Gereja Mormon didirikan oleh Joseph Smith, Jr pada tahun 1830. Nama resminya adalah Church of Jesus Christ of Later-day Saints (LDS).
Joseph Smith (1805-1844) mengklaim bahwa ia mendirikan gereja Mormon atas dasar wahyu- wahyu yang diterimanya tahun 1820, dari dua orang yang datang dari surga. Mereka mengatakan kepadanya bahwa semua agama Kristen yang ada saat itu sudah rusak total. Maka misi Joseph Smith adalah untuk memulihkan agama tersebut, yang konon sudah rusak segera setelah kematian Rasul yang terakhir.
Untuk menggenapi misinya, Joseph Smith mengklaim bahwa Tuhan telah menjadikannya seorang nabi dan rasul. Ia menjadi nabi yang menyampaikan Wahyu Ilahi dan menulis kitab Suci. Smith memang menulis tiga kitab yang diklaim oleh kaum Mormon sebagai bagian dari Kitab Suci: Book of Mormon, Doctrines and Covenants and Pearl of Great Price. Kaum Mormon juga percaya bahwa para pemimpin gereja LDS yang meneruskan Joseph Smith adalah nabi- nabi.
Berikut ini adalah sumber- sumber utama yang dipinjam oleh Joseph Smith untuk mendirikan Mormonism:
1) Protestantism.
Joseph Smith, seperti Charles Taze Russell (Pendiri Saksi Yehuwa) datang dari latar belakang Protestan. Smith mengajarkan kesalahan ajaran Protestantism, seperti penolakan akan Ekaristi, Paus, ajaran tentang Maria, dan kitab- kitab Deuterokanonika.
2) Adventism.
Ajaran Joseph Smith mempunyai kemiripan dengan ajaran Adventism. Smith memperkirakan akhir jaman pada tahun 1890. Walaupun tidak menekankan perhatian akan akhir jaman, seperti halnya pada aliran the Seventh-Day Adventists dan Saksi Yehuwa, Smith menyerap pola pikir bebas dalam hal- hal religius seperti yang dianut oleh kelompok- kelompok Adventist di jamannya.
3). Freemasonary.
Smith masuk menjadi anggota Mason tahun 1842, dan mengambil upacara- upacara Masonik ke dalam Mormonism.
4). Sumber- sumber lainnya.
Tokoh- tokoh kolonial: Cotton Maher, William Penn dan Roger Williams, memperkirakan bahwa orang- orang Indian di Amerika kemungkinan adalah kaum sisa Israel Palestina yang bermigrasi ke Amerika berabad sebelum Kristus. Smith mengajarkan bahwa orang- orang Yahudi yang datang ke Amerika sekitar tahun 600 BC mendirikan dua bangsa yang besar, yaitu Nephites dan Lamanites. Namun demikian, penyelidikan arkeologis dan sejarah Amerika tidak dapat menemukan jejak kedua bangsa ini seperti yang disebut dalam Book of Mormons. Tidak adanya bukti ini telah menjadi hal yang sangat memalukan bagi para sejarahwan Mormon dan arkeolognya. Karena bukti- bukti yang semakin meyakinkan bahwa kedua bangsa ini tidak pernah ada, maka kaum Mormon mengesampingkan ajaran ini.
Ajaran Mormon lainnya yang tidak sesuai dengan Kitab Suci maupun Tradisi Suci adalah tentang perkawinan di surga, poligami, baptisan orang mati, kepercayaan akan wahyu- wahyu yang terus menerus, dan adanya banyak tuhan. Tentang Gereja Katolik, Mormonism menyebutnya sebagai “the great apostasy” (kesesatan yang besar), yang dimulai sejak kematian Rasul yang terakhir (sekitar 100 AD) dan atau paling lambat sekitar tahun 200. Mormonism mengajarkan bahwa Gereja Kristus telah hilang lenyap dari bumi sampai pada saat dipulihkannya oleh Joseph Smith tahun 1829.