat senang. Siapa pun presiden Mesir nantinya akan mengingat kalau mereka juga bisa diadili seperti ini jika dia menentang rakyat,” ujar Ahmed Amer (30), seorang pegawai swasta.
Amer dan banyak lagi rakyat Mesir menghabiskan waktu mereka hari ini untuk mengikuti jalannya persidangan perdana Mubarak, baik langsung di luar kompleks pengadilan maupun di toko atau kafe-kafe dengan televisi menayangkan langsung pemberitaan tentang itu.
”Saya dahulu menentang gerakan reformasi para pemuda di Lapangan Tahrir. Namun, sekarang, melihat hasil perlawanan mereka berhasil membawa sang firaun untuk diadili, saya benar-benar salut terhadap revolusi dan pemuda Mesir,” ujar Ali Abdullah, pemilik toko di kota resor wisata Sharm el-Sheikh.
Walau begitu, sekelompok massa pro-Mubarak juga menunjukkan dukungan dan simpati. Mereka berunjuk rasa dan meneriakkan yel-yel di depan gedung pengadilan tempat Mubarak diadili. Aparat kepolisian mencoba menenangkan mereka.
”Saya sangat sedih melihat presiden saya terbaring lemah di atas tempat tidur seperti itu sambil diadili. Walau bagaimanapun, dia hanya seorang tua yang seharusnya dikasihani. Namun, saya tak peduli dengan anak-anaknya,” ujar Khaled Hassan (41).
Sementara Sara Abbar, seorang pendukung lainnya, menilai Mubarak juga banyak berjasa bagi pembangunan Mesir. (REUTERS/AP/DWA) Mubarak memang masih punya harga diri, dan seharusnya sangat layak dihormati. Beragam perasaan melihat seorang tua yang mantan presiden diadili dalam keadaan sakit dan diancam hukuman mati. Pikiran kemudian melayang dan membandingkan kondisi di negara sendiri, alangkah nikmatnya seandainya Mubarak tinggal dan hidup di Indonesia. | |
|