Damai bagi semua.
Diartikan dari nama kedua kelompok, yang satu diinspirasi kesukuan, dan yang lain diinspirasi falsafah negara, seharusnya kedua kelompok dapat bekerjasama membangun bangsa. Yang terinspirasi suku merupakan bagian dari bangsa ini, dan bila direkat dalam pemahaman NKRI, tidak akan bertentangan dengan yang terinspirasi falsafah negara. Tapi nyatanya, kedua krlompok malah saling serang. Apakah nama kelompok itu tidak punya arti apa-apa di pemahaman anggota kedua kelompok?
Mungkin kedua kelompok berguru dari para petinggi yang selalu mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Atau, dapat pelajaran dari mana yah? Ooo mungkin terbawa oleh nafsu ingin menggebug pihak lain. Tapi dipikir-pikir, kalo keinginan seperti itu disalurkan di arena resmi, misalnya tinju, karate, pencak silat, dll, lebih baik bukan? Sambil dapat menyalurkan keinginan 'hewani', kalo memang jawara beneran ya dapat tropi, hadiah, nama baik, dan banyak hal positif lainnya. Uhh... jadi membuat puyeng dan was-was masyarakat sekitarnya, juga aparat keamanan.
Damai, damai, damai.