|
| Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 18th February 2011, 22:33 | |
| - bruce wrote:
- @lancah
Kang, saya jadi tertarik membandingkan ajaran sesat Ahmadiyah - Islam dan saksi yehuwa - Kristen. Saya buka thread baru ya, anda bantu untuk melengkapi, ok?
Boleh, nanti saya coba tanggapi semampu saya | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 18th February 2011, 22:35 | |
| - T2Y wrote:
- ini termasuk salah satu contoh kecil dimana hukum di negara kita masih dipengaruhi sama kaum mayoritas.
coba kalau gereja yang diserang, ada gak SKB mentrinya ? SKB menteri buat apa? Yang pasti, contoh kecil, saat ini para provokator penyerang gereja di Tumenggung sudah mulai ditangkapi. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 22nd February 2011, 09:05 | |
| - Silancah wrote:
SKB menteri buat apa? yah, misalnya aja yang nyerang tempat ibadah orang lain dihukum rajam... hahahahahahaha... - Quote :
Yang pasti, contoh kecil, saat ini para provokator penyerang gereja di Tumenggung sudah mulai ditangkapi. yah ntar lihat saja gimana proses hukumnya. yang jelas sih kita2 gak akan berjihad atw berdemo kayak mereka. :lol |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 22nd February 2011, 10:07 | |
| - T2Y wrote:
yah, misalnya aja yang nyerang tempat ibadah orang lain dihukum rajam... hahahahahahaha... Kalau masalah hukum sih ... tidak perlu turun SKB Menteri dong. Tinggal merujuk kepada undang2 dan hukum yang berlaku. - T2Y wrote:
yah ntar lihat saja gimana proses hukumnya. yang jelas sih kita2 gak akan berjihad atw berdemo kayak mereka. :lol Anda tidak akan berusaha dengan sungguh2 (berjihad) untuk meneggakkan proses hukum? Ya, jangan kecewa kalau hasilnya tidak sesuai harapan ... lha wong, usahanya saja tidak sungguh2 ... | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 23rd February 2011, 06:56 | |
| - Quote :
Kalau masalah hukum sih ... tidak perlu turun SKB Menteri dong. Tinggal merujuk kepada undang2 dan hukum yang berlaku. masalahnya hukumnya kan dipengaruhi sekali sama kaum mayoritas (seperti yang sdh saya bilang). gimana kalau kita buat usulan, yang merusak tempat2 ibadah agama lain atw melecehkan agama lain disuruh membangun 2X lipat dari apa yang dirusaknya ? - Quote :
Anda tidak akan berusaha dengan sungguh2 (berjihad) untuk meneggakkan proses hukum? Ya, jangan kecewa kalau hasilnya tidak sesuai harapan ... lha wong, usahanya saja tidak sungguh2 ... yah, anda kan tidak tahu apa saja yang saya doakan... ;) tapi tetap saja, kalau rancangan hukum atw uu hanya dibuat berdasarkan kepentingan dan ajaran mayoritas rasanya akan sedikit sulit menemukan keadilan buat kaum minoritas. |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| | | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 11:54 | |
| - Silancah wrote:
- T2Y wrote:
- masalahnya hukumnya kan dipengaruhi sekali sama kaum mayoritas (seperti yang sdh saya bilang).
gimana kalau kita buat usulan, yang merusak tempat2 ibadah agama lain atw melecehkan agama lain disuruh membangun 2X lipat dari apa yang dirusaknya ? Silahkan saja ... tetapi bagaimana caranya membuat (yang mengaku) pendeta yang melecehkan agama Islam di Temanggung itu untuk membangun 2X lipat dari apa yang dirusaknya? boleh... boleh... suruh dia nulis yang baek2 sebanyak 2x lipat... selesai, deh... - Quote :
- T2Y wrote:
yah, anda kan tidak tahu apa saja yang saya doakan... ;) tapi tetap saja, kalau rancangan hukum atw uu hanya dibuat berdasarkan kepentingan dan ajaran mayoritas rasanya akan sedikit sulit menemukan keadilan buat kaum minoritas. Kalau memang usahanya hanya sebatas doa dan tidak sesuai dengan harapan, yaaa, jangan kecewa gitu dong.
ini kan ngikutin kata2 anda, kang... ha..ha..ha... |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 17:33 | |
| Sabtu, 19/02/2011 13:37 WIB Amien Rais: Ada Siluman Ingin Ahmadiyah Dibubarkan Triono Wahyu Sudibyo - detikNews
Semarang - Amien Rais menilai keberadaan dan aktifitas Jemaah Ahmadiyah di Indonesia, bukan komunitas yang suka membuat onar atau mengganggu keamanan. Maka aksi kekerasan dan tuntutan untuk membubarkan mereka diyakini datang dari kelompok 'siluman'.
"Mereka (Ahmadiyah) tidak ofensif, tidak mengganggu. Biarkan saja. Saya yakin ada siluman dalam kasus ini, minta dibubarkan padahal sebenarnya tidak perlu," ujar Amien Rais usai berceramah pada pelantikan pengurus Muhamadiyah dan Aisyiyah Semarang di Aula RS Roemani, Jl singosari, Semarang, Sabtu (19/2/2011).
"Dalam kejadian kemarin (Cikeusik), ya cari pelakunya dan diproses. Begitu saja. Nggak perlu terbawa isu perlu membubarkan atau tidak," sambung mantan Ketua PP Muhamadiyah itu. Bila memang mayoritas warga berkeberatan terhadap keberadaan Ahmadiyah, tentunya jalan dilampiaskan dalam bentuk kekerasan. Pengucilan komunitas tersebut di pulau terpencil juga Amien nilai terlalu berlebihan.
"Dikucilkan secara sosiologis sudah cukup. Misalnya dilarang ekspansi, mendirikan masjid yang tidak ada jamaahnya dan lain-lain.
Terakhir diubah oleh Djo tanggal 24th February 2011, 17:39, total 1 kali diubah | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 17:38 | |
| Sabtu, 07/06/2008 12:42 WIB Amien Rais dan Syafii Maarif Ditamengi PP Muhammadiyah Bagus Kurniawan - detikNews
Yogyakarta - Ancaman Ketua FPI Habib Rizieq akan menyeret Amien Rais dan Syafii Maarif bergabung bersamanya mendapat jawaban dari Din Syasuddin. PP Muhammadiyah akan siap membelanya.
"Kalau mereka berdua akan ditangkap polisi, saya atas nama PP Muhammadiyah akan memberikan pembelaan. Tangkaplah dulu Ketua umum PP Muhammadiyah yang sekarang ini," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Hal itu dikatakan Dian seusai acara peresmian Gedung Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah di Jl Letjen S Parman, Yogykarta, Sabtu (7/6/2008).
"Terus terang, saya tertawa di dalam hati. Kok ada orang seperti itu," kata Din berseloroh.
Din meminta kepada elemen umat Islam agar tidak melakukan hal seperti itu. Sebab Masalah yang dihadapi bangsa ini sangatlah banyak, sehingga perlu bersama-sama menyelesaikannya.
"Muhammadiyah ingin jalin silaturahmi dengan seluruh kelompok umat Islam dan seluruh bangsa. Cuma satu syarat, batasnya kita tidak mentoleransi jika ada kekerasan," tegasnya.
Ketika ditanyakan apakah Muhammadiyah akan merangkul Ahmadiyah, Din menyatakan organisasi yang dipimpinnya mengutamakan berdialog dengan seluruh masyarakat dan dengan siapa pun. Namun kalau ada pelanggaran hukum sebaiknya diserahkan pada aparat penegak hukum untuk diselesaikan secara hukum.
"Tapi kalau Pak Amien Rais, Pak Syafii mau ditangkap, itu atas dasar apa? Kalau beliau ikut dalam kelompok itu adalah kekebasan berpendapat dan itu sebuah demokrasi dan sebuah kearifan untuk bangsa ini," pungkas dia.
----------------------------------------
"Itu adalah sebuah demokrasi......"
Wow...., Kalimat yg mahal....! | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 18:02 | |
| Jumat, 18/02/2011 03:17 WIB PBNU: Sesat atau Tidak Allah yang Menentukan Hery Winarno - detikNews
Jakarta - Majelis Ulama Indonesia secara tegas menyatakan bahwa Ahmadiyah sesat karena ajarannya menyimpang dari akidah Islam. Namun tidak demikian dengan Nahdatul Ulama (NU).
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas'udi menyatakan bahwa Ahmadiyah belum tentu sesat. Sesat atau tidak, menurut Masdar bukan manusia yang menentukan.
"Sesat atau tidak, yang paling tahu itu adalah Allah," ujar Masdar saat rapat dengar pendapat antara Komisi VIII DPR dengan para pemuka Agama di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2011) dini hari.
Menurut Masdar, agama seharusnya dijadikan landasan untuk kehidupan yang lebih damai. Untuk bisa mewujudkan hal tersebut diperlukan peran dan tugas tokoh serta pemimpin umat beragama untuk menjaga kerukunan.
"Kerukunan adalah tanggung jawab pemimpin umat beragama. Yang menentukan wajah umatnya adalah pemimpinnya," terangnya.
Terkait kekerasan dan aksi main hakim sendiri yang berbalut busana agama, Masdar mendesak pemerintah mengusut para pelakuknya. Ia pun mengusulkan agar pelaku dihukum lebih berat.
"Kekerasan atas nama agama, saya kira layak diberi hukuman dua kali lipat, yaitu untuk kezaliman dan atas penodaan agama yang diklaimnya," imbuhnya. | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 18:06 | |
| Kamis, 10/02/2011 19:56 WIB Kekerasan Atas Ahmadiyah (5) PBNU: Sering Pekikkan Jihad Sesungguhnya Runtuhkan Wibawa Islam M. Rizal - detikNews
Jakarta - Banyak pelaku kekerasan memekikkan jihad dan takbir sebelum memulai aksinya. Para pelaku kekerasan ini beranggapan mereka tengah berjihad membela agama Islam.Padahal sesungguhnya tindakan itu justru merusak kewibawaan dan meruntuhkan Islam. Tidak ada satu pun dalil yang membenarkan melakukan kekerasan atau pembunuhan karena perbedaan keyakinan.
"Orang Islam yang suka dan sering memekikan suara keras dan jihad, sesungguhnya dia bukan membela Islam, tapi sedang meruntuhkan kewibawaan dan nama baik Islam," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Masdar Farid Mas'udi.
Banyak faktor yang menyebabkan makin seringnya pecah kekerasan atas nama agama. Faktor itu yakni pengaruh masuknya faham radikalisme dari Timur Tengah. Selain itu juga kelambanan penanganan pemerintah melalui alat keamanan negara dalam mencegah tindak kekerasan.
Salah satu terpenting adalah bentrokan antar faham keagamaan dan keyakinan ini justru ditimbulkan akibat dakwah atau ajakan yang tidak dilakukan secara bijaksana. Selain sering memaksakan agar orang masuk sesuai keyakinan diri sendiri, juga dipicu sikap kesombongan keimanan yang ditunjukan umat beragama itu sendiri. "Kesombongan atas keimanan ini paling berbahaya," kata Masdar.
Berikut wawancara detikcom dengan Rais Syuriah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi di kantornya di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat:
Bagaimana tanggapan anda soal penyerangan terhadap jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten?
Pertama-tama yang ingin saya tegaskan, negara itu wajib melindungi rasa aman dari seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan agama, keyakinan maupun suku dan sebagainya. Itu pertama yang harus betul-betul ditunaikan tanpa tawar-menawar lagi. Dan untuk itu, negara sudah memiliki segala persyaratan yang dibutuhkan, ada aparat kepolisian dengan perangkatnya termasuk untuk penindakan sampai intelijennya. Kalau polisi tidak sanggup, bisa menggunakan aparat lainya seperti militer.
Kalau perlu Nahdlatul Ulama (NU) siap membantu dan amankan segenap warga. Jangan sampai ada kezaliman di antara warga dan sesama warga. Pertumpahan darah itu mutlak harus dihidarkan. Satu nyawa hilang itu sudah terlalu banyak. Kalau nyawa sampai hilang bukan karena nyawa, tapi itu sama saja menghilangkan seluruh umat manusia, ini adalah sesuai Alquran.
Jadi membiarkan seorang warga negara terbunuh tanpa alasan pembunuhan, maka sebenarnya sama saja membiarkan seluruh warga negara ini terbunuh. Bahkan di dalam Alquran bukan hanya seluruh warga negara, tapi seluruh umat manusia, bila ada nyawa seorang dibiarkan melayang tanpa alasan yang setimpal.
Berkaitan dengan soal keimanan, negara kita kan bukan negara agama, bukan negara agama tertentu. Tetapi negara yang melindungi keyakinan segenap warganya, maka negara tidak boleh mendiskriminasi perlindungan kepada warga negara atas pertimbangan keyakinan tertentu, itu tidak boleh. Dan, NU berada di belakang misi negara itu.
Apakah konflik terjadi karena perbedaan keyakinan di antara warga itu sendiri?
Itu yang sebenarnya tidak boleh. Perbedaan keyakinan memang tidak mungkin dihindari, karena agama memang teksnya terlalu mendalam dan luas. Oleh karena itu tafsir terhadap teks agama itu suatu keniscayaan. Tidak ada suatu ajaran agama yang hanya ada satu tafsir dan semua tafsir sebenarnya itu dilindungi. Bahwa ada yang mengaku dirinya benar dan yang lain itu salah, itu biasa. Tetapi kalau semua mengaku benar dan semua mengaku yang lain salah, maka sesungguhnya tidak ada yang mutlak benar.
Perbedaan keyakinan tidak bisa menjadi alasan untuk memaksa keyakinan saya terhadap orang lain. Karena yang memberikan petunjuk ke jalan benar itu hanya Allah. Innaka laa tahdi man ahbabta walakinnallaaha yahdi man yasya, sesungguhnya kamu tidak bisa memastikan hidayah kepada orang lain, hanya Allah lah yang dapat memasukan hidayah kepada hamba-Nya yang dikehendaki (surat Al Qoshosh ayat 56).
Di dunia ini kan bukan surga dan juga bukan neraka. Jadi di sini itu ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang kafir, ada yang mukmin, ada yang tersesat dan ada yang mendapatkan hidayah, inilah dunia. Jangan berpikir dunia ini adalah surga, dan semuanya harus mukmin. Dan jangan berpikir bahwa dunia ini adalah neraka, semuanya harus kafir, tidak seperti itu.
Soal surga-neraka, tersesat dan mendapatkan hidayah hanya Allah yang tahu. Bahkan dalam Islam, kalau ada orang mengkafirkan orang lain, maka boleh jadi sesungguhnya dia kafir. Jadi jangan gampang mengkafirkan orang. Anda boleh saja meyakini seyakin-yakinnya apa yang anggap anda imani benar, tapi jangan pada saat yang sama mengaku sayalah satu-satunya paling benar, orang lain salah atau menuding keyakinan orang lain itu salah.
Jadi bagaimana sebaiknya menghadapi jemaat Ahmadiyah?
Saya ambil contoh di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat asuhan almarhum KH Ilyas Ruhyat (mantan Rais Am PBNU), di sekitar itu sudah berpuluh-puluh tahun ada sebuah masjid Ahmadiyah. Pas bertetanggaan dengan pesantren, dan dari dahulu tidak pernah ada santri yang menggruduk atau mengejek anggota jemaat Ahmadiyah. Mereka bebas menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya, itulah yang terjadi di lingkungan NU sebenarnya.
Bahwa anda memiliki keyakinan seperti itu dan anda bertekad menjalankannya, itu hak anda. Memang kita memang mempunyai kewajiban moral untuk melakukan dialog, memberi tahu atau dakwah. Tetapi melakukan dakwah mengajak orang mendekatkan dengan keyakinan kita harus dengan bil hikmah atau bijaksana. Tidak ada kata paksaan dalam dakwah itu. Apabila kita sudah berdakwah atau kita sedikit bermujadalah (perdebatan). Kok masih tidak mau menerima apa keyakinan kita, ya sudah, kewajiban kita sudah gugur. Tidak ada keimanan yang bisa dipaksakan. Mungkin orang bisa dipaksa tubuhnya, tapi hatinya tidak bisa dipaksa.
Dakwah yang paling efektif itu dakwah melalui perilaku, bukan dengan kata-kata, apalagi dengan kekerasan. Kalau orang Islam memperlakukan orang lain dengan kekerasan dan kekejaman, itu sebetulnya dia sedang melecehkan secara telak agamanya sendiri. Karena orang akan bertanya, loh agamanya mulia, tapi kenapa perilaku dan akhlaknya buruk dan kejam? Jadi orang Islam yang suka dan sering memekikan suara keras dan jihad, sesungguhnya dia bukan membela Islam, tapi sedang meruntuhkan kewibawaan dan nama baik Islam.
Kawasan Cikeusik, Pandeglang, Banten walau dikenal masyarakatnya keras tapi belum pernah terjadi bentrokan antar keyakinan agama. Apakah ini ada rekayasa untuk memicu kekerasan itu sendiri?
Memang belakangan ini, sekitar sepuluh tahun belakangan terakhir ini pengaruh dari kelompok-kelompok radikal yang dibiayai dengan uang yang banyak dari Timur Tengah menjalar ke mana-mana. Meskipun kita ketahui dalam dunia Islam, perbedaan mazhab dan perbedaan tafsir itu sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sejak zaman para sahabat itu sudah ada orang menafsiri sebuah ayat yang sama dengan tafsir yang berbeda. Jadi sesungguhnya itu sudah alami dan memang tafsir itu bisa berbeda-beda.
Tapi tafsir yang berbeda dan diikuti dengan pemaksaan, penistaan sampai pembunuhan baru belakangan ini lebih marak. Jadi dahulu pernah ada pada zaman klasik itu. Misalnya konflik antara lain dengan kaum Khawarij dan Syiah sampai pertumpahan darah dan lainnya. Kemudian orang berpikir bila lama-lama seperti ini bisa habis, maka wisdom atau kearifan yang muncul, bahwa tidak ada di dunia manapun yang memiliki satu tafsir, tapi banyak dan berbeda-beda.
Untuk mensikapi adanya tafsir-tafsir yang berbeda ini, ya sudah kita sama-sama menghormatinya. Bahwa kami juga minta dihormati untuk mengikuti tafsir kami, sebagaimana anda juga kami menghormati untuk mengikuti tafsir anda. Itulah yang paling fair (adil), toh kita sama-sama tidak tahu siapa yang sesungguhnya secara hakiki di jalan yang benar. Kita hanya berdoa saja kepada Allah SWT untuk dibimbing di jalan yang benar. Kita tidak boleh mengklaim bahwa saya sudah sepenuhnya berada di jalan yang benar, itu tidak boleh karena itu namanya takabur.
Kita salat setiap hari lima waktu ada 17 rakaat, kita setiap rakaat selalu baca Al Fatihah dengan doa ihdinash shiroothol mustaqiim, tunjukilah kami ke jalan yang benar. Itu artinya apa? Orang Islam setiap menjalankan ibadahnya sekalipun tidak boleh mengklaim bahwa saya sudah ada di jalan yang benar. Justru kita harus terus memohon kepada Allah untuk dibimbingnya. Justru kita harus rendah hati dan jauh untuk mengklaim saya sudah ada di jalan yang benar, apalagi sambil menuding orang lain kau sesat dengan diikuti tindakan kekerasan. Ini nauzubillah minzaliq, itu jauh dari kebenaran.
Apakah bisa dikatakan semakin banyaknya tindak kekerasan mengatasnamakan agama karena pengaruh radikalisme Timur Tengah?
Memang tindakan manusia tidak pernah bisa disederhanakan pada satu faktor saja, selalu ada multi faktor. Taruhlah faktor faham radikalisme itu memiliki peranan, meskipun tidak seratus persen. Tapi juga ada faktor-faktor lainnya, misalnya faktor adanya provokator dan yang tidak kalah penting faktor kelambanan aparat pemerintah dalam bertindak preventif. Ini sangat penting sekali.
Oleh karena itu, ini harus menjadi catatan yang sangat kuat bagi kita bahwa semua faktor-faktor yang bersifat pemahaman tidak bisa berdiri sendiri. Kalau ada orang yang berbeda faham, kemudian tumbuh menjadi saling curiga sampai saling membenci. Tapi kalau aparat keamanan pemerintah bertindak tegas, tentunya tidak akan meledak menjadi kenyataan. Itu yang kita sesalkan, kenapa aparat keamanan tidak bertindak tepat waktu.
Sebenarnya beliau-beliau itu sudah tahu ada riak-riak seperti di Banten atau Temanggung, itu sudah diketahui dua hari sebelumnya gelagat-gelagat itu. Persoalannya kenapa tidak dilakukan pencegahan? Sebenarnya itu hak aparat keamanan untuk mencegahnya, apalagi sudah ada tanda-tanda datangnya rombongan dari Solo, Semarang, Pekalongan ke Temanggung untuk melakukan tindakan kekerasan atas protes putusan pengadilan. Kenapa ini tidak dicegat di tengah jalan? Sebelum sampai ke tempat kejadian. Membiarkan mereka sampai ke tempat kejadian dan berkumpul ribuan orang itu pasti akan sulit sekali. Tapi kan bisa dicegah sebelumnya, kan jarak Pekalongan-Temanggung, Solo-Temanggung tidak dekat. Sepanjang puluhan dan ratusan kilometer kan bisa dilakukan pencegahan. Ini yang kami sesalkan kenapa aparat tidak bertindak semestinya sesuai tanggung jawabnya melindungi masyarakat agar tidak bertumpah darah.
Kelambanan atau kelalaian aparat keamanan dan pemerintah ini bisa diartikan juga sebagai upaya memperkeruh konflik antar kelompok masyarakat beragama ini?
Kelambanan itu bisa dituduh sebagai by omission atau pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi karena pembiaran dan tidak mengambil tanggung jawab. Sekali lagi kami katakan, aparat keamanan harus ambil tanggung jawab melindungi masyarakat, apalagi yang menyangkut perbedaan keyakinan ini. NU sendiri akan mensupport aparat keamanan kalau soal ini.
Jadi bagaimana seharusnya menghadapi jemaat Ahmadiyah ini?
Kewajiban kita kepada orang yang berbeda keyakinan, kalau kita merasa terpanggil, ya dakwah atau mengajak dengan bijak. Kalau memang diperlukan semacam diskusi, dialog atau berdebat, adu argumentasi dengan cara santun daripada orang yang kita hadapi. Kalau sudah cara-cara itu kita lakukan dan mereka tidak mau berubah, ya sudah, kita sudah selesai kewajibannya.
Tidak ada sedikitpun ruang bagi kita untuk memaksa mereka agar meyakini apa yang kita yakini. Kalau kita memaksakan begitu, lagi-lagi kita telah mengklaim saya sudah berada di jalan yang sepenuhnya benar dan anda di jalan kesesatan. Kita harus terus memohon petunjuk kepada Allah SWT. Artinya kita harus lebih redah hati dan jauhkan mengklaim diri kita sudah berada di jalan yang benar. Kita berdoa semoga kita bisa dibimbing ke jalan yang benar, bukan kita yakin betul kita sudah berada di jalan yang benar.
Betulkah ada dalil yang membenarkan untuk memerangi kelompok semacam Jemaat Ahmadiyah atau aliran sesat lainnya?
Tidak ada, tidak ada dalil yang mengatakan orang bisa dibunuh karena perbedaan keyakinan. Memang dalam Alquran ada izin untuk memerangi orang lain dengan alasan agama, kalau memang kita diperangi. Kalau kita tidak pernah diperangi mereka, ya kita tidak boleh memerangi mereka.
Justru kalau kita hadapi dengan kelembutan, tentu hasilnya akan lebih baik. Ini sama ketika Rasulullah SAW akan dibunuh, tapi pedang musuhnya terjatuh. Nabi membiarkannya dan mengampuninya. Itu begitu kuatnya akhlak dan kelembutan hati yang bisa mengubah orang. Cara efektif mengubah keyakinan itu dengan akhlak yang baik, kesalehan amal, bukan dengan pedang.
Begitu juga di NU, kita akan menghadapi kelompok-kelompok ini dengan cara-cara santun dan dakwah yang bijak. Kalau ada yang melawan dengan kekerasan, kami serahkan kepada negara yang memiliki hak dan tanggung jawab. Negara punya hak monopoli untuk menindak pelaku kekerasan demi melindungi masyarakat lainnya. Tidak boleh masyarakat menggunakan alat kekerasan.
Bagaimana solusinya agar tidak terjadi pemaksaan dan penyerangan kepada kelompok agama yang beda keyakinan?
Jangan kita pernah memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Biarkan itu diserahkan kepada Allah yang akan memberikan hidayah. Memang dalam beberapa kasus belakangan ini, banyak yang menunjukan keimanan dengan cara penuh kesombongan. Padahal kesombongan ini lebih buruk dari kesesatan atau kejahatan itu sendiri serta lebih buruk dari dosa besar lainnya. Kesombongan atas keimanan kita itu lebih berbahaya dari yang lainnya. (zal/iy)
| |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 18:12 | |
| Kamis, 17/02/2011 20:25 WIB JK: Penganut Ahmadiyah Juga Warga Negara yang Baik Adi Nugroho - detikNews
Jakarta - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di DPR untuk memberi pandangan soal kontroversi Ahmadiyah. Dia disambut petinggi Partai Golkar Priyo Budi Santoso saat memasuki ruang Komisi VIII DPR RI.
"Mereka kan juga warga negara yang baik juga. Jadi jangan diusir-usir dong. Kalau soal perbedaan itu urusan mereka," kata Jusuf Kalla sebelum memulai rapat dengar pendapat dengan Komisi VIII tersebut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (17/2/2011) malam.
Selain JK, intelektual dan tokoh agama turut memberi pandangan seperti Azumardi Azra, Romo Benny, Jerry Sumampauw dan Masdar Mas'udi. Pimpinan NU dan Muhammadiyah yang juga diundang belum terlihat hadir.
"Ini perdebatan yang tidak berakhir," tandas Ketua PMI ini soal perdebatan Ahmadiyah.
Sebelumnya, Jusuf Kalla menyatakan ide pengucilan penganut Ahmadiyah di pulau terpencil sebagai usulan emosional. Pernyataan itu dilontarkan Kalla saat berkunjung ke Kantor Komnas HAM.
"Itu usulan yang emosional. Kan sudah ada aturannya di SKB 3 menteri, dilaksanakan itu saja. Kemudian ketentuan hukum yang mengatur soal seperti itu, pembunuhan, penganiayaan, kan semua ada aturan hukumnya," terang JK.
| |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 24th February 2011, 18:21 | |
| Jika 2 organisasi islam terbesar di indonesia, Muhammadiyah dan NU, serta negarawan sekelas JK sudah berbicara sprti itu, maka golongan islam yg mana lagi yg mendukung supaya ahmadiyah dihancurkan dari indonesia ? | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| | | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 08:06 | |
| - Djo wrote:
- Jika 2 organisasi islam terbesar di indonesia, Muhammadiyah dan NU, serta negarawan sekelas JK sudah berbicara sprti itu, maka golongan islam yg mana lagi yg mendukung supaya ahmadiyah dihancurkan dari indonesia ?
Tidak usah dihancurkan ... tetapi dibubarkan saja. Apalagi kalau melanggar perintah di dalam SKB yang menyatakan Ahmadiyah tidak boleh berdakwah di luar komunitasnya. Sebenarnya Ahmadiyah di Indonesia masih lebih baik nasibnya ... masih boleh mengaku beragama Islam dan terus berdakwah di komunitasnya sendiri. Coba lihat di Arab Saudi dan Pakistan. Di sana fatwa ulama2 sudah dikeluarkan bahwa Ahmadiyah dilarang keberadaannya. Tapi mungkin juga kondisi dan perilaku Ahmadiyah di Indonesia dan di dua negara Islam tersebut memang berbeda. Mungkin orang2 Ahamdiyah di sana sering merusuh sehingga akhirnya dilarang keberadaannya. Wallahu a'lam ... | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 11:50 | |
| - Quote :
- Mungkin orang2 Ahamdiyah di sana sering merusuh sehingga akhirnya dilarang keberadaannya.
nah, kalau yang bukan dari ahmadiyah tapi merusuh juga gimana tuh kang ? :) |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 13:09 | |
| - Silancah wrote:
Tidak usah dihancurkan ... tetapi dibubarkan saja. Apalagi kalau melanggar perintah di dalam SKB yang menyatakan Ahmadiyah tidak boleh berdakwah di luar komunitasnya.
Kalau ada anggota/ulama ahmadiyah yg melanggar SKB, ya tinggal diproses saja anggota/orang tsb sesuai hukumnya. Bukan ahmadiyahnya yg dibubarkan. Jawaban ini yg digunakan saat ada issue utk membubarkan FPI. | |
| | | Djo Perwira Pertama
Jumlah posting : 794 Join date : 28.01.11
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 13:21 | |
| - Silancah wrote:
Sebenarnya Ahmadiyah di Indonesia masih lebih baik nasibnya ... masih boleh mengaku beragama Islam dan terus berdakwah di komunitasnya sendiri.
Coba anda bilang seperti itu kepada keluarga 3 orang ahmadiyah yg mati dianiaya oleh orang2 yg juga mengaku beragama islam. | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 14:29 | |
| - T2Y wrote:
- nah, kalau yang bukan dari ahmadiyah tapi merusuh juga gimana tuh kang ? :)
Diproses di muka hukum lah, bro... | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 14:31 | |
| - Djo wrote:
- Kalau ada anggota/ulama ahmadiyah yg melanggar SKB, ya tinggal diproses saja anggota/orang tsb sesuai hukumnya. Bukan ahmadiyahnya yg dibubarkan.
Jawaban ini yg digunakan saat ada issue utk membubarkan FPI. Seharusnya begitu ... karena pemerintah yang menerapkan SKB seharusnya pemerintah yang menindak orang yang melanggarnya. Tapi kenyataannya seperti itu nggak ya ... :?: | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 14:33 | |
| - Djo wrote:
- Coba anda bilang seperti itu kepada keluarga 3 orang ahmadiyah yg mati dianiaya oleh orang2 yg juga mengaku beragama islam.
Yah, hal itu memang sangat disayangkan. Hanya karena segelintir orang yang brutal maka terjadi pertumpahan darah. Semoga pemerintah bisa segera mengungkap dan menghukum orang2 yang melakukannya dan pihak2 yang duduk di balik layar. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 25th February 2011, 17:01 | |
| - Silancah wrote:
- T2Y wrote:
- nah, kalau yang bukan dari ahmadiyah tapi merusuh juga gimana tuh kang ? :)
Diproses di muka hukum lah, bro... sip.. sip... semoga hukum ditegakan... :) tapi gimana dengan usaha para ulama sendiri untuk mengurangi (orang yag mengaku) umat yang suka merusuh ini ? apakah ada seruan2 atw dakwah yang mengutuk perusakan rumah ibadah orang lain dan tindakan2 brutal lainnya ? |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 18th March 2011, 14:56 | |
| - T2Y wrote:
- sip.. sip...
semoga hukum ditegakan... :) tapi gimana dengan usaha para ulama sendiri untuk mengurangi (orang yag mengaku) umat yang suka merusuh ini ? apakah ada seruan2 atw dakwah yang mengutuk perusakan rumah ibadah orang lain dan tindakan2 brutal lainnya ? Kalau yang saya lihat dari ulama2 (baik NU, Muhammadiyah, MUI, atau partai politik) di televisi ... semuanya sepakat bahwa tindakan anarkis dan brutal seperti itu tidak dibenarkan. Seharusnya pemerintah (beserta polisi) mendukung seruan ulama2 itu dengan menegakkan hukum dan undang2. | |
| | | Tamu Tamu
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 19th March 2011, 09:53 | |
| - Silancah wrote:
- T2Y wrote:
- sip.. sip...
semoga hukum ditegakan... :) tapi gimana dengan usaha para ulama sendiri untuk mengurangi (orang yag mengaku) umat yang suka merusuh ini ? apakah ada seruan2 atw dakwah yang mengutuk perusakan rumah ibadah orang lain dan tindakan2 brutal lainnya ? Kalau yang saya lihat dari ulama2 (baik NU, Muhammadiyah, MUI, atau partai politik) di televisi ... semuanya sepakat bahwa tindakan anarkis dan brutal seperti itu tidak dibenarkan. Seharusnya pemerintah (beserta polisi) mendukung seruan ulama2 itu dengan menegakkan hukum dan undang2.
gimana kalau dikeluarkan fatwa kang ? :) |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? 19th March 2011, 18:37 | |
| - T2Y wrote:
- gimana kalau dikeluarkan fatwa kang ? :)
Saya sih oke2 saja ... Karena saat ini sepertinya tindakan anarkis itu seakan2 menjadi sesuatu yang biasa dan wajar dilakukan dan diapprove oleh agama. Padahal sudah dijelaskan bahwa, kecuali suatu pihak menyerang terlebih dahulu, maka barulah umat Islam diperbolehkan untuk mengangkat senjata. Bila saat ini orang2 Ahmadiyah merongrong umat Muslim dengan terus berusaha memurtadkan umat Islam ... balaslah dengan akidah juga. Syukur2 keluar peraturan dari pemerintah yang melarang usaha permurtadan itu ... yang menjadi masalah apakah pemerintah mau menegakkan peraturan yang sudah dikeluarkannya tersebut? | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? | |
| |
| | | | Mengapa Umat Muslim Phobia Terhadap Pemurtadan? | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |