Calon Teroris AS Ditangkap

Calon Teroris AS Ditangkap
Kamis, 22 November 2012 | 08:02 WIB

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Empat warga Negara Bagian California, Amerika Serikat, ditahan Biro Investigasi Federal AS (FBI) setelah ketahuan berniat menjadi teroris di Afganistan. Tiga dari empat orang tersebut ditangkap hanya dua hari sebelum berangkat meninggalkan AS menuju Afganistan.

Kasus tersebut diungkapkan aparat penegak hukum AS, Senin (19/11) malam. Menurut FBI, tiga tersangka calon teroris itu, yakni Ralph Deleon (23), Miguel Alejandro Santana Vidriales (21), dan Arifeen David Gojali (21), ditangkap di luar sebuah kompleks apartemen di Chino, California, Jumat pekan lalu.

Sementara satu orang lagi, Sohiel Omar Kabir (34), ditangkap di Afganistan, Sabtu pekan lalu. Kabir hingga saat ini masih ditahan aparat keamanan AS di Afganistan.

Kabir adalah seorang berdarah Afganistan yang telah dinaturalisasi menjadi warga negara AS dan sampai tahun lalu tinggal di kawasan Pomona di dekat kota Los Angeles. Ia bahkan pernah berdinas militer di Angkatan Udara AS pada tahun 2000-2001 sebelum diberhentikan dengan hormat.

Deleon adalah orang kelahiran Filipina yang memiliki izin tinggal tetap (permanent resident) di AS. Demikian juga Santana yang berasal dari Meksiko, dan saat ini masih menunggu proses menjadi warga negara AS. Sementara Gojali adalah warga negara AS keturunan Vietnam yang lahir dan besar di AS.

Keempat orang itu kini didakwa telah memberikan dukungan materi kepada jaringan teroris dengan ancaman hukuman maksimum 15 tahun penjara.

Dalam berkas hasil penyelidikan FBI setebal 77 halaman, mereka juga didakwa ”berkonspirasi untuk membunuh, menculik, menyiksa, atau melukai orang dan merusak properti di negara lain”. Selain itu, mereka juga dituduh membantu ”konspirasi penggunaan senjata pemusnah massal di luar AS” serta merencanakan plot ”pengeboman tempat-tempat umum dan fasilitas pemerintah”.

Ini adalah kasus terbaru usaha perekrutan warga AS menjadi teroris. Bulan lalu, seorang warga Minneapolis dijatuhi hukuman setelah terbukti mengirim anak- anak muda AS ke Somalia untuk bergabung dengan milisi Al- Shabab yang memiliki hubungan dengan jaringan militan Al Qaeda.

”Pelajaran yang bisa diambil adalah: jangan anggap remeh kelompok-kelompok ini. Ini adalah kasus yang sangat serius,” tutur David Bowdich, agen penyelidik khusus FBI.

Menyusupkan informan

FBI berhasil membongkar rencana empat orang tersebut setelah menyusupkan seorang informan ke dalam kelompok itu. Informan itu kemudian merekam semua komunikasi yang ia jalin dengan empat orang tersebut.

FBI tidak menyebutkan bagaimana awalnya mereka mencurigai kelompok itu. Mereka hanya mengatakan melacak perjalanan Kabir ke Afganistan, Desember 2011, dan menandai pesan-pesan bernuansa ekstremis yang dipasang Santana di internet.

Berdasarkan penyelidikan selanjutnya, Santana dan Deleon diketahui pertama kali mengenal Kabir di sebuah bar rokok shisha di AS pada tahun 2010. Kabir kemudian mengenalkan dua orang itu pada ajaran-ajaran radikal Anwar al-Awlaki, warga AS yang kemudian menjadi tokoh Al Qaeda di Yaman dan tewas ditembak pesawat nirawak AS tahun lalu.

Deleon dan Santana kemudian merekrut Gojali, penganggur yang tak memiliki ijazah SMA, September lalu.

Menurut keterangan informan FBI, Deleon dan Santana sangat bersemangat, bahkan bergairah, akan prospek mereka menjadi teroris. Mereka berencana menemui Kabir di Afganistan, yang berjanji akan mengenalkan mereka kepada para tokoh Taliban.

Mereka bahkan sudah membahas alasan dan kedok apa yang akan dipakai untuk memasuki Afganistan. Mereka sempat berpikir untuk menyamar sebagai penjual parfum atau dermawan yang akan membuka panti asuhan di Afganistan. Sampai akhirnya mereka sepakat menggunakan alasan akan menghadiri pesta pernikahan Kabir.

Sebelum berangkat, Santana sempat pulang ke Meksiko untuk belajar menembakkan beberapa jenis senjata api dan membuat bahan peledak. Ia bercita-cita menjadi penembak jitu.

Sementara Deleon berharap bisa berada di garis depan dalam operasi menggunakan bahan peledak, seperti bom plastik C-4. Santana, Deleon, dan Gojali juga sempat berlatih menembak di sebuah lapangan tembak dan fasilitas pertempuran paintball di Los Angeles.(AP/Reuters/AFP/DHF)

Sumber :Kompas Cetak
Editor :Egidius Patnistik


Naaah, ini jujur bikin saya bingung, he he he he, koq bisa ada orang ngga beres otaknya seperti itu ya?
Weleh weleh.

Menurut saya sih....
Orang2 introvet mudah terkena pengaruh.....

Kalo model Mod Bruce dkk ...............
hahahahaaaa enggak bakalan kena pengaruh ya


hehehehe :)

cinzano wrote:

Menurut saya sih....
Orang2 introvet mudah terkena pengaruh.....

Kalo model Mod Bruce dkk ...............
hahahahaaaa enggak bakalan kena pengaruh ya


hehehehe :)

Bisa anda coba 'test' om, mulai dari jutaan, sampai milyaran. Mungkin bisa kita negosiasika hasil akhirnya. He he he he.