Pilot Tidur di Kelas Bisnis, Pramugari Diminta Jaga Kokpit

Pilot Tidur di Kelas Bisnis, Pramugari Diminta Jaga Kokpit
Jumat, 3 Mei 2013 | 22:35 WIB

NEW DELHI, KOMPAS.com — Seorang pilot maskapai Air India dijatuhi sanksi skors setelah muncul tudingan bahwa sang pilot dan kopilot membahayakan jiwa 160 penumpangnya.

Keduanya memilih tidur di kelas bisnis dan meminta dua pramugari mengawasi kokpit. Keduanya terpaksa kembali ke kokpit setelah salah seorang pramugari secara tak sengaja mematikan kendali otomatis.

Insiden "konyol" ini terjadi dalam penerbangan dari Bangkok menuju New Delhi bulan lalu, di ketinggian 33.000 kaki. Insiden ini menyusul sejumlah insiden yang terkait dengan keselamatan penerbangan di India.

Berdasarkan pengaduan penumpang, kopilot Air India meminta salah satu pramugari untuk duduk di kokpit, sementara dia pergi ke toilet.

Sebelumnya, sang pilot sudah terlebih dulu meminta pramugari duduk di kursinya, sementara pilot itu meninggalkan kokpit untuk tidur.

Awal tahun ini, seorang pilot Indian Airlines diketahui mabuk hanya beberapa saat sebelum dia bertugas menerbangkan sebuah pesawat sarat penumpang.

Pada 2010, sejumlah pilot di India terungkap memiliki lisensi terbang palsu. Semua insiden itu seakan sejalan dengan laporan PBB yang menempatkan India di antara 13 negara dengan keamanan penerbangan terburuk di dunia.



Sumber :Telegraph
Editor :Ervan Hardoko





Ini kasus penerbangan yang paling tidak waras yang pernah terjadi.
Mohon diingat ingat nama penerbangannya, dan perlu dipikir ulang jika ingi menggunakannya, kalau masih ingin selamat, tentunya.

Membaca judulnya, sempat berkelebat di pikiran saya kisah tentang Jesus Kristus yang tidur dalam perahu sementara murid-muridNya panik diterpa gelombang. Setelah membaca narasinya, e'e'eee... ternyata sang pilot mabuk. Sang pilot perlu diacungin jempol terbalik tuh.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Sopir Metromini di Jkt tidak seburuk itu, mabuk mungkin, teler mungkin, tapi pasti tidak pernah tidur di kursi penumpang saat menyetir.

bruce wrote:

Sopir Metromini di Jkt tidak seburuk itu, mabuk mungkin, teler mungkin, tapi pasti tidak pernah tidur di kursi penumpang saat menyetir.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Ya ndak mungkinlah. Dia juga harus ngejar setoran, kan? Setoran terkejar kalo megang kemudi. Kalo ditinggal tidur, bukan setoran yang dapat, malah kuburan ato rumah sakit. Belum lagi omelan penumpang dan tauke-nya.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Quote :

Pesawat Terpaksa Mendarat Setelah Pilot Terkunci
Rabu, 15 Mei 2013 | 09:53 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]
Air India dilanda isu keselamatan penerbangan termasuk masalah rem dan retaknya jendela kokpit.

KOMPAS.com — Pesawat Air India dipaksa mendarat setelah pilotnya terkunci di luar kokpit atau ruang kemudi pesawat sekembalinya dari toilet karena pintu kokpit macet.

"Pilot pimpinan penerbangan meninggalkan kokpit sejenak untuk pergi ke toilet, tetapi ketika kembali, pintu kokpit sudah terkunci. Pintu itu macet dan tetap tidak bisa dibuka meski kami sudah mengerahkan segala upaya, termasuk juga oleh pilot pembantu yang berada di dalam," demikian seperti dinyatakan Air India.

Pesawat dengan penerbangan AI 403 itu semula akan terbang dari Delhi ke Bangalore, tetapi kemudian dialihkan dan mendarat di bandara Bhopal.

"Pilot pembantu kemudian meminta izin untuk mengalihkan penerbangan ke Bhopal dan mendarat pada pukul 17.55."

Pintu kokpit akhirnya dibetulkan dan perjalanan dilanjutkan sekitar tiga jam kemudian.

Air India saat ini juga sedang menggelar penyelidikan atas kasus yang berbeda, yaitu matinya sistem pilot otomatis Airbus 321 yang terbang dari Bangkok ke Delhi pada tanggal 12 April lalu.

Dugaan karena pramugari

Insiden terkuncinya pintu kokpit ini, menurut The Mumbai Mirror, terjadi ketika dua pilot beristirahat selama 40 menit di luar kokpit. Sebagai gantinya, dua pramugari diminta duduk di kursi di kokpit, sementara pesawat terbang dengan kendali otomatis.

Salah satu dari pramugari secara tidak sengaja mematikan tombol pilot otomatis sehingga pilot segera mengakhiri istirahatnya untuk kembali ke kursinya, tetapi pintu terkunci.

Air India menyangkal laporan itu, tetapi mengaku bahwa pramugari memang berada terlalu lama di kokpit dan tombol autopilot untuk sementara tidak bisa berfungsi "karena gangguan".

Maskapai Ari India dalam beberapa tahun belakangan mengalami masalah keuangan.

Selain itu, Air India juga dilarang terbang di beberapa negara sejak awal tahun karena berbagai insiden, termasuk bocornya bahan bakar, retaknya jendela kokpit, masalah rem, dan listrik.

Dalam perkembangan lain, Menteri Penerbangan Udara Ajit Singh mengatakan bahwa enam pesawat Boeing 787 Dreamliner Air India akan mulai lagi beroperasi pada akhir Mei nanti, dan dimulai dengan penerbangan domestik pada Rabu (15/5/2013) ini.

Larangan terbang pesawat itu menyusul keputusan Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) setelah ditemukannya serangkaian insiden yang melibatkan pesawat Boeing 787.

Singh juga mengatakan, ia memperkirakan maskapai ini akan mencatatkan kerugian bersih sekitar 40 miliar rupee atau sekitar 730 juta dollar AS untuk tahun fiskal berjalan yang berakhir pada Maret 2014, dibandingkan dengan sekitar 52 miliar rupee pada tahun sebelumnya.

Sumber :BBC Indonesia
Editor :Egidius Patnistik

India oh India.
Kalau gak fenomenal, ya bukan India.

bruce wrote:

India oh India.
Kalau gak fenomenal, ya bukan India.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Mungkin karena begitu pula maka kemajuan yang dicapai India masih lebih baik daripada
kemajuan yang dicapai Indonesia, meski Indonesia lebih dahulu merdeka. [You must be registered and logged in to see this image.]

Husada wrote:

bruce wrote:

India oh India.
Kalau gak fenomenal, ya bukan India.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Mungkin karena begitu pula maka kemajuan yang dicapai India masih lebih baik daripada
kemajuan yang dicapai Indonesia, meski Indonesia lebih dahulu merdeka. [You must be registered and logged in to see this image.]

Karena fenomenal, om? He he heh e he.

Anda pernah berinteraksi bisnis dengan mereka? Saya pernah, dan jujur saja, sungguh lelah saat tawar menawar dengan mereka, om. Karet pun kalah alot dibanding mereka. Ha ha ha ha.

bruce wrote:

Karena fenomenal, om? He he heh e he.

Anda pernah berinteraksi bisnis dengan mereka? Saya pernah, dan jujur saja, sungguh lelah saat tawar menawar dengan mereka, om. Karet pun kalah alot dibanding mereka. Ha ha ha ha.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Saya bukan pebisnis. Di peovinsi kelahiran saya, karena Keling merupakan suku bangsa yang berasal dari India, maka orang India disebut saja Keling, padahal masih ada bengali. Nah, kalo sudah disebut Janji Keling, yahh... mungkin mirip-mirp itulah kealotan berbisnis dengan keturunan India.
[You must be registered and logged in to see this image.]
Lhoh, tapi kenapa justru bahasan bergeser dari pilot dan pesawat? Sudah BTT.

Husada wrote:

bruce wrote:

Karena fenomenal, om? He he heh e he.

Anda pernah berinteraksi bisnis dengan mereka? Saya pernah, dan jujur saja, sungguh lelah saat tawar menawar dengan mereka, om. Karet pun kalah alot dibanding mereka. Ha ha ha ha.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Saya bukan pebisnis. Di peovinsi kelahiran saya, karena Keling merupakan suku bangsa yang berasal dari India, maka orang India disebut saja Keling, padahal masih ada bengali. Nah, kalo sudah disebut Janji Keling, yahh... mungkin mirip-mirp itulah kealotan berbisnis dengan keturunan India.
[You must be registered and logged in to see this image.]
Lhoh, tapi kenapa justru bahasan bergeser dari pilot dan pesawat? Sudah BTT.

Ini kita berada pada board obrolan bebas kan? Jadi batasannya agak longgar, om.

Pernah mencicipi makanan India? Kebetulan saya termasuk penggemarnya.

Roti Cane? Pernah juga. Tapi, rasanya sudah lupa tuh. Mungkin untuk mengingatkan, GMB harus traktir saya. Anggap saja sedang menjamu rekanan bisnis. Gimana?

Husada wrote:

Roti Cane? Pernah juga. Tapi, rasanya sudah lupa tuh. Mungkin untuk mengingatkan, GMB harus traktir saya. Anggap saja sedang menjamu rekanan bisnis. Gimana?

Kalau sekedar roti cane dengan kuah kari, masih mampulah saya.
Kalau BPK dan tuak, sepertinya jatah om Husabarlebayda traktir saya saja ya.

Ah, tuak di Jakarta umumnya sudah banyak oplosan, malah mengundang penyakit. Ada yang dioplos dengan air kapur, air cucian beras, weh... pokoke macem-macem.

Husada wrote:

Ah, tuak di Jakarta umumnya sudah banyak oplosan, malah mengundang penyakit. Ada yang dioplos dengan air kapur, air cucian beras, weh... pokoke macem-macem.

Kalau teh India sudah pernah coba? Pertama kali coba saya anggap agak berat, baru setelah beberapa kali bisa menikmatinya.

Belum.
Apakah itu tidak seperti Teh Arab yang menghebohkan baru-baru ini?

Bukan, om.

Tetapi teh biasa, dicampur dengan susu dan rempah rempah. Susunya entah susu sapi atau susu kambing. Rasanya agak berlemak dan berbau rempah tajam.

Ada lagi Teh Tibet, nah kalau ini saya sepertinya nyerah, karena teh dicampur dengan mentega yang dibuat dari susu Yak.

Oiya, soal kari India, memang nikmat kalau sekali kali, tetapi, kalau tiap hari bisa rpot om. Teman saya orang singapore, dapat tugas ke kota kecil di India selama sebulan, dan selama sebulan itu, ia hanya disuguhi nasi dengan kari sayuran. Tobat deh kalau sudah begitu.

Wah, GMB, maaf nih. Kalau berbau tajam begitu, saya kurang suka. Rasanya seperti minum obat. Pekerjaan yang sungkan saya laksanakan jika tidak terpaksa, karena sakit misalnya. Sudah. Untuk GMB saja itu.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Damai, damai, damai.

Ya sudah saya ikmati sendiri ya om

[You must be registered and logged in to see this image.]


Slurrrp

Bagaikan tumpukan gerabah? [You must be registered and logged in to see this image.]

Tadi ada reply atas trit ini dari GMB. Isinya tentang andaliman. Saya reply lagi, tetapi ketika saya post, reply seolah-olah dari GMB. Saya delete, hilang deh. Padahal, menurut yang saya sadari, prosedur yang saya tempuh, adalah yang lazim saja. Mungkinkah itu diperiksa oleh admin? Kayaknya ada yang perlu dirawat nih.

Husada wrote:

Tadi ada reply atas trit ini dari GMB. Isinya tentang andaliman. Saya reply lagi, tetapi ketika saya post, reply seolah-olah dari GMB. Saya delete, hilang deh. Padahal, menurut yang saya sadari, prosedur yang saya tempuh, adalah yang lazim saja. Mungkinkah itu diperiksa oleh admin? Kayaknya ada yang perlu dirawat nih.

Mungkin anda salah click om, yang di click adalah edit, bukan quote ?

bruce wrote:

Mungkin anda salah click om, yang di click adalah edit, bukan quote ?

Mmm... mungkin. Bisa jadi.

Tentang andaliman itu, saya merasa kenal, tuh. Meski baunya juga tajam, tapi saya suka. Rasanya juga saya suka. Kalau dibahasakan, rasanya kira-kira... nylekit dikit-dikit. Tidak sampai membuat kita kepedasan (tentu kalau takarannya pas). Kakek moyang saya memberi nama lain untuk itu dengan ittir-ittir.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Husada wrote:

bruce wrote:

Mungkin anda salah click om, yang di click adalah edit, bukan quote ?

Mmm... mungkin. Bisa jadi.

Tentang andaliman itu, saya merasa kenal, tuh. Meski baunya juga tajam, tapi saya suka. Rasanya juga saya suka. Kalau dibahasakan, rasanya kira-kira... nylekit dikit-dikit. Tidak sampai membuat kita kepedasan (tentu kalau takarannya pas). Kakek moyang saya memberi nama lain untuk itu dengan ittir-ittir.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Bagaikan acar jalapeno om?

bruce wrote:

Bagaikan acar jalapeno om?
[You must be registered and logged in to see this image.]

Kalo itu, saya belum tau. Mungkin sudah pernah ketemu, tapi ndak tau namanya. Coba kasi gambar, deh, GMB?

[You must be registered and logged in to see this image.]
Jalapeno yang belum masak

[You must be registered and logged in to see this image.]
Jalapeno yang sudah masak

[You must be registered and logged in to see this image.]
Acar jalapeno

[You must be registered and logged in to see this image.]
Nachos dengan acar jalapenos

Ooo... yang itu.

Ternyata, saya belum kenal. [You must be registered and logged in to see this image.]