Bukti Toleransi

Quote :

Cukupkah hanya berdoa?

Selain doa, senjata resmi adalah PAKU, om, atau alat tajam apapun yang digunakan saat pemilu/pemilukada. Dan tentu saja pena ataupun keyboard.

Paku? Untuk apa? Memaku tangan orang sebagai balas dendam atas dipakunya tangan Tuhan? [You must be registered and logged in to see this image.]

Yang ini sudah jadi, kan? Sedang blusukan lagi.

Lha ya itu senjatanya, paku, jadi pilihlah yang waras, yang genah, yang jujur, yang bisa dipercaya, saat pemilu.

Begitulah, om.

Tapi, ngomong-ngomong, kira-kira calon RI-1, ada nggak, yang sederhana? Kabar-kabarnya sih, Mahfud MD sudah mendapat dorongan dari berbagai pihak. Apakah dia memenuhi standar sederhana?

Husada wrote:

Tapi, ngomong-ngomong, kira-kira calon RI-1, ada nggak, yang sederhana? Kabar-kabarnya sih, Mahfud MD sudah mendapat dorongan dari berbagai pihak. Apakah dia memenuhi standar sederhana?

Kalau yang mendorongnya naik dari PD, akan kasihan dia kelak, karena digandoli dengan segala dosa-dosa PD, sulit jadi pemimpin yang jujur dan sederhana, seperti sosok RI-2 saat ini.

RI-2 sekarang sih sederhana. Tetapi kayaknya dia bukan leader. Dia adalah follower. Entah mengapa, tadinya dia itu bisa jadi gubernur BI. Atau, apakah setelah dia tiba di RI-2 lalu membuang seluruh ruh ke-leader-annya? Karena dia merasa sudah sampai di puncak karir hidup, lalu tidak berbuat apa-apa lagi?

Tentang Mahfud, saya pikir, walau dia sudah mendapat dorongan dari PD, saya menduga, dia tidak akan mau melayani dorongan PD, dengan alasan itu tadi, akan terganduli. Bagi dia, menurut saya, dorongan PD itu akan digunakannya sebagai tanda bahwa dia tidak akan diganjal oleh PD. Nah, dalam membahasakan itulah dia akan berpikir keras, bagaimana caranya tidak menerima dorongan PD, tetapi sekaligus tidak menolak.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Husada wrote:

Tapi, ngomong-ngomong, kira-kira calon RI-1, ada nggak, yang sederhana? Kabar-kabarnya sih, Mahfud MD sudah mendapat dorongan dari berbagai pihak. Apakah dia memenuhi standar sederhana?

Sabar aj bro, kita tunggu waktunya tiba, bukankah Yesus jg pernah mengatakan "..saatnya akan segera tiba.."

wakakakakakkkk

Baiklah. Saya sabar. [You must be registered and logged in to see this image.]

Kira kira, kalau ada undang undang yang menentukan seorang RI-1 diberi gaji setara dengan UMR, dengan larangan untuk menerima segala jenis gratifikasi, masih ada yang mau gak ya?

Waaa... mosok negeri sekaya Indonesia menggaji presidennya setara UMR? Itu bukan presidensial tapi presiden sial. [You must be registered and logged in to see this image.]

Husada wrote:

Waaa... mosok negeri sekaya Indonesia menggaji presidennya setara UMR? Itu bukan presidensial tapi presiden sial. [You must be registered and logged in to see this image.]

Wah saya baru tahu kalau Indonesia termasuk negara kaya lho, om, sungguh.

Sekedar 'pembanding' bagaimana perlakuan di Indonesia dengan di negara mayoritas Kristen, mari kita sama sama baca berita berikut ini :

Quote :

Suara Azan Diijinkan di Sebuah Kota di Swedia
Sabtu, 27 April 2013 | 15:37 WIB

ISTANBUL, KOMPAS.com - Dewan Kotapraja Botkyrka di Stokholm, Swedia, menyetujui permohonan pusat budaya Islam untuk mengumandangkan azan melalui pengeras suara di Masjid Fittja. Untuk pertama kali, azan disiarkan melalui pengeras suara di menara masjid itu pada Jumat (26/4), kata kantor berita Turki, Cihan, Sabtu.

Pusat Kebudayaan Islam Botkyrka telah menerima persetujuan pada akhir Februari dari dewan kotapara itu. Botkyrka merupakan kotapraja di Stockholm yang sebagian besar penduduknya adalah para imigran.

Setelah persiapan teknis dirampungkan, azan pertama disiarkan hari Jumat. Sejumlah besar warga Muslim berduyun-duyun ke masjid itu untuk menyaksikan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Ketua Masjid, Fittja Ismail Okur, mengatakan kepada wartawan bahwa mereka menyampaikan ucapan terima kasih kepada kotapraja atas dikabulkannya permohonan mereka. Menurut dia, banyak jemaah sudah lama tak mendengar suara azan melalui pengeras suara seperti di negara-negara asal mereka.

"Penyiaran azan pertama dimaksudkan untuk percobaan. Kepala Direktorat Urusan Agama, Meehmet Gormez, akan datang ke masjid kami pekan depan untuk merayakan pekan kelahiran suci," kata Okur.

Warga keturunan Turki menyelenggarakan "Kutlu Do’um Haftas" (pekan kelahiran suci) untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad dalam satu pekan pada April.

Kerajaan Swedia atau Konungariket Sverige dalam Bahasa Swedia merupakan negara Nordik di Skandinavia. Negara ini berbatasan dengan Norwegia di barat dan Finlandia di timurlaut, Selat Skagerrak dan Selat Kattegat di barat- daya, serta Laut Baltik dan Teluk Bothnia di timur. Tahun 1995 Swedia bergabung dengan Uni Eropa.

Sumber :ANT
Editor :Egidius Patnistik

Walaupun ada kemungkinan, bahwa dewan kota di sana tidak tahu bagaimana perlakuan yang diterima umat Kristen di Indonesia (dan kebanyakan negara dimana Kristen adalah minoritas). Entah mereka menerapkan hukum kasih, atau tidak pernah tahu dunia luar.

Saya menduga, terjadinya pengumandangan azan di sana itu, pertimbangannya tidak terkait dengan agama, dalam arti bahwa Dewan Kotapraja Botkyrka itu hanya mempertimbangkan kebutuhan warganya. Bahwa pemerintahan di sana membuat keterpisahan yang jelas antara urusan agama dengan urusan pemerintahan. Mungkin nanti, kalau penduduk di sekitar Masjid Fittja itu mengajukan protes karena terganggu, pengumandangan itu akan ditata ulang.

Hanya menduga saja, sih. [You must be registered and logged in to see this image.]

Husada wrote:

Saya menduga, terjadinya pengumandangan azan di sana itu, pertimbangannya tidak terkait dengan agama, dalam arti bahwa Dewan Kotapraja Botkyrka itu hanya mempertimbangkan kebutuhan warganya. Bahwa pemerintahan di sana membuat keterpisahan yang jelas antara urusan agama dengan urusan pemerintahan. Mungkin nanti, kalau penduduk di sekitar Masjid Fittja itu mengajukan protes karena terganggu, pengumandangan itu akan ditata ulang.

Hanya menduga saja, sih. [You must be registered and logged in to see this image.]

Tidak terkait agama bagaimana maksudnya, om?

Seandainya, ada warga yang memasang speaker di atas rumahnya, untuk mengumandangkan musik rock, kira kira diberi ijinkah oleh dewan kota? Saya yakin pasti tidak.

Nah, mengapa masjid diberi ijin? Karena dewan kota merasa, mengumandangkan azan adalah tatacara keagamaan umat Islam, maka diberi ijin. Dan ijin itu diberikan atas dasar pertimbangan toleransi keberagamaan.

Apakah mengganggu? Saya yakin tidak, karena pasti volume nya tidak sedahsyat di Indonesia, begitu pula yang dipancarkan hanya azan, bukan seluruh kotbah dan acara seperti di mesjid depan rumah saya ini.

Jadi, tetap ada pertimbangan keagamaan dalam keputusan pemberian ijin itu.

Syalom

bruce wrote:

Tidak terkait agama bagaimana maksudnya, om?

Weh, kelihatannya, ini membutuhkan penjelasan panjang.

Namun, sebelumnya, tolong digaris bawahi, bahwa ini hanya dugaan saya saja, meskipun hasil akhirnya ya tetap menunjukkan bahwa ternyata Non Islam lebih toleran daripada Islam, meskipun Islam mempropagandakan melalui kata-kata bahwa agama mereka adalah agama damai.

Maksud saya, tentang tidak terkait agama itu ialah, bahwa pemberian ijin pengumandangan azan itu, menurut dugaan saya, bukan berdasarkan pertimbangan keagamaan Non Islam. Pemberian ijin itu semata-mata berdasarkan pertimbangan negara, bahwa negara harus melindungi setiap kebutuhan warganya. Sepanjang kebutuhan itu tidak mengganggu warga lainnya, akan mendapat ijin.

Nanti, kalau ada satu atau dua orang warga penganut agama Non Islam mengajukan komplain bahwa pengumandangan azan itu mengganggu baginya, saya yakin bahwa pengijinan itu akan ditinjau lagi. Paling sedikit, memerintahkan mengurangi volume sampai sebatas desibel yang diijinkan.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Namun, memang benar, sikap toleransi itu tertanam dari ajaran agamanya. Bahwa pemerintah di sana, dominan bukan penganut Islam, terbiasa dengan ajaran toleransi, dan toleransi itu sudah tertanam di lubuk hati paling dalam. Ketertanaman toleransi itu pula yang membuat maka hampir seluruh penganut agama Non Islam tidak merasa diri sebagai Tuhan yang mempunyai kompetensi menghukum berdasarkan pemilihan agama. Hampir seluruh penganut agama Non Islam memiliki kadar toleransi agama yang lebih besar.