Inilah yang terjadi kalau ajaran agama dinomorduakan...

Insya Allah, hal seperti ini tidak akan terjadi di Oman atau negara lain yang menutup akses pornografi buat rakyatnya

[You must be registered and logged in to see this link.]

Skotlandia - Terpengaruh pornografi online, seorang anak yang baru berusia 12 tahun berbuat nekat. Bocah yang bermukim di Skotlandia ini memperkosa gadis tetangganya yang baru berusia 9 tahun.

Kasus pemerkosaan ini pun ditangani oleh pengadilan di Edinburgh. Hakim memutuskan si anak, karena masih di bawah umur, tidak dipenjara. Namun ia akan diawasi secara ketat oleh lembaga berwewenang.

Pengacara Sean Templeton menilai kasus ini hanyalah ujung sebuah gunung es atau masih banyak kasus serupa yang belum terungkap. Sebab saat ini, banyak anak kecil terekspos pornografi internet.

"Dia bebas mengakses internet dan jelas pada usia 12 tahun, dia telah mengakses pornografi hardcore," kata Sean yang dikutip detikINET dari Independent, Jumat (1/6/2012).

Bocah tersebut mengaku memperkosa gadis tetangganya. Kasus terungkap setelah korban mengadu pada ibunya bahwa ia takut hamil. Sang ibu pun lapor polisi dan tersingkaplah kasus ini.

Tersangka mengaku ingin menjadi dewasa dengan meniru adegan adegan porno yang dilihatnya. Maka terbersit niatnya untuk memperkosa tetangganya sendiri.

Pemerintah Inggris saat ini sedang mempertimbangkan sensor agar pornografi internet tidak mudah diakses oleh anak-anak. Keprihatinan muncul karena disinyalir banyak anak kecil sudah kecanduan pornografi.

Tanpa bermaksud menolak akses pornografi via internet, pada kenyataannya, di Indonesia anak anak remaja, bahkan di bawah umur (belasan tahun) juga memperkosa anak anak balita. Katanya karena menonton BF dari DVD.

Katakanlah, di Saudi juga telah memblokir situs porno agar tidak bisa di akses, katakanlah di Saudi juga tidak terdapat penjual BF dalam keping DVD ataupun CD. TToh tetap aja para TKW asal Inonesia dilecehkan dan dipekosa di sana.

Intinya, betul bahwa pornografi harus dihilangkan, betul materi dan sarana penyebaran ponografi harus ditangkal. Tetapi yang paling penting adalah benteng keluarga. Ajaran moralitas dalam keluarga harus dijalankan. Tanpa itu semua, adala percuma memblokir lewat internet. Karena dengan IP address palsu, akses kepada pornografi tetap dapat diakali. Maling lebih pandai dari polisi. Tetapi akan lain jika malingnya yang sadar, bahwa mencuri itu tidak baik, maka tanpa polisi pun pencurian tidak akan terjadi.

Salam

bruce wrote:

Tanpa bermaksud menolak akses pornografi via internet, pada kenyataannya, di Indonesia anak anak remaja, bahkan di bawah umur (belasan tahun) juga memperkosa anak anak balita. Katanya karena menonton BF dari DVD.

Setuju dengan fakta tersebut ... semua karena dalam bertugas polisi sepertinya lebih mementingkan perut daripada kemaslahatan bersama sehingga tidak menutup akses pornografi untuk masyarakat di Indonesia (aturan tidak ditegakkan)
Akibatnya ... ya seperti yang dipaparkan di atas ...

bruce wrote:

Katakanlah, di Saudi juga telah memblokir situs porno agar tidak bisa di akses, katakanlah di Saudi juga tidak terdapat penjual BF dalam keping DVD ataupun CD. TToh tetap aja para TKW asal Inonesia dilecehkan dan dipekosa di sana.

Juga tidak ada sanggahan dalam hal tersebut. (Mungkin pemahaman agama di sana kurang kaffah?)

bruce wrote:

Intinya, betul bahwa pornografi harus dihilangkan, betul materi dan sarana penyebaran ponografi harus ditangkal.

Alhamdulillah ... setuju banget.

bruce wrote:

Tetapi yang paling penting adalah benteng keluarga. Ajaran moralitas dalam keluarga harus dijalankan. Tanpa itu semua, adala percuma memblokir lewat internet. Karena dengan IP address palsu, akses kepada pornografi tetap dapat diakali. Maling lebih pandai dari polisi. Tetapi akan lain jika malingnya yang sadar, bahwa mencuri itu tidak baik, maka tanpa polisi pun pencurian tidak akan terjadi.

Salam

Setuju lagi ... 1+1 = 2

Seharusnya kedua hal (benteng keluarga dan aturan yang tegas) ditegakkan.
Jika salah satu hal ditinggalkan maka pasti akan kacau ... apalagi kalau dua2nya diabaikan ....
Karena rasanya mustahil semua orang di dunia ... atau katakan di satu negara ... menjadi orang suci tanpa memiliki pikiran menyimpang/merugikan ... oleh karenanya seyogyanya peraturan pun ditegakkan.

Kang Silancah...

Menyimak judul thread ini, saya agak bingung dgn pengertian akang ttg mnomorduakan ajaran agama...

Menurut akang seharusnya bagaimana mengaplikasikan ajaran agama menjadi aturan negara ?

---------------------------------------------------------------
Dalam ajaran agama anda, wanita wajib berjilbab. Bagaimana cara "memaksa" rakyat indonesia jika ini menjadi aturan negara, sementara internal muslimah sendiri saja mengabaikan aturan ini ?

Dalam ajaran agama saya, kita harus memaafkan orang yg bersalah kpd kita berulang-ulang. Jika ajaran ini dibakukan menjadi aturan negara, maka tidak akan ada tuntutan atas kejahatan, penjara kosong.

----------------------------

Kita harus jujur thdp diri kita masing2. Dalam tiap2 agama sesungguhnya tidak ada tempat bagi agama lain. Dalam islam ada perjuangan melawan kafir, dalam kristen gelap tidak bisa bersatu dgn terang. Karena itulah diperlukan aturan negara utk mengatur tiap2 umat beragama tsb dlm wadah NKRI ini.

Djo wrote:

Kang Silancah...

Menyimak judul thread ini, saya agak bingung dgn pengertian akang ttg mnomorduakan ajaran agama...

Menurut akang seharusnya bagaimana mengaplikasikan ajaran agama menjadi aturan negara ?

Sebenernya thread ini melanjutkan diskusi saya dengan husada dan samiaji di thread yang lain .. saya lupa judul thread-nya.
Saat itu husada menginterpretasikan signaturenya bahwa seorang aparat harus menomorduakan ajaran agama saat mengemban tugas menjalankan pemerintahan.
Saat itu saya (dan samiaji) berada dalam posisi yang berseberangan.

Artikel di atas adalah salah satu contohnya.
Jika pemerintah di atas menyertakan pertimbangan ajaran agamanya ... pasti pornografi di internet tidak akan diizinkan untuk beredar bebas karena pasti akan menyalahi ajaran agamanya (saya asumsikan aparat dalam pemerintahan itu menganut ajaran Kristen).

Djo wrote:

Dalam ajaran agama anda, wanita wajib berjilbab. Bagaimana cara "memaksa" rakyat indonesia jika ini menjadi aturan negara, sementara internal muslimah sendiri saja mengabaikan aturan ini ?

Mungkin perlu perjuangan agar kewajiban memakai jilbab dimasukkan ke dalam undang2 atau hukum sebagaimana yang diterapkan di negara2 Islam Arab. Di sana tidak satu pun warga (muslimah) yang tidak mengenakan jilbab.
Tapi saya perhatikan (di Oman) ... kalau ada muslimah dari luar negeri dibiarkan tidak berjilbab ... heheheh (atau mungkin karena mereka tidak tahu muslimah itu merupakan wanita muslim, ya?)

Djo wrote:

Dalam ajaran agama saya, kita harus memaafkan orang yg bersalah kpd kita berulang-ulang. Jika ajaran ini dibakukan menjadi aturan negara, maka tidak akan ada tuntutan atas kejahatan, penjara kosong.

Apakah anda mengatakan bahwa dalam ajaran Kristen tidak disebutkan bahwa kejahatan akan mendapatkan upahnya?
Wong, di katekism aja diperbolehkan untuk mengangkat senjata kalau diserang ... apakah katekism ini melanggar ajaran Anda?

Djo wrote:

Kita harus jujur thdp diri kita masing2. Dalam tiap2 agama sesungguhnya tidak ada tempat bagi agama lain. Dalam islam ada perjuangan melawan kafir, dalam kristen gelap tidak bisa bersatu dgn terang. Karena itulah diperlukan aturan negara utk mengatur tiap2 umat beragama tsb dlm wadah NKRI ini.

Maaf saya kurang setuju ...
Dalam agama kami diajarkan lakum diinukum waliyadiin ... jelas2 itu menunjukkan dalam Islam ada tempat bagi agama lain.
Dan tidak ada aturannya Islam berjuang melawan kafir yang tidak memusuhi Islam ... itu ada di ayat Al Quran kok.

Saya baru tahu kalau Kristen memiliki ajaran seperti itu.... apakah itu yang menyebabkan kerusuhan di ... ah, never mind ...

Silancah wrote:

Apakah anda mengatakan bahwa dalam ajaran Kristen tidak disebutkan bahwa kejahatan akan mendapatkan upahnya?
Wong, di katekism aja diperbolehkan untuk mengangkat senjata kalau diserang ... apakah katekism ini melanggar ajaran Anda?

Ada hukum tabur tuai. Pembalasan milik Allah. Umat kristen sbg individu tidak memiliki hak sbg punisher.

Mengangkat senjata kalau diserang ? Yesus bilang begini waktu diserang : "Siapa bermain dgn pedang akan mati dgn pedang. "

Btw, apakah katekism itu berkaitan dgn kewajiban warga negara dlm membela negara ?

Silancah wrote:

Maaf saya kurang setuju ...
Dalam agama kami diajarkan lakum diinukum waliyadiin ... jelas2 itu menunjukkan dalam Islam ada tempat bagi agama lain.
Dan tidak ada aturannya Islam berjuang melawan kafir yang tidak memusuhi Islam ... itu ada di ayat Al Quran kok.

Coba anda cek bagaimana cara mendirikan gereja di negara ini, setelah itu anda cek bagaimana cara mendirikan masjid di negara ini.

Apakah gereja2 sedemikian kerasnya memusuhi islam, sampai2 harus dibongkar, dibakar, dicabut izinnya ? Salah apa mereka, sampai banyak pula rohaniawan yg harus dilukai hanya supaya tidak lagi beribadah ?

Silancah wrote:

Saya baru tahu kalau Kristen memiliki ajaran seperti itu.... apakah itu yang menyebabkan kerusuhan di ... ah, never mind ...

Amanat agung yg diberikan Yesus Kristus kepada murid2Nya adalah "menjadikan semua bangsa murid Kristus."

Kristen maupun islam adalah agama misioner, sama2 melakukan penyebaran agama kepada siapa pun, termasuk pengikut agama lain.

Agama yg menganut lakum diinukum waliyadiin menurut saya hanya Yahudi, karena agama Yahudi ini exclusive hanya utk orang yahudi, mereka tidak menyebarkan keyakinan mereka kpd pemeluk agama lain.

Quote :

Ada hukum tabur tuai. Pembalasan milik Allah. Umat kristen sbg individu tidak memiliki hak sbg punisher.

Mengangkat senjata kalau diserang ? Yesus bilang begini waktu diserang : "Siapa bermain dgn pedang akan mati dgn pedang. "

Btw, apakah katekism itu berkaitan dgn kewajiban warga negara dlm membela negara ?

Bedakan antara membalas dendam dan memberi hukuman yang berefek jera, agar pelaku kejahatan tidak mengulang kesalahan/kejahatannya.

Membela negara yang mendapat serangan dari musuh sangat diperbolehkan dalam Kristen, bro. Saya tidak tahu kalau Kristen Protestan melarang, tetapi setahu saya tidak. Karena tidak ada satupun negara Kristen yang tidak pernah berperang, baik untuk mempertahankan diri atau untuk menguasai. Kecuali mungkin Swiss dan Vatican.

Quote :

Amanat agung yg diberikan Yesus Kristus kepada murid2Nya adalah "menjadikan semua bangsa murid Kristus."

Kristen maupun islam adalah agama misioner, sama2 melakukan penyebaran agama kepada siapa pun, termasuk pengikut agama lain.

Penyebaran ajaran agama tidak selalu berarti memaksakan orang lain untuk menganut agama yang kita sebarkan. Tidak ada paksaan dalam Kristen, bro.
karena tidak mungkin mengajarkan kasih dengan kekerasan dan paksaan, karena bertentangan.

Syalom

Karena nama saya disebut-sebut, minimal saya harus menunjukkan saya hadir : )

Silancah wrote:

Djo wrote:

Kang Silancah...

Menyimak judul thread ini, saya agak bingung dgn pengertian akang ttg mnomorduakan ajaran agama...
Menurut akang seharusnya bagaimana mengaplikasikan ajaran agama menjadi aturan negara ?

Sebenernya thread ini melanjutkan diskusi saya dengan husada dan samiaji di thread yang lain .. saya lupa judul thread-nya.
Saat itu husada menginterpretasikan signaturenya bahwa seorang aparat harus menomorduakan ajaran agama saat mengemban tugas menjalankan pemerintahan.
Saat itu saya (dan samiaji) berada dalam posisi yang berseberangan.

Artikel di atas adalah salah satu contohnya.
Jika pemerintah di atas menyertakan pertimbangan ajaran agamanya ... pasti pornografi di internet tidak akan diizinkan untuk beredar bebas karena pasti akan menyalahi ajaran agamanya (saya asumsikan aparat dalam pemerintahan itu menganut ajaran Kristen).

Saya cari memang agak sulit Kang, nama threadnya sih "Iman dengan Paksaan" tapi karena OOT kita jadi membahas signaturenya bro Husada..

samiaji wrote:

Silancah wrote:

Alhamdulillah ... berarti ada tiga kesimpulan yang saya ambil dari tanggapan mas Samiaji di atas:
1. Tindakan pejabat yang mengambil kebijakan menyimpang dari ajaran Tuhannya tidak dibenarkan dan akan menjatuhkannya ke dalam dosa
2. Seorang pejabat negara seyogyanya mempertimbangkan ajaran agamanya saat memimpin negara atau mengambil kebijakan.

Sampai point ini saya setuju

Silancah wrote:

3. Agama seharusnya dikejewantahkan dalam seluruh sendi kehidupan manusia, bukan hanya kehidupan sehari2 tetapi juga di dalam pemerintahan.

Untuk point yang ini mungkin tidak dapat berlaku sepenuhnya. Keterangan saya satukan sekalian di bawah ya Kang..

Silancah wrote:

Hei, whaddya know! Sepertinya jauh dari prinsip/paham sekularisme ya?

KBBI -> se·ku·la·ris·me /sékularisme/ n paham atau pandangan yg berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pd ajaran agama
Wikipedia -> Sekularisme atau sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan.
Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutamanya yang politis, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.
Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan pemerintahan

Aliran agama yang lebih fundamentalis menentang sekularisme. Penentangan yang paling kentara muncul dari Kristen Fundamentalis dan juga Islam Fundamentalis.

Apakah mungkin Anda ini termasuk yang disebut sebagai Kristen Fundamentalis, mas?
Apakah tanpa disadari, Anda sesungguhnya menentang prinsip pemisahan agama dan pemerintahan?

Mungkinkah, sesungguhnya penjabaran ayat Roma 13:1-2 terutama yang ini --> ....sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah... seharusnya dipahami bahwa pemerintah yang harus ditaati oleh warganya itu adalah pemerintah yang mengayomi dan mengejewantahkan ajaran Tuhan .. bukannya pemerintah yang menganut paham sekularisme?

Bagaimana menurut Anda, mas?

Saya kurang ngerti juga Kang, apakah saya termasuk fundamentalis atau liberalis atau apalah..

Tetapi yang saya pahami kehidupan keagamaan seseorang adalah tanggung jawab pribadi orang tersebut kepada Tuhan.. Jika kebetulan ia seorang pejabat / pengambil keputusan, maka nilai-nilai ajaran kepercayaannya harus dia terapkan juga pada saat ia membuat peraturan.
Tetapi dipandang dari sudut pandang negara, negara tidak dapat hanya mengambil ajaran salah satu agama, juga akan sangat sangat sulit untuk dapat menerapkan seluruh aspek ajaran (suatu apalagi semua) agama tanpa bersinggungan dengan ajaran agama / kepercayaan lain. Seperti contoh yang saya kemukakan, suatu negara yang rakyatnya terdiri atas penganut monotheis, politheis, agnostik, animisme, dll, dll, seharusnya mencari jalan tengah..

Menurut saya peraturan yang harus dibuat oleh negara adalah hal-hal baik yang diterima umum oleh semua pihak, tidak bertentangan ataupun meng-anak tiri-kan salah satu pihak. Negara juga perlu mengatur interaksi dari berbagai ajaran / penganut agama yang beragam tersebut..

Intinya saya rasa saya menolak pemisahan agama dari negara, tetapi saat bersamaan menolak negara agama : )
Salam Damai

Bagi saya negara harus mengakomodasi interaksi berbagai penganut agama (ataupun bukan penganut agama) rakyat di negaranya, karena itu agama tidak boleh sama sekali dipisahkan dari negara, namun bukan berarti negara mengambil seluruh aturan agama-agama yang dianut rakyatnya (apa mungkin ya ?) ataupun mengambil salah satu agama yang dianut rakyatnya sebagai negara agama.

Untuk hal lainnya, sepertinya diskusinya agak menjurus hangat-hangat gimana... Nanti saja saya komentar nya.


Salam Damai

Djo wrote:

Ada hukum tabur tuai. Pembalasan milik Allah. Umat kristen sbg individu tidak memiliki hak sbg punisher.

Mengangkat senjata kalau diserang ? Yesus bilang begini waktu diserang : "Siapa bermain dgn pedang akan mati dgn pedang. "

Jadi bila negara Indonesia diserang apa yang akan Anda lakukan supaya selamat dunia akhirat?
Menonton rekan2 sebangsa setanah air mengangkat senjata sementara Anda bersembunyi di rumah Anda dan menonton peperangan yang berlangsung?

Bagaimana dengan signature husada "berikan hak kepada negara" ... bukankah negara (Indonesia) berhak mendapatkan bantuan Anda untuk melindungi negara dan bangsa dari agresor?

Djo wrote:

Btw, apakah katekism itu berkaitan dgn kewajiban warga negara dlm membela negara ?

Silakan dilihat di sini...
[You must be registered and logged in to see this link.]

Djo wrote:

Coba anda cek bagaimana cara mendirikan gereja di negara ini, setelah itu anda cek bagaimana cara mendirikan masjid di negara ini.

Sepertinya sama saja .. buktinya pendirian gereja bisa ditolak umat muslim dan masjid bisa ditolak umat gereja di negara ini.
Untuk alasannya tentu harus kita bedah satu per satu.

Dan lakum diinukum waliyadiin itu sudah terbukti dengan menjamurnya gereja di Indonesia serta amannya warga Kristen untuk beribadah di gerejanya... walaupun memang ada beberapa kasus yang terjadi ... tetapi saya rasa itu bukan cerminan mayoritas hubungan muslim-kristen di Indonesia ini.

Djo wrote:

Apakah gereja2 sedemikian kerasnya memusuhi islam, sampai2 harus dibongkar, dibakar, dicabut izinnya ? Salah apa mereka, sampai banyak pula rohaniawan yg harus dilukai hanya supaya tidak lagi beribadah ?

Saya tidak bisa berkomentar karena tidak mengetahui kasus per kasus tetapi yang saya dengar pembongkaran tersebut karena memang izinnya tidak dipenuhi bukan karena gereja tersebut dianggap memusuhi islam.
Jikalau memang izin sudah ada seharusnya gereja tersebut tidak boleh dibongkar mengikuti aturan negara dan semangat lakum diinukum waliyadiin tersebut.

Semoga aparat dan ulama di sekitar lokasi bisa melakukan tugasnya dengan adil dan bijaksana.

Djo wrote:

Amanat agung yg diberikan Yesus Kristus kepada murid2Nya adalah "menjadikan semua bangsa murid Kristus."

Kristen maupun islam adalah agama misioner, sama2 melakukan penyebaran agama kepada siapa pun, termasuk pengikut agama lain.

Agama yg menganut lakum diinukum waliyadiin menurut saya hanya Yahudi, karena agama Yahudi ini exclusive hanya utk orang yahudi, mereka tidak menyebarkan keyakinan mereka kpd pemeluk agama lain.

Komentar bang bruce sepertinya sudah mewakili komentar saya.
Islam tidak pernah memaksakan agamanya kepada penganut agama lain ... at least itu ajaran yang ada di dalam Al Quran
QS Al Baqarah 2:256 "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)"

bruce wrote:

Quote :

Ada hukum tabur tuai. Pembalasan milik Allah. Umat kristen sbg individu tidak memiliki hak sbg punisher.

Mengangkat senjata kalau diserang ? Yesus bilang begini waktu diserang : "Siapa bermain dgn pedang akan mati dgn pedang. "

Btw, apakah katekism itu berkaitan dgn kewajiban warga negara dlm membela negara ?

Bedakan antara membalas dendam dan memberi hukuman yang berefek jera, agar pelaku kejahatan tidak mengulang kesalahan/kejahatannya.

Membela negara yang mendapat serangan dari musuh sangat diperbolehkan dalam Kristen, bro. Saya tidak tahu kalau Kristen Protestan melarang, tetapi setahu saya tidak. Karena tidak ada satupun negara Kristen yang tidak pernah berperang, baik untuk mempertahankan diri atau untuk menguasai. Kecuali mungkin Swiss dan Vatican.

Balas dendam dan memberi hukuman memang berbeda. Karena itu saya katakan umat kristen sebagai INDIVIDU tidak memiliki hak sebagai punisher.
Seandainya ada keluarga kita yg dianiaya, apakah kita punya hak utk menghukum si penjahat tsb ? Tentu tidak, karena negara lah yg akan bertindak.

Dan harap bedakan jg antara membela negara dgn memukul penjahat. Karena saya juga akan maju berperang menahan penjajah jika diminta oleh negara.

bruce wrote:

Penyebaran ajaran agama tidak selalu berarti memaksakan orang lain untuk menganut agama yang kita sebarkan. Tidak ada paksaan dalam Kristen, bro.
karena tidak mungkin mengajarkan kasih dengan kekerasan dan paksaan, karena bertentangan.

Saya jg tidak berbicara soal paksa memaksa. Tapi inti dari agama misionaris adalah utk merekrut jiwa sebanyak-banyaknya, baik yg belum beragama maupun yg beragama lain.

Silancah wrote:

Djo wrote:

Ada hukum tabur tuai. Pembalasan milik Allah. Umat kristen sbg individu tidak memiliki hak sbg punisher.

Mengangkat senjata kalau diserang ? Yesus bilang begini waktu diserang : "Siapa bermain dgn pedang akan mati dgn pedang. "

Jadi bila negara Indonesia diserang apa yang akan Anda lakukan supaya selamat dunia akhirat?
Menonton rekan2 sebangsa setanah air mengangkat senjata sementara Anda bersembunyi di rumah Anda dan menonton peperangan yang berlangsung?

Rupanya salah menangkap jg.
Seperti yg saya katakan jg kpd om bruce, jika negara membutuhkan saya utk menahan penjajah, maka saya akan siap berperang. Mungkin posisi saya jg didepan sama seperti akang, ya nggak jauh2 lah. :)

Yg saya bicarakan adalah jika ada orang jahat kepada kita, maka kita tidak punya hak utk membalas kejahatan dia.

Jadi membela negara dgn ngegebukin maling (menghukum penjahat) adalah dua hal yg berbeda.

Silancah wrote:

Djo wrote:

Amanat agung yg diberikan Yesus Kristus kepada murid2Nya adalah "menjadikan semua bangsa murid Kristus."

Kristen maupun islam adalah agama misioner, sama2 melakukan penyebaran agama kepada siapa pun, termasuk pengikut agama lain.

Agama yg menganut lakum diinukum waliyadiin menurut saya hanya Yahudi, karena agama Yahudi ini exclusive hanya utk orang yahudi, mereka tidak menyebarkan keyakinan mereka kpd pemeluk agama lain.

Komentar bang bruce sepertinya sudah mewakili komentar saya.
Islam tidak pernah memaksakan agamanya kepada penganut agama lain ... at least itu ajaran yang ada di dalam Al Quran
QS Al Baqarah 2:256 "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)"

Untukku agamaku, untukmu agamamu.

Jadi seharusnya kalo dia sudah tahu saya beragama lain, seharusnya dia stop menyebarkan ajaran/syiah/tausiah/khotbah ttg agamanya. Itu makna lakum diinukum waliyadiin.

Nah, Akang tentu tahu dong kerajaan2 nusantara dahulu beragama apa ? Para saudagar2 islam, para wali songo, dsb tentu sudah tahu kalo rakyat2 di nusantara telah memiliki agama. Seharusnya mereka menghormati agama dan keyakinan rakyat nusantara. Tapi tokh penyebaran agama terus berlangsung, sampai akhirnya islam justru menjadi mayoritas, dan agama asli nusantara malah jadi minoritas.

Kristen pun tidak jauh berbeda. Karena itu saya katakan bahwa islam dan kristen adalah agama misionaris.

Sekali lagi, saya jg tidak mengatakan harus ada paksa memaksa disini.

Tokh waktu gereja bagi2 mie instant, mereka jg tidak pernah memaksa warga utk ikut ngambil mie instant tsb, apalagi memaksa warga pindah agama. Meskipun tetap saja disebut kristenisasi.

Jadi memang dalam menjalankan misionarisnya ini, tiap2 agama mempunyai stylenya masing2.

Silancah wrote:

Jadi bila negara Indonesia diserang apa yang akan Anda lakukan supaya selamat dunia akhirat?
Menonton rekan2 sebangsa setanah air mengangkat senjata sementara Anda bersembunyi di rumah Anda dan menonton peperangan yang berlangsung?

Well....well....well....

Anda terlalu berangan-angan tinggi, sehingga segala sesuatunya diwacanakan adalah sama.

System pertahanan kenegaraan sama seperti anggota tubuh manusia, dan bila anggota tubuh manusia tsb diciptakan
sama2 jadi kepala; sama2 jadi badan; sama2 jadi tangan; sama2 jadi kaki, dll.
maka tubuh manusia tersebut tidaklah berbentuk manusia.

Sama halnya dengan system pemerintahan dan pertahanan negara.
tidak semua warga negaranya diharus sama2 berjuang; sama2 mengangkat senjata dan membunuh musuh, masing2 telah memiliki porsi dan tanggung jawab masing2 sesuai dengan talenta dan kemampuannya, dan dalam perangkat kemiliteran juga ada tingkat pertanggung jawaban tugas, misalnya, Jenderal, prajurit; wartawan perang; team medis; team sosial penyediaan sandang dan pangan,dll.

Maka ketika anda diposisi yang tidak memungkinkan utk melakukan pembunuhan / agresor, sudah pasti atasan anda akan menempatkan anda pada posisi yang disesuaikan dengan kemampuan anda bukan sebaliknya utk dijadikan umpan peluru.

Mungkin saja anda akan ditugaskan pada bagian kerohanian kemiliteran, sesuai dengan keahlian / talenta anda, dll.

Dan PASTI yang ditugaskan maju ke-medan perang untuk menjadi prajurit dan bertempur didepan akan ditempatkan saudara-saudara kita dari anggota FPI misalnya, yang sudah siap tempur dan beringas utk segera menumpaskan dan membunuh musuh.

Djo wrote:

Rupanya salah menangkap jg.
Seperti yg saya katakan jg kpd om bruce, jika negara membutuhkan saya utk menahan penjajah, maka saya akan siap berperang. Mungkin posisi saya jg didepan sama seperti akang, ya nggak jauh2 lah. :)

Alhamdulillah ... kita berjuang bersama, bro.

Djo wrote:

Yg saya bicarakan adalah jika ada orang jahat kepada kita, maka kita tidak punya hak utk membalas kejahatan dia.

Jadi membela negara dgn ngegebukin maling (menghukum penjahat) adalah dua hal yg berbeda.

Berarti kalau membela negara dan membunuh prajurit musuh tidak akan berdosa ya ...

Djo wrote:

Untukku agamaku, untukmu agamamu.

Jadi seharusnya kalo dia sudah tahu saya beragama lain, seharusnya dia stop menyebarkan ajaran/syiah/tausiah/khotbah ttg agamanya. Itu makna lakum diinukum waliyadiin.

Betul kecuali jika ybs meminta untuk diajari/diberi pencerahan/berdiskusi ...

Djo wrote:

Nah, Akang tentu tahu dong kerajaan2 nusantara dahulu beragama apa ? Para saudagar2 islam, para wali songo, dsb tentu sudah tahu kalo rakyat2 di nusantara telah memiliki agama. Seharusnya mereka menghormati agama dan keyakinan rakyat nusantara. Tapi tokh penyebaran agama terus berlangsung, sampai akhirnya islam justru menjadi mayoritas, dan agama asli nusantara malah jadi minoritas.

Saya kurang tahu juga tata cara saudara Islam atau wali songo saat menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.
Tapi rasanya memang tidak ada unsur pemaksaan karena buktinya agama asli atau agama Buddha dan Hindu masih bertahan di negara kita.
Wallahu a'lam ...

Djo wrote:

Kristen pun tidak jauh berbeda. Karena itu saya katakan bahwa islam dan kristen adalah agama misionaris.

Misionaris dalam artian agama kita mengajarkan dakwah ... saya setuju.
Tetapi memang ada perbedaan/style dakwah antara kedua ajaran ini (ini baru dugaan saya saja) seperti yang Anda sebut di bawah ini

Djo wrote:

Jadi memang dalam menjalankan misionarisnya ini, tiap2 agama mempunyai stylenya masing2.

Salam damai...

Pertanyaan hipotetis saja bro ... (yang sudah ada di thread lain)

heinskle wrote:

Sama halnya dengan system pemerintahan dan pertahanan negara.
tidak semua warga negaranya diharus sama2 berjuang; sama2 mengangkat senjata dan membunuh musuh, masing2 telah memiliki porsi dan tanggung jawab masing2 sesuai dengan talenta dan kemampuannya, dan dalam perangkat kemiliteran juga ada tingkat pertanggung jawaban tugas, misalnya, Jenderal, prajurit; wartawan perang; team medis; team sosial penyediaan sandang dan pangan,dll.

Maka ketika anda diposisi yang tidak memungkinkan utk melakukan pembunuhan / agresor, sudah pasti atasan anda akan menempatkan anda pada posisi yang disesuaikan dengan kemampuan anda bukan sebaliknya utk dijadikan umpan peluru.

Saya yakin banyak rekan2 seiman Anda yang memiliki kemampuan dan menjadi tentara.
Jika Anda adalah salah satu dari mereka (yang memiliki kemampuan berperang) .. dan Anda ikut bertempur lalu membunuh musuh dalam perang tersebut ... apakah Anda berdosa?

Silancah wrote:

Saya yakin banyak rekan2 seiman Anda yang memiliki kemampuan dan menjadi tentara.
Jika Anda adalah salah satu dari mereka (yang memiliki kemampuan berperang) .. dan Anda ikut bertempur lalu membunuh musuh dalam perang tersebut ... apakah Anda berdosa?

Well ...well....well...

Memiliki kemampuan tidak berarti menjadi keharusan untuk menjadi tentara.

Dan sayangnya saya tidak memiliki kemampuan berperang... dan ( seperti yang anda katakan ) jika dipaksa juga saya ikut bertempur, PASTI saya akan tertembak terlebih dahulu bahkan mati sebelum saya berkesempatan membunuh musuh.

heinskle wrote:

Well ...well....well...

Memiliki kemampuan tidak berarti menjadi keharusan untuk menjadi tentara.

Dan sayangnya saya tidak memiliki kemampuan berperang... dan ( seperti yang anda katakan ) jika dipaksa juga saya ikut bertempur, PASTI saya akan tertembak terlebih dahulu bahkan mati sebelum saya berkesempatan membunuh musuh.

Supaya tidak dobel, jika Anda tidak berkeberatan, diskusi tentang peperangan ini kita lanjutkan di thread Iman dengan Paksaan.

Silancah wrote:

Berarti kalau membela negara dan membunuh prajurit musuh tidak akan berdosa ya ...

Masalah dosa atau tidak, saya tidak berani jumawa mengatakan itu dosa atau tidak kang. Biar Tuhan kiranya yg menilai hati dan perbuatan kita. Walaupun IMHO membunuh tetaplah salah.

Tapi saya bersyukur bahwa umat kristen dinilai bukan karena dosa2nya, karena jika sorga neraka ditentukan oleh dosa, maka tidak ada manusia yg selamat dari neraka.

Tapi at least begitulah kang jika aturan agama yg dominan, akan timbul banyak dilema dlm menjalani kehidupan berbangsa ini. :)

Silancah wrote:

Betul kecuali jika ybs meminta untuk diajari/diberi pencerahan/berdiskusi ...

Apakah seluruh rakyat nusantara saat itu meminta pencerahan atau mengajak diskusi ? Wallahu a'lam

Silancah wrote:

Saya kurang tahu juga tata cara saudara Islam atau wali songo saat menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.
Tapi rasanya memang tidak ada unsur pemaksaan karena buktinya agama asli atau agama Buddha dan Hindu masih bertahan di negara kita.
Wallahu a'lam ...

Kira2 apa pendapat akang ttg kristenisasi di indonesia dalam kaitannya dgn unsur pemaksaan ?

Salam damai jg kang.

Djo wrote:

Masalah dosa atau tidak, saya tidak berani jumawa mengatakan itu dosa atau tidak kang. Biar Tuhan kiranya yg menilai hati dan perbuatan kita. Walaupun IMHO membunuh tetaplah salah.

Tetapi bukannya ada aturan main yang jelas, bro?
Bahwa tindakan ini-itu salah dan akan mengakibatkan seseorang (dari sudut pandang Anda) lepas ke-Kristen-annya dan jatuh ke dalam dosa lalu masuk neraka?

Anda mengatakan akan bersedia berjuang membela negara dan kalau perlu membunuh musuh ... apakah Anda yakin hal itu tidak menyalahi ajaran agama yang akan mengakibatkan Anda tidak akan dikutuk ke neraka selamanya?

Djo wrote:

Tapi saya bersyukur bahwa umat kristen dinilai bukan karena dosa2nya, karena jika sorga neraka ditentukan oleh dosa, maka tidak ada manusia yg selamat dari neraka.

Jadi yang dinilai apa dong, bro?
Apakah percaya/beriman Yesus Kristus saja cukup? Tetapi tindakan tidak dinilai?

Kalau itu yang Anda yakini ... jangan salahkah striker atau umat non Kristiani berpandangan bahwa setelah percaya Yesus maka seseorang bebas berbuat dosa ... tokh yang penting percaya/beriman ... hal lainnya tidak penting.

Djo wrote:

Apakah seluruh rakyat nusantara saat itu meminta pencerahan atau mengajak diskusi ? Wallahu a'lam

Wallahu a'lam ... belum pernah menelusuri sejauh itu

Djo wrote:

Kira2 apa pendapat akang ttg kristenisasi di indonesia dalam kaitannya dgn unsur pemaksaan ?

Salam damai jg kang.

Saya belum pernah menyaksikan langsung adanya pemaksaan fisik dalam kristenisasi tapi mendengar bahwa melalui pemaksaan halus (seperti pernikahan atau bantuan dana - wallahu a'lam)
Namun yang saya rasa cukup mengesalkan adalah jika kristenisasi itu dilakukan dengan menyebarkan selebaran yang berbau Islami tetapi isinya ternyata mengarahkan ke ajaran Kristen, atau menyelipkan dakwah ke anak2 kecil dalam nyanyian, dsb.

Tapi saya yakin ... ini hanya dilakukan oknum ... bukan berarti hal2 seperti itu disahkan/dihalalkan oleh mayoritas teman2 Kristiani...
Mudah2an ...

Silancah wrote:

Djo wrote:

Masalah dosa atau tidak, saya tidak berani jumawa mengatakan itu dosa atau tidak kang. Biar Tuhan kiranya yg menilai hati dan perbuatan kita. Walaupun IMHO membunuh tetaplah salah.

Tetapi bukannya ada aturan main yang jelas, bro?

Perintah Allah dlm perjanjian lama memang jelas, "Jangan membunuh". Perintah Allah dalam perjanjian baru jg jelas, "Kasihilah musuhmu."

Tapi Alkitab jg mengatakan bahwa tidak ada pemerintahan yg tidak berasal dari Tuhan. Jadi harus ada tanggung jawab sbg rakyat kepada pemerintahan. ayat sign om Husada jg mengatur bhw ada kewajiban kita sbg rakyat kpd negara.

Silancah wrote:

Bahwa tindakan ini-itu salah dan akan mengakibatkan seseorang (dari sudut pandang Anda) lepas ke-Kristen-annya dan jatuh ke dalam dosa lalu masuk neraka?

Anda mengatakan akan bersedia berjuang membela negara dan kalau perlu membunuh musuh ... apakah Anda yakin hal itu tidak menyalahi ajaran agama yang akan mengakibatkan Anda tidak akan dikutuk ke neraka selamanya?

Jadi yang dinilai apa dong, bro?
Apakah percaya/beriman Yesus Kristus saja cukup? Tetapi tindakan tidak dinilai?

Kalau itu yang Anda yakini ... jangan salahkah striker atau umat non Kristiani berpandangan bahwa setelah percaya Yesus maka seseorang bebas berbuat dosa ... tokh yang penting percaya/beriman ... hal lainnya tidak penting.

Sekali lagi kang.
Yg menentukan sorga dan neraka itu bukan dosa2 dan kesalahan yg kita perbuat. Karena jika itu yg jadi patokan, maka semua manusia pasti ke neraka.

Tindakan yg kita lakukan kan berdasarkan iman dan pemahaman kita. Apakah ketika kita melakukan sesuatu itu bertujuan menentang firman Allah atau tidak ? Jika kita memang beriman kepada Allah, maka seharusnya tindakan kita juga kan akan mengikuti apa yg kita imani.

Ketika kita beriman kepada Allah, nggak mungkin kita main tebas leher orang seenak kita kan ?

Silancah wrote:

Saya belum pernah menyaksikan langsung adanya pemaksaan fisik dalam kristenisasi tapi mendengar bahwa melalui pemaksaan halus (seperti pernikahan atau bantuan dana - wallahu a'lam)
Namun yang saya rasa cukup mengesalkan adalah jika kristenisasi itu dilakukan dengan menyebarkan selebaran yang berbau Islami tetapi isinya ternyata mengarahkan ke ajaran Kristen, atau menyelipkan dakwah ke anak2 kecil dalam nyanyian, dsb.

Tapi saya yakin ... ini hanya dilakukan oknum ... bukan berarti hal2 seperti itu disahkan/dihalalkan oleh mayoritas teman2 Kristiani...
Mudah2an ...

Kalo soal pernikahan/ekonomi, saya rasa it goes 2 way kang.
Kalo bicara masalah oknum memang nggak ada habisnya kang, sama seperti oknum sekolah negeri yg maksa setiap siswa pake jilbab, atau oknum pengurus RT/RW yg hanya membagikan BLT kepada sesama seiman.

Sulit ya kang ?

Silancah wrote:

Djo wrote:

Tapi saya bersyukur bahwa umat kristen dinilai bukan karena dosa2nya, karena jika sorga neraka ditentukan oleh dosa, maka tidak ada manusia yg selamat dari neraka.

Jadi yang dinilai apa dong, bro?
Apakah percaya/beriman Yesus Kristus saja cukup? Tetapi tindakan tidak dinilai?

Kalau itu yang Anda yakini ... jangan salahkah striker atau umat non Kristiani berpandangan bahwa setelah percaya Yesus maka seseorang bebas berbuat dosa ... tokh yang penting percaya/beriman ... hal lainnya tidak penting.

Untungnya masih ada sejumlah umat Islam yang berpandangan lebih komprehensif tentang umat Kristen..
seperti Kang Lancah contohnya....

Ataukah kang Lancah juga setuju dengan pandangan mas Striker ?



Salam Damai

Menarik pernyataan Anda di bawah, bro ...

Djo wrote:

Perintah Allah dlm perjanjian lama memang jelas, "Jangan membunuh". Perintah Allah dalam perjanjian baru jg jelas, "Kasihilah musuhmu."

Tapi Alkitab jg mengatakan bahwa tidak ada pemerintahan yg tidak berasal dari Tuhan. Jadi harus ada tanggung jawab sbg rakyat kepada pemerintahan. ayat sign om Husada jg mengatur bhw ada kewajiban kita sbg rakyat kpd negara.

Tindakan yg kita lakukan kan berdasarkan iman dan pemahaman kita. Apakah ketika kita melakukan sesuatu itu bertujuan menentang firman Allah atau tidak ? Jika kita memang beriman kepada Allah, maka seharusnya tindakan kita juga kan akan mengikuti apa yg kita imani.

Jadi sepertinya memang dimengerti jika berbeda2 pemahamannya, ya bro?

Anda bersedia berjuang dalam bela negara bahkan sampa membunuh musuh karena Anda memahami bahwa hal itu tidak menentang firman Allah (mungkin karena kurang lebih diperbolehkan melalui katekisme).
Di sisi lain heinskle tidak mau mengangkat senjata dan membunuh musuh karena memahami tidak ada toleransi kedua perintah di atas dan biarlah orang lain/umat lain saja yang mempertahankan negara dengan mengangkat senjata

Mas Samiaji (jika menjadi aparat) tidak akan menandatangani PP tentang lokalisasi judi karena pemahamannya akan signature Husada tidak berarti ajaran agama harus dinomorduakan
Sedangkan Husada akan menandatangani PP itu karena akan menguntungkan pemerintah dan negara dengan pemahaman bahwa signature-nya itu mengharuskan ajaran agama dinomorduakan

Dan yang menarik bang bruce akan menghukum qishosh (hukum mati atau potong tangan) jika beliau bertugas menjadi aparat di negara yang berlandaskan ajaran Islam dengan semangat sebagai aparat negara harus memberikan apa yang menjadi hak negara.

Apa kesimpulan di atas ada yang perlu dikoreksi?

Djo wrote:

Ketika kita beriman kepada Allah, nggak mungkin kita main tebas leher orang seenak kita kan ?

Setuju, bro :)

Djo wrote:

Kalo soal pernikahan/ekonomi, saya rasa it goes 2 way kang.
Kalo bicara masalah oknum memang nggak ada habisnya kang, sama seperti oknum sekolah negeri yg maksa setiap siswa pake jilbab, atau oknum pengurus RT/RW yg hanya membagikan BLT kepada sesama seiman.

Sulit ya kang ?

Sepertinya begitu .. goes both ways ...
Menyedihkan memang ...

samiaji wrote:

Untungnya masih ada sejumlah umat Islam yang berpandangan lebih komprehensif tentang umat Kristen..
seperti Kang Lancah contohnya....

Ataukah kang Lancah juga setuju dengan pandangan mas Striker ?

Salam Damai

Kalau saya lebih sepaham dengan pandangan bang bruce, mas ... (dalam sudut pandang Kristiani ya)
Iman kepada Yesus saja tidak cukup untuk menyelamatkan seseorang .. tetapi perilaku dan tindakannya dalam dunia ini pun haruslah sesuai ajaran Kristen baru seseorang bisa selamat.

Silancah wrote:

samiaji wrote:

Untungnya masih ada sejumlah umat Islam yang berpandangan lebih komprehensif tentang umat Kristen..
seperti Kang Lancah contohnya....

Ataukah kang Lancah juga setuju dengan pandangan mas Striker ?

Salam Damai

Kalau saya lebih sepaham dengan pandangan bang bruce, mas ... (dalam sudut pandang Kristiani ya)
Iman kepada Yesus saja tidak cukup untuk menyelamatkan seseorang .. tetapi perilaku dan tindakannya dalam dunia ini pun haruslah sesuai ajaran Kristen baru seseorang bisa selamat.

Betul

:)

Silancah wrote:

Kalau saya lebih sepaham dengan pandangan bang bruce, mas ... (dalam sudut pandang Kristiani ya)
Iman kepada Yesus saja tidak cukup untuk menyelamatkan seseorang .. tetapi perilaku dan tindakannya dalam dunia ini pun haruslah sesuai ajaran Kristen baru seseorang bisa selamat.

Sepertinya sudah berulang kali dibahas.

Iman yg bagaimana yg bisa menyelamatkan seseorang ? Maka saya akan katakan iman yg hidup.

lho, berati ada iman yg mati dong ? Ada. Alkitab bilang iman tanpa perbuatan hakekatnya adlah mati.

Kalo orang punya iman yg mati, itu sama saja dia nggak punya iman.

Orang yg memiliki ayam jelas berbeda dgn orang yg memiliki bangkai ayam.

------------------------------
Jadi kalo seseorang disebut beriman kepada Yesus, maka tindakannya pasti mengikuti apa yg diimaninya itu. Itulah iman yg hidup. Itulah iman yg menyelamatkan.

Jadi iman dan perbuatan (baca : iman yg hidup) ini satu paket gak bisa dipisahkan, kecuali yg dia punya cuma bangkai iman.