Mengapa yang seperti ini tidak dieksekusi oleh kopassus ?

Quote :

Napi Teroris Kasus Mutilasi 3 Siswi Kabur dari Penjara
Penulis : Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati | Rabu, 24 April 2013 | 15:32 WIB

PALU, KOMPAS.com — Narapidana teroris, Basri alias Bagong, dilaporkan kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Ampana, Kabupaten Tojo Una Una. Informasi kaburnya narapidana ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, AKBP Soemarno.

Kepada Kompas.com, Soemarno mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait kaburnya narapidana teroris kasus mutilasi terhadap tiga orang siswa di Poso beberapa tahun lalu.

"Saya ditelepon Kapolres Tojo Una Una terkait peristiwa ini. Lapas Ampana meminta bantuan aparat polisi untuk melakukan pencarian terhadap Basri," kata Soemarno.

Dari informasi yang dikumpulkan Basri, Basri kabur dari lapas sejak Jumat, 19 April 2013, lalu seusai shalat Jumat. Hingga kini Basri belum kembali ke Lapas Kelas II Ampana.

Untuk diketahui, Basri merupakan narapidana terorisme dalam kasus pembunuhan terhadap tiga orang siswi SMA Kristen di Poso 2005 silam dengan cara memutilasi korban. Setelah beberapa kali menjalani persidangan, Basri alias Bagong akhirnya divonis 19 tahun penjara oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 11 Desember 2007 lalu.

Editor :Farid Assifa

Kalau napi seperti ini mengapa tidak ada pihak yang tertarik mengeksekusi ?

bruce wrote:

Kalau napi seperti ini mengapa tidak ada pihak yang tertarik mengeksekusi ?

[You must be registered and logged in to see this image.]

Karna tidak terkait dengan 'ladang pencaharian' para 'preman'. Secara tidak disadari, terbentuk di pikiran para pengambil kebijakan negeri ini, sepanjang tidak mengganggu 'ladang pencaharian'-nya, biarin saja mengalir sebagaimana maunya. Mau lambat kek, mau cepat kek, mau bagaimana kek, raurus, begitu dugaan saya.

Husada wrote:

bruce wrote:

Kalau napi seperti ini mengapa tidak ada pihak yang tertarik mengeksekusi ?

[You must be registered and logged in to see this image.]

Karna tidak terkait dengan 'ladang pencaharian' para 'preman'. Secara tidak disadari, terbentuk di pikiran para pengambil kebijakan negeri ini, sepanjang tidak mengganggu 'ladang pencaharian'-nya, biarin saja mengalir sebagaimana maunya. Mau lambat kek, mau cepat kek, mau bagaimana kek, raurus, begitu dugaan saya.

Setuju ...
Kan tidak ada konflik kepentingan.


[You must be registered and logged in to see this image.]

Kopassus bertindak khan semata-mata didorong semangat solidaritas dan balas dendam, bukan karena terpanggil membersihkan sampah masyarakat. Toh, sebagian sampah tersebut juga dipelihara oleh korps/institusi mereka sendiri

Djokowi wrote:

Kopassus bertindak khan semata-mata didorong semangat solidaritas dan balas dendam, bukan karena terpanggil membersihkan sampah masyarakat. Toh, sebagian sampah tersebut juga dipelihara oleh korps/institusi mereka sendiri

Kalau terdapat tiga pokok pikiran alasan penembakan di postingan Djokowi itu, yaitu (1) solidaritas korps, (2) balas dendam, dan (3) pembersihan sampah masyarakat, saya menduga, alasan yang sebenarnya adalah yang (3). Alasan (1) dan (2), hanya dipantas-pantasin saja.

Pembersihan 'sampah' masyarakat, agar yang menjadi 'sampah' hanya mereka saja. Mumpung 'sampah' itu sudah di dalam tahanan, sekalian bersihin dengan jalan menghabisi saja. Ada alasan, balas dendam dan semangat sekorsa. Padahal, yahh... begitulah.

Sebab, kalau dibiarkan 'sampah' itu melalui proses peradilan, akan terungkap penyebab utama mengapa sampai terjadi perkelahian di kafe. Akan ketahuan siapa yang 'preman' kafe yang sebenarnya. Apakah pelaksana lapangan atau yang kontak langsung dengan orang banyak dan pemilik kafe, atau 'dalang' yang mengutus kurir sebagai 'pemetik upeti'? Jalan satu-satunya, bersihin selagi tidak dapat lari karena sedang ditahan.