FPI Tolak Ahok jadi gubernur Jakarta

Quote :

Rabu, 12/03/2014 13:06 WIB
Ahok Siap Gantikan Jokowi
FPI: Ahok Arogan, kalau Naik Jadi Gubernur Kami Bakal Perang
Ropesta Sitorus,Hardani Triyoga - detikNews

Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) terang-terangan menolak jika Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sampai menggantikan Joko Widodo (Jokowi) sebagai orang nomor satu di ibu kota.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) FPI DKI Jakarta Ustad Novel Bamu'min menegaskan FPI akan menekan keras Jokowi agar tidak meninggalkan kursi gubernurnya terkait maju dalam pemilihan presiden 2014.

Bagi FPI sosok Ahok harus diperhatikan karena dianggapnya tidak bisa mewakili masyarakat Jakarta. Dalam memimpin Jakarta, Novel menegaskan, seharusnya ada asas proporsional yang menyesuaikan kondisi mayoritas masyarakat.

“Kayak di Bali, Gubernurnya orang Bali dan agamanya sesuai penduduk mayoritas. Begitupun Manokwari yang putra daerah dan sama dengan mayoritas. Ahok enggak bisa wakilin Jakarta,” kata Novel kepada detikcom, Selasa (12/03/2014), ketika dimintai tanggapannya ihwal bila Jokowi mundur.

Menurut Humas Lembaga Dakwah Front Dewan Pimpinan Pusat FPI ini karakter Ahok harus dilihat secara obyektif. Sikap dan gaya bicara Ahok yang ceplas ceplos di depan orang banyak, dinilai FPI, selama ini tidak mencerminkan sebagai pemimpin daerah setingkat Jakarta.

Akibat ucapannya, sejumlah pihak termasuk FPI beberapa kali tersinggung. Novel pun berharap kalau memang Jokowi mundur demi capres, Ahok tidak mutlak langsung menggantikannya. “Makanya kami ingin ada formula undang-undang baru yang mengatur soal ini. Ahok ini arogan. Kalau Ahok naik, kami bakal perang dan demo itu balai kota,” sebut Novel

Novel menegaskan dirinya tidak menggertak karena FPI pernah melakukan demo besar dan menduduki balai kota saat kepemimpinan Gubernur Sutiyoso. Saat itu, FPI mendesak adanya surat keputusan atau peratuan daerah tentang batasan beroperasional tempat hiburan malam selama bulan Ramadan.

Dia mengklaim saat itu FPI berhasil mendesak Sutiyoso untuk mengeluarkan surat keputusan. “Jangan kan Ahok. Sutiyoso yang Letjen aja kita dudukin dan desak,” katanya mengungkapkan.

Lagi pula, dalam pandangan Novel, juga tidak adil kalau Ahok langsung naik jabatan sebagai Gubernur hanya karena Jokowi jadi calon presiden. Contoh yang bisa dibandingkan, menurut Novel adalah kasus Rano Karno yang belum juga menjadi Gubernur Banten meski Ratu Atut menjadi tersangka kasus korupsi.

Padahal, dari persoalannya sudah jelas dan lebih mendesak untuk pemerintahan Banten. “Rano Karno sampai sekarang aja enggak bisa jadi gubernur. Masak Ahok bisa langsung jadi. Padahal, Gubernur Banten jelas tersangkut korupsi,” ujarnya menegaskan.

Sinyalemen pencalonan Jokowi dalam kontestasi Pilpres pada Juli mendatang sudah semakin kuat. Dalam rapat pengarahan pejabat Eselon 3 dan 4 Pemprov DKI , Senin lalu, dia menyebut kata-kata menitipkan Jakarta kepada ratusan pegawai negeri sipil yang hadir.

Ucapannya itu makin memperkuat kabar yang santer menyebutnya jadi calon presiden, padahal di awal masa jabatannya ia menyebut akan membereskan Jakarta selama lima tahun.

Bagaimana pendapat jajaran PNS bawahan Jokowi? “Kalau dipanggil untuk tugas yang lebih besar, di mana bangsa memanggil, butuh dan merindukan sosok itu, saya kira justru bersalah kalau tidak dipenuhi,” kata Kepala Dinas Pendidikan Lasro Marbun kepada detikcom ketika dimintai tanggapannya, Rabu (12/03/2014).

Benar benar mantab, hebat kale FPI itu, merasa diri lebih berdaulat dibanding negara ini?

  

Begitulah kalo tidak dibasmi ketika melakukan kesalahan-kesalahan. Maka, dalam alam bawah sadarnya terpatri kesan bahwa apapun yang diinginkan dalam bermasyarakat selalu terpenuhi. Nah, sekarang, merasa besar kepala. Istilah umum, dinamai dengan ngelunjak. Biaya membenahi akan semakin besar. Bahkan bisa memicu disintegrasi bangsa.
Therlhalhuuu... 
 

Mengapa mereka berani ngelunjak? Karena ada mantan mantan jenderal yang mendukung mereka.
Siapa sajakah para jenderal itu?

Quote :

FPI sendiri dilahirkan oleh para Jendral. Ini bukan isapan jempol. Surat kesepakatan antar Jendral tersebut dipegang almarhum Munir. Selain ada Nugraha Djayoesman selaku Kapolda saat itu dan di dalamnya ada tanda tangan Wiranto.
Itu loooh, Wiranto “Takkan Khianat Hidup Mati Bersama Rakyat”
Hehehe
Para Jendral mendirikan itu karena mereka butuh sesuatu utk menekan lapisan masyarakat yg “melawan”
Karena aparat vs rakyat = kejahatan HAM
Sementara ormas vs rakyat = kerusuhan biasa
Indonesia sudah diawasi dunia urusan kejahatan HAM.
Maka diciptakanlah FPI

[You must be registered and logged in to see this link.]

  

Quote :

Akibat ucapannya, sejumlah pihak termasuk FPI beberapa kali tersinggung. Novel pun berharap kalau memang Jokowi mundur demi capres, Ahok tidak mutlak langsung menggantikannya. “Makanya kami ingin ada formula undang-undang baru yang mengatur soal ini. Ahok ini arogan. Kalau Ahok naik, kami bakal perang dan demo itu balai kota,” sebut Novel

kelakuan FPI itu kok tipikal Muslim banget ya...
dikit2 perang, dikit2 bunuh, dikit2 bakaaar..   

nothingman wrote:

Quote :

Akibat ucapannya, sejumlah pihak termasuk FPI beberapa kali tersinggung. Novel pun berharap kalau memang Jokowi mundur demi capres, Ahok tidak mutlak langsung menggantikannya. “Makanya kami ingin ada formula undang-undang baru yang mengatur soal ini. Ahok ini arogan. Kalau Ahok naik, kami bakal perang dan demo itu balai kota,” sebut Novel

kelakuan FPI itu kok tipikal Muslim banget ya...
dikit2 perang, dikit2 bunuh, dikit2 bakaaar..   

Enggak semua lah Om.
Majority kan baek2.
Seperti di Jerman Timur

 

cinzano wrote:

Enggak semua lah Om.
Majority kan baek2.
Seperti di Jerman Timur

 

Yang di Jerman Timur itu dominan MU eh NU, kan?

Husada wrote:

cinzano wrote:

Enggak semua lah Om.
Majority kan baek2.
Seperti di Jerman Timur

 

Yang di Jerman Timur itu dominan MU eh NU, kan?

Iya ... memang knapa GMH


 

cinzano wrote:

nothingman wrote:

Quote :

Akibat ucapannya, sejumlah pihak termasuk FPI beberapa kali tersinggung. Novel pun berharap kalau memang Jokowi mundur demi capres, Ahok tidak mutlak langsung menggantikannya. “Makanya kami ingin ada formula undang-undang baru yang mengatur soal ini. Ahok ini arogan. Kalau Ahok naik, kami bakal perang dan demo itu balai kota,” sebut Novel

kelakuan FPI itu kok tipikal Muslim banget ya...
dikit2 perang, dikit2 bunuh, dikit2 bakaaar..   

Enggak semua lah Om.
Majority kan baek2.
Seperti di Jerman Timur

 

Ooh klo gitu masih beruntunglah kita ya Oom, karna Majority umat Muslim tidak taat thd perintah agamanya spt FPI ituuu..
  

cinzano wrote:

Husada wrote:

cinzano wrote:

Enggak semua lah Om.
Majority kan baek2.
Seperti di Jerman Timur
 

Yang di Jerman Timur itu dominan MU eh NU, kan?

Iya ... memang knapa GMH
 

Yang saya tahu selama ini, Muslim NU itu berpikir lebih logis daripada Muslim Non NU.
Artinya, secara umum, Muslim NU memang tidak "Dikit-dikit perang, dikit-dikit bunuh, dikit-dikit bakar."
  

Hari ini, di Kompas.com diberitakan bahwa PKS menolak Ahok jadi gubernur DKI. Alasannya 97% warga DKI menolak Ahok. Suatu pernyataan yang sembrono dan sangat bernuansa SARA.

  

bruce wrote:

Hari ini, di Kompas.com diberitakan bahwa PKS menolak Ahok jadi gubernur DKI. Alasannya 97% warga DKI menolak Ahok. Suatu pernyataan yang sembrono dan sangat bernuansa SARA.

  

Kalo membuat pernyataan publik bernuansa kebohongan, apakah terkategori pembohongan publik?

Eh, tapi bisa saja 97% warga DKI menolak Ahok, kalau ditentukan populasi penelitiannya ialah 100 orang warga PKS. Yang tersisa, yaitu yang 3%, mungkin tidak menentukan sikap, alias abstain. Simpulan akhir, ya seperti itu.
  
Tetapi, dari kisah seperti itu semakin menambah pengetahuan masyarakat (konon sudah makin cerdas) atas partai tersebut. Mungkin mereka hendak merubah pecundang karena sapi menjadi pepesan kosong semata.
  

Menurut salah satu survey yang saya baca kemarin, dari partai partai Islam yang bertarung di pemilu 2014, peringkat satu adalah PKB, dan ditutup oleh PBB. PKS kalau saya tidak salah ingat menduduki posisi di atas PBB.

Rakyat Indonesia semakin lama semakin cerdas, sudah bisa menilai yang mana yang tulus, dan yang mana yang hanya pencitraan. Itulah sebabnya mengapa Jokowi, walaupun bertampang ndeso, ternyata justru dicintai rakyat RI.

bruce wrote:

Hari ini, di Kompas.com diberitakan bahwa PKS menolak Ahok jadi gubernur DKI. Alasannya 97% warga DKI menolak Ahok. Suatu pernyataan yang sembrono dan sangat bernuansa SARA.

  

apa iya klo emg warga DKI dulu menolak Ahok, Jokowi bisa menang dlm pilgub kemarin ya..?   

sy rasa yg dilakukan PKS dgn menolak Ahok tsb, tujuan sebenarnya ingin menyerang/menjatuhkan pak Jokowi yg mencalonkan diri jd capres Oom, dan tentu sekalian menjatuhkan elektabilitas parpol yg mengusung pak Jokowi jd capres..

ya mungkin ini termasuk kategori blackcampaign yg dilakukan PKS Oom, klo menyerang Parpol atau pak Jokowinya secara langsung kan jd ketauan maksudnya...  
  

bruce wrote:

Menurut salah satu survey yang saya baca kemarin, dari partai partai Islam yang bertarung di pemilu 2014, peringkat satu adalah PKB, dan ditutup oleh PBB. PKS kalau saya tidak salah ingat menduduki posisi di atas PBB.

Rakyat Indonesia semakin lama semakin cerdas, sudah bisa menilai yang mana yang tulus, dan yang mana yang hanya pencitraan. Itulah sebabnya mengapa Jokowi, walaupun bertampang ndeso, ternyata justru dicintai rakyat RI.

Husada sependapat kalo masyarakat Indonesia sudah semakin cerdas, walaupun peningkatan kecerdasannya hanya sedikit. Namun, setidaknya, masyarakat Indonesia sudah mampu membedakan tulus dengan 'bulus'. Masyarakat akan memilih yang tulus, dan meninggalkan sambil mendengus terhadap 'bulus' yang penuh akal bulus.
  

Enaknya tinggal di kota buaya.
Tenang dan damai, ga kaya di ibu kota.........


 

cinzano wrote:

Enaknya tinggal di kota buaya.
Tenang dan damai, ga kaya di ibu kota.........
 

Terasa seperti iklan perumahan, ya Cinz?
  

cinzano wrote:

Enaknya tinggal di kota buaya.
Tenang dan damai, ga kaya di ibu kota.........


 

ya klo mau lebih tenang lagi tinggalnya di pedalaman hutan spt Tarzan Oom...   

Tinggal di Ibu kota bener2 sengsara, udah banjir, macet, demo, three in one, dll
Pindah ke Jertim saja

 

Konon 80% uang yang beredar di Indonesia, terdapat di Jakarta, om.
Beredar aja sih, dalam arti berseliweran di depan saya, tapi gak mampir.

  

bruce wrote:

Konon 80% uang yang beredar di Indonesia, terdapat di Jakarta, om.
Beredar aja sih, dalam arti berseliweran di depan saya, tapi gak mampir.

  

Maka nya, pindah ke Jertim

Di sana malah beredarnya jauuuuuuh banget.

  

bruce wrote:

Di sana malah beredarnya jauuuuuuh banget.

  

Jangan memikirkan duniawi saja (peredaran uang)

heheheheeee

Nanti bakal gak jauh2 dari GMH


 

Ada apa dengan opung GMH ?

bruce wrote:

Ada apa dengan opung GMH ?

Prediksi saya, beliau bekerja di bagian yang periksa2 uang