Pengakuan Iman

Quote :

doa Bapa kami kan bukan mantera yang harus dirapal sama persis.
makna dan hakekat yang terdapat didalamnya yang harusnya kita terapkan dalam setiap doa kita.

Yah memang beda kalo gitu. Mungkin bagi anda malah ngga menganggap doa yang diajarkan langsung oleh Jesus sebagai doa yang penting? Itu sih terserah anda sajalah.

Quote :

sederhananya, karena kami bukan katolik (kan katanya sudah terpisah, yah...) ya kan aneh kalau tiap minggu masih sebutin kalau katolik itu kudus.

Berarti jelas kan, siapa yang ngga ngerti apa arti dari am dan katolik dalam Pengakuan Iman Rasuli. He he he.

Damai bagimu T2Y.

Semoga saya salah dalam menilaimu. Menurut penilaian saya, T2Y itu sedikit temperamental. Yahhh... hampir sama dengan Bruce ketika di Lt dulu. Selama di LTB ini, saya sungguh mengapresiasi kesantunan Bruce. Nah, itu penilaian saya, dan saya harappenilaian saya itu salah.

Quote :

sederhananya, karena kami bukan katolik (kan katanya sudah terpisah, yah...) ya kan aneh kalau tiap minggu masih sebutin kalau katolik itu kudus.

Jika konsisten dengan pernyataan ini, menurut hemat saya berarti Pengakuan Iman Rasulinya berbunyi:
Gereja Am yang Kudus, bukan Gereja yang Kudus dan Am. Atau, ada alasan lain? Catatan, jangan undang saya ke suatu tempat kalau tidak dibayari ongkosnya yah? Hehhehheee...

bruce wrote:

Quote :

doa Bapa kami kan bukan mantera yang harus dirapal sama persis.
makna dan hakekat yang terdapat didalamnya yang harusnya kita terapkan dalam setiap doa kita.

Yah memang beda kalo gitu. Mungkin bagi anda malah ngga menganggap doa yang diajarkan langsung oleh Jesus sebagai doa yang penting? Itu sih terserah anda sajalah.

ya, anda maunya setiap orang sama persis seperti yang anda punya atw yakini.
ya ga bisa gitulah, Om...
makanya anda juga postingin pengakuan iman dari tempat2 lain yang berbeda yang menurut saya sama saja kok dalam maknanya.
tentang doa Bapa kami, boleh gak kalau saya ucapkan dalam bahasa jawa atw bahasa lain menurut anda ?

Quote :

Quote :

sederhananya, karena kami bukan katolik (kan katanya sudah terpisah, yah...) ya kan aneh kalau tiap minggu masih sebutin kalau katolik itu kudus.

Berarti jelas kan, siapa yang ngga ngerti apa arti dari am dan katolik dalam Pengakuan Iman Rasuli. He he he.

cuma coba melihat dari kacamata katolik.
makanya dibilang ada modifikasi dsb.

Husada wrote:

Damai bagimu T2Y.

Semoga saya salah dalam menilaimu. Menurut penilaian saya, T2Y itu sedikit temperamental. Yahhh... hampir sama dengan Bruce ketika di Lt dulu. Selama di LTB ini, saya sungguh mengapresiasi kesantunan Bruce. Nah, itu penilaian saya, dan saya harappenilaian saya itu salah.

Quote :

Quote :

sederhananya, karena kami bukan katolik (kan katanya sudah terpisah, yah...) ya kan aneh kalau tiap minggu masih sebutin kalau katolik itu kudus.

Jika konsisten dengan pernyataan ini, menurut hemat saya berarti Pengakuan Iman Rasulinya berbunyi:
Gereja Am yang Kudus, bukan Gereja yang Kudus dan Am. Atau, ada alasan lain? Catatan, jangan undang saya ke suatu tempat kalau tidak dibayari ongkosnya yah? Hehhehheee...

saya justru mulai posting disini karena pendapat anda loh, Om...
anda sudah lupa, yah ?

Quote :

tentang doa Bapa kami, boleh gak kalau saya ucapkan dalam bahasa jawa atw bahasa lain menurut anda ?

Boleh. Saya juga sering berdoa Bapa Kami dalam bahasa Inggris. Tetapi tetap dalam rumusan doa Bapa Kami (The Lord's Prayer), bukan saya rubah rubah seenak saya sendiri. Dalam bahasa Jawa, Sunda, Batak, China, Belanda, Jerman, atau apapun doa Bapa Kami ada rumusan bakunya, rumusan baku itu lah yang dinamakan doa Bapa Kami, bukan yang lain.

Anda juga bisa mengucapkan ayat Alkitab sesuai bahasa yang anda kuasai, tetapi tetap dalam rumusan ayat yang baku sesuai dengan bahasa anda, bukan dengan mengarang sesuka suka anda. Atau anda juga membaca ayat di bawah ini secara suka suka?

Mat 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Mat 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Mat 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Mat 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Mat 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Quote :

ya, anda maunya setiap orang sama persis seperti yang anda punya atw yakini.
ya ga bisa gitulah, Om...
makanya anda juga postingin pengakuan iman dari tempat2 lain yang berbeda yang menurut saya sama saja kok dalam maknanya.

Anda pasti tahu apa namanya Pengakuan Iman. Dan para Bapa Gereja pasti bukan sekedar kumpul kumpul iseng sambil corat coret merumuskan Perngakuan Iman itu bro. Kata kata baku yang tertera itupun disusun oleh orang yang menguasai dan mengetahui hukum Gereja. Jadi bisa dikatakan bahwa Pengakuan Iman itu sejenis janji yang harus mengakar pada pikiran dan pribadi kita (atau saya?).

Rumusan lain yang bukan baku bisa saja, bahkan janji setia anda pada gembala gereja andapun bisa saja anda ucapkan, tetapi itu jelas bukanlah Pengakuan Iman.

Penjabaran lebih lanjut dan petunjuk penerapan yang disusun kemudian bisa saja dilakukan, tetapi itu bukanlah Pengakuan Iman.

Tetapi kembali lagi, saya tidak memaksakan pendapat saya, bahwa pihak lain harus mengakui Pengakuan Iman, ada banyak yang terang terangan menolak Pengakuan Iman itu, dan bukan hak saya untuk menghakimi. Tetapi terang terangan menolak masih lebih gentle daripada menolak dengan berbagai alasan dan bumbu. Bukankah begitu?

bruce wrote:

Quote :

tentang doa Bapa kami, boleh gak kalau saya ucapkan dalam bahasa jawa atw bahasa lain menurut anda ?

Boleh. Saya juga sering berdoa Bapa Kami dalam bahasa Inggris. Tetapi tetap dalam rumusan doa Bapa Kami (The Lord's Parayer), bukan saya rubah rubah seenak saya sendiri. Dalam bahasa Jawa, Sunda, Batak, China, Belanda, Jerman, atau apapun doa Bapa Kami ada rumusan bakunya, rumusan baku itu lah yang dinamakan doa Bapa Kami, bukan yang lain.

Anda juga bisa mengucapkan ayat Alkitab sesuai bahasa yang anda kuasai, tetapi tetap dalam rumusan ayat yang baku sesuai dengan bahasa anda, bukan dengan mengarang sesuka suka anda. Atau anda juga membaca ayat di bawah ini secara suka suka?

Mat 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Mat 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Mat 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Mat 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Mat 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

kalau dalam kaitannya dengan pengakuan iman, berarti anda juga menuntut hal yang sama buat pengakuan iman digereja saya yang memakai kata gereja yang kudus dan am gimana ?

Quote :

kalau dalam kaitannya dengan pengakuan iman, berarti anda juga menuntut hal yang sama buat pengakuan iman digereja saya yang memakai kata gereja yang kudus dan am gimana ?

Apakah memang anda menulis tanpa dipikir atau bagaimana sih bro? Baca lagi tulisan saya di atas. Anda ngerti yang disebut rumusan baku?

Pertanyaan saya, apakah Pengakuan Iman Rasuli itu rumusan baku atau tidak? Jika anda katakan Pengakuan Iman Rasuli yang anda tuliskan di atas itu hanya corat coret tak berarti, dan boleh dibaca sesuka anda, dan boleh diganti ganti, maka saya no more comment.

Tetapi kalau anda katakan bahwa Protestan menganggap rumusan Pengakuan Iman Rasuli (dengan Am) itu adalah baku, maka seharusnya anda bisa menjawab sendiri pertanyaan yang tidak seharusnya anda tanyakan itu.

bruce wrote:

Quote :

ya, anda maunya setiap orang sama persis seperti yang anda punya atw yakini.
ya ga bisa gitulah, Om...
makanya anda juga postingin pengakuan iman dari tempat2 lain yang berbeda yang menurut saya sama saja kok dalam maknanya.

Anda pasti tahu apa namanya Pengakuan Iman. Dan para Bapa Gereja pasti bukan sekedar kumpul kumpul iseng sambil corat coret merumuskan Perngakuan Iman itu bro. Kata kata baku yang tertera itupun disusun oleh orang yang menguasai dan mengetahui hukum Gereja. Jadi bisa dikatakan bahwa Pengakuan Iman itu sejenis janji yang harus mengakar pada pikiran dan pribadi kita (atau saya?).

menurut saya walaupun saya tiap minggu mengucapkan pengakuan iman yang 12 butir itu dengan mulut saya tapi kalau saya tidak benar2 mengimaninya dalam hati saya maka akan sia2.

Quote :

Rumusan lain yang bukan baku bisa saja, bahkan janji setia anda pada gembala gereja andapun bisa saja anda ucapkan, tetapi itu jelas bukanlah Pengakuan Iman.

Penjabaran lebih lanjut dan petunjuk penerapan yang disusun kemudian bisa saja dilakukan, tetapi itu bukanlah Pengakuan Iman.

iman bukan cuma diucapkan, tapi harus diiyakan oleh hati dan tertanam dalam benak kita.

Quote :

Tetapi kembali lagi, saya tidak memaksakan pendapat saya, bahwa pihak lain harus mengakui Pengakuan Iman,

akur, biar berbeda dari luar tapi yang penting dalam hati mengakui yang sama walau cara pengucapannya berbeda.

Quote :

ada banyak yang terang terangan menolak Pengakuan Iman itu, dan bukan hak saya untuk menghakimi.

Tetapi terang terangan menolak masih lebih gentle daripada menolak dengan berbagai alasan dan bumbu. Bukankah begitu?

biarkan saja, toh mereka tidak bertanggung jawab sama kita atw para bapa gereja.
yang penting beriman pada Tuhan yang sama, menjalankan misi yang sama (memperkenalkan Kristus keseluruh dunia) dan mempunyai pengharapan yang sama.
kenapa harus mencari2 sesuatu yang berbeda :?:

bruce wrote:

Quote :

kalau dalam kaitannya dengan pengakuan iman, berarti anda juga menuntut hal yang sama buat pengakuan iman digereja saya yang memakai kata gereja yang kudus dan am gimana ?

Apakah memang anda menulis tanpa dipikir atau bagaimana sih bro? Baca lagi tulisan saya di atas. Anda ngerti yang disebut rumusan baku?

Pertanyaan saya, apakah Pengakuan Iman Rasuli itu rumusan baku atau tidak? Jika anda katakan Pengakuan Iman Rasuli yang anda tuliskan di atas itu hanya corat coret tak berarti, dan boleh dibaca sesuka anda, dan boleh diganti ganti, maka saya no more comment.

Tetapi kalau anda katakan bahwa Protestan menganggap rumusan Pengakuan Iman Rasuli (dengan Am) itu adalah baku, maka seharusnya anda bisa menjawab sendiri pertanyaan yang tidak seharusnya anda tanyakan itu.

ya sudahlah... :afro:
yang baku menurut anda kan seharusnya yang diterjemahkan pakai "katolik", menurut saya sama saja karena artinya toh sama.
yang baku buat anda adalah yang diucapkan setiap minggu dalam ibadah/misa yang kita ikuti.
menurut saya yang penting bukan yang kita hapalkan/ucapkan tapi yang kita yakini/imani dalam hati.

kenapa demikian ?
ada perbedaan pemahaman atw cuma sudut pandang :?:

Quote :

menurut saya walaupun saya tiap minggu mengucapkan pengakuan iman yang 12 butir itu dengan mulut saya tapi kalau saya tidak benar2 mengimaninya dalam hati saya maka akan sia2.

iman bukan cuma diucapkan, tapi harus diiyakan oleh hati dan tertanam dalam benak kita.

Bukan itu yang sedang kita diskusikan.

Quote :

akur, biar berbeda dari luar tapi yang penting dalam hati mengakui yang sama walau cara pengucapannya berbeda.

Tidak bisa namanya Pengakuan Iman dirubah rubah redaksinya, hanya ada dua pilihan terima atau tolak. Percaya dan imani atau tidak, itu saja.

Quote :

biarkan saja, toh mereka tidak bertanggung jawab sama kita atw para bapa gereja.
yang penting beriman pada Tuhan yang sama, menjalankan misi yang sama (memperkenalkan Kristus keseluruh dunia) dan mempunyai pengharapan yang sama.
kenapa harus mencari2 sesuatu yang berbeda

Bukan itu pula yang sedang didiskusikan.

Quote :

ya sudahlah...
yang baku menurut anda kan seharusnya yang diterjemahkan pakai "katolik", menurut saya sama saja karena artinya toh sama.

Kalau anda bisa berbahasa Indonesia, dan anda membaca post saya di atas (awal) maka anda seharusnya tahu, bahwa saya tidak mempermasalahkan katolik atau am, karena artinya sama. Justru andalah yang mengorak ngorek urusan katolik dan am, yang kemudian anda sendiri yang tidak mampu menjawabnya hingga tuntas.

bruce wrote:

Quote :

menurut saya walaupun saya tiap minggu mengucapkan pengakuan iman yang 12 butir itu dengan mulut saya tapi kalau saya tidak benar2 mengimaninya dalam hati saya maka akan sia2.

iman bukan cuma diucapkan, tapi harus diiyakan oleh hati dan tertanam dalam benak kita.

Bukan itu yang sedang kita diskusikan.

anda sudah coba melihat dari sisi saya melihat ?
atw merasa tidak perlu karena sudah menilai/menjudge () saya salah terlebih dahulu ?

Quote :

Quote :

akur, biar berbeda dari luar tapi yang penting dalam hati mengakui yang sama walau cara pengucapannya berbeda.

Tidak bisa namanya Pengakuan Iman dirubah rubah redaksinya, hanya ada dua pilihan terima atau tolak. Percaya dan imani atau tidak, itu saja.

mereka memang tidak memiliki susunan yang sama persis sama seperti yang kita punya, tapi inti dari pengakuan imannya sama.
cuma diucapkan dan dalam kalimat yang berbeda.

Quote :

Quote :

biarkan saja, toh mereka tidak bertanggung jawab sama kita atw para bapa gereja.
yang penting beriman pada Tuhan yang sama, menjalankan misi yang sama (memperkenalkan Kristus keseluruh dunia) dan mempunyai pengharapan yang sama.
kenapa harus mencari2 sesuatu yang berbeda

Bukan itu pula yang sedang didiskusikan.

terus apa dong ?
bahwa mereka menolak pengakuan iman ?
saya rasa mereka hanya mencoba mengikrarkannya dengan gaya bahasa mereka sendiri (termasuk point tentang dosa).

Quote :

Quote :

ya sudahlah...
yang baku menurut anda kan seharusnya yang diterjemahkan pakai "katolik", menurut saya sama saja karena artinya toh sama.

Kalau anda bisa berbahasa Indonesia, dan anda membaca post saya di atas (awal) maka anda seharusnya tahu, bahwa saya tidak mempermasalahkan katolik atau am, karena artinya sama.

ya sudah kalau begitu anggap saja saya yang tidak bisa berbahasa indonesia secara benar.

Quote :

Justru andalah yang mengorak ngorek urusan katolik dan am, yang kemudian anda sendiri yang tidak mampu menjawabnya hingga tuntas.

awalnya saya cuma tertarik dengan apa yang Husada bilang dan mengingatkan saya akan perkataan temen saya itu.
mungkin apa yang anda ketahui tidak/belum diketahui juga oleh banyak umat katolik lainnya.

nah, jangankan buat mereka yang punya redaksi pengakuan iman yang berbeda.
buat yang mengakui pun (sebagian dari) kalian pun tidak bisa menerimanya.

Quote :

mereka memang tidak memiliki susunan yang sama persis sama seperti yang kita punya, tapi inti dari pengakuan imannya sama.
cuma diucapkan dan dalam kalimat yang berbeda.

Contoh yang diberikan sudah sangat jelas, rasanya tidak perlu saya tulis ulang.

Quote :

ya sudah kalau begitu anggap saja saya yang tidak bisa berbahasa indonesia secara benar.

Kalau tidak bisa berbahasa Indonesia bisa saya ajari, tetapi kalau salah dan tetap ngeyel, itu sudah sulit diperbaiki.

bruce wrote:

Quote :

mereka memang tidak memiliki susunan yang sama persis sama seperti yang kita punya, tapi inti dari pengakuan imannya sama.
cuma diucapkan dan dalam kalimat yang berbeda.

Contoh yang diberikan sudah sangat jelas, rasanya tidak perlu saya tulis ulang.

coba nanti saya cariin ya kata2 percaya pada Allah, Yesus dan lain2nya, ntar saya tandain buat anda.

Quote :

Quote :

ya sudah kalau begitu anggap saja saya yang tidak bisa berbahasa indonesia secara benar.

Kalau tidak bisa berbahasa Indonesia bisa saya ajari, tetapi kalau salah dan tetap ngeyel, itu sudah sulit diperbaiki.

up to u

Quote :

coba nanti saya cariin ya kata2 percaya pada Allah, Yesus dan lain2nya, ntar saya tandain buat anda.

Terbukti anda memang tidak bisa atau tidak mau membaca tulisan saya.

T2Y wrote:

saya justru mulai posting disini karena pendapat anda loh, Om...
anda sudah lupa, yah ?

Syukur bagi Tuhan, terima kasih untuk T2Y. Yahhh... saya sudah tidak dapat mengingat kembali, pendapat yang mana dari saya yang membuat T2Y mulai mem-posting.

Tapi, saya pikir, dengan saling berbagi informasi sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman kita, semoga akan menghantar kita kepada kebenaran sejati. Karena, sering sekali kita berasumsi, ternyata salah. Ketika SD dulu, kepada saya dikenalkan oleh guru Bahasa Indonesia saya kaliamat begini, "Tidak semua yang bersisik adalah ikan." Kemudian dilanjutkannya, contohny adalah ular, meski bersisik tetapi bukan ikan. Contoh lain, nenas, meski seperti bersisik, tetapi bukan ikan.

Nah, kalau di topik ini, katakanlah pemahaman, atau pengertian saya atas Pengakuan Iman Rasuli masih sangat sedikit, dan saya mengutarakan pemahaman yang sedikit itu. Kawan-kawan lain tergelitik, kemudian membagikan pemahamannya. Kan menjadi nilai tambah bagi saya? Pemahaman dan pengertian saya diperluas. Puji Tuhan.

Damai bagi pengikut Kristus.

bruce wrote:

Quote :

coba nanti saya cariin ya kata2 percaya pada Allah, Yesus dan lain2nya, ntar saya tandain buat anda.

Terbukti anda memang tidak bisa atau tidak mau membaca tulisan saya.

hehehehe
anggap saja mereka menolak (gak mau memakai) pengakuan iman seperti yang Katolik atw GKI punya.
tapi mereka mengimani inti point2 penting dalam hati mereka tentang kekristenan itu tercetus dalam pengakuan iman mereka.

Quote :

anggap saja mereka menolak (gak mau memakai) pengakuan iman seperti yang Katolik atw GKI punya.
tapi mereka mengimani inti point2 penting dalam hati mereka tentang kekristenan itu tercetus dalam pengakuan iman mereka.

Sudah saya jawab di atas, bahwa menolakpun silahkan, dan memang mereka tidak mencantumkan Pengakuan Iman Rasuli pada pengakuan iman mereka. Toh anda yang ngotot bahwa mereka tetap menerima Pengakuan Iman Rasuli dengan rumusan sendiri. Padahal namanya pengakuan Iman tidak bisa dirubah rubah, itu juga sudah dijelaskan di atas.

Pengakuan Iman Nicea (Orthodox)

1.Aku percaya pada satu Allah, Sang Bapa, Yang Maha Kuasa, Pencipta Langit dan Bumi, dan Segala Sesuatu yang Kelihatan maupun Tak Kelihatan.

2.Dan kepada Satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, yang diperanakkan dari Sang Bapa sebelum segala zaman. Terang yang keluar dari Terang; Allah Sejati yang keluar dari Allah sejati; Yang Diperanakkan dan bukan diciptakan, satu Dzat Hakekat dengan Sang Bapa; yang melaluiNya segala sesuatu diciptakan.

3.Yang untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita, telah turun dari Sorga, dan menjelma oleh Sang Roh Kudus dan dari Sang Perawan Maryam serta menjadi Manusia.

4.Telah disalibkan bagi keselamatan kita dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, Dia menderita sengsara dan dikuburkan.

5.Dan telah bangkit lagi pada hari ketiga sesuai dengan Kitab Suci.

6.Dan telah naik ke Sorga, serta duduk disebelah kanan Sang Bapa.

7.Serta Dia akan datang lagi dalam kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup maupun orang mati, yang KerajaaNya tidak ada akhirnya.

8.Dan aku percaya pada Sang Roh Kudus, Tuhan Sang Pemberi Hidup, yang keluar dari Sang Bapa, yang bersama dengan Sang Bapa dan Sang Putra disembah dan dimuliakan, yang berbicara melalui para Nabi.

9.Aku percaya pada Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.

10.Aku mengakui Satu Baptisan bagi Pengampunan dosa-dosa

11. Aku menunggu akan kebangkitan Orang-Orang mati .

12.Serta Kehidupan Zaman yang akan datang. Amin.

Terdapat perbedaan pada point (8.) di atas, dikenal dengan filioque, hal 'kecil' yang kemudian pernah menjadi pemisah Gereja Barat dan Gereja Timur.


8.Dan aku percaya pada Sang Roh Kudus, Tuhan Sang Pemberi Hidup, yang keluar dari Sang Bapa, yang bersama dengan Sang Bapa dan Sang Putra disembah dan dimuliakan, yang berbicara melalui para Nabi.



Kami percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putera.
Yang serta Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan;
la bersabda dengan perantaraan para nabi.

bruce wrote:

Quote :

anggap saja mereka menolak (gak mau memakai) pengakuan iman seperti yang Katolik atw GKI punya.
tapi mereka mengimani inti point2 penting dalam hati mereka tentang kekristenan itu tercetus dalam pengakuan iman mereka.

Sudah saya jawab di atas, bahwa menolakpun silahkan, dan memang mereka tidak mencantumkan Pengakuan Iman Rasuli pada pengakuan iman mereka. Toh anda yang ngotot bahwa mereka tetap menerima Pengakuan Iman Rasuli dengan rumusan sendiri. Padahal namanya pengakuan Iman tidak bisa dirubah rubah, itu juga sudah dijelaskan di atas.

anda melihat secara tekstual, saya melihatnya dari isi.
itu saja bedanya.

Quote :

anda melihat secara tekstual, saya melihatnya dari isi.
itu saja bedanya.

Bedanya adalah, anda tidak bisa membedakan mana yang HARUS tekstual, dan mana yang boleh secara 'isi'. Sudah saya beri contoh (dari anda sendiri) yakni doa Bapa Kami, bolehkah anda mendaraskan doa Bapa Kami secara 'isi' nya saja? Boleh, tetapi itu BUKAN doa Bapa Kami. Bolehkah anda membaca ayat Kitab suci secara tidak tekstual? Boleh, tetapi itu bukan ayat Kitab Suci.

Bolehkah Pengakuan Iman Rasuli dibaca secara tidak berurutan? Boleh, tetapi itu pengakuan biasa, BUKAN Pengakuan Iman Rasuli, terlebih lagi Pengakuan Iman Nicea.

bruce wrote:

Quote :

anda melihat secara tekstual, saya melihatnya dari isi.
itu saja bedanya.

Bedanya adalah, anda tidak bisa membedakan mana yang HARUS tekstual, dan mana yang boleh secara 'isi'. Sudah saya beri contoh (dari anda sendiri) yakni doa Bapa Kami, bolehkah anda mendaraskan doa Bapa Kami secara 'isi' nya saja? Boleh, tetapi itu BUKAN doa Bapa Kami. Bolehkah anda membaca ayat Kitab suci secara tidak tekstual? Boleh, tetapi itu bukan ayat Kitab Suci.

bedanya, saya tidak melihat Doa Bapa kami itu sebagai mantera yang harus dirapal sama persis.
inti ajaran dari Doa tersebut yang harusnya diaplikasikan kedalam doa2 sehari2 kita.

Quote :

Bolehkah Pengakuan Iman Rasuli dibaca secara tidak berurutan? Boleh, tetapi itu pengakuan biasa, BUKAN Pengakuan Iman Rasuli, terlebih lagi Pengakuan Iman Nicea.

yah, silahkan saja berpendapat demikian.
saya rasa saudara/i dari reformed injili pun tidak terlalu memusingkannya.
hanya orang katolik yang mencak2 karena merasa memegang teguh tradisi dan kunci surga :?:

Quote :

yah, silahkan saja berpendapat demikian.
saya rasa saudara/i dari reformed injili pun tidak terlalu memusingkannya.
hanya orang katolik yang mencak2 karena merasa memegang teguh tradisi dan kunci surga

Bukankah anda yang mencak2 sendiri? Sejak awal post saya hanya menyampaikan siapa yang menerima dan siapa yang menolak. Dan saya tidak memaksa orang untuk ikut menerima Pengakuan Iman Rasuli. Aneh....

Damai, damai, damai.

Hangat, bahkan cenderung panas. Arahkan hati dan pikiran bagi Dia yang mencurakan darahNya untuk kita.

Damai,damai, damai.

Seperti pernah saya bilang, kita merdeka mengajukan pikiran. Pada titik-titik dimana tidak mungkin saling sama, ayooo... masing-masing endapkan dulu. Semua untuk kemuliaan Tuhan to?