Why 8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
Why 8:2 Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
Why 8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
Why 8:4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
Why 8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Malaikat lain ini di dalam kepercayaan orang Israel adalah malaikat yang tidak punya nama. Kadang kadang ia juga disebut sebagai malaikat perdamaian. Sebab tugas utama dari malaikat ini adalah menjadi perantara antara umat Israel dengan Allah. Kalau umat Israel berdoa, maka malaikat inilah yang dipercaya membawakan doa itu kepada Allah. Demikian pula jika umat Israel melakukan kurban bakaran, maka malaikat ini juga yang membawa kurban itu ke hadapan Allah.
Pada ayat 3 di atas, jelas mezbah yang dimaksud bukanlah mezbah untuk kurban bakaran. Orang tidak lagi membakar binatang di sana. Tidak ada kurban mengurbankan lagi. Tidak ada darah mengalir di sorga. Yang deimaksud dengan kurban adalah kemenyan yang dibakar.
Dan bersama sama dengan kemenyan itu, ternyata doa doa orang kudus juga dianggap sebagai kurban juga. Kurban yang diterima oleh Allah sebagai bukti nyata dari penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Allah.
Setiap doa yang dengan sungguh sungguh kepada Tuhan, maka malaikat perdamaian ini membawa doa doa itu kepada Allah sebagai kurban.
Jika pada ayat 1-4, pedupaan dengan asap kemenyan itu dibawa ke atas, dipersembahkan pada Allah, maka pada ayat 5, pedupaan itu seolah olah dibalik, isinya ditumpahkan ke bumi. Dan di bumi dia menjadi halilintar dan gempa bumi. Menjadi malapetaka yang menakutkan.
Dan inilah doa orang orang yang percaya itu, menjadi pedupaan bagi Allah, tetapi abgi bumi dan khususnya dunia yang jahat, dia menjadi malapetaka dan bencana.
Sesuai dengan ucapan Paulus, 'Kalau orang berbuat jahat kepadamu, jangan balas mereka dengan kejahatan' bahkan dikatakan, doakanlah mereka. Balaslah mereka dengan kebaikan. Karena justru doa dan kebaikan yang kita nyatakan kepada mereka itu kemudian menjadi bara di atas kepala mereka. Allah sendiri yang akan membalas perbuatan jahat mereka..
Rupanya pada Wahyu 8 : 5 inilah dinyatakan pembalasan Allah terhadap perbuatan jahat manusia kepada manusia lainnya.