|
| Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) | |
| | Pengirim | Message |
---|
siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 7th February 2011, 17:20 | |
| Alkitab sepakat, senantiasa dan selalu berkata bahwa Allah itu ESA. Tidak akan pernah kita membaca bahwa Alkitab berkata 'Allah itu tiga'.
Kekristenan mengenal Allah yang monotheis, bukan tritheis.
Allah itu Esa dan tetap akan Esa.
Di dalam Allah yang Esa itu sesungguhnya adalah Bapa, Firman Bapa dan Roh Bapa.
Bagaimanakah Allah yang Esa itu bisa merupakan Bapa, Firman dan Roh? Bukankah itu tampak kontradiktif?
Ssungguhnya tidak.
Saya brikan ilustrasi. Ketika manusia melihat ALLAH (jika diijinkan), maka yg manusia lihat adl cahaya kemuliaan dan kegemilangan dari ALLAH YANG ESA.
Manusia mmahami bhw di balik cahaya kemuliaan dan kegemilangan itu bersemayamlah ALLAH MAHA KUASA yang MAHA BESAR, MAHA TINGGI dan ESA adanya. Tp manusia tidak mampu melihat apa yg ada di balik cahaya kemuliaan dan kegemilangan itu. Manusia tidak sanggup melihatNya.
Ksaksian dari Tuhan Yesus dan para rasulNya mnyatakan bhw di balik cahaya kemuliaan dan kegemilangan ALLAH YANG ESA itu, terdapatlah persekutuan BAPA, FIRMAN dan ROH yang selalu bersama-sama, sehakekat, sekekal, setara namun dapat dibedakan.
Hanya pd saat tertentu, manusia diijinkan utk melihat dan mmahami perbedaan Bapa, Firman dan Roh yang keluar dari persekutuan ALLAH YANG ESA.
Manusia yang melihatNya kemudian menuliskan kesaksiannya dan dituangkannya kesaksian tersebut di Alkitab.
----------
Apa yg saya tuliskan disini adalah pemikiran bdsk apa yg saya ketahui dari apa yg saya baca di kesaksian Alkitab. Hendaknya semua ditelaah dg kritis oleh rekan-rekan. Saya akan sangat terbuka terhadap segala masukan maupun koreksi untuk kita sama-sama bertumbuh dalam iman yg benar ke arah KRISTUS YESUS, Tuhan dan Allah kita. | |
| | | siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 7th February 2011, 17:23 | |
| Part 1.
BAPA (YHVH)
Bapa adalah Allah Sumber Segala Sesuatu. NamaNya adl YHVH (saat ini tidak ada yg tau bgmn cara melafalkannya).
Ia adalah Allah Mahabesar yang bersemayam di tempat Mahatinggi. Tiada seorangpun manusia yang penah melihat Bapa karena tidak seorangpun dapat tahan memandang wajahNya.
Bapa adalah Allah yang dahsyat luar biasa.
Yoh 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Inilah dialog Bapa dg Musa :
Kel 33:17-23 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku." Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup." Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu; apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."
Tidak seorangpun yang pernah dengan jelas bisa melihat bagaimana wujud dan rupa Bapa.
Alkitab memang mencatat beberapa penampakan Bapa kepada manusia, namun mereka hanya melihat 'kemuliaan' Allah, atau selubung cahaya yang menutupi Bapa. Apa yg ada dibalik selubung itu tidaklah diketahui.
Yeh 1:26-28 Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Nabi Yehezkiel mendapat penglihatan mengenai YHVH (Bapa). Tp nabi tersebut tidak sanggup melihat dg jelas bagaimana rupa YHVH. Ia hanya melihat dg samar-samar sosok yg terlihat berkilauan.
Yang dilihat oleh Yehezkiel adl 'kemuliaan Allah' yaitu kumpulan cahaya yg brada di skeliling Allah tp ia tidak sanggup melihat Dia yang ada di balik kemuliaan itu.
Dmikian juga yg dlihat oleh Rasul Yohanes :
Why 4:2-3 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Yohanes tidak mampu mnggambarkan dg jelas siapa Dia yang duduk di atas takhta. Yohanes hanya bisa melihat cahaya (kemuliaan) yg menyelimuti Dia yg duduk di atas takhta.
-------
Jadi Bapa itu begitu luar biasa, begitu besar dan mendahsyatkan shg manusia hanya 'diijinkan' dan hanya sanggup melihat kemuliaan yang menyelimutiNya.
Ibr 12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.
Inilah tuturan Rasul Paulus mengenai Bapa :
1 Tim 6:15-16 yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.
Bapa adalah sumber terjadinya segala ciptaan. Ia adalah Allah Maha Perkasa, Maha Kuasa dan Maha Besar.
Dia adl YHVH. Dia adl Bapak segala manusia. Kemuliaan, kekuasaan dan kedahsyatannya sangat luar biasa. | |
| | | siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 7th February 2011, 17:24 | |
| Part 2.
FIRMAN BAPA (DABAR YHVH)
Yes 55:11 demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Pd saat Bapa ingin menciptakan dan membentuk sesuatu, maka Bapa ber-Firman untuk mewujudkannya.
Lalu Firman (yang keluar dari Bapa) itu pergi untuk menciptakan dan membentuk sehingga terwujudlah apa yg Bapa ingin ciptakan dan bentuk.
Jika Bapa ingin menciptakan matahari, maka Bapa berfirman : 'Jadilah matahari'. Maka Firman Bapa akan keluar dan menciptakan matahari sehingga matahari itu terwujud sesuai dg khendak Bapa.
Tanpa Firman Bapa, tidak akan ada apapun yang akan terwujud dari segala yang ingin Bapa wujudkan.
Yoh. 1:3 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Perhatikan kata 'bersama-sama' di ayat tsb :
Firman Bapa ada bersama-sama dengan Bapa. Bersama-sama artinya berada dalam persekutuan yang selaras. Ketika Firman sedang bersama-sama dengan Bapa, maka manusia melihat ALLAH sebagai ESA (SATU).
Tp ketika Firman pergi mlaksanakan kehendak Bapa, maka manusia akan melihat seolah-olah ada 2 Pribadi yg dapat dibedakan.
Karna Bapa adl Maha Kuasa dan sanggup melakukan apapun, maka Firman Bapa juga Maha Kuasa dan sanggup melakukan apapun. Jika Firman Bapa memiliki keterbatasan, maka Bapa juga menjadi tidak Maha Kuasa.
Firman Bapa mengetahui apa yang Bapa ketahui krn Firman Bapalah yg mwujudkan apa yg Bapa ingin wujudkan.
Firman Bapa tidak melampaui kehendak Bapa krn Firman Bapa hanya bertindak ketika Bapa memerintahkan.
Karna Firman Bapa keluar dari Bapa untuk melaksanakan khendak Bapa, maka Firman Bapa memiliki HIDUP di dalam diriNya sendiri.
-------
Jika Firman Bapa adl entitas mati, maka Bapa tidak akan dapat mewujudkan keinginanNya.
Firman (kata-kata) yg keluar dari mulut saya adl entitas mati. Karna itu apa yg saya 'firmankan' tidak akan menciptakan apa-apa bagi saya. Saya tetap harus pergi mengerjakannya dg tangan saya sendiri agar terwujud keinginan saya.
Jika saya hendak bikin kopi susu, saya harus pergi sendiri mencampurkan bubuk kopi, gula, susu ke dalam gelas, kmdn mnuangkan air panas dan mngaduk agar jadi kopi susu spt keinginan saya.
Tp jika Bapa ingin mbuat kopi susu, Ia cukup ber-FIRMAN saja, maka jadilah bagiNya kopi susu. Jadi siapakah yg mbuat kopi susu bagi Bapa? Tentu saja Firman Bapa yang keluar dari Bapa, Dialah yg mbuatkannya. Bapa tidak perlu bergerak kemanapun krn FirmanNya mjadikan apa yg dkehendakiNya. Itulah mngapa Firman Bapa harus memiliki hidup di dalam diriNya sendiri.
Firman Bapa ini kekal dan telah ada semenjak Bapa ada (krn Bapa tidak pernah sesaat mjd bisu).
Yes 66:1-2 Beginilah Firman Tuhan: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? Bukankah tangan-Ku yang membuat semuanya ini, sehingga semuanya ini terjadi? demikianlah Firman Tuhan. Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-Ku.
Jadi mana yg benar? Apakah Bapa mciptakan dg 'Firman' atau dengan 'Tangan'?
Dua-duanya benar. Tangan Firman Tuhan-lah yg mbentuk langit dan bumi.
Yer 23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah Firman Tuhan dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?
Firman memiliki kuasa dari dalam diriNya sendiri.
Mik 2:7 Bolehkah hal itu dikatakan, keturunan Yakub? Apakah TUHAN kurang sabar? Atau seperti inikah tindakan-Nya? Bukankah firman-Ku baik terhadap orang yang benar kelakuannya?
Firman Bapa memiliki sifat-sifat Bapa.
-------
Firman Allah ini kemudian menjadi manusia, yaitu YESUS KRISTUS.
Yoh 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Agar Firman yang begitu Maha Kuasa, Kreatif dan Dinamis bisa menjadi manusia normal spt kita, maka Ia harus :
Fil 2:5-7 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam KRISTUS YESUS, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
YESUS KRISTUS adl Sang Firman Allah yang menjadi Manusia.
HakekatNya sbg Firman Allah mjadikannya 100% Allah. Sbg Firman Allah, YESUS itu kekal, Maha Kuasa, Maha Tau dan Maha Hadir.
Inilah pkataan YESUS mngenai hakikatNya sbg Firman Allah :
Yoh. 6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
Yoh. 16:27-28 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.
Yoh. 8:42 Kata YESUS kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.
YESUS adl Firman Bapa yg keluar dari Bapa.
--------
HakekatNya sbg Manusia (berdarah daging) mjadikannya 100% Manusia. KemanusiaanNya tidaklah kekal krn ada saat dimana Ia bukan manusia. Sblm kelahiranNya sbg manusia, Ia bukan manusia (Ia adl Allah). Stlh kebangkitanNya, Ia kembali pd hakekatNya sbg Firman Allah.
Why 1:13-20 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik. Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Why 19:11-13 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
Karna dari mulanya Firman Bapa memiliki hidup dalam diriNya sendiri, maka ketika menjadi manusia, YESUS memiliki hidup dalam diriNya sendiri. YESUS memiliki PribadiNya tersendiri. Ia menjadi Pribadi yang dapat dibedakan dari Bapa, namun selaras dg Bapa.
Yoh 5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
Itulah mngapa sorga tidak kosong saat YESUS menjadi manusia. Inilah yg mbuat manusia bisa melihat Anak Manusia (YESUS) berdiri di sebelah kanan Bapa.
Di sorga tetap bertahta Bapa, tetapi di bumi, Firman Bapa berkarya mewakili Bapa.
Siapapun yang memandang kpd Sang Firman, Ia telah melihat Bapa dlm wujud yg dapat dilihat manusia (krn tidak seorangpun yg benar-benar mampu memandang wajah Bapa).
Yoh 14:6-9 Kata YESUS kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." Kata YESUS kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Inilah kesaksian pnulis kitab Ibrani mengenai Firman :
Ibr. 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi
Phatikan kata 'gambar wujud Allah'.
Saya tidak pernah melihat scr langsung SBY. SBY itu ada di istana kepresidenan dan saya tidak punya akses ke Istana Presiden.
Tp saya bisa melihat spt apa wajah SBY. Bgmn caranya? Dengan melihat FOTO dari SBY.
Foto SBY adalah gambaran kelihatan dari SBY yang tidak pernah saya lihat scr langsung.
Bagaimanakah Allah mnggambarkan diriNya yang terlalu mulia utk dilihat manusia? Bagaimanakah Allah mnggambarkan sifat-sifatNya secara riil sehingga manusia dapat melihatNya? Bagaimanakah Allah yang rohani merepresentasikan kehadiranNya shg dapat dilihat manusia scr nyata?
Caranya, Allah mbuat foto (gambaran) akan diriNya dimana foto (gambaran) itu akan mperlihatkan Allah scr nyata dan dapat dipandang oleh manusia. Foto itu adalah YESUS KRISTUS.
YESUS KRISTUS adalah Gambar Allah yg dbrikan kpd manusia.
Yoh 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
Apa makna ssungguhnya dr ayat itu? Ayat itu mnunjukkan bhw apapun yg Yesus Kristus perbuat, ssungguhnya manusia seperti mlihat perbuatan Bapa sendiri.
Anda ingin melihat perbuatan ALLAH? Lihatlah yg Yesus Kristus lakukan, itulah secara nyata apa yg ALLAH perbuat. Yesus Kristus tidak mlakukan apa yg Bapa tidak lakukan.
Yesus Kristus adalah gambar dari Allah. Apa yg Allah lakukan, dproyeksikan dg nyata scr sempurna oleh Yesus Kristus!
-------
Jika Allah ada 1000 kali berfirman, apakah dg bgitu ada 1000 firman dan otomatis ada 1000 YESUS-YESUS?
Tentu tidak.
Allah itu Maha Kuasa dan Maha Hadir.
Allah bisa saja berada di 1000 tempat sekaligus dan mlakukan 1000 hal berbeda, tp Allah tetap hanya 1.
Dmikian juga Firman Bapa hanya satu walau ada begitu banyak firman yg Bapa ucapkan. Sang Firman itu begitu Maha Kuasa shg Ia mengerjakan segala kehendak Bapa dari sebelum permulaan zaman.
-------
YESUS KRISTUS adl Dabar YHVH. Dia adalah YHVH itu sendiri. Dia adalah representasi YHVH yang dapat dialami oleh manusia.
Terakhir diubah oleh siip tanggal 7th February 2011, 17:43, total 2 kali diubah | |
| | | siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 7th February 2011, 17:25 | |
| Part 3.
ROH BAPA (RUACH YHVH)
Ayub 33:4 Roh Allah telah membuat aku, dan nafas Yang Mahakuasa membuat aku hidup.
Bapa adalah sumber segala kuasa. Tanpa kuasa, Allah tidak mungkin dapat menjadikan apapun.
ROH KUDUS adalah kuasa dinamis yang keluar dari Bapa dan menghidupkan apa yg Bapa jadikan.
Roh Allah adalah juga Pencipta manusia karena oleh nafasNya-lah, maka manusia bisa hidup dan memiliki kehidupan.
Roh Allah adalah Sumber Kehidupan yang datang dari Bapa.
------
ROH KUDUS mengalirkan kuasa, kekuatan dan kemampuan ilahi.
Hak 14:6 Pada waktu itu berkuasalah Roh TUHAN atas dia, sehingga singa itu dicabiknya seperti orang mencabik anak kambing--tanpa apa-apa di tangannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada ayahnya atau ibunya apa yang dilakukannya itu.
ROH KUDUS adalah kuasa yg bkerja di balik keperkasaan supranatural Simson yg mampu mencabik-cabik singa.
1 Sam 10:10 Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan nabi; Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah mereka.
Kis 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau ROH KUDUS turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Kis 11:28 Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius.
Ketika ROH KUDUS kudus turun atas seseorang, kuasa Allah turun atas dia.
----------
Jika Firman menjadikan kehendak Bapa (maker), Maka ROH KUDUS adalah yang menghidupkannya (energizer).
Apakah yg mbuat matahari mhasilkan panas? Kuasa Roh Allah.
Apakah yg mbuat molekul bisa saling terikat dan berinteraksi? Kuasa Roh Allah.
Apakah yg mbuat substansi mati bisa menjadi hidup? Kuasa Roh Allah.
-------
Dalam mewujudkan ciptaanNya, Allah tentu tidak perlu bertindak sendiri.
Ia tinggal ber-Firman saja, Maka Sang Firman akan melaksanakannya.
Dengan kuasa ROH KUDUS, Maka Sang Firman menghidupkannya.
Allah melakukan segala sesuatu dengan Firman Allah, Firman mewujudkan dan menghidupkan segala sesuatu dengan Kuasa Roh Allah.
Maka itu Allah, Firman-Nya dan Roh-Nya selalu bekerja bersama, selalu selaras tetapi adalah Satu (bukan tiga).
--------
Roh Allah juga merupakan Pribadi yang Hidup sama spt Firman Allah. Ia memiliki kehidupanNya tersendiri.
Yoh 15:26 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.
ROH KUDUS itu keluar dari Allah untuk melakukan kehendakNya. Jika ROH KUDUS tidak Hidup, maka mustahil Allah sanggup menghidupkan ciptaanNya.
------
ROH KUDUS hanya akan bersaksi tentang YESUS KRISTUS.
Kis 5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan ROH KUDUS, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.
ROH KUDUS dapat berbicara, memberikan perintah dan memberikan karunia-karunia.
Kis. 13:2 Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah ROH KUDUS: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."
Kis. 8:29 Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"
1Kor. 12:8-11 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
ROH KUDUS memiliki hakNya tersendiri untuk berkehendak karena Ia memiliki Hidup di dalam DiriNya sendiri, dapat dibedakan dari Bapa namun selaras dengan Bapa.
------
ROH KUDUS menjadi kuasa dibalik inkarnasi YESUS (Sang Firman yg kekal) mjd manusia dg tubuh yang memiliki darah & daging.
Luk 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "ROH KUDUS akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
YESUS (Sang Firman yg kekal) tidak memiliki bapak biologis. Ia lahir oleh kuasa ROH KUDUS yg bekerja dalam rahim Maria. Itulah sebabnya YESUS (Sang Firman yg kekal) mendapat sebutan sbg Anak Allah karena ROH KUDUS adl Roh Allah itu sendiri.
-----
ROH KUDUS adalah Ruakh YHVH, Dia adalah YHVH itu sendiri. Dia adalah kuasa ilahi dari YHVH yang memberikan kehidupan pd segala ciptaan YHVH.
Terakhir diubah oleh siip tanggal 7th February 2011, 17:46, total 1 kali diubah | |
| | | siip Perwira Pertama
Jumlah posting : 630 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 7th February 2011, 17:26 | |
| Contoh-contoh mekanisme kerja Bapa, Firman dan Roh di Perjanjian Lama (perlu dketahui bhw rangkaian ayat2 ini sudah ada jauh sblm YESUS datang sbg manusia dan ayat2 ini juga mrupakan rujukan dari agama Yahudi) :
1. Penciptaan bumi (kej 1:1-3)
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Dsini kita lihat bhw Allah sudah ada, bumi pun sudah ada.
Yang djelaskan adl bhw Roh Allah (kuasa Allah) telah melayang-layang (menaungi/mengerami) di atas permukaan air, Tapi belum terjadi apa-apa.
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Baru setelah Allah ber-Firman, Maka sesuatu terjadi.
Firman kemudian mempersiapkan segala sesuatu yg dbutuhkan utk menjadikan 'terang', setelah itu ROH KUDUS (yg awalnya mengerami dan menaungi) menjadikan 'terang' itu mempunyai daya (power/kuasa) utk menjadi 'terang'.
Keluarnya Firman memulai segala proses penciptaan dan ROH KUDUS 'menghidupkan' apa yg dikerjakan Firman.
2. Penciptaan manusia (Kej 1:26-27;2:7)
Pada waktu itu manusia belum ada. Yang ada hanyalah bumi.
Keluarlah Firman dari Allah untuk mciptakan manusia.
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Phatikan kata 'Kita'. Kpada siapakah Allah sedang bbicara? Ia sedang bbicara kpd DiriNya sendiri, yaitu kepada FirmanNya dan RohNya.
Bagaimana proses pciptaan itu berlangsung?
ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Pada awalnya hanya debu tanah, Kmudian Tuhan ber-Firman.
Maka dari debu tanah itu, Firman Allah datang membentuknya dengan tangan-Nya untuk menjadi tubuh manusia, dari semua organ hingga bagian tubuh, dari semua urat hingga syaraf, semua dbentuk oleh Firman Allah dari tanah.
Tp 'manusia' itu tetaplah substansi mati walau sudah berbentuk 'manusia'.
Kemudian datang Roh Allah mhembuskan nafas sehingga manusia yg tadinya substansi mati (dari debu tanah) berubah menjadi makhluk hidup.
Jadi, Bapa mciptakan manusia dg firmanNya, Lalu Firman Bapa membentuk manusia dg tanganNya, Roh Bapa mhidupkan manusia dg nafasNya yg penuh kuasa.
-------
Itu hanya 2 contoh dari skian banyak perbuatan ajaib yg dlakukan oleh Bapa, Firman dan Roh.
Sungguh luar biasa Tuhan kita!!! | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 13th March 2011, 10:29 | |
| Ikut menyimak pak pendeta :) | |
| | | bukit Bintara
Jumlah posting : 72 Join date : 19.02.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 12th June 2011, 11:46 | |
|
Bapa adalah satu pribadi dimana Dia memperanakkan Sang Anak dan daripada-Nya keluar (proceed) Roh Kudus.
Anak adalah satu pribadi yang diperanakkan (begotten) oleh Bapa didalam kekekalan.
Roh Kudus adalah juga satu pribadi yang keluar (proceed) dari Bapa dan Anak.
Anak adalah Allah tetapi bukan pribadinya Bapa.
Roh Kudus adalah Allah tetapi bukan pribadinya Bapa dan Anak. Roh Kudus bukanlah sekedar kekuatan atau kuasa yang tidak berpribadi.
Satu hakekat Tuhan tetapi ada tiga pribadi yang berlainan atau berbeda.
Sifat yang berpribadi adalah mempunyai kesadaran diri,emosi,sebutan pribadi (menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal),berkehendak,berbuat, dll sebagaimana suatu sifat pribadi yang sejati.
Demikian sekedar sumbangan pemahaman dari saya mengenai doktrin Tritunggal.
Shalom
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 12th June 2011, 12:17 | |
| Kesalahan persepsi dan tentang Trinitas (Allah Tritunggal Maha Kudus). Banyak orang yang mempertanyakan ajaran tentang Trinitas, bahkan banyak orang yang bukan Kristen mengatakan bahwa orang Kristen percaya akan tiga Tuhan. Tentu saja hal ini tidak benar, sebab iman Kristiani mengajarkan Allah yang Esa. Namun bagaimana mungkin Allah yang Esa ini mempunyai tiga Pribadi? Untuk memahami hal ini memang diperlukan keterbukaan hati untuk memandang Allah dari sudut pandang yang mengatasi pola berpikir manusia. Jika kita berkeras untuk membatasi kerangka berpikir kita, bahwa Allah harus dapat dijelaskan dengan logika manusia semata-mata, maka kita membatasi pandangan kita sendiri, sehingga kehilangan kesempatan untuk melihat gambaran yang lebih luas tentang Allah. Jika kita berpikir demikian, kita bagaikan, maaf, memakai ‘kacamata kuda’: Kita mencukupkan diri kita dengan pandangan Allah yang logis menurut pikiran kita dan tanpa kita sadari kita menolak tawaran Allah agar kita lebih dapat mengenal DiriNya yang sesungguhnya.
Dari mana kita mengetahui bahwa Tuhan adalah Allah Tritunggal? Walaupun kita mengetahui bahwa konsep Trinitas ini tidak dapat dijelaskan hanya dengan akal, bukan berarti bahwa Allah Tritunggal ini adalah konsep yang sama sekali tidak masuk akal. Berikut ini adalah sedikit uraian bagaimana kita dapat mencoba memahami Trinitas, walaupun pada akhirnya harus kita akui bahwa adanya tiga Pribadi dalam Allah yang Satu ini merupakan misteri yang tidak cukup kita jelaskan dengan akal, sebab jika dapat dijelaskan dengan tuntas, maka hal itu tidak lagi menjadi misteri. St. Agustinus bahkan mengatakan, “Kalau engkau memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah”.[1] Sebab Allah jauh melebihi manusia dalam segala hal, dan meskipun Ia telah mewahyukan Diri, Ia tetap tinggal sebagai rahasia/ misteri yang tak terucapkan. Di sinilah peran iman, karena dengan iman inilah kita menerima misteri Allah yang diwahyukan dalam Kitab Suci, sehingga kita dapat menjadikannya sebagai dasar pengharapan, dan bukti dari apa yang tidak kita lihat (lih. Ibr. 11:1-2). Agar dapat sedikit menangkap maknanya, kita perlu mempunyai keterbukaan hati. Hanya dengan hati terbuka, kita dapat menerima rahmat Tuhan, untuk menerima rahasia Allah yang terbesar ini; dan hati kita akan dipenuhi oleh ucapan syukur tanpa henti.
Mungkin kita pernah mendengar orang yang menjelaskan konsep Allah Tritunggal dengan membandingkan-Nya dengan matahari: yang terdiri dari matahari itu sendiri, sinar, dan panas. Atau dengan sebuah segitiga, di mana Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus menempati masing-masing sudut, namun tetap dalam satu segitiga. Bahkan ada yang mencoba menjelaskan, bahwa Trinitas adalah seperti kopi, susu, dan gula, yang akhirnya menjadi susu kopi yang manis. Penjelasan yang menggunakan analogi ini memang ada benarnya, namun sebenarnya tidak cukup, sehingga sangat sulit diterima oleh orang-orang non-Kristen. Apalagi dengan perkataan, ‘pokoknya percaya saja’, ini juga tidak dapat memuaskan orang yang bertanya. Jadi jika ada orang yang bertanya, apa dasarnya kita percaya pada Allah Tritunggal, sebaiknya kita katakan, “karena Allah melalui Yesus menyatakan Diri-Nya sendiri demikian”, dan hal ini kita ketahui dari Kitab Suci. Doktrin Trinitas atau Allah Tritunggal Maha Kudus adalah pengajaran bahwa Tuhan adalah SATU, namun terdiri dari TIGA pribadi: 1) Allah Bapa (Pribadi pertama), 2) Allah Putera (Pribadi kedua), dan Allah Roh Kudus (Pribadi ketiga). Karena ini adalah iman utama kita, maka kita harus dapat menjelaskannya lebih daripada hanya sekedar menggunakan analogi matahari, segitiga, maupun kopi susu.
Dasar dari Kitab Suci dan pengajaran Gereja Yesus menunjukkan persatuan yang tak terpisahkan dengan Allah Bapa, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30); “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Yoh 14:9). Di dalam doa-Nya yang terakhir untuk murid-murid-Nya sebelum sengsara-Nya, Dia berdoa kepada Bapa, agar semua murid-Nya menjadi satu, sama seperti Bapa di dalam Dia dan Dia di dalam Bapa (lih. Yoh 17: 21). Dengan demikian Yesus menyatakan Diri-Nya sama dengan Allah: Ia adalah Allah. Hal ini mengingatkan kita akan pernyataan Allah Bapa sendiri, tentang ke-Allahan Yesus sebab Allah Bapa menyebut Yesus sebagai Anak-Nya yang terkasih, yaitu pada waktu pembaptisan Yesus (lih. Luk 3: 22) dan pada waktu Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor (lih. Mat 17:5).
Yesus juga menyatakan keberadaan Diri-Nya yang telah ada bersama-sama dengan Allah Bapa sebelum penciptaan dunia (lih. Yoh 17:5). Kristus adalah sang Sabda/ Firman, yang ada bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah, dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan (Yoh 1:1-3). Tidak mungkin Yesus menjadikan segala sesuatu, jika Ia bukan Allah sendiri.
Selain menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah Bapa, Yesus juga menyatakan kesatuan-Nya dengan Roh Kudus, yaitu Roh yang dijanjikan-Nya kepada para murid-Nya dan disebutNya sebagai Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, (lih. Yoh 15:26). Roh ini juga adalah Roh Yesus sendiri, sebab Ia adalah Kebenaran (lih. Yoh 14:6). Kesatuan ini ditegaskan kembali oleh Yesus dalam pesan terakhir-Nya sebelum naik ke surga, “…Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus…”(Mat 28:18-20).
Selanjutnya, kita melihat pengajaran dari para Rasul yang menyatakan kembali pengajaran Yesus ini, contohnya, Rasul Yohanes yang mengajarkan bahwa Bapa, Firman (yang adalah Yesus Kristus), dan Roh Kudus adalah satu (lih 1 Yoh 5:7); demikian juga pengajaran Petrus (lih. 1 Pet:1-2; 2 Pet 1:2); dan Paulus (lih. 1Kor 8:6; Ef 1:3-14).
Dasar dari Pengajaran Bapa Gereja Para Rasul mengajarkan apa yang mereka terima dari Yesus, bahwa Ia adalah Sang Putera Allah, yang hidup dalam kesatuan dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Iman akan Allah Trinitas ini sangat nyata pada Tradisi umat Kristen pada abad-abad awal. 1. St. Paus Clement dari Roma (menjadi Paus tahun 88-99): Bukankah kita mempunyai satu Tuhan, dan satu Kristus, dan satu Roh Kudus yang melimpahkan rahmat-Nya kepada kita?[2]
2.St. Ignatius dari Antiokhia (50-117) membandingkan jemaat dengan batu yang disusun untuk membangun bait Allah Bapa; yang diangkat ke atas oleh ‘katrol’ Yesus Kristus yaitu Salib-Nya dan oleh ‘tali’ Roh Kudus.[3]
3.St. Polycarpus (69-155), dalam doanya sebelum ia dibunuh sebagai martir, “… Aku memuji Engkau (Allah Bapa), …aku memuliakan Engkau, melalui Imam Agung yang ilahi dan surgawi, Yesus Kristus, Putera-Mu yang terkasih, melalui Dia dan bersama Dia, dan Roh Kudus, kemuliaan bagi-Mu sekarang dan sepanjang segala abad. Amin.”[4]
4.St. Athenagoras (133-190), “Sebab, … kita mengakui satu Tuhan, dan PuteraNya yang adalah Sabda-Nya, dan Roh Kudus yang bersatu dalam satu kesatuan, -Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus.”[5]
5.St. Irenaeus (115-202), “Sebab bersama Dia (Allah Bapa) selalu hadir Sabda dan kebijaksanaan-Nya, yaitu Putera-Nya dan Roh Kudus-Nya, yang dengan-Nya dan di dalam-Nya, …Ia menciptakan segala sesuatu, yang kepadaNya Ia bersabda, “Marilah menciptakan manusia sesuai dengan gambaran Kita.”[6]
6.St. Athanasius (296-373), “Sebab Putera ada di dalam Bapa… dan Bapa ada di dalam Putera…. Mereka itu satu, bukan seperti sesuatu yang dibagi menjadi dua bagian namun dianggap tetap satu, atau seperti satu kesatuan dengan dua nama yang berbeda… Mereka adalah dua,(dalam arti) Bapa adalah Bapa dan bukan Putera, demikian halnya dengan Putera… tetapi natur/ hakekat mereka adalah satu (sebab anak selalu mempunyai hakekat yang sama dengan bapanya), dan apa yang menjadi milik BapaNya adalah milik Anak-Nya.”[7]
7.St. Agustinus (354-430), “… Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus adalah kesatuan ilahi yang erat, yang adalah satu dan sama esensinya, di dalam kesamaan yang tidak dapat diceraikan, sehingga mereka bukan tiga Tuhan, melainkan satu Tuhan: meskipun Allah Bapa memperanakkan Putera, dan Putera datang dari Allah Bapa, Ia yang adalah Putera, bukanlah Bapa, dan Roh Kudus bukanlah Bapa ataupun Putera, namun Roh Bapa dan Roh Putera; dan Ia sama (co-equal) dengan Bapa dan Putera, membentuk kesatuan Tritunggal. ”[8]
Dalam bukunya, On the Trinity (Book XV, ch. 3), St. Agustinus menjabarkan ringkasan tentang konsep Trinitas. Secara khusus ia memberi contoh beberapa trilogi untuk menggambarkan Trinitas, yaitu:
1) seorang pribadi yang mengasihi, pribadi yang dikasihi dan kasih itu sendiri. 2) trilogi pikiran manusia, yang terdiri dari pikiran (mind), pengetahuan (knowledge) yang olehnya pikiran mengetahui dirinya sendiri, dan kasih (love) yang olehnya pikiran dapat mengasihi dirinya dan pengetahuan akan dirinya. 3) ingatan (memory), pengertian (understanding) dan keinginan (will). Seperti pada saat kita mengamati sesuatu, maka terdapat tiga hal yang mempunyai satu esensi, yaitu gambaran benda itu dalam ingatan/ memori kita, bentuk yang ada di pikiran pada saat kita melihat benda itu dan keinginan kita untuk menghubungkan keduanya.
Khusus untuk point yang ketiga ini kita dapat melihat contoh lain sebagai berikut: jika kita mengingat sesuatu, misalnya menyanyikan lagu kesenangan, maka terdapat 3 hal yang terlibat, yaitu, kita mengingat lagu itu dan liriknya dalam memori/ ingatan kita, kita mengetahui atau memikirkan dahulu tentang lagu itu dan kita menginginkan untuk melakukan hal itu (mengingat, memikirkan-nya) karena kita menyukainya. Nah, ketiga hal ini berbeda satu sama lain, namun saling tergantung satu dengan yang lainnya, dan ada dalam kesatuan yang tak terpisahkan. Kita tidak bisa menyanyikan lagu itu, kalau kita tidak mengingatnya dalam memori; atau kalau kita tidak mengetahui lagu itu sama sekali, atau kalau kita tidak ingin mengingatnya, atau tidak ingin mengetahui dan menyanyikannya.
Pengajaran Gereja: Dogma tentang Tritunggal Maha Kudus Syahadat ‘Aku Percaya’ menyatakan bahwa rahasia sentral iman Kristen adalah Misteri Allah Tritunggal. Maka Trinitas adalah dasar iman Kristen yang utama[9] yang disingkapkan dalam diri Yesus. Seperti kita ketahui di atas, iman kepada Allah Tritunggal telah ada sejak zaman Gereja abad awal, karena didasari oleh perkataan Yesus sendiri yang disampaikan kembali oleh para murid-Nya. Jadi, tidak benar jika doktrin ini baru ditemukan dan ditetapkan pada Konsili Konstantinopel I pada tahun 359! Yang benar ialah: Konsili Konstantinopel I mencantumkan pengajaran tentang Allah Tritunggal secara tertulis, sebagai kelanjutan dari Konsili Nicea (325)[10], dan untuk menentang heresies (ajaran sesat) yang berkembang pada abad ke-3 dan ke-4, seperti Arianisme (oleh Arius 250-336, yang menentang kesetaraan Yesus dengan Allah Bapa) dan Sabellianisme (oleh Sabellius 215 yang membagi Allah dalam tiga modus, sehingga seolah ada tiga Pribadi yang terpisah). Dari sejarah Gereja kita melihat bahwa konsili-konsili diadakan untuk menegaskan kembali ajaran Gereja (yang sudah berakar sebelumnya) dan menjaganya terhadap serangan ajaran-ajaran sesat/ menyimpang. Jadi yang ditetapkan dalam konsili merupakan peneguhan ataupun penjabaran ajaran yang sudah ada, dan bukannya menciptakan ajaran baru. Jika kita mempelajari sejarah Gereja, kita akan semakin menyadari bahwa Tuhan Yesus sendiri menjaga Gereja-Nya: sebab setiap kali Gereja ‘diserang’ oleh ajaran yang sesat, Allah mengangkat Santo/Santa yang dipakai-Nya untuk meneguhkan ajaran yang benar dan Yesus memberkati para penerus rasul dalam konsili-konsili untuk menegaskan kembali kesetiaan ajaran Gereja terhadap pengajaran Yesus kepada para Rasul. Lebih lanjut mengenai hal ini akan dibahas di dalam artikel terpisah, dalam topik Sejarah Gereja.
Berikut ini adalah Dogma tentang Tritunggal Maha Kudus menurut Katekismus Gereja Katolik, yang telah berakar dari jaman jemaat awal:
Tritunggal adalah Allah yang satu.[11] Pribadi ini tidak membagi-bagi ke-Allahan seolah masing-masing menjadi sepertiga, namun mereka adalah ‘sepenuhnya dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa; dan Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan kodrat yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putera, seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa, dan seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan seluruhnya di dalam Putera. Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan.[12]
Ketiga Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal balik antar Pribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu, yaitu Allah.[13]
Jadi bagaimana kita menjelaskan Trinitas?
Kita akan mencoba memahaminya dengan bantuan filosofi. Dengan pendekatan filosofi, maka diharapkan kita akan dapat masuk ke dalam misteri iman, sejauh apa yang dapat kita jelaskan dengan filosofi. Dengan demikian, filosofi melayani teologi. Untuk menjelaskan Trinitas, pertama-tama kita harus mengetahui terlebih dahulu beberapa istilah kunci, yaitu apa yang disebut sebagai substansi/ hakekat/ kodrat dan apa yang disebut sebagai pribadi/ hypostatis. Pengertian kedua istilah ini diajarkan oleh St. Gregorius dari Nasiansa. Kedua, bagaimana menjelaskan prinsip Trinitas dengan argumentasi kenapa hal ini sudah sepantasnya terjadi atau “argument of fittingness.” Ketiga, kita dapat menjelaskan konsep Trinitas dengan argumen definisi kasih. Berikut ini mari kita lihat satu persatu.
Arti ‘substansi/ hakekat’ dan ‘pribadi’ Mari kita lihat pada diri kita sendiri. ‘Substansi’ (kadang diterjemahkan sebagai hakekat/ kodrat) dari diri kita adalah ‘manusia’. Kodrat sebagai manusia ini adalah sama untuk semua orang. Tetapi jika kita menyebut ‘pribadi’ maka kita tidak dapat menyamakan orang yang satu dengan yang lain, karena setiap pribadi itu adalah unik. Dalam bahasa sehari-hari, pribadi kita masing-masing diwakili oleh kata ‘aku’ (atau ‘I’ dalam bahasa Inggris), di mana ‘aku’ yang satu berbeda dengan ‘aku’ yang lain. Sedangkan, substansi/ hakekat kita diwakili dengan kata ‘manusia’ (atau ‘human’). Analogi yang paling mirip (walaupun tentu tak sepenuhnya menjelaskan misteri Allah ini) adalah kesatuan antara jiwa dan tubuh dalam diri kita. Tanpa jiwa, kita bukan manusia, tanpa tubuh, kita juga bukan manusia. Kesatuan antara jiwa dan tubuh kita membentuk hakekat kita sebagai manusia, dan dengan sifat-sifat tertentu membentuk kita sebagai pribadi.
Dengan prinsip yang sama, maka di dalam Trinitas, substansi/hakekat yang ada adalah satu, yaitu Tuhan, sedangkan di dalam kesatuan tersebut terdapat tiga Pribadi: ada tiga ‘Aku’, yaitu Bapa. Putera dan Roh Kudus. Tiga pribadi manusia tidak dapat menyamai makna Trinitas, karena di dalam tiga orang manusia, terdapat tiga “kejadian”/ ‘instances‘ kodrat manusia; sedangkan di dalam tiga Pribadi ilahi, terdapat hanya satu kodrat Allah, yang identik dengan ketiga Pribadi tersebut. Dengan demikian, ketiga Pribadi Allah mempunyai kesamaan hakekat Allah yang sempurna, sehingga ketiganya membentuk kesatuan yang sempurna. Yang membedakan Pribadi yang satu dengan yang lainnya hanyalah terletak dalam hal hubungan timbal balik antara ketiganya.[14]
Argument of fittingness untuk menjelaskan Trinitas Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang mempunyai akal budi.[15] Akal budi yang berada dalam jiwa manusia inilah yang menjadikan manusia sebagai ciptaan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan ciptaan yang lain. Akal budi, yang terdiri dari intelek (intellect) dan keinginan (will) adalah anugerah Tuhan kepada umat manusia, yang menjadikannya sebagai ‘gambaran’ Allah sendiri.
Nah, intelek dan keinginan tersebut memampukan manusia melakukan dua perbuatan prinsip yang menjadi ciri khas manusia, yaitu: mengetahui dan mengasihi. Kemampuan mengetahui sesuatu tidaklah menunjukkan kesempurnaan manusia, karena kita menyadari bahwa komputer-pun dapat ‘mengetahui’ lebih banyak daripada kita, kalau dimasukkan program tertentu, seperti kamus atau ensiklopedia. Namun, yang membuat manusia istimewa adalah kerjasama antara intelek dan keinginan, jadi tidak sekedar mengetahui, tetapi dapat juga mengasihi. Jadi hal ‘mengasihi’ inilah yang menjadikannya sebagai mahluk yang tertinggi jika dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan, apalagi dengan benda-benda mati.
Kita mengenal peribahasa “kalau tak kenal, maka tak sayang“. Peribahasa ini sederhana, namun berdasarkan suatu argumen filosofi, yaitu “mengetahui lebih dahulu, kemudian menginginkan atau mengasihi.” Orang tidak akan dapat mengasihi tanpa mengetahui terlebih dahulu. Bagaimana kita dapat mengasihi atau menginginkan sesuatu yang tidak kita ketahui? Sebagai contoh, kalau kita ditanya apakah kita menginginkan komputer baru secara cuma-cuma? Kalau orang tahu bahwa dengan komputer kita dapat melakukan banyak hal, atau kalaupun kita tidak memakainya, kita dapat menjualnya, maka kita akan dengan cepat menjawab “Ya, saya mau.” Namun kalau kita bertanya kepada orang pedalaman yang tidak pernah mendengar atau tahu tentang barang yang bernama komputer, maka mereka tidak akan langsung menjawab “ya”. Mereka mungkin akan bertanya dahulu, “komputer itu, gunanya apa?” Di sini kita melihat bahwa tanpa pengetahuan tentang barang yang disebut sebagai komputer, orang tidak dapat menginginkan komputer.
Nah, berdasarkan dari prinsip “seseorang tidak dapat memberi jika tidak lebih dahulu mempunyai”[16] maka Tuhan yang memberikan kemampuan pada manusia untuk mengetahui dan mengasihi, pastilah memiliki kemampuan tersebut secara sempurna. Jika kita mengetahui sesuatu, kita mempunyai konsep tentang sesuatu tersebut di dalam pikiran kita, yang kemudian dapat kita nyatakan dalam kata-kata. Maka, di dalam Tuhan, ‘pengetahuan’ akan Diri-Nya sendiri dan segala sesuatu terwujud di dalam perkataan-Nya, yang kita kenal sebagai “Sabda/ Firman”; dan Sabda ini adalah Yesus, Sang Allah Putera. Jadi, di dalam Pribadi Tuhan terdapat kegiatan intelek dan keinginan yang terjadi secara sekaligus dan ilahi,[17] yang mengatasi segala waktu, yang sudah terjadi sejak awal mula dunia. Kegiatan intelek ini adalah Allah Putera, Sang Sabda (“The Word“). Rasul Yohanes mengatakan pada permulaan Injilnya, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yoh 1:1).
Selanjutnya, kesempurnaan manusia sebagai mahluk personal dinyatakan, tidak hanya melalui kemampuannya untuk mengetahui, namun juga mengasihi, yaitu memberikan dirinya kepada orang lain dalam persekutuannya dengan sesama. Maka ‘mengasihi’ di sini melibatkan pribadi yang lain, yang menerima kasih tersebut. Kalau hal ini benar untuk manusia pada tingkat natural, maka di tingkat supernatural ada kebenaran yang sama dalam tingkatan yang paling sempurna. Jadi Tuhan tidak mungkin Tuhan yang ‘terisolasi’ sendirian, namun “keluarga Tuhan”, dimana keberadaan-Nya, kasih-Nya, dan kemampuan-Nya untuk bersekutu dapat terwujud, dan dapat menjadi contoh sempurna bagi kita dalam hal mengasihi. Dalam hal ini, hubungan kasih timbal balik antara Allah Bapa dengan Putera-Nya (Sang Sabda) ‘menghembuskan’ Roh Kudus; dan Roh Kudus kita kenal sebagai Pribadi Allah yang ketiga.
Argumen dari definisi kasih. Seperti telah disebutkan di atas, kasih tidak mungkin berdiri sendiri, namun melibatkan dua belah pihak. Sebagai contoh, kasih suami istri, melibatkan kedua belah pihak, maka disebut sebagai “saling” mengasihi. Kalau Tuhan adalah kasih yang paling sempurna, maka tidak mungkin Tuhan tidak melibatkan pihak lain yang dapat menjadi saluran kasih-Nya dan juga dapat membalas kasih-Nya dengan derajat yang sama. Jadi Tuhan itu harus satu, namun bukan Tuhan betul- betul sendirian. Jika tidak demikian, maka Tuhan tidak mungkin dapat menyalurkan dan menerima kasih yang sejati.
Orang mungkin berargumentasi bahwa Tuhan bisa saja satu dan sendirian dan Dia dapat menyalurkan kasih-Nya dan menerima balasan kasih dari manusia. Namun, secara logis, hal ini tidaklah mungkin, karena Tuhan Sang Kasih Ilahi tidak mungkin tergantung pada manusia yang kasihnya tidak sempurna, dan kasih manusia tidak berarti jika dibandingkan dengan kasih Tuhan. Dengan demikian, sangatlah masuk di akal, jika Tuhan mempunyai “kehidupan batin,” di mana Dia dapat memberikan kasih sempurna dan juga menerima kembali kasih yang sempurna. Jadi, dalam kehidupan batin Allah inilah Yesus Kristus berada sebagai Allah Putera, yang dapat memberikan derajat kasih yang sama dengan Allah Bapa. Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putera adalah hubungan kasih yang kekal, sempurna, dan tak terbatas. Kasih ini membuahkan Roh Kudus.[18] Dengan hubungan kasih yang sempurna tesebut kita mengenal Allah yang pada hakekatnya adalah KASIH. Kesempurnaan kasih Allah ini ditunjukkan dengan kerelaan Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya demi kasih-Nya kepada Allah Bapa dan kepada kita. Yesus memberikan Diri-Nya sendiri demi keselamatan kita,[19] agar kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan-Nya oleh kuasa Roh-Nya yaitu Roh Kudus.
Trinitas adalah suatu misteri, dan Tuhan menginginkan kita berpartisipasi di dalam-Nya agar dapat semakin memahami misteri tersebut
Memang pada akhirnya, Trinitas hanya dapat dipahami dalam kacamata iman, karena ini adalah suatu misteri[20], meskipun ada banyak hal juga yang dapat kita ketahui dalam misteri tersebut. Manusia dengan pemikiran sendiri memang tidak akan dapat mencapai pemahaman sempurna tentang misteri Trinitas, walaupun misteri itu sudah diwahyukan Allah kepada manusia. Namun demikian, kita dapat mulai memahaminya dengan mempelajari dan merenungkan Sabda Allah dalam Kitab Suci, pengajaran para Bapa Gereja dan Tradisi Suci yang ditetapkan oleh Magisterium (seperti hasil Konsili), juga dengan bantuan filosofi dan analogi seperti diuraikan di atas. Selanjutnya, pemahaman kita akan kehidupan Trinitas akan bertambah jika kita mengambil bagian di dalam kasih Trinitas itu, seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
Di sinilah pentingnya peran Sakramen dan doa: Sakramen Pembaptisan merupakan rahmat awal, ‘gerbang’ yang memungkinkan kita mengambil bagian dalam kehidupan ilahi. Kemudian, Sakramen Ekaristi mengambil peranan utama, karena di dalamnya kita menyambut Kristus sendiri, dan dengan demikian kita mengambil bagian di dalam kehidupan Allah Tritunggal melalui Yesus. Di sinilah juga pentingnya peran penghayatan akan Sakramen Perkawinan, sebab di dalam Perkawinan, kita melihat bagaimana hubungan kasih antara suami dan istri yang direncanakan oleh Allah untuk menjadi gambaran akan kasih Allah Tritunggal . Demikian pula, kasih Allah Tritunggal pula yang mengilhami Sakramen Tahbisan Suci, karena melalui Tahbisan Suci, para imam dipanggil untuk meniru teladan hidup Yesus, terutama dalam hal mengasihi, yaitu dengan memberikan diri kepada Allah dan sesama secara total. Memang, pada dasarnya sakramen-sakramen adalah ‘sarana’ yang diberikan oleh Allah kepada kita, agar kita dapat mengambil bagian di dalam kehidupan ilahi-Nya . Akhirnya, kitapun perlu memeriksa kehidupan doa kita, apakah kita setia dalam menyediakan waktu untuk Tuhan dan menghayati kesatuan denganNya di dalam kehidupan rohani kita? Bagaimana sikap kita terhadap sakramen- sakramen yang dikaruniakan Allah? Adakah kita cukup menghargai dan merindukannya? Pertanyaan ini memang kembali kepada diri kita masing-masing.
Kesimpulan Melihat begitu dalamnya kehidupan batin Allah, hati kita melimpah dengan ucapan syukur. Sebab kehidupan batin tersebut tidak hanya ‘tertutup’ bagi Allah sendiri, namun Ia ‘membuka’ kehidupan-Nya agar kita dapat mengambil bagian di dalamnya. Ya, Allah sesungguhnya tidak ‘membutuhkan’ kita, sebab kasihNya telah sempurna di dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus. Namun justru karena kasih yang sempurna itu, Ia merangkul kita semua, jika kita mau menanggapi panggilan-Nya. Mari bersama kita berjuang, agar lebih menghargai rahmat Allah yang terutama dinyatakan di dalam sakramen-sakramen, terutama sakramen Ekaristi, sehingga kita dapat semakin menghayati persatuan kita dengan Kristus, yang membawa kita kepada persatuan dengan Allah Tritunggal: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dengan persatuan dengan Allah ini, kita mencapai puncak kehidupan spiritualitas, di mana kita dimampukan oleh Allah untuk mengasihi Dia dan sesama.
Konsili Konstantinopel I (359): menegaskan kembali Credo Nicea. Konsili ini mengembangkan Credo Nicea, yang bersangkutan dengan Roh Kudus, sebagai, “Allah, Pemberi kehidupan, yang berasal dari Bapa, bersama Bapa dan Putera, disembah dan dimuliakan.” Seperti Allah Putera, Roh Kudus adalah satu dan sama hakekatnya (ousia).
CATATAN KAKI: 1. St. Agustinus, sermon. 52, 6, 16, seperti dikutip dalam KGK 230. [↩] 2. St. Clement of Rome, Letter to the Corinthians, chap. 46, seperti dikutip oleh John Willis SJ, The Teachings of the Church Fathers, (San Francisco, Ignatius Press, 2002, reprint 1966), p. 145 [↩] 3. St. Ignatius of Antiokh, Letter to the Ephesians, Chap 9, Ibid., p. 146 [↩] 4. St. Polycarp, Ibid., 146 [↩] 5. St. Athenagoras, A Plea for Christians, Chap. 24, ibid., 148 [↩] 6. St. Irenaeus, Against Heresy, Bk. 4, Chap.20, Ibid., 148 [↩] 7. St. Athanasius, Four Discourses Against the Arians, n. 3:3, in NPNF, 4:395. [↩] 8. St. Augustine, On The Trinity, seperti dikutip oleh John Willis SJ, Ibid., 148. [↩] 9. Gereja Katolik , Katekismus Gereja Katolik, Edisi Indonesia., 234, 261. [↩] 10. Konsili Nicea (325): Credo Nicea: “…Kristus itu sehakekat dengan Allah Bapa, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar …” [↩] 11. Lihat KGK 253 [↩] 12. Lihat KGK 254 [↩] 13. Lihat KGK 255 [↩] 14. Lihat KGK 252. [↩] 15. Dalam bukunya “Isagoge“, pengenalan akan kategori menurut Aristoteles, Filsuf Yunani Porphyry, mengemukakan bahwa Aristoteles membagi substansi atau “substance” berdasarkan “genus” yang mengindikasikan esensi dari sesuatu dan “a specific differences” yang merupakan kategory yang lebih detail dari genus tertentu. [↩] 16. Prinsip ini sering disebut sebagai salah satu Prinsip yang tidak perlu dibuktikan (‘self-evident principles’), karena memang demikian halnya. [↩] 17. Lihat KGK 259 [↩] 18. Roh Kudus adalah buah dari operasi kasih antara Allah Bapa dan Allah Putera. Ini sebabnya bahwa setelah Pentakosta terjadi setelah Yesus wafat di kayu salib. Bapa mengasihi Putera-Nya, dan Putera-Nya menunjukkan kasih-Nya dengan sempurna di kayu salib. Buah dari pertukaran dan kasih yang mengorbankan diri inilah yang menghasilkan Roh Kudus. Sehingga dalam ibadat iman yang panjang (Nicene Creed), kita melihat pernyataan “….Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putera….“ [↩] 19. John Paul II, Encyclical Letter on The Redeemer Of Man: Redemptor Hominis (Pauline Books & Media, 1979), no. 10 – Paus Yohanes Paulus II menekankan bahwa kasih yang sempurna adalah kasih yang dapat memberikan diri sendiri kepada orang lain. Dengan demikian, adalah “sesuai atau fitting” bahwa Tuhan, melalui Putera-Nya menjadi contoh yang snempurna bagaimana menerapkan kasih. Dengan demikian ini juga membuktikan bahwa Tuhan bukanlah Allah yang sendirian. [↩] 20. KGK 237. [↩]
| |
| | | bukit Bintara
Jumlah posting : 72 Join date : 19.02.11
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) 12th June 2011, 13:27 | |
| DARI PENGERTIAN KEPADA IMAN
Jikalau rasio penting,dimanakah perannya didalam iman ? Jika seseorang berkata “Aku percaya”,maka kita perlu bertanya tentang apa yang dia percaya. Bolehkah saya percaya tanpa mengerti. Orang selalu beralasan bahwa kalau logis barulah mereka mau percaya.
Ibrani 11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat.
Amsal 3:5 Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Inilah sistim epistemologi Kristen yang benar “Karena iman kita mengerti” ,yaitu iman datang lebih dahulu baru pengertian menyusul kemudian. Tanpa fondasi iman maka semua pengertian kita riskan akan kekeliruan. Kita dapat mengerti karena kita beriman,bukan karena kita mengerti maka kita beriman ! Kedudukan iman lebih tinggi dari pengertian karena iman adalah anugerah khusus Allah sedangkan pengertian adalah kapasitas manusia sebagai ciptaan Allah. Rasio harus digunakan karena ia merupakan perlengkapan didalam kehidupan kita tetapi rasio tidak boleh menghakimi iman.
| |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) | |
| |
| | | | Allah Yang Esa (Bapa, Firman dan Roh Kudus) | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |