Bom Bunuh Diri di Solo

Metrotvnews.com, Solo: Jenazah pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 49, Solo, Jawa Tengah, dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kramatjati, Jakarta Timur, Ahad (25/9) malam. Jenazah dibawa ke Jakarta lewat jalur darat.

Jenazah pelaku--identitasnya masih gelap--setelah semua proses olah tempat kejadian perkara selesai dilakukan. Olah TKP sendiri berlangsung berjam-jam, mulai pukul 20.00 WIB sampai sekitar pukul 21.00 WIB. Jasad pelaku dibawa ke Jakarta dalam iring-iringan lima mobil polisi.

Bom meledak di GBIS Kepunton, pagi tadi, sekitar pukul 10.55 WIB. Ledakan menewaskan satu orang--pelaku--dan melukai sedikitnya 19 orang, sebelas di antaranya luka berat.

Dilihat dari foto yang disebarkan polisi, tadi sore, pelaku diduga berusia antara 20-30 tahun. Tinggi pelaku sekitar 165 centimeter. Kulitnya sawo matang dengan potongan rambut pendek. Ikal.

Saat beraksi, menurut sejumlah saksi, pelaku mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan bertopi. Bersepatu kets. Dia menyamar sebagai jemaat gereja.(ICH)

[You must be registered and logged in to see this link.]

Ckkk.....kenapa tindakan biadab begini masih saja berlangsung di negara Pancasila .

Damai bagi Indonesia.

Saya jawab dengan santai, karena tiga hal yaitu:
1. Indonesia mempunyai pemerintah yang mengingkari sumpah jabatannya;
2. Indonesia mempunyai pemerintah yang mengakui tapi tidak mengamalkan Pancasila;
3. Indonesia mempunyai warga yang tidak menghargai bangsa dan negaranya, melainkan membela agamanya yang lemah.

Damai, damai, damai.

Pelaku bom bunuh diri di Solo, saat ini konon sedang diinterogasi oleh malaikat.

Malaikat: Nama?
Pelaku: Ahm*d **** ***.
Malaikat: Umur?
Pelaku: 31 tahun.
Malaikat: Agama?
Pelaku: Islam...
Malaikat: Jangan bercanda! Agamamu apa?
Pelaku: Islam.
Malaikat: Kamu jangan cengengesan. Masak Islam, mati di gereja....???

Djo wrote:

Pelaku bom bunuh diri di Solo, saat ini konon sedang diinterogasi oleh malaikat.

Malaikat: Nama?
Pelaku: Ahm*d **** ***.
Malaikat: Umur?
Pelaku: 31 tahun.
Malaikat: Agama?
Pelaku: Islam...
Malaikat: Jangan bercanda! Agamamu apa?
Pelaku: Islam.
Malaikat: Kamu jangan cengengesan. Masak Islam, mati di gereja....???

Lho, kalau diterusin, si Pelaku bakal bilang gini bro :

Pelaku : Oh bukan cuma mati di gereja aja Boss, yang masjid juga ada, yang di Bar juga ada, yang di hotel juga banyak, itu belum lagi yang di kapal terbang.

>)

Djo wrote:

Pelaku bom bunuh diri di Solo, saat ini konon sedang diinterogasi oleh malaikat.

Malaikat: Nama?
Pelaku: Ahm*d **** ***.
Malaikat: Umur?
Pelaku: 31 tahun.
Malaikat: Agama?
Pelaku: Islam...
Malaikat: Jangan bercanda! Agamamu apa?
Pelaku: Islam.
Malaikat: Kamu jangan cengengesan. Masak Islam, mati di gereja....???

Hahhahhaaa... kalau dilanjutkan, satu kemungkinan lain, wawancaranya akan begini,
Pelaku: Ah, Kat (singkatan dari Malaikat), kan yang berhak menakdirkan demikian pada makhluk hanya Allah. Tanya Allah dong? Sudah takdir saya mati di gereja. Kalau belum ditakdirkan oleh Allah, walau tubuh ini sudah tercabik-cabik sampai hanya sebesar-besar dadu, pasti belum mati.
Malaikat:???

Djo wrote:

Pelaku bom bunuh diri di Solo, saat ini konon sedang diinterogasi oleh malaikat.

Malaikat: Nama?
Pelaku: Ahm*d **** ***.
Malaikat: Umur?
Pelaku: 31 tahun.
Malaikat: Agama?
Pelaku: Islam...
Malaikat: Jangan bercanda! Agamamu apa?
Pelaku: Islam.
Malaikat: Kamu jangan cengengesan. Masak Islam, mati di gereja....???

wkkk...bisa aja bro Djo

Jika direnungkan, sudah berulang kali tempat ibadah pengikut Kristus di negeri Pancasila ini diguncang bom. Kalau diteliti, meski dengan alasan yang agak beragam (eh, pernahkah dituntaskan pencarian latar belakang pemboman?), ternyata pihak pelaku bom itu dari golongan yang sama.

Di sisi lain, dari mulut golongan itu selalu mengaku bahwa mereka diajar untuk menjadi rahmat kepada sekalian alam. Kontradiktif jadinya. Di bibir mengaku menjadi rahmat bagia sekalian alam, di pelaksanaan malah berupaya menghilangkan nyawa orang lain yang tidak segolongan.

Sesat. Sungguh-sungguh sesat. Meski sebagian anggota golongannya menuding pemboman adalah tindakan salah, namun tidak diikuti dengan sikap yang jelas, hanya sebatas pernyataan, maka lebel negatif akan selalu melekat pada golongan itu.

Solo lagi solo lagi

Quote :

Bom Pasar Kliwon Diduga Kelanjutan Aksi Teror Solo
Penulis : Dian Maharani | Selasa, 20 November 2012 | 18:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Teror bom di Markas Kepolisian Pasar Kliwon, Solo, Selasa pagi (20/11/2012), diduga kelanjutan dari aksi teror bom kelompok Solo atau Farhan dan kawan-kawan. Sebab, target mereka adalah kepolisian dan beberapa jaringan kelompok Farhan belum ditangkap.

"Ya, segala kemungkinan itu bisa saja terjadi karena ada yang belum ketangkap dari kelompok mereka. Mereka juga menargetkan aparat diduga sebagai suatu kelanjutan (teror) 18 Agustus yang lalu," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2012).

Farhan merupakan teroris yang melakukan aksi teror pada dua Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran di Solo, Agustus lalu. Saat dilakukan penangkapan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Farhan tewas karena mencoba melawan.

Sementara itu, Kepala Polresta Solo Kombes Asdjima'in mengatakan, bom tersebut memiliki kemiripan dengan beberapa benda yang ditemukan aparat pada saat penggerebekan di Mojosongo, Oktober lalu. Saat itu, polisi menangkap tiga terduga teroris, yaitu Abu Hanifah, Harun, dan Budiyanto.

Menurut Boy, pelaku teror ingin mencederai petugas setelah mengecek bungkusan hitam tersebut. Benda rakitan dari tabung gas itu ditemukan pertama kali oleh Tarmo, seorang pedagang, yang hendak berjualan. Atas temuan itu ia pun langsung melapor kepada anggota Polsek Pasar Kliwon.

Tim penjinak bom kemudian datang ke lokasi sekitar pukul 05.30. Boy mengimbau aparat kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan. "Kewaspadaan tetap harus ditingatkatkan, melihat ada upaya menarget petugas-petugas yang berada di satuan-satuan kecil. Melihat saat anggota dalam jumlah sedikit," ujarnya.

Editor :Hindra

Rupanya kelompok mereka senang sekali mendengar suara letusan.
Untung kemampuannya sudah tidak seperti jaman Azahari.

Psdahal Solo terkenal dimana2 dng bakso Solonya yg murah dan enak

cinzano wrote:

Psdahal Solo terkenal dimana2 dng bakso Solonya yg murah dan enak

Yaah, sejak pulangnya Uztad ABB dan Sungkar, kemudian mereka mendirikan Pesantren Ngruki, maka rusak lah sudah ketentraman solo.