Siapa pendukung FPI ?

Quote :

Warga Padang tolak kehadiran Habib Rizieq
Alif Ahmad
Selasa,  26 November 2013  −  14:28 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]

Sindonews.com - Puluhan warga yang tergabung dalam Forum Anak Nagari (Forkan) Padang menggelar penolakan kedatangan pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Selasa (26/11/2013).

"Kami mendengar Ketua FPI Pusat Habieb Rizieq mendarat siang ini di BIM dan kami tahu kehadiran pentolan FPI itu untuk memprovakasi masyarakat Padang menolak investasi Lippo Group senilai Rp2 triliun di Padang," ujar Ketua Forkan Padang, Roni Putra.

Menurut Roni, Kota Padang harus ramah dengan investor untuk kemajuan ekonominya dan pihak yang memprovokasi harus ditolak.

"Adanya penolakan dengan diselimuti isu 'Kristenisasi' jelas tidak masuk di akal sehat, investasi akan mengurangi angka pengangguran, justru tanpa investasi Padang miskin, dan kemiskinan sebenarnya pintu masuk kekufuran," ujar Roni.

Berdasarkan informasi, Ketua FPI Pusat, Habieb Rizieq, berkunjung ke Padang dalam rangka pengukuhan FPI Pasaman Barat.

"Kami menilai itu hanya akal-akalan saja, justru fokusnya adalah menggalang kekuatan untuk tolak pembangunan Rumah Sakit Siloam yang aksinya Kamis besok," ujar Roni.

Menurut Roni tanah Minangkabau khususnya Padang selama ini kondusif, warga hidup damai berdampingan dengan berbagai etnis dan agama berbeda.

"Jangan karena kehadiran FPI merusak damai nan indah daerah ini. Kalau itu terjadi, lebih baik FPI hengkang dari tanah ini," ujar Roni.

Aksi sweeping sendiri berjalan damai. Mereka men-sweeping hanya dengan menyetop kendaraan keluar dari pintu BIM untuk mengecek ada atau tidak nya anggota FPI. 

"Kita damai, dan aksi ini tidak anarkis. Cuma pengendara keluar BIM sedikit terganggu, untuk itu kami mohon maaf," ujar Roni.

Sementara Kapolsek BIM mengaku terkejut ada aksi sweeping di pintu masuk BIM tanpa izin dari dia. "Betul pak, kami tahu prosedur demo di Bandara, tapi kami takut pentolan FPI keburu masuk, untuk itu kami mohon maaf," ujar Roni bernegoisasi pada Kapolsek BIM.
 
(rsa)

Hehhhm, menarik.
Jika mayoritas umat Islam ternyata tidak respek dengan 'gerombolan' yang satu ini, lantas siapa sebenarnya pendukung 'gerombolan' liar ini?

huahahahaha..
akhirnya banyak masy yg sudah bisa menilai mana tindakan yg benar dan mana yg salah ya bro..  
 

Quote :

Jika mayoritas umat Islam ternyata tidak respek dengan 'gerombolan' yang satu ini, lantas siapa sebenarnya pendukung 'gerombolan' liar ini?

ya dr dulu yg mendukung gerombolan liar macem FPI itu adlh orang2 yg otaknya bodoh, hati nuraninya tumpul pula bro, yg ada pd mereka cuma mentalitas 'preman' doank..

harusnya klo pemerintah kita berani mengambil sikap tegas dgn membubarkan ormas2 anarkis spt mereka ini pasti sebagian besar masyarakat kita akan mendukung sikap pemerintah kok..

jd harus berapa lama lg kita harus menunggu sikap tegas dr pemerintah utk bubarin FPI ya bro..??

Ehhhm, kalau gak salah, justru menteri dalam negeri kita, yang 'menginstruksikan' kepala daerah bekerja sama dengan seluruh ormas, termasuk FPI. Dan 'untungnya' justru dilawan terang terangan oleh pemerintah DKI, dalam hal ini justru Ahok yang bersuara paling keras. Ujung ujungnya 'konon' akan ada demo besar besaran oleh FPI minta Ahok mundur. Tetapi sepertinya gak pernah kejadian ya. He he he he.

Kalo seluruh komponen bangsa ini mendahulukan akal sehat daripada emosi sektarian, saya kira, negeri ini bukan lagi sebagai 'negara berkembang', plesetan 'negeri terbelakang', tetapi sudah tampil sebagai 'negeri maju' dan modern.

Husada wrote:

Kalo seluruh komponen bangsa ini mendahulukan akal sehat daripada emosi sektarian, saya kira, negeri ini bukan lagi sebagai 'negara berkembang' , plesetan 'negeri terbelajkang', tetapi sudah tampil sebagai 'negeri maju' dan modern.

Ikut berdoa juga Bro

Tetapi, seandainyapun FPI berhasil dibubarkan, saya koq melihat akan timbul penggantinya lagi ya. Karena para pejabat dan penguasa sepertinya memang membutuhkan 'gerombolan centeng', dan ini memang sudah sejak jaman sebelum merdeka dulu. Jadi, kebiasaan lama memang sulit diubah. Ada yang butuh centeng, dan ada yang bermental centeng.

Saya kira, centeng itu tidak perlu. Kalo mandor, memang sangat perlu. Textbook juga bilang bahwa mandor memang perlu. Centeng tidak perlu, apalagi centeng yang bawa-bawa agama tertentu. Kalo agama yang lemah letoy lesu, memang perlu dibela. Hanya saja, kalau ada agama yang lemah letoy lesu, berarti agama itu patut dipertanyakan, benar dari Tuhan ato hanya akal-akalan manusia?

Nah, celakanya, justru dengan bertampang garang dengan golok dan pentung di tangan, merasa telah membawa manfaat bagi agama yang dibelanya. Untunglah semakin banyak yang sadar, bahwa kelakuan busuk seperti itu justru merusak agama yang katanya dibelanya.

Husada wrote:

Saya kira, centeng itu tidak perlu. Kalo mandor, memang sangat perlu. Textbook juga bilang bahwa mandor memang perlu. Centeng tidak perlu, apalagi centeng yang bawa-bawa agama tertentu. Kalo agama yang lemah letoy lesu, memang perlu dibela. Hanya saja, kalau ada agama yang lemah letoy lesu, berarti agama itu patut dipertanyakan, benar dari Tuhan ato hanya akal-akalan manusia?

lhaa klo Tuhannya agama tsb emg memerintahkan penganutnya utk membelaNya dgn golok dan pentungan gimana Oom..?!
sebab klo nda dibela oleh para pengikutnya spt itu Tuhannya takut matiii..

Hmmm... Tuhan yang bisa mati? Kelihatannya harus dibedakan antara Tuhan dan agama, deh. Siapapun yang mempercayai adanya Tuhan, tidak percaya kalo Tuhan bisa mati. Tetapi agama, agama yang lemah lesu letoy, memang memerlukan pembela yang pakai pentung dan golok.