|
| Antara yang toleran dan intoleran | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Antara yang toleran dan intoleran 20th December 2012, 20:14 | |
| - Quote :
- Gus Sholah: Muslim Boleh Ucapkan Natal
Penulis : Aditya Revianur | Kamis, 20 Desember 2012 | 14:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Cendekiawan Muslim Sholahuddin Wahid mengatakan, umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani. Pasalnya, tidak ada dasar yang melarang Muslim mengucapkan natal.
"Mengucapkan Natal adalah bentuk ungkapan saling menghormati antarpemeluk agama," kata Gus Sholah kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (20/12/2012).
Gus Sholah menambahkan, para ulama yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal perlu mencari alasan tepat. Kendati demikian, Gus Sholah tidak menyalahkan para ulama itu. Menurutnya, ulama memiliki dasar pendapat sendiri. Gus Sholah hanya meminta agar para ulama memikirkan dampak sosial dari ucapannya. Pasalnya, ucapan mereka berdampak luas.
"Aspek sosial tidak pernah melarang Muslim mengucapkan Natal. Saya sendiri juga mengucapkan Natal," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'aruf Amin melarang umat Islam mengucapkan Natal kepada Kristiani. Umat Islam, kata Amin, lebih baik menghindari mengucapkan Natal. "Sebaiknya tidak usah ajalah (mengucapkan Natal). Tahun baru saja. Mengucapkan Natal itu masih menjadi perdebatan," kata Amin di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Selain itu, Amin juga mengimbau Muslim untuk tidak menghadiri perayaan Natal. Sebab, tindakan tersebut diharamkan oleh MUI atas dasar fatwanya.
"Ada fatwa MUI supaya tidak boleh ikut acara ritual Natal. Karena itu ibadah, haram mengikuti ritualnya," terang Amin.
Meskipun melarang, Amin mengimbau seluruh umat Islam untuk menjaga kerukunan umat beragama. Hal itu, terangnya, dilakukan saat Kristiani merayakan Natal. "Kalau untuk perayaan ini (Natal), tentu kita harus menjaga kerukunan dan toleransi," pungkasnya.
Editor :Hindra
Begitulah di Indonesia, he he he he. Mengapa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara yang toleran dan intoleran? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 3rd April 2013, 14:33 | |
| Dan perbedaan yang begitu jelas, sering ditutup-tupi oleh sebagian pemeluk Islam, mereka keukeuh menyatakan bahwa penganut Islam adalah basudara dalam ajaran. Saudara yang tidak shati sepikir, yang justru sering diselesaikan dengan saling menghilangkan. | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 14th April 2013, 18:11 | |
| - bruce wrote:
Begitulah di Indonesia, he he he he. Mengapa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara yang toleran dan intoleran? menurut sy sih yg salah bukan orang/penganutnya bro... dan itu bukan aj hanya terjadi di Indonesia, tp jg diseluruh dunia.. menurut sy yg salah itu adlh ajarannya yg sangat kacau dan amburadul.. disatu sisi ada ayat2 yg menyuruh umatnya utk bertoleran thd ajaran agama lain, disisi yg lain ada ayat2 yg melarang, 'memusuhi', dan sangat anti thd ajaran agama lain, bahkan mereka ini harus 'dibasmi' sampai habiss... maka dr itulah banyak penganutnya yg terpecah2 mjd kelompok2 yg saling bertentangan itu... [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 15th April 2013, 08:26 | |
| Damai bagi LTBers. - nothingman wrote:
- bruce wrote:
Begitulah di Indonesia, he he he he. Mengapa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara yang toleran dan intoleran? menurut sy sih yg salah bukan orang/penganutnya bro... dan itu bukan aj hanya terjadi di Indonesia, tp jg diseluruh dunia.. menurut sy yg salah itu adlh ajarannya yg sangat kacau dan amburadul.. disatu sisi ada ayat2 yg menyuruh umatnya utk bertoleran thd ajaran agama lain, disisi yg lain ada ayat2 yg melarang, 'memusuhi', dan sangat anti thd ajaran agama lain, bahkan mereka ini harus 'dibasmi' sampai habiss... maka dr itulah banyak penganutnya yg terpecah2 mjd kelompok2 yg saling bertentangan itu... [You must be registered and logged in to see this image.] Pikiran Nothingman di atas sangat berterima di pemahaman saya. Kalau ajaran yang sama mengajarkan hal yang berbeda alias tidak konsisten alias bertujuan hanya untuk membenarkan diri pengajarnya sendiri, memang sangat pantas disebut sebagai ajaran yang amburadul. Yang mengherankan, ternyata kedua kelompok (kelompok toleran versus intoleran) mengklaim bahwa mereka "bersaudara dalam iman, sama -sama menerima ajaran yang sama dari sumber yang sama. Tetapi hasilnya, berupa penerapan dalam hidup sehari-hari, sangat bertolak belakang. Pertanyaan yang sering muncul di benak saya, mengapa bisa hasil akhir dari suatu ajaran diterapkan berbeda oleh suatu kelompok dengan kelompok lain? Apakah kelompok-kelompok itu tidak pernah mencoba merekonsiliasi pemahaman mereka? Sayang, jawaban atas pertanyaan tersebut tidak pernah dibahas terbuka, sehingga para pengikut sikap toleran dan pengikut sikap intoleran sama-sama merasa diri benar. Maka, tetap saja aneh, di bibir berkata bahwa mereka "bersaudara dalam iman", tetapi aplikasi keberimanan bertolak belakang. Damai, damai, damai. | |
| | | Joan86 Calon Perwira
Jumlah posting : 278 Join date : 26.01.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 16th April 2013, 10:45 | |
| - Husada wrote:
Yang mengherankan, ternyata kedua kelompok (kelompok toleran versus intoleran) mengklaim bahwa mereka "bersaudara dalam iman, sama -sama menerima ajaran yang sama dari sumber yang sama. Tetapi hasilnya, berupa penerapan dalam hidup sehari-hari, sangat bertolak belakang. Ituuu dia kak Husada yang bikin kita heran. sesama umat Muslim aja mereka tidak bisa hidup rukun dan akur, apa lagi dengan penganut agama yang lain. dan itu pun terjadi dimana-mana bukan cuma di Indonesia aja, lihat aja di Irak, Iran, Pakistan, Afganistan, dan negara-negara Muslim lainnya, antara kelompok Sunni dan Syiah saling bunuh. apa lagi bagi kita yang penganut Non Muslim, kalo hidup dinegara-negara tersebut pasti sudah dibantai kiri-kanan. [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 16th April 2013, 12:52 | |
| Tapi Joan, tidak bisa dipungkiri juga, bahwa ada saja dari antara penganut Islam yang toleran. Contoh kasus, yang kelihatannya tidak seorangpun bisa membantah, keislaman yang dipraktikkan Gus Dur. Dan, Gus Dur yang dipandang sebagai pelindung kaum pemeluk agama minoritas, benar-benar mengaku dan mempraktikkan keislaman. Gus Dur sangat toleran.
Eh, salah dink. Kayaknya ada juga Muslim yang menuduh Gus Dur kafir, antek zionis. Betul, betul, betul. Nothingman dan Joan86 benar dalam hal intoleransi memang warna asli dari Muslim. Kalo ada Muslim yang toleran, itu tandanya yang bersangkutan tidak melaksanakan ajaran agamanya secara murni dan konsekwen.
Ah, memang menyedihkan. | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 4th May 2013, 14:16 | |
| - Bruce wrote:
- Begitulah di Indonesia, he he he he.
Mengapa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara yang toleran dan intoleran?
Mas Bruce boleh kiranya saya dapat konfirmasi dalam kutipan diatas , siapa kiranya yg mas Bruce kriteriakan sebagai toleran dan siapa yg tidak toleran mas. dan kenapa begitu mas. Kalau tak salah toleran atau tidak toleran itu adalah merupakan sikap ya ? Sikap tindakan yg ditunjukkan kepada fihak diluar dirinya . to·le·ran a bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yg berbeda atau bertentangan dng pendirian sendiri ( KBBI) Permintaan penegasan ini saya sampaikan agar tidak salah dalam mempersepsikan sesuatu , sehingga terjadi mispersepsi yg tidak perlu. Makasih mas. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 4th May 2013, 14:44 | |
| - dadap serep wrote:
- Bruce wrote:
- Begitulah di Indonesia, he he he he.
Mengapa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara yang toleran dan intoleran?
Mas Bruce boleh kiranya saya dapat konfirmasi dalam kutipan diatas , siapa kiranya yg mas Bruce kriteriakan sebagai toleran dan siapa yg tidak toleran mas. dan kenapa begitu mas. Kalau tak salah toleran atau tidak toleran itu adalah merupakan sikap ya ? Sikap tindakan yg ditunjukkan kepada fihak diluar dirinya .
to·le·ran a bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yg berbeda atau bertentangan dng pendirian sendiri ( KBBI)
Permintaan penegasan ini saya sampaikan agar tidak salah dalam mempersepsikan sesuatu , sehingga terjadi mispersepsi yg tidak perlu.
Makasih mas. Waaah, contohnya banyak sekali dari masing masing golongan, mas. Tetapi kalau kita pakai contoh yang mungkin sama sama kita kenal, mungkin bisa kita ambil Komaruddin Hidayat untuk tokoh toleran, dan Habib Rizieq Shihab sebagai tokoh intoleran. Apakah bisa ? Salam | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 4th May 2013, 16:56 | |
| Mas Bruce , saya hanya merefer kepada apa yg ada dipostingan awal mas , antara Gus Sholah dan pak Ma'aruf Amin yg kebetulan bicara mengenai hal yg sama Monggo kalo berkenan mas.
Terima kasih. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 4th May 2013, 19:05 | |
| - dadap serep wrote:
- Mas Bruce , saya hanya merefer kepada apa yg ada dipostingan awal mas , antara Gus Sholah dan pak Ma'aruf Amin yg kebetulan bicara mengenai hal yg sama
Monggo kalo berkenan mas.
Terima kasih. Oh kalau merefer kepada artikel awal, sepertinya sudah jelas, bahwa Gus Sholah bersikap toleran sementara Ma'aruf Amin bersikap itoleran. Bagaimana menurut anda? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 10:42 | |
| Damai bagi LTBer sekalian. Mohon ijin, nimbrung. DS, kalau Anda konsisten dengan pemahaman Anda yang mengatakan bahwa suatu ayat Al Qur'an bebas ditafsirkan oleh Muslim, dan tidak ada keharusan kesamaan substansi tafsiran atas ayat yang sama (dari trit Kronologis turunnya Al Qur'an..."), tentu memang sulit bagi Anda membedakan pemikiran mana yang toleran, dan pemikiran mana yang intoleran, meskipun Anda telah mengemukakan arti toleransi dari KBBI. Sebab, itu tadi, konsistensi pemahaman Anda atas kebebasan menafsirkan ayat Al Qur'an. Artinya, menurut pemahaman Anda yang saya tangkap, bila ada dua orang Muslim (misalkan saja Gus Sholah dan Ma'aruf Amin - seperti yang disebut dalam ST) mengambil sikap dan tindakan berdasarkan penafsiran mereka pada ajaran agama yang mereka terima, sikap dan perilaku yang berbeda itu tidak masalah. Karena, masing-masing mereka memiliki acuan pikir pada tafsiran mereka yang berbeda, meski ayat acuannya sama. Saya menyimpulkannya dari komentar Anda yang saya garis bawahi dan saya tebalkan berikut ini, - dadap serep wrote:
- Husada wrote:
- Damai bagi LTBers sekalian.
Maaf, bukan maksud mengganggu arus diskusi. Tapi anggap saja posting saya ini seperti suatu celetukan untuk rekan-rekan Muslim: Yang dapat saya tangkap dari postingan rekan-rekan Muslim terkait dengan judul trit, adalah: - ayat-ayat Al Qur'an diturunkan dalam kurun waktu kira-kira 22 tahun lebih. - setelah diturunkan, tidak satupun ayat-ayat itu yang dibatalkan. - jika ada ayat yang substansiya hampir sama (misalkan memuat perihal interaksi antara Muslim dengan Non Muslim), kedua ayat itu tetap eksis. - tafsir dari ayat-ayat Al Qur'an dimungkinkan berbeda antara tafsiran seorang Muslim dengan Muslim lainnya. - bila ada dua tafisran yang berbeda, bukan suatu keharusan bagi Muslim untuk menerima tafsiran yang satu, dan menolak tafsiran yang lain.
Begitukah?
Damai bagi kita sekalian. Terima kasih mas Husada , secara pribadi kliatannya saya tidak berseberangan dengan pendapat yg seperti itu . Dampak lanjutannya, setiap orang penganut Islam, bebas menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai tuntunan hidup mereka, tidak diwajibkan mengikuti tafsiran tertentu. Dan kalau pemikiran seperti itu benar, maka pendapat yang mengatakan bahwa ajaran Islam akan membuahkan kekacaubalauan, kliatannya mendapat pembenaran, nggih? | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 11:29 | |
| mumpung sy lg ada waktu, mohon ijin utk nimbrung juga ya.. [You must be registered and logged in to see this image.]tapi sy hanya akan mengomentari postingan bro Husada yg satu ini : - Husada wrote:
Dampak lanjutannya, setiap orang penganut Islam, bebas menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai tuntunan hidup mereka, tidak diwajibkan mengikuti tafsiran tertentu. Dan kalau pemikiran seperti itu benar, maka pendapat yang mengatakan bahwa ajaran Islam akan membuahkan kekacaubalauan, kliatannya mendapat pembenaran, nggih?
menurut sy pendapat tsb memang benar bro Hus, itu salah satu yg mjd penyebab 'kacau-balaunya' pemahaman thd ajaran Islam.. selain itu jg memang terdapat banyak versi dr sumber2 ajaran Islam itu sendiri, contohnya banyak versi/musraf2 Quran yg berbeda-beda, banyak sekali versi Kitab Tafsir Quran dr Ulama2 Muslim yg tafsirannya pun berbeda2, banyak versi Hadist2 dan versi terjemahannya yg isinya/ayatnya banyak perbedaan, dan banyak pula versi kitab2 yg menceritakan sejarah Nabinya.. Tentu dgn banyaknya versi dlm sumber2 ajaran Islam itu, maka mengakibatkan penganut Muslim memiliki pandangan/pemahaman yg berbeda2 tergantung dr mana dia mendapatkan/menggunakan sumber ajarannya tsb.. lah wong susunan surat2/ayat2 dlm AlQuran aj sudah terbolak-balik, jd wajar aj klo semuanya jd kacau-balau dan amburadul gitu.. hehehehehe [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 15:21 | |
| Iya Nothingman.
Jadi, dimungkinkan antar penafsir yang satu dan penafsir lainnya saling klaim bahwa tafsiran lainnya adalah palsu atau dipalsukan. Nah, kalau masing-masing penafsir menyatakan tafsiran lainnya adalah palsu, maka besar kemungkinan, para penganut tafsiran itu akan saling menghilangkan. Lhah... kalo ada beberapa penafsir yang saling klaim tafsirannya saja yang sesuai dengan ajaran nabi, tentu saja keadaan akan menjadi kacau balau. | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 16:15 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Gus Sholah: Muslim Boleh Ucapkan Natal
Penulis : Aditya Revianur | Kamis, 20 Desember 2012 | 14:47 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Cendekiawan Muslim Sholahuddin Wahid mengatakan, umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani. Pasalnya, tidak ada dasar yang melarang Muslim mengucapkan natal.
"Mengucapkan Natal adalah bentuk ungkapan saling menghormati antarpemeluk agama," kata Gus Sholah kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (20/12/2012).
Gus Sholah menambahkan, para ulama yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal perlu mencari alasan tepat. Kendati demikian, Gus Sholah tidak menyalahkan para ulama itu. Menurutnya, ulama memiliki dasar pendapat sendiri. Gus Sholah hanya meminta agar para ulama memikirkan dampak sosial dari ucapannya. Pasalnya, ucapan mereka berdampak luas.
"Aspek sosial tidak pernah melarang Muslim mengucapkan Natal. Saya sendiri juga mengucapkan Natal," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma'aruf Amin melarang umat Islam mengucapkan Natal kepada Kristiani. Umat Islam, kata Amin, lebih baik menghindari mengucapkan Natal. "Sebaiknya tidak usah ajalah (mengucapkan Natal). Tahun baru saja. Mengucapkan Natal itu masih menjadi perdebatan," kata Amin di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (19/12/2012).
Selain itu, Amin juga mengimbau Muslim untuk tidak menghadiri perayaan Natal. Sebab, tindakan tersebut diharamkan oleh MUI atas dasar fatwanya.
"Ada fatwa MUI supaya tidak boleh ikut acara ritual Natal. Karena itu ibadah, haram mengikuti ritualnya," terang Amin.
Meskipun melarang, Amin mengimbau seluruh umat Islam untuk menjaga kerukunan umat beragama. Hal itu, terangnya, dilakukan saat Kristiani merayakan Natal. "Kalau untuk perayaan ini (Natal), tentu kita harus menjaga kerukunan dan toleransi," pungkasnya.
Editor :Hindra
Begitulah di Indonesia, he he he he. Mengapa terdapat perbedaan yang sangat nyata antara yang toleran dan intoleran?
[You must be registered and logged in to see this image.] Saya kira keduanya toleran, kang ... Bukankah himbauan Ma'aruf Amin agar menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi? Larangan beliau agar kaum muslimin tidak mengucapkan selamat/merayakan natal, bukan berarti intoleran, melainkan menjaga akidah kaum muslimin dalam mentauhidkan Allah. Karena dalam ajaran Islam menyekutukan Allah adalah dosa besar. Dan seperti kita ketahui bahwa natal adalah merupakan kelahiran Yesus yg dianggap Tuhan oleh umat Kristen, sedangkan dalam pandangan Islam hal itu adalah perbuatan menyekutukan Allah. Bila seorang muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal, maka sama halnya dengan membenarkan "lahirnya sekutu Allah". Nah, hal seperti ini yg dimaksud, sehingga ada ulama yg melarang kaum muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal. Memang secara eksplisit dalam al-Quran dan as-Sunnah tidak dijelaskan larangan mengucapkan selamat/merayakan natal, namun secara implisit berkaitan dg akidah seperti di atas pemahamannya. Tapi substansinya toleran dalam islam adalah menghormati dan tidak mengganggu agama lain. Semoga dapat dipahami dan dapat menghormati perbedaan, kenapa sampai ada ulama yg melarang kaum muslim merayakan dan mengucapkan selamat terhadap agama lain. Lakum diinukum waliyadiin. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 17:18 | |
| - Raihan Danielsan wrote:
- Saya kira keduanya toleran, kang ...
Hehheehheeehheeee... yang mengatakan: - Quote :
- Umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani.
dengan yang mengatakan: - Quote :
- Sebaiknya tidak usah ajalah (mengucapkan Natal). Tahun baru saja. Mengucapkan Natal itu masih menjadi perdebatan.
Sama-sama toleran? Hmmm... pola pikir aneh. Saya pikir, kalau dipertegas, Gus Solah mengijinkan pengucapan selamat natal oleh Muslim, sementara Ma'aruf Amin melarang pengucapan selamat natal oleh Muslim. Jika mengijinkan dipandang sama dengan melarang, yahhh... untuk kasus ini, saya tidak berkata apa-apa lagi. Damai, damai, damai. | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 17:36 | |
| - Raihan Danielsan wrote:
Saya kira keduanya toleran, kang ... Bukankah himbauan Ma'aruf Amin agar menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi? Larangan beliau agar kaum muslimin tidak mengucapkan selamat/merayakan natal, bukan berarti intoleran, melainkan menjaga akidah kaum muslimin dalam mentauhidkan Allah. Karena dalam ajaran Islam menyekutukan Allah adalah dosa besar. Dan seperti kita ketahui bahwa natal adalah merupakan kelahiran Yesus yg dianggap Tuhan oleh umat Kristen, sedangkan dalam pandangan Islam hal itu adalah perbuatan menyekutukan Allah. dgn berpendapat seperti itu maka umat Muslim ingin mengatakan bhw penganut Kristen adl KAFIR.. jd pengertian kafir yg sy berikan ditrit sebelah benar kan bro..?? kenapa anda tidak bisa membedakan antara 'memberi ucapan selamat' dgn 'merayakan Natal' atau ikut beribadah dlm perayaan Natal itu sih bro..? menurut sy, dgn memberi ucapan selamat TIDAK BERARTI umat Muslim ikut beribadah atau ikut merayakan Natal jg broww.. - Raihan Danielsan wrote:
Bila seorang muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal, maka sama halnya dengan membenarkan "lahirnya sekutu Allah". Nah, hal seperti ini yg dimaksud, sehingga ada ulama yg melarang kaum muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal. Memang secara eksplisit dalam al-Quran dan as-Sunnah tidak dijelaskan larangan mengucapkan selamat/merayakan natal, namun secara implisit berkaitan dg akidah seperti di atas pemahamannya.
Tapi substansinya toleran dalam islam adalah menghormati dan tidak mengganggu agama lain.
Semoga dapat dipahami dan dapat menghormati perbedaan, kenapa sampai ada ulama yg melarang kaum muslim merayakan dan mengucapkan selamat terhadap agama lain.
Lakum diinukum waliyadiin. Sy sangat tidak paham dgn pengertian toleran dlm Islam menurut pendapat anda tsb bro Raihan.. sudah jelas dlm postingan anda diatas bilang klo umat Kristen menyekutukan Tuhan dgn manusia adl perbuatan musyrik, dan anda masih bisa bilang itu perbuatan yg 'toleran' walaupun anda tidak melarang/mengganggu ibadah umat Kristen bro..? Bagaimana klo sy atau ada penganut Kristen yg mengatakan bhw nabi anda itu adl Nabi Palsu atau 'abal-abal' dan Awloh yg anda sembah itu hanyalah karangan atau hasil imajinasi nabi anda itu sendiri, walaupun sy tidak melarang dan mengganggu ibadah anda thd ajaran nabi palsu itu, apakah anda akan bisa bilang klo sy adlh orang yg toleran..?? maaf bila ada kata2 sy yg dianggap tidak sopan atau kurang pantas, namun sy nda bermaksud menghina atau menjelek2kan ajaran anda, sy hanya ingin membuat perbandingan pendapat anda diatas tsb ya bro.. Syalom, [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 6th May 2013, 18:37 | |
| @Raihan - Quote :
- Saya kira keduanya toleran, kang ... Bukankah himbauan Ma'aruf Amin agar menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi? Larangan beliau agar kaum muslimin tidak mengucapkan selamat/merayakan natal, bukan berarti intoleran, melainkan menjaga akidah kaum muslimin dalam mentauhidkan Allah. Karena dalam ajaran Islam menyekutukan Allah adalah dosa besar. Dan seperti kita ketahui bahwa natal adalah merupakan kelahiran Yesus yg dianggap Tuhan oleh umat Kristen, sedangkan dalam pandangan Islam hal itu adalah perbuatan menyekutukan Allah. Bila seorang muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal, maka sama halnya dengan membenarkan "lahirnya sekutu Allah". Nah, hal seperti ini yg dimaksud, sehingga ada ulama yg melarang kaum muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal. Memang secara eksplisit dalam al-Quran dan as-Sunnah tidak dijelaskan larangan mengucapkan selamat/merayakan natal, namun secara implisit berkaitan dg akidah seperti di atas pemahamannya.
Dahulu, entah di mana, saya pernah menjawab hal ini. Kalaulah saya mengucapkan kepada tetangga saya yang baru punya anak, selamat atas kelahiran putra pertama, itu tentu bukan berarti saya terlibat atas proses kelahiran si anak, tetapi saya ikut berbahagia karena tetangga saya berbahagia karena memperoleh anak. Begitu pula saat saya mengucapkan selamat Idul Fitri kepada umat Muslim, jelas saya tidak ikut merayakan hari kemenangan, karena berpuasapun tidak, tetapi saya memberi selamat kepada umat muslim yang sedang merayakan hari besarnya. Lepas dari saya percaya ataupun tidak kepada ajaran Muhamad. Begitu juga seandainya saat tgl 4 July, saya mengucapkan 'Happy Independance day' kepada teman le saya di AS sana, bukan berarti saya ikut merayakan di rumah saya. Kira kira seperti itu, mas. Memang, toleransi itu butuh kerendahan hati, dan jujur saja itu sulit. Karenanya, saya sangat menghormati orang yang bersikap toleran. Oiya, toleran itu ibarat hidup bertetangga, mas. Dan tetangga yang baik itu tentunya bukan asal tidak mengganggu tetapi saling cuek, melainkan saling sapa dan saling menolong serta turut gembira kalau tetangga sedang gembira. Bukankah begitu? Salam | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 7th May 2013, 20:10 | |
| - Bruce wrote:
- Oh kalau merefer kepada artikel awal, sepertinya
sudah jelas, bahwa Gus Sholah bersikap toleran sementara Ma'aruf Amin bersikap itoleran.
Bagaimana menurut anda?
Makasih mas , jadi referensi kita dari sumber yg sama. Untuk memudahkan telaah kiranya bisa saya susun pointer pendapat kedua beliau tsbt : GUS SHOLAH : 1- umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani. 2- tidak ada dasar yang melarang Muslim mengucapkan natal. 3- "Mengucapkan Natal adalah bentuk ungkapan saling menghormati antar pemeluk agama," 4- para ulama yang melarang umat Islam mengucapkan selamat Natal perlu mencari alasan tepat. 5- tidak menyalahkan para ulama itu ulama memiliki dasar pendapat sendiri. 6- agar para ulama memikirkan dampak sosial dari ucapannya. 7- ucapan mereka berdampak luas. 8- Aspek sosial tidak pernah melarang Muslim mengucapkan Natal. 9- Saya sendiri (GUS sHOLAH) juga mengucapkan Natal," MA'ARUF AMIN : 1- melarang umat Islam mengucapkan Natal kepada Kristiani. 2- Umat Islam, lebih baik menghindari mengucapkan Natal. 3- Sebaiknya tidak usah ajalah (mengucapkan Natal). Tahun baru saja. 4- Mengucapkan Natal itu masih menjadi perdebatan," . 5- mengimbau Muslim untuk tidak menghadiri perayaan Natal, tindakan tersebut diharamkan oleh MUI atas dasar fatwanya. 6- "Ada fatwa MUI supaya tidak boleh ikut acara ritual Natal. Karena itu ibadah, haram mengikuti ritualnya," . 7- mengimbau seluruh umat Islam untuk menjaga kerukunan umat beragama. Hal itu, terangnya, 8- "Kalau untuk perayaan ini (Natal) /dilakukan saat Kristiani merayakan Natal. , tentu kita harus menjaga kerukunan dan toleransi," . Moga moga pointer yg saya buat itu tidak menyimpang dari copasan mas Bruce diatas. Dengan asumsi spt itu , kemudian kita bisa telaah kira kira butir mana yg kemudian menjadikan Pak Sholah masuk kriteria orang yg toleran dan pak Ma'aruf Amin tidak toleran. Sebelum ini saya sudah menyodorkan apa "difinisi" atau pengertian TOLERAN itu menurut kamus. Saya copas ulang : to·le·ran a bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yg berbeda atau bertentangan dng pendirian sendiri . Maka pengertian "tidak toleran" adalah : bersifat atau bersikap TIDAK menenggang ( TIDAK menghargai , TIDAK membiarkan , TIDAK membolehkan) pendirian (pendapat ,pandangan , kepercayaan , kebiasaan , kelakuan dsb) yg berbeda atau bertentangan dgn pendirian sendiri. Dan satu hal yg perlu kiranya di sepakati bersama bahwa yg jadi perabicangan dalam topik ini adalah :"UCAPAN SELAMAT NATAL DARI SEORANG MUSLIM KEPADA UMAT KRISTIANI " dan bukan Ucapan selamat Natal antar umat Kristiani atau ,umat Kristiani dg non Muslim lainnya.nya. Dengan persepsi persepsi spt yg saya sampaikan diatas , bisa kiranya mas Bruce memberikan alasan kenapa pak Sholah dan pak Ma'aruf dikriteriakan spt itu Sebagai konsekwensi dari permintaan saya tsbt mas , berikut saya sampaikan pendapat saya. Bagi saya sendiri mas mengucapkan atau tidak mengucapkan "selamat natal" kepada umat Kristiani oleh seorang Muslim , bukanlah merupakan ukuran "ketoleransian" --toleran atau tidak toleran-- mas Bruce. Kagak ada sikap yg tidak menenggang dalam kejadian "tidak mengucapkan selamat natal" nya seorang muslim ke umat Kristiani ini mas. Kalau toh "fatwa pelarangan oleh MUI" itu adalah bersifat intern umat Islam , fatwa itu tidak melarang saling mengucapkan selamat natal antar umat Kristiani atau antara non muslim dan nonmuslim lainnya. Rasanya mas Bruce juga tahu dlm Islam ada ajaran : Lakum dinukum waliyadin> Dan Ucapan selamat natal , itu bukan ajaran yg ada dalam Din Islam mas. Ini pendapat sya mas. Untuk respon dan penjelasan lebih lanjut saya ucapkan terima kasih mas. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 7th May 2013, 20:17 | |
| @Dadap
Sepertinya sudah saya berikan jawaban kepada mas Raihan.
Sekedar tambahan, agar anda lebih memahami.
Jika anda baru saja menikah, ulang tahun, ataupun baru mempunyai putera, dan ketemu dua orang teman anda. Yang seorang (A) segera mengucapkan selamat kepada anda, sementara yang satu lagi (B) hanya diam saja.
Menurut anda, mana dari kedua orang teman itu yang lebih memiliki kadar sosial yang tinggi? A atau B.
Salam | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 7th May 2013, 22:18 | |
| - dadap serep wrote:
Sebagai konsekwensi dari permintaan saya tsbt mas , berikut saya sampaikan pendapat saya.
Bagi saya sendiri mas mengucapkan atau tidak mengucapkan "selamat natal" kepada umat Kristiani oleh seorang Muslim , bukanlah merupakan ukuran "ketoleransian" --toleran atau tidak toleran-- mas Bruce. Kagak ada sikap yg tidak menenggang dalam kejadian "tidak mengucapkan selamat natal" nya seorang muslim ke umat Kristiani ini mas. bagi sy ya bro, dgn menggunakan logika dan pemikiran yg masih 'normal' tentunya, klo cuma sekedar mengucapkan ucapan selamat aj anda atau umat Muslim tidak mau, apa lg utk mengijinkan pembangunan tempat ibadah agama lain didekat rumah tinggalnya.. wah, pasti klo ada umat muslim yg menyetujui pembangunan tempat ibadah agama lain spt pembangunan Gereja, Ma'aruf Amin akan mengatakan bhw umat muslim tsb telah 'murdad' atau kafir tuh bro.. wakakakakkkk [You must be registered and logged in to see this image.]eeh, diskusi kita di trit sebelah gimana tuh bro, nda ada tanggapan lebih lanjut lg dr sampeyan..? hehehehehe [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 08:13 | |
| - nothingman wrote:
dgn berpendapat seperti itu maka umat Muslim ingin mengatakan bhw penganut Kristen adl KAFIR.. jd pengertian kafir yg sy berikan ditrit sebelah benar kan bro..??
kenapa anda tidak bisa membedakan antara 'memberi ucapan selamat' dgn 'merayakan Natal' atau ikut beribadah dlm perayaan Natal itu sih bro..?
menurut sy, dgn memberi ucapan selamat TIDAK BERARTI umat Muslim ikut beribadah atau ikut merayakan Natal jg broww..
Pengertian kafir dalam islam tidak terbatas hanya kepada Kristen atau non muslim. Seorang muslim yg menyekutukan Allan dan ingkar terhadap firman Allah adalah kafir. Kan sudah saya jelaskan kang bahwa bila seorang muslim mengucapkan selamat natal, maka pemahamannya adalah "selamat atas kelahiran Yesus sang sekutu Allah", Dan itu sama halnya pembenaran terhadap adanya sekutu Allah. Hal seperti ini yg dilarang dalam Islam. Kalau interaksi sosial yg lainnya dg non muslim, boleh-boleh saja, kang. Lakum diinukum waliyadiin - nothingman wrote:
Sy sangat tidak paham dgn pengertian toleran dlm Islam menurut pendapat anda tsb bro Raihan..
sudah jelas dlm postingan anda diatas bilang klo umat Kristen menyekutukan Tuhan dgn manusia adl perbuatan musyrik, dan anda masih bisa bilang itu perbuatan yg 'toleran' walaupun anda tidak melarang/mengganggu ibadah umat Kristen bro..?
Bagaimana klo sy atau ada penganut Kristen yg mengatakan bhw nabi anda itu adl Nabi Palsu atau 'abal-abal' dan Awloh yg anda sembah itu hanyalah karangan atau hasil imajinasi nabi anda itu sendiri, walaupun sy tidak melarang dan mengganggu ibadah anda thd ajaran nabi palsu itu, apakah anda akan bisa bilang klo sy adlh orang yg toleran..??
Boleh dan sah-sah saja akang mempunyai pemahaman demikian, sepanjang tidak diucapkan dihadapan kaum muslim, karena akan dapat memicu permusuhan. Karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa akidah Islam dan Kristen adalah berbeda. Masing2 mengklaim bahwa tidak ada jalan keselamatan, kecuali melalui ajarannya masing2. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Namun dalam interaksi sosial, islam melarang berbuat permusuhan, kemungkaran dan berbuat keji. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan ber-buat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Qs. an-Nahl: 90) - nothingman wrote:
maaf bila ada kata2 sy yg dianggap tidak sopan atau kurang pantas, namun sy nda bermaksud menghina atau menjelek2kan ajaran anda, sy hanya ingin membuat perbandingan pendapat anda diatas tsb ya bro..
Tidak masalah, bisa dimengerti kang.
Terakhir diubah oleh Raihan Danielsan tanggal 8th May 2013, 08:27, total 1 kali diubah | |
| | | Raihan Danielsan Calon Perwira
Jumlah posting : 236 Join date : 04.02.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 08:21 | |
| - bruce wrote:
- @Raihan
- Quote :
- Saya kira keduanya toleran, kang ... Bukankah himbauan Ma'aruf Amin agar menjaga kerukunan umat beragama dan toleransi? Larangan beliau agar kaum muslimin tidak mengucapkan selamat/merayakan natal, bukan berarti intoleran, melainkan menjaga akidah kaum muslimin dalam mentauhidkan Allah. Karena dalam ajaran Islam menyekutukan Allah adalah dosa besar. Dan seperti kita ketahui bahwa natal adalah merupakan kelahiran Yesus yg dianggap Tuhan oleh umat Kristen, sedangkan dalam pandangan Islam hal itu adalah perbuatan menyekutukan Allah. Bila seorang muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal, maka sama halnya dengan membenarkan "lahirnya sekutu Allah". Nah, hal seperti ini yg dimaksud, sehingga ada ulama yg melarang kaum muslimin mengucapkan selamat/merayakan natal. Memang secara eksplisit dalam al-Quran dan as-Sunnah tidak dijelaskan larangan mengucapkan selamat/merayakan natal, namun secara implisit berkaitan dg akidah seperti di atas pemahamannya.
Dahulu, entah di mana, saya pernah menjawab hal ini.
Kalaulah saya mengucapkan kepada tetangga saya yang baru punya anak, selamat atas kelahiran putra pertama, itu tentu bukan berarti saya terlibat atas proses kelahiran si anak, tetapi saya ikut berbahagia karena tetangga saya berbahagia karena memperoleh anak.
Begitu pula saat saya mengucapkan selamat Idul Fitri kepada umat Muslim, jelas saya tidak ikut merayakan hari kemenangan, karena berpuasapun tidak, tetapi saya memberi selamat kepada umat muslim yang sedang merayakan hari besarnya. Lepas dari saya percaya ataupun tidak kepada ajaran Muhamad.
Begitu juga seandainya saat tgl 4 July, saya mengucapkan 'Happy Independance day' kepada teman le saya di AS sana, bukan berarti saya ikut merayakan di rumah saya.
Kira kira seperti itu, mas. Memang, toleransi itu butuh kerendahan hati, dan jujur saja itu sulit. Karenanya, saya sangat menghormati orang yang bersikap toleran. Oiya, toleran itu ibarat hidup bertetangga, mas. Dan tetangga yang baik itu tentunya bukan asal tidak mengganggu tetapi saling cuek, melainkan saling sapa dan saling menolong serta turut gembira kalau tetangga sedang gembira. Bukankah begitu?
Salam Setuju kang... Sepanjang tidak berkaitan dg akidah, boleh-boleh saja kaum muslimin mengucapkan selamat terhadap non muslim. Seperti mengucapkan selamat atas keberhasilannya, rejekinya, kelahiran anaknya, kenaikan jabatan, dan hal-hal mu'amalat lainnya. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 11:42 | |
| Presiden SBY dinilai tidak layak dapat penghargaan sebagai pejuang toleransi06/05/2013 [You must be registered and logged in to see this image.] Sekitar 30 wakil dari agama-agama minoritas korban kekerasasan atas nama agama serta aktivis HAM hari ini, Senin (6/5) menggelar aksi unjuk rasa ke Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, mengecam rencana pemberian penghargaan oleh sebuah yayasan di AS kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai berjasa dalam memperjuangkan kebebasan beragama dan HAM. Aksi ini yang diikuti oleh wakil dari 2 Gereja Kristen yang mengalami diskriminasi bertahun tahun (GKI Yasmin-Bogor dan HKBP Filadelfia-Bekasi), jemaat Ahmadiyah dan Syiah dikordinir oleh forum Solidaritas Korban Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (SOBAT KBB). Pada 30 Mei, Presiden SBY bersama Louis R. Chenevert, CEO dari United Technologies Corporation, AS dijadwalkan menerima penghargaan World Statesman dari The Appeal of Conscience Foundation yang berbasis di New York. Appeal of Conscience Foundation adalah lembaga yang didirikan pada 1965 serta bergerak dalam bidang kebebasan beragama dan HAM di seluruh dunia. Menurut forum SOBAT KBB, Presiden SBY tidak layak menerima penghargaan ini, mengingat ketidakjelasan sikapnya terhadap masalah intoleransi di Indonesia. ”Dengan banyaknya pengalaman kesulitan menjadi kaum minoritas di Indonesa dan bagaimana minimnya peran pemerintah dalam menghargai kebebasan beragama, saya sangat kecewa dengan terpilihnya Presiden Yudhoyono sebagai penerima penghargaan ini”, kata Pendeta Palti Panjaitan, kordinator forum SOBAT KBB, yang juga pemimpin jemaat HKBP Filadelfia. Menurut Panjaitan, penghargaan ini melukai hari kaum minoritas di Indonesia. ”Presiden SBY bukan pemimpin yang toleran, tapi ia adalah pemimpin intoleran. Mengapa Amerika Serikat menganggap ia sebagai tokoh yang memperjuangkan toleransi. Ini aneh”, lanjutnya. Pendeta Erwin Marbun dari Forum Rohaniwan se-Jabodetabek mengatakan, tidak memahamai mengapa SBY dipilih. ”Saya curiga, ada motif tersembunyi di balik pemilihan presiden kita. Mungkin saja Amerika memiliki kepentingan ekonomi. Jadi agar tujuan tercapai, mereka memberikan penghargaan ini untuk SBY, biar SBY meluluskan motif tersembunyi mereka”, katanya saat berorasi di depan kedutaan AS. Ia mengatakan, AS yang mengaku sebagai negara demokratis, seharusnya ikut memperjuangkan hak-hak kaum minoritas di Indonesia yang selama ini mengalami diskriminasi. ”Bukannya memuji-muji Presiden yang merepsi kaum minoritas”, katanya. Emilia Az J Rakhmat, wakil dari komunitas Syah mengatakan, atas nama dua juta Syiah di Indonesia, ia menyatakan kekecewaan. ”Komunitas Syiah telah menjadi target kekerasan agama selama bertahun-tahun dan presiden belum mengambil tindakan untuk menekan, apalagi untuk mencegahnya”, katanya dalam surat yang dikirimkan kepada The Appeal of Conscience Foundation dan dibacakan di depan massa aksi. Haris Azhar, Kordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban dan Tindak Kekerasan (Kontras), menilai penghargaan ini adalah sebuah ironi dan terpilihnya Presiden SBY merupakan sebuah kekeliruan besar yang dilakukan oleh AS. ”Bagaimana mungkin Presiden yang diam di tengah maraknya aksi kekerasan, pembunuhan kaum minoritas diberikan penghargaan”, katanya kepada ucanews.com di sela-sela aksi. Mereka berharap AS mempertimbangkan kembali keputusan memberikan penghargaan kepada SBY. Permintaan itu mereka sampaikan dalam sejumlah surat dari berbagai agama minoritas serta dari LSM pemerhati kebebasan beragama, seperti SETARA Instiute for Democrazy and Peace yang ditujukan kepada Rabbi Arthur Schneier, Pendiri dan Presiden The Appeal of Conscience Foundation lewat Kedutaan AS. ””Kami cemas, penghargaan ini akan menjustifikasi aksi kaum esktremis dan intoleran serta di sisi lain Presiden SBY akan menggunakan penghargaan ini untuk menghindar dan lari dari tanggung jawab konsititusionalnya dengan berargumentasi bahwa sebuah lembaga internasional telah memberinya penghargaan sebagai seorang tokoh yang sukses mengembangkan toleransi dan kebebasan beragam/berkeyakinan di Indonesia”, tulis SETARA dalam surat mereka. Sementara itu, pihak Kedutaan tidak bersedia menerima surat-surat tersebut. Polisi Tatan Dirsan yang menghubungi pihak kedutaan mengatakan, mereka memiliki banyak kegiatan dan minta agar surat-surat tersebut diantar ke pihak Kementerian Luar Negeri Indoneisa yang kemudian akan diserahkan ke Kedutaan AS. Menanggapi hal ini, Jayadi Damanik, juru bicara GKI Yasmin mengatakan, sangat kecewa. ”Tidak ada alasan bagi Kedutaan Amerika untuk tidak menerima permintaan kami. Kami ragu, apakah surat-surat ini akan sampai di tangan pemerintah Amerika Serikat bila harus melewati pihak Kementerian Luar Negeri”, ujarnya. Laporan lembaga pemerhati HAM internasional, Human Rights Watch (HRW) yang dirilis Februari lalu menyoroti soal kegagalan pemerintah Indonesia dalam melindungi kelompok minoritas agama. Laporan setebal 120 halaman berjudul ”Atas Nama Agama: Pelanggaran terhadap Minoritas Agama di Indonesia” itu merekam kegagalan pemerintah dalam mengatasi kelompok-kelompok militan yang melakukan intimidasi dan serangan rumah-rumah ibadah serta anggota-anggota minoritas agama. Sasaran mereka, demikian HRW, adalah Ahmadiyah, Kristen dan Syiah. “Kegagalan pemerintah Indonesia dalam mengambil sikap dan melindungi kaum minoritas dari intimidasi dan kekerasan, tentu saja, merupakan olok-olok terhadap klaim bahwa Indonesia adalah negara demokratis yang melindungi HAM,” kata Brad Adams, Direktur HRW Asia dalam acara peluncuran laporan tersebut di Jakarta. Ryan Dagur, Jakarta [You must be registered and logged in to see this image.]Sungguh patut dicermati, tendensi apa yang menyebabkan lembaga luar negeri itu memberikan penghargaan kepada SBY, yang nyata-nyata selama kepemimpinannya selalu menjaga citra pribadi, tanpa menjaga citra negara.Selaku kepala negara, SBY pasti tahu sebagaimana otoritas yang dimiliki MA berdasarkan UUD 1945. Kalau keputusan MA saja tidak dapat dieksekusi oleh negara, dan kepala negara diam saja karena keutusan tersebut menyangkut kepentingan kaum minoritas, bagaimana pula orang seperti itu hendak diberikan penghargaan atas perlindungan terhadap minoritas? Wew ... sungguh sudah terbolak-balik dunia ini. Sungguh, sangat layak mencermati, apa kira-kira kepentingan lembaga pemberi penghargaan tersebut.
Terakhir diubah oleh Husada tanggal 8th May 2013, 13:06, total 1 kali diubah | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 12:19 | |
| He he he he, tanpa bermaksud suudzon kepada presiden kita 'tercinta', saya koq jadi agak 'heran' dengan begitu banyaknya penghargaan, gelar DR (HC), dari berbagai negara dan kampus. Pertanyaannya adalah, siapa yang mengusulkannya? Atau.... semacam gelar tempelan yang bisa 'dibeli' dengan sejumlah sumbangan dan dollar. Karena apa yang dianggap sebagai prestasi, sepertinya justru gagal total. | |
| | | Joan86 Calon Perwira
Jumlah posting : 278 Join date : 26.01.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 14:10 | |
| - Husada wrote:
- Raihan Danielsan wrote:
- Saya kira keduanya toleran, kang ...
Hehheehheeehheeee... yang mengatakan: - Quote :
- Umat Islam sah-sah saja mengucapkan Natal kepada umat Kristiani.
dengan yang mengatakan: - Quote :
- Sebaiknya tidak usah ajalah (mengucapkan Natal). Tahun baru saja. Mengucapkan Natal itu masih menjadi perdebatan.
Sama-sama toleran?
Hmmm... pola pikir aneh.
Saya pikir, kalau dipertegas, Gus Solah mengijinkan pengucapan selamat natal oleh Muslim, sementara Ma'aruf Amin melarang pengucapan selamat natal oleh Muslim. Jika mengijinkan dipandang sama dengan melarang, yahhh... untuk kasus ini, saya tidak berkata apa-apa lagi.
Damai, damai, damai. kalo mereka aja tidak bisa membedakan masalah toleransi ini apa lagi kalo ditanyakan masalah yang lain, seperti masalah teror-meneror, masalah persamaan derajat dan emansipasi wanita, masalah kekerasan dan tindakan anarkisme, dan segudang masalah moralitas yang lainnya ya kak Hus ?? [You must be registered and logged in to see this image.]Dan untuk masalah adanya perbedaan tentang penafsiran ayat-ayat Quran diantara sesama ulama Muslim diatas, yang bikin aku heran adalah, umat Muslim sedunia selalu mengklaim Kitabnya itu yang paling sempurna diantara seluruh kitab-kitab agama lainnya yang ada. Jika memang benar begitu, Alquran seharusnya kan sangat mudah dimengerti atau dipahami maknanya dan tentu tidak akan menimbulkan perbedaan ataupun pertentangan dalam memaknai arti ayat-ayatnya kan. Tapi kenapa bisa terjadi perbedaan pendapat diantara ulama-ulama tersebut ya kak ?? kalo para ulamanya aja sudah banyak perbedaan seperti itu, bagaimana pula bagi para penganutnya ?? kayaknya semua klaim mereka itu cuma isapan jempol alias omong-kosong belaka. [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran | |
| |
| | | | Antara yang toleran dan intoleran | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |