Tidak ke Gereja dan tidak Mendengar khotbah

shalom oom2 sekalian.
Saya mau tanya, karena tuntutan pekerjaan, sudah hampir 1 tahun saya tidak pernah kegereja. Adapun untuk menutupinya, saya hanya sekedar berdoa, dan membaca alkitab(sekedarnya). Cukupkah demikian? Jika tidak, apa yang harus saya lakukan? mengingat ditempat saya sekarang tidak bisa ditemukan tempat untuk beribadah.. thanks

lee_king_kong wrote:

shalom oom2 sekalian.
Saya mau tanya, karena tuntutan pekerjaan, sudah hampir 1 tahun saya tidak pernah kegereja. Adapun untuk menutupinya, saya hanya sekedar berdoa, dan membaca alkitab(sekedarnya). Cukupkah demikian? Jika tidak, apa yang harus saya lakukan? mengingat ditempat saya sekarang tidak bisa ditemukan tempat untuk beribadah.. thanks

Jika di tempat anda sekarang memang tidak ada gereja sama sekalai, maka tentu salah satu caranya adalah beribadah sendiri. Caranya ya seperti anda lakukan itu, yakni dengan rutin membaca Alkitab dan berdoa. Bisa juga melihat situs-situs yang memberikan bimbingan rohani dari aliran yang anda sudah kenal.

Setahu saya, sebagai negara bekas jajahan Perancis, biasanya pengaruh kebudayaan Perancis seharusnya masih tersisa di Pnom phenh, termasuk agama Katolik. Jadi, jika anda berkenan, singgahlah di salah satu gereja Katolik di sana yang menggunakan bahasa Inggris. Tidak perlu mengimani semua, tetapi cukup mendengarkan FirTu dan tetap dekat dengan saudara seiman.

Syalom

ok oom bruce..thanks masukannya

Sama2 bro

GBU always

lee_king_kong wrote:

shalom oom2 sekalian.
Saya mau tanya, karena tuntutan pekerjaan, sudah hampir 1 tahun saya tidak pernah kegereja. Adapun untuk menutupinya, saya hanya sekedar berdoa, dan membaca alkitab(sekedarnya). Cukupkah demikian? Jika tidak, apa yang harus saya lakukan? mengingat ditempat saya sekarang tidak bisa ditemukan tempat untuk beribadah.. thanks

Weiii... pindah negeri lagi, King? Setelah dari Sumut, sempat ke Brunai kan? Hebat. Selamat mencari sesuap nasi dan bergenggam-genggam berlian, ya? Dan, selamat datang kembali di forum istimewa ini. Forum ini sepi tanpa kunjungan Lee King Kong yang pamer gigi. (hehhehheee... canda).

Menambah usul atau saran Bruce, saya ingin mengutipkan Matius 6:33 untukmu, begini cakap-cakapnya (minjam istilah Sumut), "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Dengan mengutipkan itu untukmu, saya akan terkesan seperti pendeta ato pastor kan? Hehhehheee... jangan tiru tingkah laku saya, tetapi perhatikan perkataan saya (sesuai pesan Yesus Kristus kepada para pengikutnya tentang sikap terhadap Ahli Taurat, hehhehheee).

Sukses dan damai bagimu Lee.

iya oom.. tapi kemarin sempat berbagi rezeki kok, walau pun tak seberapa ( bukan bermaksud pamer >.<), tapi gimana pun tetap ada rasa kosong gitu..hehehe..
mungkin karena kalo biasanya di gereja, bisa ramai2 gitu..tapi sekarang kagak kali ya?

lee_king_kong wrote:

mungkin karena kalo biasanya di gereja, bisa ramai2 gitu..tapi sekarang kagak kali ya?

Sepanjang pemahaman saya, tetap aja. Gereja itu memang tempat yang nyaman. Kegiatan Kristen dipusatkan di Gereja. Kalau perasaan saya, selepas ibadah yang begitu khikmat, sangat gembira. Karena kemudian, ada waktu bercengkerama dengan teman-teman seiman di sekitar pekarangan gereja. Wajah-wajah sumringah dimana-mana. Saling sapa, saling salam, saling senyum. Sungguh mengekspresikan sukacita dalam berkat dan lindungan Tuhan. Yaahhh... ada juga sih, yang begitu selesai ibadah, langsung nyalakan kendaraan dan melengos pulang atau kemana, gitu.

Namun, Gereja sering dijadikan tempat mencurahkan rasa kasih. Pernah, pada suatu ibadat minggu, sebelum selesai, pengurus gedung mengumumkan bahwa Gereja kedatangan seseorang yang terusir dari tempat kelahirannya di Afganistan. Dengan cerita yang mengharu biru, dikisahkan begitu beratnya menjadi pengikut Kristus di Afganistan. Buntut-buntutnya, ya minta bantuan. Bagusnya, orang itu tidak minta dibantu serta merta, melainkan dibantu dengan membeli berbagai barang kerajinan yang bagus untuk dijadikan hiasan.

Eh, maaf Lee_King_Kong. Tadinya saya mengartikan, Lee_King_kong menyimpulkan bahwa sekarang tidak bisa lagi beramah tamah di pekarangan Gereja. Setelah saya baca ulang, ternyata Lee_King_Kong mengartikan bahwa selama di lingkungan minoritasnya minoritas, Lee_King_kong tidak lagi bisa menjalani hari minggu semeriah dulu, gitu ya?

Ya, ya, ya. Saya sepakat itu. Kalau dulu, ketika berada di sekitar komunitas kita, suasana begitu nyaman. Kemudian kalau kita memasuki suatu lingkungan baru, yang beda bahasa dan kebiasaan, memang akan terasa seperti ada yang kurang. Yahhh... romantika hidup di dunia aja. Enjoy aja lagi. Hehhehheee...

Damai, damai, damai.

Quote :

Sepanjang pemahaman saya, tetap aja. Gereja itu memang tempat yang nyaman. Kegiatan Kristen dipusatkan di Gereja. Kalau perasaan saya, selepas ibadah yang begitu khikmat, sangat gembira. Karena kemudian, ada waktu bercengkerama dengan teman-teman seiman di sekitar pekarangan gereja. Wajah-wajah sumringah dimana-mana. Saling sapa, saling salam, saling senyum. Sungguh mengekspresikan sukacita dalam berkat dan lindungan Tuhan. Yaahhh... ada juga sih, yang begitu selesai ibadah, langsung nyalakan kendaraan dan melengos pulang atau kemana, gitu.

Ha ha ha ha, sekalian self-critic untuk umat Katolik nih, bro. Setiap minggu, kebetulan saya selalu memilih misa pertama, jam 6 pagi, ketika misa. Karena suasana masih sepi, udara masih sejuk, matahari mengintip dari stainglass Katedral, suara burung yang bercicit riang, sungguh nyaman dan damai.

Nah, anehnya, ada saja umat yang datang terlambat, dengan suara hak sepatunya yang berdetak di lantai marmer gereja, kadang kadang mengganggu kehikmatan suasana. Dan yang selalu dengan sedih saya amati adalah, sesaat setelah romo mengucapkan salam penutup, ketika lagu penutup masih dinyanyikan, sebagian orang sudah mulai berlutut berdoa, dan kemudian berjalan keluar gereja. Bayangkan, sementara sang romo masih berada di depan Altar, sang umat sudah memunggungi altar dan berjalan keluar.

Kadang kadang saya jadi berpikir sendiri, lho, kalau memang ngga betah di gereja, ngga ada yang memaksa untuk datang koq.

Walau, kadang ada juga yang sangat betah di gereja, dan ini mengganggu juga, he he he. Karena parkir kendaraan di Katedral sangat terbatas, dan berupa susunan (FIFO), maka kalau ada yang terlalu betah di gereja, tidak keluar keluar, ataupun ngobrolnya kelamaan, maka yang parkir di belakang kendaraannya pasti dengan pasrah menunggu.

Di tempat saya, selain seperti yang saya ceritakan di atas, ada juga yang lebih ringkas. Setelah menerima hosti, tanpa doa penutup dan berkat perutusan, langsung ngeloyor hanya dengan bikin tanda kemenangan, seperti Maradona baru mencetak gol ke gawang lawan. Hehhehheee...

Yaaah, memang susah, dan tanpa bermaksud menilai atau menghakimi, saya koq lebih respek orang yang karena tidak sempat ke gereja, berdoa dengan sugguh sungguh di rumahnya, daripada orang yang datang ke gereja bagai mengambil jatah mingguan saja.

Sebenarnya sama juga dengan perilaku teman saya, dulu pernah saya kisahkan di LT lama, seorang muslim yang lumayan taat. Satu yang pasti dia tidak pernah tidak sholat. Tetapi anehnya, waktu sholatnya dua kali lebih cepat dari yang lain. Jadi kalau saya lagi ngobrol dengannya, kemudian azan, dia permisi sholat. Ngga lama kemudian sudah kembali dengan wajah masih basah, saya tanyakan koq belum sholat? Dia bilang sudah, koq cepat? Allah sudah kenal dia, katanya sambil nyengir. He he he.

Mungkin identik dengan kisah orang yang datang cuma demi hosti saja ya.

bruce wrote:

Yaaah, memang susah, dan tanpa bermaksud menilai atau menghakimi, saya koq lebih respek orang yang karena tidak sempat ke gereja, berdoa dengan sugguh sungguh di rumahnya, daripada orang yang datang ke gereja bagai mengambil jatah mingguan saja.

Wah, kalo saya malah nggak respek sama keduanya om.....

Djo wrote:

bruce wrote:

Yaaah, memang susah, dan tanpa bermaksud menilai atau menghakimi, saya koq lebih respek orang yang karena tidak sempat ke gereja, berdoa dengan sugguh sungguh di rumahnya, daripada orang yang datang ke gereja bagai mengambil jatah mingguan saja.

Wah, kalo saya malah nggak respek sama keduanya om.....

Kalau cuma ada dua junis yang seperti itu, bro, yang mana yang anda pilih jadi anak buah anda?

bruce wrote:

Djo wrote:

bruce wrote:

Yaaah, memang susah, dan tanpa bermaksud menilai atau menghakimi, saya koq lebih respek orang yang karena tidak sempat ke gereja, berdoa dengan sugguh sungguh di rumahnya, daripada orang yang datang ke gereja bagai mengambil jatah mingguan saja.

Wah, kalo saya malah nggak respek sama keduanya om.....

Kalau cuma ada dua junis yang seperti itu, bro, yang mana yang anda pilih jadi anak buah anda?

kan saya udah bilang, nggak respek thdp keduanya. :)

Nggak ada opsi yg lain om ? kalo ada muslim yg taat, saya pilih yg itu deh :)

Djo wrote:

bruce wrote:

Djo wrote:

bruce wrote:

Yaaah, memang susah, dan tanpa bermaksud menilai atau menghakimi, saya koq lebih respek orang yang karena tidak sempat ke gereja, berdoa dengan sugguh sungguh di rumahnya, daripada orang yang datang ke gereja bagai mengambil jatah mingguan saja.

Wah, kalo saya malah nggak respek sama keduanya om.....

Kalau cuma ada dua junis yang seperti itu, bro, yang mana yang anda pilih jadi anak buah anda?

kan saya udah bilang, nggak respek thdp keduanya. :)

Nggak ada opsi yg lain om ? kalo ada muslim yg taat, saya pilih yg itu deh :)

Kalau untuk dijadikan calon menantu ?

bruce wrote:

Djo wrote:

bruce wrote:

Djo wrote:

bruce wrote:

Yaaah, memang susah, dan tanpa bermaksud menilai atau menghakimi, saya koq lebih respek orang yang karena tidak sempat ke gereja, berdoa dengan sugguh sungguh di rumahnya, daripada orang yang datang ke gereja bagai mengambil jatah mingguan saja.

Wah, kalo saya malah nggak respek sama keduanya om.....

Kalau cuma ada dua junis yang seperti itu, bro, yang mana yang anda pilih jadi anak buah anda?

kan saya udah bilang, nggak respek thdp keduanya. :)

Nggak ada opsi yg lain om ? kalo ada muslim yg taat, saya pilih yg itu deh :)

Kalau untuk dijadikan calon menantu ?

wkwkwkwkw, sorry to say...

saya akan bilang : sorry ya kamu salah kamar ... :)

Sebelum terlalu jauh meng-OOT, kiranya, kalau pertanyaan King_Kong sudah terjawab, munculkan lagi pertenyaan sejenis. Atau King_Kong belum puas? Eh... mungkin King_kong udah keburu masuk pedalaman yang kagak ada sinyalnya, hehhehheee... dia memang pemburu sesuap intan dan segenggam berlian. Sukses untukmu Lee_King_Kong. Jangan lupa cari gereja, dan kalao bisa, sempatkan posting meramaikan suasana. Occe bro? Occe...