Penggemar Dukung Rhoma Irama Jadi Presiden

Kasian sekali partai2 Islam tersebut apa mereka tidak mempunyai stock lain yah hehe....
Dengan segala hormat lebih baik bang Rhoma konsentrasi menjadi Presiden rumah tangganya sendiri yang baik...

Biar untuk Presiden Indonesia diserahkan kepada orang2 yang benar2 kompeten, toleransi, mempunyai kepribadian yang baik...yah mirip2 Jokowi lah hehe...

@Leon

He he he, kalau saya ucapannya malah gini :

Dengan segala hormat, tolonglah untuk sedikit punya rasa hormat terhadap negeri ini, karena anda bukanlah figur capres yang layak dihormati.

bruce wrote:

@Leon

He he he, kalau saya ucapannya malah gini :

Dengan segala hormat, tolonglah untuk sedikit punya rasa hormat terhadap negeri ini, karena anda bukanlah figur capres yang layak dihormati.

Lhaaa... menurut Bang haji Rhoma, segala tindak-tanduknya tidak ada yang menyalahi kaidah, to? Yaahhh... mirip-mirip para pejabat di Kepulauan Riau itulah. Katanya tidak ada aturan positip yang dilanggar, padahal dari segi kepatutan, jelas-jelas nyeleneh, dan menutup mata kepada aturan mengenai pengangkatan pejabat struktural yang harus mendapat nilai sedikitnya baik selama dua tahun terakhir. Ahh... negeri ini... entah dikelola berdasarkan apa, tidak jelas.

bruce wrote:

@Leon

He he he, kalau saya ucapannya malah gini :

Dengan segala hormat, tolonglah untuk sedikit punya rasa hormat terhadap negeri ini, karena anda bukanlah figur capres yang layak dihormati.

Wkkk...katanya malah dia siap bersaing bro...entah apa modalnya saya juga kurang tau

[You must be registered and logged in to see this link.]

leonardo wrote:

bruce wrote:

@Leon

He he he, kalau saya ucapannya malah gini :

Dengan segala hormat, tolonglah untuk sedikit punya rasa hormat terhadap negeri ini, karena anda bukanlah figur capres yang layak dihormati.

Wkkk...katanya malah dia siap bersaing bro...entah apa modalnya saya juga kurang tau

[You must be registered and logged in to see this link.]

Capres Rhoma Irama...

Cawapres Inul Daratista....


Tarikkkkk Manggg :bball:



:bball:

Wkkk....yah kita tunggu aja...siapa partai pendukungnya kelak...mudah2an nggak jadi blunder gara2 mendaulat bang Rhoma jadi calon presiden...

Kalau Rhoma jadi presiden, kawin di bawah tangan akan ngetren.

'Beliau' cuma akan jadi bahan tertawaan saja. Bahkan dari kalangan muslim berpendidikan juga menolak untuk mendukung 'beliau' ini, karena tahu 'kualitas' asli nya.
Diantaranya adalah Hidayat Nur Wahid.

Dari kata2nya, ternyata Rhoma irama ini luar biasa sombong.....

Djo wrote:

Dari kata2nya, ternyata Rhoma irama ini luar biasa sombong.....

Maybe Percaya Diri ...... Bos Djo, bukan sombong.

cinzano wrote:

Djo wrote:

Dari kata2nya, ternyata Rhoma irama ini luar biasa sombong.....

Maybe Percaya Diri ...... Bos Djo, bukan sombong.

Ada orang yang tahu kalau dia itu tahu.
Ada orang yang tahu kalau ada yang dia tidak tahu.
Ada orang yang tidak tahu kalau dia itu ternyata tidak tahu apa apa.

Biarkan sajalah
Malah bagus, nanti di 2014 ada satu badut yang meramaikan bursa capres. Lumayan buat lucu-lucuan.

Djokowi wrote:

Biarkan sajalah
Malah bagus, nanti di 2014 ada satu badut yang meramaikan bursa capres. Lumayan buat lucu-lucuan.

Ha ha ha ha, iya kalau badutnya lucu bro, kalo ngga lucu justru bikin mules.

Emang dia bakal jadi mencalon? Kelihatannya parpol sudah melihat elektabilitasnya sangat rendah. Tapi kalo ada parpol pengusung nama lain, dan menjadikan Bang Haji sebagai vote getter, misalnya bikin acara Dangdutan Ampe Gempor, mungkin bisa.

Saya malah berpikir si Rhoma ini sebenarnya dendam. Kemarin gara2 Jokowi-Ahok yang menang dia kehilangan muka...tetapi apa boleh buat, sekarang merekalah pemimpinnya. Berhubung sebagai orang beragama dia wajib taat kepada pemimpinnya, tetapi di sisi lain dia ogah taat kepada Jokowi-Ahok, jadi dia berpikir harus mengungguli mereka. Satu-satunya cara ya menjadi presiden.

Djokowi wrote:

Saya malah berpikir si Rhoma ini sebenarnya dendam. Kemarin gara2 Jokowi-Ahok yang menang dia kehilangan muka...tetapi apa boleh buat, sekarang merekalah pemimpinnya. Berhubung sebagai orang beragama dia wajib taat kepada pemimpinnya, tetapi di sisi lain dia ogah taat kepada Jokowi-Ahok, jadi dia berpikir harus mengungguli mereka. Satu-satunya cara ya menjadi presiden.

Hahhaahhaaahhaaaa... itu sama saja dengan apa yang dimaksudkan oleh pepatah Melayu, "Kail panjang sejngkal, ingin menduga dalamnya lautan". Bahasa prokemnya, "Tidak ngaca".

Husada wrote:

Djokowi wrote:

Saya malah berpikir si Rhoma ini sebenarnya dendam. Kemarin gara2 Jokowi-Ahok yang menang dia kehilangan muka...tetapi apa boleh buat, sekarang merekalah pemimpinnya. Berhubung sebagai orang beragama dia wajib taat kepada pemimpinnya, tetapi di sisi lain dia ogah taat kepada Jokowi-Ahok, jadi dia berpikir harus mengungguli mereka. Satu-satunya cara ya menjadi presiden.

Hahhaahhaaahhaaaa... itu sama saja dengan apa yang dimaksudkan oleh pepatah Melayu, "Kail panjang sejngkal, ingin menduga dalamnya lautan". Bahasa prokemnya, "Tidak ngaca".

Urusan dan usulan kaca mengaca, sudah saya sampaikan di atas, he he he.
Bukan cuma cermin yang harus besar, tetapi juga perlu ke salon menata potongan rambutnya, ke sekolah kepribadian supaya lebih menjual, ke sekolah tinggi supaya pikirannya lebih terbuka, dan terakhir baca pancasila dan hayati sungguh sungguh.

bruce wrote:

Husada wrote:

Djokowi wrote:

Saya malah berpikir si Rhoma ini sebenarnya dendam. Kemarin gara2 Jokowi-Ahok yang menang dia kehilangan muka...tetapi apa boleh buat, sekarang merekalah pemimpinnya. Berhubung sebagai orang beragama dia wajib taat kepada pemimpinnya, tetapi di sisi lain dia ogah taat kepada Jokowi-Ahok, jadi dia berpikir harus mengungguli mereka. Satu-satunya cara ya menjadi presiden.

Hahhaahhaaahhaaaa... itu sama saja dengan apa yang dimaksudkan oleh pepatah Melayu, "Kail panjang sejngkal, ingin menduga dalamnya lautan". Bahasa prokemnya, "Tidak ngaca".

Urusan dan usulan kaca mengaca, sudah saya sampaikan di atas, he he he.
Bukan cuma cermin yang harus besar, tetapi juga perlu ke salon menata potongan rambutnya, ke sekolah kepribadian supaya lebih menjual, ke sekolah tinggi supaya pikirannya lebih terbuka, dan terakhir baca pancasila dan hayati sungguh sungguh.

Sepakat. Ngacanya bukan hanya dari segi fisik, tetapi terutama ngaca tentang sikap.

Di suatu dialog di TV Nasional, Rhoma mengungkapkan bahwa elektabilitasnya cukup tinggi, disimpulkan dari begitu membludaknya massa setiap diadakan pertunjukan dangdut oleh Soneta Geoup.

Betul, betul, dan setuju sekali. 'Beliau' layak jadi raja dan presiden di antara penggemar dangdut soneta. Tapi jangan ke NKRI lah, masih jauuuuuh.

Husada wrote:

bruce wrote:

Husada wrote:

Djokowi wrote:

Saya malah berpikir si Rhoma ini sebenarnya dendam. Kemarin gara2 Jokowi-Ahok yang menang dia kehilangan muka...tetapi apa boleh buat, sekarang merekalah pemimpinnya. Berhubung sebagai orang beragama dia wajib taat kepada pemimpinnya, tetapi di sisi lain dia ogah taat kepada Jokowi-Ahok, jadi dia berpikir harus mengungguli mereka. Satu-satunya cara ya menjadi presiden.

Hahhaahhaaahhaaaa... itu sama saja dengan apa yang dimaksudkan oleh pepatah Melayu, "Kail panjang sejngkal, ingin menduga dalamnya lautan". Bahasa prokemnya, "Tidak ngaca".

Urusan dan usulan kaca mengaca, sudah saya sampaikan di atas, he he he.
Bukan cuma cermin yang harus besar, tetapi juga perlu ke salon menata potongan rambutnya, ke sekolah kepribadian supaya lebih menjual, ke sekolah tinggi supaya pikirannya lebih terbuka, dan terakhir baca pancasila dan hayati sungguh sungguh.

Sepakat. Ngacanya bukan hanya dari segi fisik, tetapi terutama ngaca tentang sikap.

Di suatu dialog di TV Nasional, Rhoma mengungkapkan bahwa elektabilitasnya cukup tinggi, disimpulkan dari begitu membludaknya massa setiap diadakan pertunjukan dangdut oleh Soneta Geoup.

Suatu bukti lagi kurangnya intelektualitas Bang Haji, tidak bisa membedakan elektabilitas dengan kepopuleran. Konsernya Ariel juga selalu penuh, tetapi belum tentu para penggemar Ariel tersebut mau kalau dia dijadikan presiden

Quote :

Suatu bukti lagi kurangnya intelektualitas Bang Haji, tidak bisa membedakan elektabilitas dengan kepopuleran. Konsernya Ariel juga selalu penuh, tetapi belum tentu para penggemar Ariel tersebut mau kalau dia dijadikan presiden

He he he he, betul sekali bro.
Kalo soal intelektual ybs, itu tidak perlu diragukan lagi minus nya, ha ha ha ha.
Saya menyamakan ybs sedikit diatas chimpanse.

Husada wrote:

Di suatu dialog di TV Nasional, Rhoma mengungkapkan bahwa elektabilitasnya cukup tinggi, disimpulkan dari begitu membludaknya massa setiap diadakan pertunjukan dangdut oleh Soneta Geoup.

Dan mungkin terkesan oleh trik SBY sebelum terpilih di tahun 2004, di dialog tersebut juga, Bang Haji ini sering menggunakan istilah-istilah Inggris. Mungkin untuk membangun citra sedikit modern.

bruce wrote:

Quote :

Suatu bukti lagi kurangnya intelektualitas Bang Haji, tidak bisa membedakan elektabilitas dengan kepopuleran. Konsernya Ariel juga selalu penuh, tetapi belum tentu para penggemar Ariel tersebut mau kalau dia dijadikan presiden

He he he he, betul sekali bro.
Kalo soal intelektual ybs, itu tidak perlu diragukan lagi minus nya, ha ha ha ha.
Saya menyamakan ybs sedikit diatas chimpanse.

kalau soal attitude, saya malah lebih milih simpanse bro :)

Djokowi wrote:

bruce wrote:

Quote :

Suatu bukti lagi kurangnya intelektualitas Bang Haji, tidak bisa membedakan elektabilitas dengan kepopuleran. Konsernya Ariel juga selalu penuh, tetapi belum tentu para penggemar Ariel tersebut mau kalau dia dijadikan presiden

He he he he, betul sekali bro.
Kalo soal intelektual ybs, itu tidak perlu diragukan lagi minus nya, ha ha ha ha.
Saya menyamakan ybs sedikit diatas chimpanse.

kalau soal attitude, saya malah lebih milih simpanse bro :)

He he he he, paling ngga, chimpanse enak disaksikan, lucu dan menghibur, sementara yang satu ini, selain bikin sebal juga bikin mual. Ha ha h ha.

Tidak suka, silahkan tidak suka. Tetapi saya kurang sepakat kalau tidak suka lalu mengolok-olok berlebihan sambil mencibir, dan meludahi, ditambah mebuang angin kepadanya. Kita masih tergolong orang beradab, bukan?