|
| Antara yang toleran dan intoleran | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 17:00 | |
| Memang luar biasa pencucian otak yang mereka alami sampai-sampai mereka tidak mampu membedakan toleran dan intoleran. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 8th May 2013, 18:43 | |
| - Husada wrote:
- Memang luar biasa pencucian otak yang mereka alami sampai-sampai mereka tidak mampu membedakan toleran dan intoleran.
Maksud anda nyucinya pakai pemutih kah? | |
| | | cinzano Moderator
Jumlah posting : 2124 Join date : 26.10.12 Lokasi : Buaya City
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 06:42 | |
| - Husada wrote:
- Memang luar biasa pencucian otak yang mereka alami sampai-sampai mereka tidak mampu membedakan toleran dan intoleran.
Hmmm sudah tidak mampu membedakan toleran dan intoleran. Apakah ini termasuk bagian dari Total Depravity ?? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 10:47 | |
| Weihhh... saya harus cari bahan lebih dahulu untuk mengiyakan ato menolak. Tapi mungkin admin bisa kasi pandangan? Ato Glomod 'B'? [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 11:14 | |
| | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 11:53 | |
| - bruce wrote:
- @Dadap
Sepertinya sudah saya berikan jawaban kepada mas Raihan.
Sekedar tambahan, agar anda lebih memahami.
Jika anda baru saja menikah, ulang tahun, ataupun baru mempunyai putera, dan ketemu dua orang teman anda. Yang seorang (A) segera mengucapkan selamat kepada anda, sementara yang satu lagi (B) hanya diam saja.
Menurut anda, mana dari kedua orang teman itu yang lebih memiliki kadar sosial yang tinggi? A atau B.
Salam Mungkin contohnya yg kurang pas mas Bruce. Perayaan Natal sejauh yg saya lihatdan perhatikan adalah merayakan suatu saat dimana umat Kristiani meyakini saat itu Tuhan Yesus dilahirkan oleh Bunda Maryam.dsb dsb. Itu adalah ajaran Kristiani , itu menyangkut keyakinan mas. Sedangkan keyakinan itu tidak ada pada umat Islam , apalagi masalah Ketuhannnya. Kemudian dalam ajran Islam berkaitan dg ajaran diluar Islam ada yg berbunyi spt yg saya posting , bagiku agama ku bagimi agammu . Ucapan selamat itu bagi orang yg beragama adalah ucapan dari hati mas , kecuali klo hanya berupa lip servis (tak sama antara yg dihati dg yg dimulut ). Disisi lain , saat perayaan keagamaan itupun masih banyak pertentangan yg terbaru buku yg dikeluarkan oleh Paus yg kemudian diganti dg yg saat ini , mengangkat masalah perbedaan pendapat kelahiran Yesus ini mas. Maka adalah wajar amalan sosial yg tidak punya dasar dalam ajaran Islam dan bahkan tidak selaras dg ajaran Islam , itu harus ditinggalkan. Rasanya umat Kristiani dalam kerangka toleransi juga seharusnya bisa memahami kalau umat lain tidak harus melanggar ajarannya untuk bersosialisasi dg umat Kristiani ! Ini masalah keyakinan. Maka spt yg didsampaikan oleh pak Ma'aruf Amin , klo mengucapkan selamat tahun baru , yg waktunya biasanya bersamaan , itu ok ok saja karena tidak ada aspek ajaran agamanya. Seperti juga pengucapan selamat kepada mempelai ndak ada masalah mas. Begitu mas Bruce . Kita diajrkan kok bagaimana bersikap dengan tetangga lingkungan dan alam , jadi ada aturannya dan kebetulan ucapan selamat natal ini tidak ada dalam ajaran Islam dan bahkan mengandung pengingkaran thdp ajaran Islam , sejauh tidak ada pertentangan dg ajaran Islam itu ok ok saja. Mungkin mas Bruce bisa memberikan penjelasan lain selain contoh , kenapa sikap tidak mengucapkan selamat natal kepada kaum kristiani pada saat natal dianggap sebagai sikap yg tidak toleran mas. Makasih. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 12:00 | |
| - Quote :
- Mungkin contohnya yg kurang pas mas Bruce.
Perayaan Natal sejauh yg saya lihatdan perhatikan adalah merayakan suatu saat dimana umat Kristiani meyakini saat itu Tuhan Yesus dilahirkan oleh Bunda Maryam.dsb dsb. Itu adalah ajaran Kristiani , itu menyangkut keyakinan mas. Sedangkan keyakinan itu tidak ada pada umat Islam , apalagi masalah Ketuhannnya. Kemudian dalam ajran Islam berkaitan dg ajaran diluar Islam ada yg berbunyi spt yg saya posting , bagiku agama ku bagimi agammu . Ucapan selamat itu bagi orang yg beragama adalah ucapan dari hati mas , kecuali klo hanya berupa lip servis (tak sama antara yg dihati dg yg dimulut ). Disisi lain , saat perayaan keagamaan itupun masih banyak pertentangan yg terbaru buku yg dikeluarkan oleh Paus yg kemudian diganti dg yg saat ini , mengangkat masalah perbedaan pendapat kelahiran Yesus ini mas. Maka adalah wajar amalan sosial yg tidak punya dasar dalam ajaran Islam dan bahkan tidak selaras dg ajaran Islam , itu harus ditinggalkan. Rasanya umat Kristiani dalam kerangka toleransi juga seharusnya bisa memahami kalau umat lain tidak harus melanggar ajarannya untuk bersosialisasi dg umat Kristiani ! Ini masalah keyakinan. Maka spt yg didsampaikan oleh pak Ma'aruf Amin , klo mengucapkan selamat tahun baru , yg waktunya biasanya bersamaan , itu ok ok saja karena tidak ada aspek ajaran agamanya. Seperti juga pengucapan selamat kepada mempelai ndak ada masalah mas.
Begitu mas Bruce . Kita diajrkan kok bagaimana bersikap dengan tetangga lingkungan dan alam , jadi ada aturannya dan kebetulan ucapan selamat natal ini tidak ada dalam ajaran Islam dan bahkan mengandung pengingkaran thdp ajaran Islam , sejauh tidak ada pertentangan dg ajaran Islam itu ok ok saja. Mungkin mas Bruce bisa memberikan penjelasan lain selain contoh , kenapa sikap tidak mengucapkan selamat natal kepada kaum kristiani pada saat natal dianggap sebagai sikap yg tidak toleran mas.
Makasih. Seperti yang juga saya contohkan, mas. Saat saya mengucapkan 'Selamat Hari Raya Idul Fitri' kepada tetangga saya, saya juga tidak mengakui apa yang dipercayai oleh tetangga saya. Saya juga tidak berpuasa, dan saya juga tidak merasa memperoleh kemenangan apapun. Saya mengucapkan selamat kepada tetangga saya, karena saya turut gembra melihat tetangga saya gembira. Itu saya lakukan karena saya senang saat tetangga saya gembira, saya ikut sedih saat tetangga saya sedih. Itu inti dari hidup bertetangga. Satu hal yang perlu diperhatikan, mas. Saya, dan umat Kristen pada umumnya, tidak membutuhkan ucapan selamat Natal dari umat Muslim. Tidak, karena kebahagiaan kami tidak berkurang ataupun menjadi lebih besar dengan ucapan selamat. Tetapi karena disini kita bicara masalah toleransi dan intoleransi, disitulah terlihat, siapa yang lebih toleran dan siapa yang tidak toleran. Kira kira itu yang bisa saya sampaikan, semoga menjadi jelas. Salam | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 14:18 | |
| - Bruce wrote:
- Seperti yang juga saya contohkan, mas.
Saat saya mengucapkan 'Selamat Hari Raya Idul Fitri' kepada tetangga saya, saya juga tidak mengakui apa yang dipercayai oleh tetangga saya. Saya juga tidak berpuasa, dan saya juga tidak merasa memperoleh kemenangan apapun. Saya mengucapkan selamat kepada tetangga saya, karena saya turut gembra melihat tetangga saya gembira. Itu saya lakukan karena saya senang saat tetangga saya gembira, saya ikut sedih saat tetangga saya sedih. Itu inti dari hidup bertetangga. Makasih mas , maka saya mulai dengan mengutip pengertian apa itu toleran mas . Menurut saya yg mas Bruce contohkan itu lebih mendekati sikap empaty daripada toleransi ! - Bruce wrote:
- Satu hal yang perlu diperhatikan, mas. Saya, dan
umat Kristen pada umumnya, tidak membutuhkan ucapan selamat Natal dari umat Muslim. Tidak, karena kebahagiaan kami tidak berkurang ataupun menjadi lebih besar dengan ucapan selamat. Tetapi karena disini kita bicara masalah toleransi dan intoleransi, disitulah terlihat, siapa yang lebih toleran dan siapa yang tidak toleran.
Kira kira itu yang bisa saya sampaikan, semoga menjadi jelas.
Salam Rigth absolutely benar , maka kami juga memandang mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat natal pada umat Kristiani itu kagak punya dampak apa apa ! Maka pendapat dari pak Ma'aruf Amin maupun pak Sholah tidak bisa dikretiriakan sebagai sikap toleran dan tidak toleran . Bagi pak MA , daripada ada ketidak jelasan bahkan cenderung melanggar ajran agama Islam maka lebih baik tidak ; suatu ekpresi sikap hati hati , toh umat Kristiani juga kagak perlu itu. Demikian juga ucapan selamat hari raya yg sampeyan contohkan mas , umat Islam juga menyikapi dengan no opinion saja , dan tidak beropini bahwa yg tidak mengucapkan sebagai tidak toleran ! Sekali lagi lakum dinukum waliyadin. Makasih. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 14:38 | |
| - Quote :
- Makasih mas , maka saya mulai dengan mengutip pengertian apa itu toleran mas .
Menurut saya yg mas Bruce contohkan itu lebih mendekati sikap empaty daripada toleransi ! Empati hanya bisa hadir kalau ada sikap toleran, mas. Tanpa toleransi, kita akan tidak peduli terhadap orang lain. - Quote :
- maka kami juga memandang mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat natal pada umat Kristiani itu kagak punya dampak apa apa ! Maka pendapat dari pak Ma'aruf Amin maupun pak Sholah tidak bisa dikretiriakan sebagai sikap toleran dan tidak toleran . Bagi pak MA , daripada ada ketidak jelasan bahkan cenderung melanggar ajran agama Islam maka lebih baik tidak ; suatu ekpresi sikap hati hati , toh umat Kristiani juga kagak perlu itu.
Disitulah bedanya, mas. sekedar pembanding, semoga menjadi lebih jelas. Anda ingat, bahwa kita Negara Republik Indonesia, diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945? Perlukah ada negara lain yang mengucapkan selamat atas kemerdekaan kita saat itu? Dan bagaimana dengan negara Belanda, yang adalah negara bekas penjajah kita? Kapan Belanda mengakui bahwa Indonesia merdeka? Desember 1949, mas. Akibatnya, setiap saat kita merayakan kemerdekaan kita, sementara negara lain mengucapkan selamat, hanya Belanda yang tidak. Dan baru belakangan Belanda mengucapkan selamat saat perayaan kemerdekaan kita. Nah, bagaimana pendapat anda tentang sikap Belanda itu? Itulah contoh, bahwa sekedar ucapan selamat, menjadi ciri yang sangat berpengaruh, apakah seseorang bersikap toleran atau intoleran. Bukan soal akidah, karena akidah bisa dipelintir sesuai kepentingan pelakunya. Salam | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 19:28 | |
| - Husada wrote:
- Damai bagi LTBer sekalian.
Mohon ijin, nimbrung. DS, kalau Anda konsisten dengan pemahaman Anda yang mengatakan bahwa suatu ayat Al Qur'an bebas ditafsirkan oleh Muslim, dan tidak ada keharusan kesamaan substansi tafsiran atas ayat yang sama (dari trit Kronologis turunnya Al Qur'an..."), tentu memang sulit bagi Anda membedakan pemikiran mana yang toleran, dan pemikiran mana yang intoleran, meskipun Anda telah mengemukakan arti toleransi dari KBBI. Sebab, itu tadi, konsistensi pemahaman Anda atas kebebasan menafsirkan ayat Al Qur'an. Sulit sih kagak mas Husada , perlu usaha dlm mencari kejelasan titik pijak nya saja dg minta konfirmasi spt yg sampeyan lakukan itu ,spt ditrit sblah.. Saya hanya mau memahami penilaian yg menyatakan yg satu toleran dan yg satu dianggap tidak toleran , maka saya start dengan menyodorkan difinisi , klo penilaian itu berdasarkan kriteria atau difinisi yg lain silahkan sampaikan ! Kemudian kita telaah. - Husada wrote:
Artinya, menurut pemahaman Anda yang saya tangkap, bila ada dua orang Muslim (misalkan saja Gus Sholah dan Ma'aruf Amin - seperti yang disebut dalam ST) mengambil sikap dan tindakan berdasarkan penafsiran mereka pada ajaran agama yang mereka terima, sikap dan perilaku yang berbeda itu tidak masalah. Karena, masing-masing mereka memiliki acuan pikir pada tafsiran mereka yang berbeda, meski ayat acuannya sama. Saya memakai ekpresi spt yg sampeyan pakai ya mas , yaitu "dimungkinkan berbeda" , itu didasarkan atas kenyataan bahwa kandungan AQ itu demikian luas , sedangkan kemampuan seseorang sangat terbatas , Namun Allah memerintahkan kepada umat bila umat tidak mengetahui suatu masalah bertanyalah kepada yg berilmu. Dalam praktek banyak kita temui dalam pengajian pengajian munculnya pertanyaan pertanyaan dari umat yg tidak tahu tentang suatu masalah. Kalau itu menyangkut masyarakat luas , ditanyakan ke kumpulan ulama ( di Indonesia MUI) yg kemudian dikelurkalah fatwa . Daya paksa dari fatwa ini sangat tergantung dari kedudukan ulama itu di masyarakatnya , kalau itu dijadikan hukum positive maka itu punya konsekwensi hukum didunia , kalau tidak ya tidak . Namun dalam keyakinan Islam hukum Allah akan selalu berlaku, klo belm di dunia maka itu ditangguhkan nanti di akherat. Ini mas pemaknaan saya bahwa :"dimungkinkan adanya perbedaan" itu. - Husada wrote:
Saya menyimpulkannya dari komentar Anda yang saya garis bawahi dan saya tebalkan berikut ini,
- dadapserep wrote:
- Husada wrote:
| Damai bagi LTBers sekalian.
Maaf, bukan maksud mengganggu arus diskusi. Tapi anggap saja posting saya ini seperti suatu celetukan untuk rekan-rekan Muslim: Yang dapat saya tangkap dari postingan rekan-rekan Muslim terkait dengan judul trit, adalah: - ayat-ayat Al Qur'an diturunkan dalam kurun waktu kira-kira 22 tahun lebih. - setelah diturunkan, tidak satupun ayat-ayat itu yang dibatalkan. - jika ada ayat yang substansiya hampir sama (misalkan memuat perihal interaksi antara Muslim dengan Non Muslim), kedua ayat itu tetap eksis. - tafsir dari ayat-ayat Al Qur'an dimungkinkan berbeda antara tafsiran seorang Muslim dengan Muslim lainnya. - bila ada dua tafisran yang berbeda, bukan suatu keharusan bagi Muslim untuk menerima tafsiran yang satu, dan menolak tafsiran yang lain.
Begitukah?
Damai bagi kita sekalian. |
Terima kasih mas Husada , secara pribadi kliatannya saya tidak berseberangan dengan pendapat yg seperti itu . Dampak lanjutannya, setiap orang penganut Islam, bebas menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai tuntunan hidup mereka, tidak diwajibkan mengikuti tafsiran tertentu. Dan kalau pemikiran seperti itu benar, maka pendapat yang mengatakan bahwa ajaran Islam akan membuahkan kekacaubalauan, kliatannya mendapat pembenaran, nggih? Ajaran Islam akan membuahkan kekacau balauan mas ? Kenapa harus kacau balau mas ? Apakah setiap natal umat Islam kacau balau mas , karena ada yg ngucapin slamat natal dan ada yg tidak ? Tapi jelas mereka tidak meyakini atau menyebutkan Tuhan Yesus , termasuk Gus Sholah. Kalau mas perhatikan apakah setiap sholat Jum'at terjadi kekacauan mas , sampeyan bisa lihat pakaian mereka tidak seragam , ada yg pakai peci ada yg tidak , ada yg pakai sarung ada yg tidak? Cara mereka takbir dan sikap sholatnya juga tak persis sama ? Tapi mana kala sang imam mengakhiri bacaan surah Alfaihahnya mereka bareng bareng ngamini secara serentak , mereka sujud rukuk juga bersama sama . Mungkin sampeyan menemui perbedaan dalam memulai atau mengakhiri puasa , tapi yg jelas mereka setelah puasa berakhir mereka mendirikan sholat Ied ? Mas Hudaya semua masyarakat umum juga bisa melihat perbedaan perbedaan itu mas , tetapi masyarakat dunia juga lihat kesamaannya , dan disitu tidak terjadi kekacaubalauan mas , atau mas Hudaya bisa menyampaikan apa yg sampeyan maksud "kekacau balauan" itu mas. Makasih. | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 22:08 | |
| - Raihan Danielsan wrote:
- nothingman wrote:
dgn berpendapat seperti itu maka umat Muslim ingin mengatakan bhw penganut Kristen adl KAFIR.. jd pengertian kafir yg sy berikan ditrit sebelah benar kan bro..??
kenapa anda tidak bisa membedakan antara 'memberi ucapan selamat' dgn 'merayakan Natal' atau ikut beribadah dlm perayaan Natal itu sih bro..?
menurut sy, dgn memberi ucapan selamat TIDAK BERARTI umat Muslim ikut beribadah atau ikut merayakan Natal jg broww..
Pengertian kafir dalam islam tidak terbatas hanya kepada Kristen atau non muslim. Seorang muslim yg menyekutukan Allan dan ingkar terhadap firman Allah adalah kafir.
Kan sudah saya jelaskan kang bahwa bila seorang muslim mengucapkan selamat natal, maka pemahamannya adalah "selamat atas kelahiran Yesus sang sekutu Allah", Dan itu sama halnya pembenaran terhadap adanya sekutu Allah. Hal seperti ini yg dilarang dalam Islam. Kalau interaksi sosial yg lainnya dg non muslim, boleh-boleh saja, kang. itu lah letak kesalahan anda bro Raihan, anda tidak bisa membedakan antara 'memberi ucapan selamat' utk menghargai kebahagiaan orang lain dan mana yg merupakan ungkapan ttg pembenaran thd keyakinan seseorang.. klo mengikuti pendapat yg anda sampaikan diatas maka apa yg dilakukan ol Gus Sholah dlm memberikan ucapan selamat Natal kpd umat Kristiani adalah SALAH krn menyalahi akidah dlm ajaran Islam kan bro..? lagi pula mana sih dalilnya dlm Quran dan Hadist, MUI atau Amin Ma'aruf bisa mengatakan klo memberi ucapan selamat Natal itu dilarang ol Muhammad dan Awlohnya bro..?? - Raihan Danielsan wrote:
Boleh dan sah-sah saja akang mempunyai pemahaman demikian, sepanjang tidak diucapkan dihadapan kaum muslim, karena akan dapat memicu permusuhan. Karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa akidah Islam dan Kristen adalah berbeda. Masing2 mengklaim bahwa tidak ada jalan keselamatan, kecuali melalui ajarannya masing2. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku. Namun dalam interaksi sosial, islam melarang berbuat permusuhan, kemungkaran dan berbuat keji. Allah berfirman,
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan ber-buat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (Qs. an-Nahl: 90)
Surat An Nahl itu kan turunnya sewaktu Muhammad msh di Mekkah dlm keadaan yg lemah bro.. pd Surat At-Taubah, yaitu surat yg turunnya diakhir kariernya Muhammad sbg nabi, Awloh berfirman, (QS 9:29) Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. menurut ayat pd surat At Taubah itu, anda diharuskan/diwajibkan memerangi kami umat Kristen dan seluruh Non-Muslim, sampai kami semua tunduk dan membayar Jizyah (Pajak keamanan) kpd umat Muslim atau menjadi pemeluk Muslim dan mengakui Muhammad sbg Rasulnya bro..
Terakhir diubah oleh nothingman tanggal 9th May 2013, 22:51, total 4 kali diubah | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 9th May 2013, 22:24 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Makasih mas , maka saya mulai dengan mengutip pengertian apa itu toleran mas .
Menurut saya yg mas Bruce contohkan itu lebih mendekati sikap empaty daripada toleransi ! Empati hanya bisa hadir kalau ada sikap toleran, mas. Tanpa toleransi, kita akan tidak peduli terhadap orang lain.
- Quote :
- maka kami juga memandang mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat natal pada umat Kristiani itu kagak punya dampak apa apa ! Maka pendapat dari pak Ma'aruf Amin maupun pak Sholah tidak bisa dikretiriakan sebagai sikap toleran dan tidak toleran . Bagi pak MA , daripada ada ketidak jelasan bahkan cenderung melanggar ajran agama Islam maka lebih baik tidak ; suatu ekpresi sikap hati hati , toh umat Kristiani juga kagak perlu itu.
Disitulah bedanya, mas.
sekedar pembanding, semoga menjadi lebih jelas.
Anda ingat, bahwa kita Negara Republik Indonesia, diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945? Perlukah ada negara lain yang mengucapkan selamat atas kemerdekaan kita saat itu?
Dan bagaimana dengan negara Belanda, yang adalah negara bekas penjajah kita? Kapan Belanda mengakui bahwa Indonesia merdeka? Desember 1949, mas. Akibatnya, setiap saat kita merayakan kemerdekaan kita, sementara negara lain mengucapkan selamat, hanya Belanda yang tidak. Dan baru belakangan Belanda mengucapkan selamat saat perayaan kemerdekaan kita.
Nah, bagaimana pendapat anda tentang sikap Belanda itu?
Itulah contoh, bahwa sekedar ucapan selamat, menjadi ciri yang sangat berpengaruh, apakah seseorang bersikap toleran atau intoleran. Bukan soal akidah, karena akidah bisa dipelintir sesuai kepentingan pelakunya.
Salam maaf ya bro Bruce klo sy ikut tertarik memberikan komentar dlm diskusi anda dgn bro Dadap.. Tapi bagaimana mungkin bro Dadap bisa menjawab pertanyaan tsb, lah wong utk masalah arti atau makna 'Toleransi' aj beliau masih bingung dan nda bisa mengerti maknanya dgn jelas.. Justru berbicara ttg akidah lah, empati lah, dan malah bilang tidak usah mengucapkan natal pun tidak ada dampaknya bagi kehidupan bersosial dan bertetangga.. begitulah bro Bruce sulitnya klo logika dan pemikirannya sudah terbolak-balik, akidah/aturan ajarannya sudah di plintir sana, plintir sini, dan dicampur-aduk nda karuan seperti keinginannya masing2.. huahahahahaha [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 10th May 2013, 07:00 | |
| @Nothing
Betul, bro. Bagi saya, justru yang sekedar ucapan sederhana seperti itulah, ciri seseorang toleran ataupun tidak akan tampak. Itu sekedar ucapan, lantas bagaimana dengan rumah ibadah? Jangan jangan, memberi ijin pendirian rumah ibadah dianggap mengijinkan tempat pemujaan orang kafir, jadi layak dilarang. Begitu kan logikanya?
Syalom | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 10th May 2013, 08:09 | |
| - dadap serep wrote:
- Husada wrote:
Dampak lanjutannya, setiap orang penganut Islam, bebas menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai tuntunan hidup mereka, tidak diwajibkan mengikuti tafsiran tertentu. Dan kalau pemikiran seperti itu benar, maka pendapat yang mengatakan bahwa ajaran Islam akan membuahkan kekacaubalauan, kliatannya mendapat pembenaran, nggih? Ajaran Islam akan membuahkan kekacau balauan mas ? Kenapa harus kacau balau mas ? Karena, perbedaan penafsiran yang bertolakbelakang cenderung menimbulkan pertikaian sebagai bibit kekacaubalauan. - dadap serep wrote:
- Apakah setiap natal umat Islam kacau balau mas , karena ada yg ngucapin slamat natal dan ada yg tidak ? Tapi jelas mereka tidak meyakini atau menyebutkan Tuhan Yesus , termasuk Gus Sholah.
Saya tidak/belum mengkaitkan perbedaan penafsiran pada kaum Muslim itu dengan satu hal tertentu, misalnya pengucapan selamat natal. Meskipun ada perbedaan penafsiran pada kaum Muslim dalam pengucapan selamat natal (ada yang menafsir 'ndak apa-apa', dan ada yang menafsir 'tidak boleh'), keliahatannya, pada kasus pengucapan selamat natal ini bukan hal yang menimbulkan kekacaubalauan. - dadap serep wrote:
- Kalau mas perhatikan apakah setiap sholat Jum'at terjadi kekacauan mas , sampeyan bisa lihat pakaian mereka tidak seragam , ada yg pakai peci ada yg tidak , ada yg pakai sarung ada yg tidak? Cara mereka takbir dan sikap sholatnya juga tak persis sama ? Tapi mana kala sang imam mengakhiri bacaan surah Alfaihahnya mereka bareng bareng ngamini secara serentak , mereka sujud rukuk juga bersama sama .
Mungkin sampeyan menemui perbedaan dalam memulai atau mengakhiri puasa , tapi yg jelas mereka setelah puasa berakhir mereka mendirikan sholat Ied ?
Mas Hudaya semua masyarakat umum juga bisa melihat perbedaan perbedaan itu mas , tetapi masyarakat dunia juga lihat kesamaannya , dan disitu tidak terjadi kekacaubalauan mas , atau mas Hudaya bisa menyampaikan apa yg sampeyan maksud "kekacau balauan" itu mas.
Makasih. Sama-sama, DS. DS, pada kasus-kasus yang DS kemukakan itu, yaitu pakai peci ato tidak, pakai sarung ato tidak, memulai atau mengakhiri puasa, perbedaan penafsiran belum menjadi biang kerok timbulnya kekacaubalauan. Justru di sini, pada peci, sarung, puasa, kadar bibit kekacaubalauan belum terasa, karena masih berkisar internal penganut Islam. Tetapi pada pengucapan selamat natal, dimana sudah terhubung dengan kaum lain (Kristiani), sudah mulai terasa bibit kekacaubalauan karena perbedaan penafsiran itu. Kemudian, pada toleransi terhadap menjalankan ibadah, perbedaan penafsiran itu, yaitu sebagian menafsirkan umat Non Islam boleh mendirikan rumah ibadahnya sementara sebagian lagi menafsirkan umat Non Islam tidak boleh mendirikan rumah ibadahnya kalau tidak mendapat ijin dari sekian persen warga sekitar, melahirkan kecaubalauan. Warga masyarakat yang telah menjalankan ibadahnya yang dilindungi oleh konstitusi, ternyata tidak boleh mendirikan sarana ibadahnya. Dalam hal seperti itu, perbedaan penafsiran kaum Muslim nyata-nyata menimbulkan kekacaubalauan. Mengapa bisa? Semata-mata karena laquum dinuquum waliyadien, yaitu, setiap penganut Islam bebas menafsirkan ayat-ayat Kitab Sucinya, bebas menafsirkan hadits, meski bertentangan satu sama lain. Si A menafsir begini, si B manfsir begitu, si C menafsir lainnya. Tafsiran agama oleh si A, B, C berbeda satu sama lain, masing-masing bilang laquum dinuquum waliyadien. Padahal, sama-sama mengakui sumbernya hanya satu. Mosok sih, sumber yang sama mengijinkan tafsiran yang berbeda atas kalimat yang hanya satu? Jadi, dalam hal ini, yang ingin saya sampaikan sebenarnya tidak terbatas pada pengucapan selamat natal dari kaum Muslim kepada kaum Kristiani. (O ya, btw, saya apresiasi DS yang mengatakan Kristiani, tidak semata-mata mengatakan Nasrani). Yang ingin saya sampaikan ialah, perbedaan penafsiran oleh kaum Muslim atas Kitab Suci dan haditsnya, merupakan bibit kekacaubalauan yang terjadi pada masyarakat yang bhinneka. DS merdeka mau menyangkal itu, tetapi tolong, bandingkan dengan kenyataan yang terjadi. Damai, damai, damai. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 10th May 2013, 08:13 | |
| - bruce wrote:
- Bahan apa om GM ?
Itu, Mod Sinzan bilang Total Depravity. Saya belum pernah mendapat materi Total Depravity, jadi saya harus cari bahan lebih dahulu. Kalau sempat. [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 10th May 2013, 08:15 | |
| - Husada wrote:
- bruce wrote:
- Bahan apa om GM ?
Itu, Mod Sinzan bilang Total Depravity. Saya belum pernah mendapat materi Total Depravity, jadi saya harus cari bahan lebih dahulu. Kalau sempat. [You must be registered and logged in to see this image.] Cari di TULIP, om | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 10th May 2013, 08:18 | |
| | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 12th May 2013, 11:51 | |
| - Husada wrote:
- dadap serep wrote:
- Husada wrote:
Dampak lanjutannya, setiap orang penganut Islam, bebas menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai tuntunan hidup mereka, tidak diwajibkan mengikuti tafsiran tertentu. Dan kalau pemikiran seperti itu benar, maka pendapat yang mengatakan bahwa ajaran Islam akan membuahkan kekacaubalauan, kliatannya mendapat pembenaran, nggih? Ajaran Islam akan membuahkan kekacau balauan mas ? Kenapa harus kacau balau mas ? Karena, perbedaan penafsiran yang bertolakbelakang cenderung menimbulkan pertikaian sebagai bibit kekacaubalauan. Tidak selalu mas , tergantung bagaimana memanage perbedaan itu mas , rasanya orang seperti mas ini kenal itu ilmu mengenai "management konflik" mas. - Husada wrote:
- dadap serep wrote:
- Apakah setiap natal umat Islam kacau balau mas , karena ada yg ngucapin slamat natal dan ada yg tidak ? Tapi jelas mereka tidak meyakini atau menyebutkan Tuhan Yesus , termasuk Gus Sholah.
Saya tidak/belum mengkaitkan perbedaan penafsiran pada kaum Muslim itu dengan satu hal tertentu, misalnya pengucapan selamat natal. Meskipun ada perbedaan penafsiran pada kaum Muslim dalam pengucapan selamat natal (ada yang menafsir 'ndak apa-apa', dan ada yang menafsir 'tidak boleh'), keliahatannya, pada kasus pengucapan selamat natal ini bukan hal yang menimbulkan kekacaubalauan.
Iya mas , makanya saya tegaskan kepada TS , mas Bruce untuk mengkonfirmasi mana dari kedua beliau itu yg toleran dan mana yg tidak , karena permasalahannya /kasusunya jelas. Jadi pembicaraannya juga sekitar itu. Kalau kasusnya lain , ya mari kita telaah bersama mas , apalagi ditarik kesimpulan secara umum mas. - Husada wrote:
- dadap serep wrote:
- Kalau mas perhatikan apakah setiap sholat Jum'at terjadi kekacauan mas , sampeyan bisa lihat pakaian mereka tidak seragam , ada yg pakai peci ada yg tidak , ada yg pakai sarung ada yg tidak? Cara mereka takbir dan sikap sholatnya juga tak persis sama ? Tapi mana kala sang imam mengakhiri bacaan surah Alfaihahnya mereka bareng bareng ngamini secara serentak , mereka sujud rukuk juga bersama sama .
Mungkin sampeyan menemui perbedaan dalam memulai atau mengakhiri puasa , tapi yg jelas mereka setelah puasa berakhir mereka mendirikan sholat Ied ?
Mas Hudaya semua masyarakat umum juga bisa melihat perbedaan perbedaan itu mas , tetapi masyarakat dunia juga lihat kesamaannya , dan disitu tidak terjadi kekacaubalauan mas , atau mas Hudaya bisa menyampaikan apa yg sampeyan maksud "kekacau balauan" itu mas.
Makasih. Sama-sama, DS. DS, pada kasus-kasus yang DS kemukakan itu, yaitu pakai peci ato tidak, pakai sarung ato tidak, memulai atau mengakhiri puasa, perbedaan penafsiran belum menjadi biang kerok timbulnya kekacaubalauan. Justru di sini, pada peci, sarung, puasa, kadar bibit kekacaubalauan belum terasa, karena masih berkisar internal penganut Islam. Tetapi pada pengucapan selamat natal, dimana sudah terhubung dengan kaum lain (Kristiani), sudah mulai terasa bibit kekacaubalauan karena perbedaan penafsiran itu. Saya beri tanda pada "masih berkisar internal penganut Islam" , betul ketidak berseberangan saya dengan postingan mas Husada adalah dalam prespektip itu mas, Perbedaan tafsir dimungkinkan dalam Islam (internal Islam) , alasannya sdh saya sampaikan. Nah kalau sampeyan kemudian berpendapat spt ini :"Tetapi pada pengucapan selamat natal, dimana sudah terhubung dengan kaum lain (Kristiani), sudah mulai terasa bibit kekacaubalauan karena perbedaan penafsiran itu " ini sebetulnya kan bukan masalah "dlm islm dimungkinkan perbedaan tafsir" kan mas ? Tetapi bagaimana mas atau umat Kristiani menyikapi perbedaan ini .Apa umat kristiani menghendaki kami tidak membolehkan perbedaan tafsir ? apa ini malahan bukan sikap yg intoleran mas ? Makanya masss saya berusaha untuk menyamakan persepsi dulu , spt saya copaskan pengertian toleransi dari salah satu sumber , sama nggak,..... Saya sih berusaha untuk berdiskusi dengan baik mas , rasanya kita punya kesamaan sebagai penganut agama samawi , sedikit banya jalan pikiran kita terdapat kepararlelan, jadi bisa memandang permasalahn dg jernih. - Husada wrote:
Kemudian, pada toleransi terhadap menjalankan ibadah, perbedaan penafsiran itu, yaitu sebagian menafsirkan umat Non Islam boleh mendirikan rumah ibadahnya sementara sebagian lagi menafsirkan umat Non Islam tidak boleh mendirikan rumah ibadahnya kalau tidak mendapat ijin dari sekian persen warga sekitar, melahirkan kecaubalauan. Warga masyarakat yang telah menjalankan ibadahnya yang dilindungi oleh konstitusi, ternyata tidak boleh mendirikan sarana ibadahnya. Dalam hal seperti itu, perbedaan penafsiran kaum Muslim nyata-nyata menimbulkan kekacaubalauan. Mas Husada , saya tidak mau terjebak dengan debat kusir yg kontra produktive. Apakah kita punya data atau referensi yg sama untuk kasus yg sampeyan sampaikan mas ? Marilah kita berdiskusi dengan cara yg baik. Ketidak samaan data atau referensi tentang obyek akan menimbulkan silang kata silang persepsi ! Satu bicara apa satu komen apa. Yg satu asyik dengan argumen berdasarkan data yg ada padanya yg satu juga asyik dengan argumen berdasarkan data yg dia punya , sedeng data yg ada pada keduanya kagak sama , runyemkan mas Hudaya ? - Husada wrote:
Mengapa bisa? Semata-mata karena laquum dinuquum waliyadien, yaitu, setiap penganut Islam bebas menafsirkan ayat-ayat Kitab Sucinya, bebas menafsirkan hadits, meski bertentangan satu sama lain. Si A menafsir begini, si B manfsir begitu, si C menafsir lainnya. Tafsiran agama oleh si A, B, C berbeda satu sama lain, masing-masing bilang laquum dinuquum waliyadien. Padahal, sama-sama mengakui sumbernya hanya satu. Mosok sih, sumber yang sama mengijinkan tafsiran yang berbeda atas kalimat yang hanya satu? Mas HUsada perbedaan itu adalah hal yg manusiawi disamping persamaan persamaan yg ada.Saya sudah sampaikan itu mas. Dan salah satu ayat yg sampeyan kutip yaitu "lakum diinukum waliya diin i" itu ditujukan untuk umat diluar muslim mas , kalau antar muslim yg terjadi adalah perbedaan tafsir/pemahman tapi masih dala satu diin bukan lain diin mas. Tidak untuk bermaksud lain atau menggeser masalah --just menggaris bawahi--, bukankah dalam umat Kristiani juga terjadi polarisasi mas bukankah ada Kristen Katolik dan Protestan , atau Inggris punya gereja Anglikan belum lagi adanya denominasi denominasi dalam umat Kristiani mas. - Husada wrote:
Jadi, dalam hal ini, yang ingin saya sampaikan sebenarnya tidak terbatas pada pengucapan selamat natal dari kaum Muslim kepada kaum Kristiani. (O ya, btw, saya apresiasi DS yang mengatakan Kristiani, tidak semata-mata mengatakan Nasrani). Yang ingin saya sampaikan ialah, perbedaan penafsiran oleh kaum Muslim atas Kitab Suci dan haditsnya, merupakan bibit kekacaubalauan yang terjadi pada masyarakat yang bhinneka. DS merdeka mau menyangkal itu, tetapi tolong, bandingkan dengan kenyataan yang terjadi. Damai, damai, damai. Saya garis bawahi pendapat sampeyan ini mas :" perbedaan penafsiran oleh kaum Muslim atas Kitab Suci dan haditsnya, merupakan bibit kekacaubalauan yang terjadi pada masyarakat yang bhinneka." . Kelihatannya patriotik gitu pakai pilihan kat "masyarakat yg bhineka". Mari kita lihatmas masyarakat kita masyarakat Indonesia yg bhineka majemuk yg berarti banyak sekali terdapat perbedaan perbedaannya. Suku "J" berbeda adat istiadatnya dengn suku "B" , yg juga berbeda dengan suku "D" , "S" ,"K" "P" dll dll dll. Kemudian ada kelompok "X" misalnya berinteraksi dengan mereka semua , maka jelas si "X" ini akan punya sikap interaksi yg berbeda beda menyesuaikan dengan adat istiadat mereka kan , itu namanya menggang. Nah karena adanya perbedaan pendekatan yg hrs dilakukan , ini bisa saja menimbulkan kesulitan pada si X , kelampok "X" ini Nah mas contoh itu nyata , lalu apakah karena adanya perbedaan perbedaan adat istiadat diantara suku di Indonesia ini kemudian anda klaim sebagai bibit kekacau baluan , gara gara kelompok "X" merasa kerepotan berinteraksi dg mereka yg berbeda beda itu ? Variable "X" itu bisa suku apa saja kelompok mana saja mas. Monggo silahkan ditelaah dg tenang dan jernih. | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 12th May 2013, 21:07 | |
| maaf ya klo sy tertarik utk mengomentari postingan dr bro Dadap ini : - Dadap Serep wrote:
Mas Husada , saya tidak mau terjebak dengan debat kusir yg kontra produktive. Marilah kita berdiskusi dengan cara yg baik. Ketidak samaan data atau referensi tentang obyek akan menimbulkan silang kata silang persepsi ! Satu bicara apa satu komen apa. Yg satu asyik dengan argumen berdasarkan data yg ada padanya yg satu juga asyik dengan argumen berdasarkan data yg dia punya , sedeng data yg ada pada keduanya kagak sama , runyemkan mas Hudaya ? supaya tidak terjadi saling silang dan kesalahan persepsi, mari kita samakan referensinya berdasarkan ajaran Muslim aj deh mas.. Sy ingin bertanya pd sampeyan mas Dadap, : menurut anda mana sih dasarnya dlm Quran/Hadist/ atau sumber2 lain dlm ajaran Muslim, sehinga Ulama spt Amin Ma'aruf dan MUI itu bisa memberikan akidah/aturan ttg 'pengharaman' mengucapkan Natal..?? Ayo mas Dadap silahkan dijawab pertanyaan tsb, jd kan bisa kita telaah bhw aturan/pandangan yg diberikan ol Amin Ma'aruf itu bisa dikatakan benar atau tidak salah jika emg ada dasar/referensinya dlm ajaran Islam.. Monggooo mas dijawab, jangan sampai sy katakan anda cuma jago berpendapat dan berargumen ' ngalor-ngidul' tanpa ada dasarnya ya... hehehehehe [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 12th May 2013, 21:17 | |
| - Quote :
- Iya mas , makanya saya tegaskan kepada TS , mas Bruce untuk mengkonfirmasi mana dari kedua beliau itu yg toleran dan mana yg tidak , karena permasalahannya /kasusunya jelas. Jadi pembicaraannya juga sekitar itu. Kalau kasusnya lain , ya mari kita telaah bersama mas , apalagi ditarik kesimpulan secara umum mas.
Dan sudah saya jawab mas, bahwa Gus Sholah jauh lebih toleran dibanding yang tokoh MUI itu. Salam | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 13th May 2013, 06:41 | |
| - nothingman wrote:
- maaf ya klo sy tertarik utk mengomentari postingan dr bro Dadap ini :
- Dadap Serep wrote:
Mas Husada , saya tidak mau terjebak dengan debat kusir yg kontra produktive. Marilah kita berdiskusi dengan cara yg baik. Ketidak samaan data atau referensi tentang obyek akan menimbulkan silang kata silang persepsi ! Satu bicara apa satu komen apa. Yg satu asyik dengan argumen berdasarkan data yg ada padanya yg satu juga asyik dengan argumen berdasarkan data yg dia punya , sedeng data yg ada pada keduanya kagak sama , runyemkan mas Hudaya ? supaya tidak terjadi saling silang dan kesalahan persepsi, mari kita samakan referensinya berdasarkan ajaran Muslim aj deh mas.. Sy ingin bertanya pd sampeyan mas Dadap, : menurut anda mana sih dasarnya dlm Quran/Hadist/ atau sumber2 lain dlm ajaran Muslim, sehinga Ulama spt Amin Ma'aruf dan MUI itu bisa memberikan akidah/aturan ttg 'pengharaman' mengucapkan Natal..?? Ayo mas Dadap silahkan dijawab pertanyaan tsb, jd kan bisa kita telaah bhw aturan/pandangan yg diberikan ol Amin Ma'aruf itu bisa dikatakan benar atau tidak salah jika emg ada dasar/referensinya dlm ajaran Islam.. Monggooo mas dijawab, jangan sampai sy katakan anda cuma jago berpendapat dan berargumen 'ngalor-ngidul' tanpa ada dasarnya ya... hehehehehe [You must be registered and logged in to see this image.] Ma'af mas NM pertanyaan sampeyan itu menyangkut "kenapa dalam muslim dimungkinkan adanya perbedaan tafsir" kan mas NM ? Sedangkan yg dibicarakan adalah masalah mengenai toleransi seperti judul topik :" Antara yg toleran dan tidak toleran" kan mas . Masalah perbedaan tafsir dalam Islam yg diperkirakan sebagai penyebab hal itu di rise oleh mas Husada. ini menimbulkan kekacau balauan. Saya respon dg saya tunjukkan kenyataan berkaitan dg kasusu yg dibicarakan oleh TS , saya sampaikan ternyata perbedaan tafsir dalam menyikapai Ucapan Selamat natal , tidak menimbulkan kacau balau. Kalau merujuk kasus lain maka saya ingatkan kalau kita mendiskusikan kasus itu ,apakah kita punya referensi data yg sama , Nah sekarang sampeyan masuk menyodorkan permasalahan lain yg perlu pembahasan yg jelas tidak ada kaitannya dg masalah toleransi dg fihak non muslim . karean diskusinya mengenai pemahman thdp ajran Islam ( Al Qur'an , hadist ijma' dll dl). Ntar masalah toleransi --sebagai pokok pembicaraan dalam topik ini -- jadi "tertutup" deh,..........kayak keadaan kasus politik sosial di masyarakat kita saat ini saja mas,....... !timpa menimpa , tutup menutup saling alih mengalihkan ,.................wehhhhhhh ! Tapi klo sampeyan eager untuk mengetahuinya saya mah kagak keberatan meladeninya mas ,...... tapi dlm topik terpisah saja yaa,...... | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 13th May 2013, 06:45 | |
| - bruce wrote:
-
- Quote :
- Iya mas , makanya saya tegaskan kepada TS , mas Bruce untuk mengkonfirmasi mana dari kedua beliau itu yg toleran dan mana yg tidak , karena permasalahannya /kasusunya jelas. Jadi pembicaraannya juga sekitar itu. Kalau kasusnya lain , ya mari kita telaah bersama mas , apalagi ditarik kesimpulan secara umum mas.
Dan sudah saya jawab mas, bahwa Gus Sholah jauh lebih toleran dibanding yang tokoh MUI itu.
Salam Iya mas saya juga kagak bilang sampeyan blom jawab kok. Justru dengan jawaban sampeyan itu arah diskusi jalas arahnya, dan saya berusaha taat ngikutinya ma. Makasih mas. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 13th May 2013, 07:59 | |
| Damai bagimu DS. - dadap serep wrote:
- Husada wrote:
- dadap serep wrote:
- Husada wrote:
Dampak lanjutannya, setiap orang penganut Islam, bebas menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an sebagai tuntunan hidup mereka, tidak diwajibkan mengikuti tafsiran tertentu. Dan kalau pemikiran seperti itu benar, maka pendapat yang mengatakan bahwa ajaran Islam akan membuahkan kekacaubalauan, kliatannya mendapat pembenaran, nggih? Ajaran Islam akan membuahkan kekacau balauan mas ? Kenapa harus kacau balau mas ? Karena, perbedaan penafsiran yang bertolakbelakang cenderung menimbulkan pertikaian sebagai bibit kekacaubalauan. Tidak selalu mas , tergantung bagaimana memanage perbedaan itu mas , rasanya orang seperti mas ini kenal itu ilmu mengenai "management konflik" mas. Hehheehheeehheeee... kalau seluruh penganut Islam seperti DS yang menguasai management conflict dengan baik, memang tidak manjadi masalah. Bagaimana dengan penganut Islam yang tidak mengenal management conflict? Apakah menurut DS, perbedaan pemaknaan atau perbedaan penafsiran seperti itu tidak mengandung potensi kekacaubalauan? Yang seorang dengan kelompoknya memaknai atau menafsirkan bahwa Muslim boleh-boleh saja mengucapkan "Selamat Natal" kepada kaum Kristiani, sementara seorang lain dengan kelompoknya memaknai atau menafsirkan bahwa Muslim tidak boleh mengucapkan "Selamat Natal" kepada kaum Kristiani. Apakah pola-pola seperti itu bukan merupakan potensi kekacaubalauan menurut DS? Damai, damai, damai. | |
| | | nothingman Perwira Menengah
Jumlah posting : 1503 Join date : 13.11.12
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 13th May 2013, 08:25 | |
| - dadap serep wrote:
Ma'af mas NM pertanyaan sampeyan itu menyangkut "kenapa dalam muslim dimungkinkan adanya perbedaan tafsir" kan mas NM ? Sedangkan yg dibicarakan adalah masalah mengenai toleransi seperti judul topik :" Antara yg toleran dan tidak toleran" kan mas . Masalah perbedaan tafsir dalam Islam yg diperkirakan sebagai penyebab hal itu di rise oleh mas Husada. ini menimbulkan kekacau balauan. Saya respon dg saya tunjukkan kenyataan berkaitan dg kasusu yg dibicarakan oleh TS , saya sampaikan ternyata perbedaan tafsir dalam menyikapai Ucapan Selamat natal , tidak menimbulkan kacau balau. Kalau merujuk kasus lain maka saya ingatkan kalau kita mendiskusikan kasus itu ,apakah kita punya referensi data yg sama , Nah sekarang sampeyan masuk menyodorkan permasalahan lain yg perlu pembahasan yg jelas tidak ada kaitannya dg masalah toleransi dg fihak non muslim . karean diskusinya mengenai pemahman thdp ajran Islam ( Al Qur'an , hadist ijma' dll dl). Ntar masalah toleransi --sebagai pokok pembicaraan dalam topik ini -- jadi "tertutup" deh,..........kayak keadaan kasus politik sosial di masyarakat kita saat ini saja mas,....... !timpa menimpa , tutup menutup saling alih mengalihkan ,.................wehhhhhhh !
Tapi klo sampeyan eager untuk mengetahuinya saya mah kagak keberatan meladeninya mas ,...... tapi dlm topik terpisah saja yaa,...... halaaaah... ini namanya lagu lama-kaset kusut bro, ente cuma mau menghindar krn nda bisa ngasih dasar referensi dlm ajaran Muslim yg digunakan sbg dalil MUI dan Amin Ma'aruf memberikan kaidah/aturan pengharaman utk mengucapkan selamat Natal kpd penganut Kristen.. jd ente nda usah ngasih alasan takut OOT atau diluar konteks trit ini bro, klo anda mau menjawabnya, anda bisa kok dijawab ditrit tersendiri dan anda dgn mudah bisa membuatnya.. Okay, sy nda perlu berdiskusi lg dgn anda disini bro, paling sy cuma kasih komentar thd postingan anda tanpa bermaksud diskusi serius dgn anda.. Salam, [You must be registered and logged in to see this image.] | |
| | | dadap serep Bintara
Jumlah posting : 58 Join date : 21.04.13
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran 13th May 2013, 10:28 | |
| - nothingman wrote:
- dadap serep wrote:
Ma'af mas NM pertanyaan sampeyan itu menyangkut "kenapa dalam muslim dimungkinkan adanya perbedaan tafsir" kan mas NM ? Sedangkan yg dibicarakan adalah masalah mengenai toleransi seperti judul topik :" Antara yg toleran dan tidak toleran" kan mas . Masalah perbedaan tafsir dalam Islam yg diperkirakan sebagai penyebab hal itu di rise oleh mas Husada. ini menimbulkan kekacau balauan. Saya respon dg saya tunjukkan kenyataan berkaitan dg kasusu yg dibicarakan oleh TS , saya sampaikan ternyata perbedaan tafsir dalam menyikapai Ucapan Selamat natal , tidak menimbulkan kacau balau. Kalau merujuk kasus lain maka saya ingatkan kalau kita mendiskusikan kasus itu ,apakah kita punya referensi data yg sama , Nah sekarang sampeyan masuk menyodorkan permasalahan lain yg perlu pembahasan yg jelas tidak ada kaitannya dg masalah toleransi dg fihak non muslim . karean diskusinya mengenai pemahman thdp ajran Islam ( Al Qur'an , hadist ijma' dll dl). Ntar masalah toleransi --sebagai pokok pembicaraan dalam topik ini -- jadi "tertutup" deh,..........kayak keadaan kasus politik sosial di masyarakat kita saat ini saja mas,....... !timpa menimpa , tutup menutup saling alih mengalihkan ,.................wehhhhhhh !
Tapi klo sampeyan eager untuk mengetahuinya saya mah kagak keberatan meladeninya mas ,...... tapi dlm topik terpisah saja yaa,...... halaaaah... ini namanya lagu lama-kaset kusut bro, ente cuma mau menghindar krn nda bisa ngasih dasar referensi dlm ajaran Muslim yg digunakan sbg dalil MUI dan Amin Ma'aruf memberikan kaidah/aturan pengharaman utk mengucapkan selamat Natal kpd penganut Kristen.. jd ente nda usah ngasih alasan takut OOT atau diluar konteks trit ini bro, klo anda mau menjawabnya, anda bisa kok dijawab ditrit tersendiri dan anda dgn mudah bisa membuatnya.. Okay, sy nda perlu berdiskusi lg dgn anda disini bro, paling sy cuma kasih komentar thd postingan anda tanpa bermaksud diskusi serius dgn anda.. Salam, [You must be registered and logged in to see this image.] Gitu yaaaa,.......... seterah sajahhhh mas , saya mah mau lempeng lempeng waee,......... Mau lempeng hayohhhh,.......................klo kagak mau ya udah. Tabeekkkkk,....... | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Antara yang toleran dan intoleran | |
| |
| | | | Antara yang toleran dan intoleran | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |