Untuk apa kita berdoa?

Sebagai umat Kristen, berdoa adalah keseharian kita. Tetapi, mengapa kita berdoa?

Untuk memuliakan Tuhan, bukankah Tuhan sudah mulia, bahkan tanpa doa doa kita?
Untuk mengajukan permohonan, bukankah Tuhan sudah mengetahui kebutuhan kita?
Untuk mohon pengambunan atas dosa kita, bukankah Tuhan maha pengasih yang sudah mengampuni dosa dosa kita?

Ada yang bisa sharing tentang makna doa bagi umat Kristen?

:)

- untuk berkomunikasi dengan Allah
- untuk mengusir setan
- memohon atw meminta pertolongan Tuhan
- untuk curhat sama Tuhan

kira2 apa lagi, yahhhh... ?

Quote :

- untuk berkomunikasi dengan Allah

Berkomunikasi dalam rangka apa bro?

Quote :

- untuk mengusir setan

Diusir kemana, dan mengapa dengan doa setan bisa diusir?

Quote :

- memohon atw meminta pertolongan Tuhan

Bukankan Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita membutuhkannya?

Quote :

- untuk curhat sama Tuhan

Tujuannya apa bro?

bruce wrote:

Quote :

- untuk berkomunikasi dengan Allah

Berkomunikasi dalam rangka apa bro?

dalam suatu hubungan/relasi, suatu hal pokok yang harus ada adalah komunikasi.
saya rasa ini juga berlaku dalam relasi kita dengan Tuhan.

Quote :

Quote :

- untuk mengusir setan

Diusir kemana, dan mengapa dengan doa setan bisa diusir?

karena itu yang Yesus bilang.
(Markus 9:14-29)

[quote]

Quote :

- memohon atw meminta pertolongan Tuhan

Bukankan Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita membutuhkannya?

kalau pakai pola pikir begitu, gak usah percaya Tuhan.
mending pakai pola pikir saya sendiri yang bekerja memenuhi kebutuhan saya.

Quote :

Quote :

- untuk curhat sama Tuhan

Tujuannya apa bro?

curhat tuh menurut saya ada sedikitnya 3 macem (mungkin lebih).
1. curhat meminta nasihat, solusi, jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.
2. curhat minta simpati/empati, biasanya cenderung curhat ke orang2/pihak2 yang sepaham dengan dirinya biar dapat pembenaran dan dukungan (walaupun mungkin yang dilakukannya salah).
3. sekedar menumpahkan uneg2 saja.

jadi kira2 tujuan kita curhat sama Tuhan apa, silahkan simpulkan sendiri atw barang kali ada yang punya tujuan berbeda ? :)

bruce wrote:

Quote :

- untuk berkomunikasi dengan Allah

Berkomunikasi dalam rangka apa bro?

Quote :

- untuk mengusir setan

Diusir kemana, dan mengapa dengan doa setan bisa diusir?

Quote :

- memohon atw meminta pertolongan Tuhan

Bukankan Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita membutuhkannya?

Quote :

- untuk curhat sama Tuhan

Tujuannya apa bro?

Wiihhhh, Bro yang satu ini bukan cuma pintar menjawab, tapi juga pintar bertanya....

Gini, Bro.... (pasti ditanya lagi, deh...., padahal pertamanya dia yang nanya)....

Allah meminta kita untuk berdoa dengan tujuan supaya kita melihat ada satu FAKTA tentang DIRI DIA, yaitu bahwa DIA mau terlibat dan beraktifitas di dalam 'waktu'.

Dan agar manusia menyikapi DIA bukan hanya SIFAT-Nya yang tak terhampiri rasio, melainkan juga Allah ingin membuktikan bahwa DIA 'dekat' dan berkarya di dalam 'waktu'. Dia mempertimbangkan bagaimana DIA menanggapi doa-doa itu, bahwa aktifitas-Nya di dalam 'waktu' adalah dinamis...

Jadi, dengan adanya perintah untuk berdoa, ALLAH ingin membuktikan bahwa DIA benar-benar bisa membatasi operasional SIFAT-SIFAT-Nya yang kekal dan sempurna itu...

Singkatnya, melalui perintah untuk berdoa, DIA ingin mengajar manusia agar tidak menafsirkan ayat-ayat tentang SIKAP (aktifitas)-Nya di dalam waktu, melalui teologia kita tentang SIFAT-Nya yang berada diatas 'waktu'....

CMIIW,

Menurut St. Thomas Aquinas, ada 3 persepsi yang keliru dalam berdoa :

Tuhan dianggap netral: seolah-olah Dia hanya berpangku tangan saja, baik kejadian yang menyenangkan atau yang menyedihkan. Seolah-olah Tuhan hanya sebagai penonton.

Tuhan dianggap negatif: seolah-olah Tuhan sudah menentukan semuanya, di mana lebih kepada pengertian yang negatif, sehingga doa juga percuma, karena semuanya sudah ditakdirkan.

Tuhan dianggap positif: seolah-olah kasih Tuhan diukur sampai seberapa jauh Tuhan memenuhi permintaan doa kita, sampai pada titik bahwa doa kita dapat mengubah keputusan Tuhan.


Untuk menghidari tiga kesalahan persepsi di atas,

Doa harus melibatkan hati
Dalam doa, akal budi (reason or intellect) dan keinginan hati (the will) harus bekerjasama untuk menerima dan mengalami kehadiran Tuhan.

Tuhan adalah penggerak utama dalam doa.
Kalau bagi St. Teresia doa adalah “ayunan hati“, maka yang mengayun hati adalah Tuhan. Karena Tuhan sendiri yang menanti kita di dalam doa. Dikatakan bahwa manusia mencari Tuhan, namun Tuhan yang memanggil manusia terlebih dahulu.[5] Bahkan doa sebenarnya adalah suatu anugerah dari Tuhan. Drama tentang doa ditunjukkan pada waktu Yesus menunggu di sumur dan kemudian bertemu dengan wanita Samaria (Yoh 4:1-26). Yesus yang menanti kita karena haus akan balasan kasih kita.

Kita diciptakan dengan kapasitas untuk mengarahkan hidup kita pada tujuan akhir.
Bahkan sebenarnya, Tuhan menciptakan manusia sedemikian rupa, sehingga manusia mempunyai kapasitas untuk mengarahkan hidupnya kepada tujuan akhir. Sadar atau tidak, kita mempunyai kapasitas untuk ini. Dengan kapasitas inilah, St. Agustinus berkata “Hatiku tidak akan tenang, sampai aku menemukan Engkau, ya Tuhan.”

Doa adalah pandangan sederhana ke surga
St. Teresia lebih lanjut mengatakan bahwa doa adalah “pandangan sederhana ke surga.” Di dalam doa, derajat kedekatan dengan Tuhan yang kita alami hanyalah merupakan pandangan sederhana atau sekilas yang sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan kebahagiaan sejati pada waktu nanti kita bertemu dengan Yesus muka dengan muka (1 Kor 2:9). Pada waktu kita berdoa, kita juga mengarahkan hati bukan kepada hal-hal di dunia ini, namun untuk hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan jiwa kita, yaitu tujuan akhir yang utama: persatuan dengan Tuhan di surga.

Tujuan akhir dan definisi tentang kebahagiaan menentukan sikap kita dalam doa.
Di atas telah diulas bahwa manusia diciptakan dengan kapasitas untuk mengenal tujuan akhir, yaitu untuk bersatu dengan Tuhan. Kalau kita membuat hal ini benar-benar menjadi tujuan akhir hidup kita, maka segala sesuatu yang kita lakukan adalah untuk mencapai tujuan ini. Dan cara yang dapat kita lakukan di dunia ini untuk mencapai tujuan akhir ini adalah melalui doa. Dengan kata lain apa yang kita doakan adalah tergantung dari definisi kita tentang tujuan akhir hidup kita maupun definisi kita tentang kebahagiaan
St. Yohanes dari Damaskus mengatakan bahwa “doa adalah pengangkatan jiwa kepada Tuhan, atau satu permohonan kepada Tuhan demi hal-hal yang baik.”

Doa didasarkan kepada iman, pengharapan dan kasih kepada Tuhan.
Seruan syukur atau seruan pengakuan menjadi suatu ekspresi iman dan pengharapan. Mengaku bahwa Tuhan adalah segalanya adalah suatu pernyataan iman. Mendaraskan doa kita kepada Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Baik adalah suatu pernyataan pengharapan. Doa juga merupakan tempat pertemuan antara kasih Allah yang sudah terlebih dahulu menunggu kita dengan kasih kita kepada Allah.

Pertobatan hati menuntun kita kepada doa yang benar.
Namun, sebelum kita dapat melandaskan doa berdasarkan kebajikan Ilahi, maka kita terlebih dahulu akan dihadapkan pada suatu realitas bahwa kita adalah orang berdosa.


Doa tidaklah percuma, namun harus menjadi nafas kehidupan kita
Dengan semua argumen di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa doa tidaklah percuma, bahkan doa harus menjadi kebutuhan utama orang Kristen, sama seperti oksigen menjadi kebutuhan utama manusia. Semakin kita mengerti akan kesalahan persepsi doa, semakin kita tersadar akan kekuatan doa yang sesungguhnya, yaitu doa yang dituntun oleh Roh Kudus, yang menjadikan kita untuk semakin serupa dengan Kristus, sehingga kita dapat mengikuti kehendak Allah Bapa.

Syalom

@ Diatas,

Bro, jawaban di atas tentu saja benar. Tapi menurut saya jawaban itu antroposentris, Bro.

Pertanyaan sekarang diubah:

"Mengapa Allah (teosentris), yang Mahatahu dan Mahakuasa, memerintahkan kita untuk berdoa?"

Jadi jawabannya seyogyanya dari sisi Allah. Bukan tentang mengapa manusia perlu berdoa, atau tentang apa itu doa dan manfaatnya atau bagaimana cara berdoa, dll.

Begitu, Bro...

Syalom.

Quote :

"Mengapa Allah (teosentris), yang Mahatahu dan Mahakuasa, memerintahkan kita untuk berdoa?"

Lho, kan sudah ada juga di jawaban di atas :

Quote :

Tuhan adalah penggerak utama dalam doa.
Kalau bagi St. Teresia doa adalah “ayunan hati“, maka yang mengayun hati adalah Tuhan. Karena Tuhan sendiri yang menanti kita di dalam doa. Dikatakan bahwa manusia mencari Tuhan, namun Tuhan yang memanggil manusia terlebih dahulu.[5] Bahkan doa sebenarnya adalah suatu anugerah dari Tuhan. Drama tentang doa ditunjukkan pada waktu Yesus menunggu di sumur dan kemudian bertemu dengan wanita Samaria (Yoh 4:1-26). Yesus yang menanti kita karena haus akan balasan kasih kita.

Jadi, Dia memang 'merindukan' balasan kasih kita. Seperti juga kita akan senang sekali jika pulang ke rumah, dan binatang piaraan kita, entah kucing ataupun anjing, menyambut kita dengan suka cita.

Kira kira itu jugalah sebab mengapa Allah tidak menciptakan kita seperti mahluk robot yang diprogram. Karena kitapun tidak respek jika pulang ke rumah dan kita disambut AIBO yang memang sudah kita program untuk menyambut kita. He he he

Syalom

bruce wrote:

Jadi, Dia memang 'merindukan' balasan kasih kita.
Syalom

Mohon dijelaskan, Bro, tentang 'merindukan' (kenapa juga pake tanda kutip segala), dan tentang 'balasan'.

Menurut saya, dua kata itu menggambarkan Allah yang didalam 'waktu'. Karena Allah yang diatas 'waktu' tidak membutuhkan sesuatu hal pun dari luar Diri-Nya sendiri.

Shallom,

Quote :

Mohon dijelaskan, Bro, tentang 'merindukan' (kenapa juga pake tanda kutip segala), dan tentang 'balasan'.

Menurut saya, dua kata itu menggambarkan Allah yang didalam 'waktu'. Karena Allah yang diatas 'waktu' tidak membutuhkan sesuatu hal pun dari luar Diri-Nya sendiri.

Ha ha ha, saya gunakan dalam tanda kutip karena itu merupakan bentuk antropomorfis, dimana Allah digambarkan seperti manusia.

Tetap bro, jika kita melihat apa tujuan Allah menciptakan kita? Semuanya demi kemuliaan Allah saja. Allah 'senang' dan 'menyukai' jika kita memuliakanNya.

Syalom