Poligami dlm pandangan Kristen dan Islam

T2Y wrote:

striker wrote:

bruce wrote:

Nah pahami itu dalam kerangka adat Yahudi, bukan perintah Tuhan, tidak ada disebutkan bahwa itu adalah larangan Tuhan.

Mungkin karena saya dari jawa, jadi bahasa Indonesia saya kurang bagus :)

setahu saya sih kata 'AKU TIDAK MENGIJINKAN' ya sama artinya dengan 'AKU MELARANG' mas bruce, tapi kalu pengertian saya yg salah ya mohon dimaklumi, wong jowo soale hehe

1 Timotius 2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar.....

apakah tidak sama dengan Aku MELARANG perempuan mengajar.... ??

pertama, sepertinya striker salah menafsirkan "Aku" disana adalah Tuhan.
yang nulis surat itu Paulus buat Timotius dengan ajaran2/nasihat2 yang diperlukan buat jemaat Timotius di Efesus.
mengenai perewmpuan2 yang boleh mengajar/melayani silahkan baca Roma 16. :)

Oooo CUMA firman paulus to, saya pikir injil itu 100% firman Tuhan

Oo ada juga ayat yg utk jemaat tertentu ya (contohnya jemaat timotius di efesus), saya pikir seluruh ayat itu utk seluruh jemaat di dunia ini, jadi malu aku maaf

Quote :

Oooo CUMA firman paulus to, saya pikir injil itu 100% firman Tuhan

Oo ada juga ayat yg utk jemaat tertentu ya (contohnya jemaat timotius di efesus), saya pikir seluruh ayat itu utk seluruh jemaat di dunia ini, jadi malu aku maaf

Jangan mengecilkan arti nya jika anda tidak paham mas. Apa maksud pernyataan anda di atas itu? Jika anda belum mampu berdiskusi dengan cara beradab, mungkin lebih baik anda belajar dulu, dan tidak usah masuk forum dulu sementara waktu, paling tidak itu baik untuk mendewasakan cara anda menulis.

bruce wrote:

Quote :

Oooo CUMA firman paulus to, saya pikir injil itu 100% firman Tuhan

Oo ada juga ayat yg utk jemaat tertentu ya (contohnya jemaat timotius di efesus), saya pikir seluruh ayat itu utk seluruh jemaat di dunia ini, jadi malu aku maaf

Jangan mengecilkan arti nya jika anda tidak paham mas. Apa maksud pernyataan anda di atas itu? Jika anda belum mampu berdiskusi dengan cara beradab, mungkin lebih baik anda belajar dulu, dan tidak usah masuk forum dulu sementara waktu, paling tidak itu baik untuk mendewasakan cara anda menulis.

saya hanya menyampaikan apa yg ada dipikiran saya setelah membaca jawaban dari T2Y, kalau ternyata buah pemikiran saya itu kurang berkenan dan membuat gerah mas bruce ya mohon dimaafkan :)

Dan kalau mas bruce sebagai TUAN RUMAH sdh merasa gerah memiliki tamu yg bodoh seperti saya, terima kasih setidaknya mas bruce meminta saya pergi dengan baik2 :)

saya mohon pamit, semoga forum tetap selalu rame dan lebih damai tanpa striker :)

salam damai buat rekan2 kristen semua, dan Assalamualaikum buat rekan2 Muslim, khususnya mas Silancah dan mas Raihan, terima kasih atas ilmu2 yg disharing.

Kalau ada yg perlu didiskusikan lebih lanjut silahkan e-mail saya [You must be registered and logged in to see this link.].

Monggo, pareng mas mas sekalian :)

striker wrote:

Oooo CUMA firman paulus to, saya pikir injil itu 100% firman Tuhan

Bro, yg anda bilang CUMA itu, itu adalah kitab suci agama orang lain. Apalagi agama tsb di forum ini adalah tuan rumah. Tolong respect nya ya.

striker wrote:

saya hanya menyampaikan apa yg ada dipikiran saya setelah membaca jawaban dari T2Y, kalau ternyata buah pemikiran saya itu kurang berkenan dan membuat gerah mas bruce ya mohon dimaafkan :)

Seperti biasa, kalau salah langsung aja bilang : " iya saya salah, tolong dimaafkan."

Nggak usah ngeyel dgn berkata : "kalau dianggap salah, saya mohon maaf", karena udah jelas anda salah.

striker wrote:

Oooo CUMA firman paulus to, saya pikir injil itu 100% firman Tuhan

he..he..he...
untuk memahami surat2 Rasul Paulus diperlukan juga sedikit pengetahuan tentang latar belakang penulisan surat2 tersebut.
kalau dalam islam disebut azbabun nuzul (saya rasa kalau pakai istilah ini anda lebih ngerti). :)

Quote :

Oo ada juga ayat yg utk jemaat tertentu ya (contohnya jemaat timotius di efesus), saya pikir seluruh ayat itu utk seluruh jemaat di dunia ini, jadi malu aku maaf

surat2 Rasul Paulus selain banyak memberikan pengajaran tentang dasar2 iman yang benar, juga disertai nasehat2 tentang cara hidup berjemaat.
karena tantangan dan permasalahan yang ada disetiap tempat berbeda2, maka Rasul Paulus juga memberikan nasihat yang berbeda2.
makanya, kalau anda cuman baca surat surat Timotius buat jemaatnya anda gak akan ngerti siapa dan bagaimana pribadi Rasul Paulus.
apa lagi kalau cuman ambil satu ayat (dan disertai kebencian yang tidak berdasar sama Paulus)...
ha..ha..ha...
gak bakalan paham, dehhhh... :)
btw, udah dibaca Roma pasal 16 nya ?
disana banyak loh salam Paulus kepada wanita2 yang melayani Tuhan baik sebagai pengajar, diaken dsb... :)

@striker

Karena anda sudah pamitan baik baik, maka ijinkan saya menghaturkan selamat jalan isertai ucapan terima kasih atas partisipasinya selama bergabung di forum ini.

Salam damai

Saya baca-baca lagi topik ini, me-refresh ingatan saya..
Topik ini berawal dari poligami dianjut ke perceraian dan pembagian harta gono-gini.

Saya rasa sih topik ini yang paling cocok bagi saya untuk mengutarakan postingan:
Saya beberapa kali menghadiri pernikahan secara Islam (dalam hal ini Akad Nikah), dan juga pernikahan secara Kristen (Pemberkatan Nikah). Ada beberapa hal yang menjadi pengamatan saya :

Dalam prosesi pernikahan Kristen (protestan)
* Pemberkatan dilakukan oleh pendeta
* Orang tua atau wali kedua mempelai hanya sebagai pihak yang menyerahkan. Selebihnya hanya pendeta, mempelai wanita, dan mempelai pria yang terlibat dalam prosesi pernikahan
* Ada kata-kata "Siapa yang tidak setuju dgn pernikahan ini, silakan angkat bicara atau selamanya diam" sebelum acara inti
* Mempelai pria dan wanita sama-sama mengucapkan ketersediaan untuk menjadi suami/istri
* Mempelai pria dan wanita sama-sama mengucapkan ikrar janji pernikahan
* Petugas kantor sipil (penghulu ?) akan mencatat dan mengesahkan surat nikah. Saya juga dengar saat itu petugas tersebut menanyakan status pernikahan ke berapa bagi kedua mempelai..

Sedangkan dalam prosesi pernikahan Islam
* Pernikahan dilakukan oleh penghulu
* Mempelai pria mengucapkan ikrar (ijab kabul) menerima mempelai wanita sebagai istrinya dari Ayah / Wali mempelai wanita
* Ijab kabul ada cara dan bacaan tertentu, tidak boleh sembarangan.
* Mempelai wanita dalam hal ini tidak berperan aktif (hanya duduk dan terlihat tegang)
* Setelah ijab kabul, sah menjadi suami istri, ada ikrar janji pernikahan
* Penghulu akan mencatat surat nikah.

Mungkin rekan-rekan bisa menambahkan atau koreksi (baik pengalaman pribadi atau malah yang sudah beberapa kali menikah : ) ?
Boleh dong sharing pengalaman dan pengetahuannya...

Saya melihat bahwa pernikahan Islam menitikberatkan pada peran mempelai pria (dan Wali mempelai wanita), sedangkan pernikahan Kristen yang melibatkan peran aktif mempelai pria dan mempelai wanita (tapi tidak melibatkan para orangtua) .. ?



Salam Damai

Kedua mempelai bersiap di pintu utama gereja didampingi oleh orang tua dan keluarga, serta salah seorang wakil keluarga untuk menyerahkan mempelai kepada gereja.

1. Penerimaan Mempelai
Romo: Saudara sekalian yang terkasih dalam Kristus, selamat datang di rumah Tuhan ini.
Semoga damai dan kasih Allah selalu beserta kita.
Umat: Sekarang dan selama-lamanya.

2. Penyerahan Mempelai (oleh wakil dari pihak keluarga yang Katolik)
Wakil: Romo yang terhormat, perkenankanlah saya, selaku wakil keluarga mempelai, menyerahkan putra putri kami (nama pria) dan (nama wanita) ke hadapan Romo agar Romo berkenan mengukuhkan pernikahan mereka menurut tata cara Gereja Katolik yang kudus.

Romo: Selaku pejabat gereja katolik, saya mengucapkan terima kasih, dan dengan tulus ikhlas menerima kedua mempelai ini. Saya akan mohonkan berkat Tuhan agar ikatan perkawinan mereka sungguh diteguhkan seumur hidup.
Dan semoga air suci ini menyucikan saudara-saudari agar pantas menerima berkat Tuhan dalam upacara yang agung ini.

(Imam memerciki mempelai dan rombongan dengan air suci)
Dan sekarang saya mengundang kedua mempelai bersama seluruh keluarga untuk menuju altar Tuhan.


PERARAKAN (Umat berdiri)
Romo, Putra Altar, kedua mempelai, para saksi serta orang tua kedua mempelai berarak menuju ke depan altar.


RITUS PEMBUKA

1. Tanda Salib dan Salam (Umat berdiri)
Romo: Demi Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Umat: Amin
Romo: Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Putera-Nya Yesus Kristus, besertamu
Umat: Dan sertamu juga

2. Kata Pengantar dari Romo (Umat berdiri)


LITURGI PERKAWINAN

1. Pernyataan Saksi
Mempelai berdiri didampingi oleh kedua saksi dan orang tua

Romo: Mempelai berdua yang berbahagia, saudara telah hadir di gereja ini untuk melangsungkan perkawinan, di hadapan pejabat Gereja dan disaksikan oleh umat beriman. Kiranya Tuhan memberkati dan meneguhkan saudara. Namun sebelum perkawinan ini diresmikan perkenankan saya meminta pernyataan dari para saksi.
Para saksi yang terhormat, adakah sesuatu yang menghalangi pernikahan ini menurut adat dan ajaran gereja katolik?

Saksi: Sepanjang pengetahuan kami, tidak ada halangan apapun untuk meresmikan pernikahan ini menurut tata cara gereja katolik. Kami mendukung sepenuhnya permohonan kedua mempelai, dan kami bersedia menjadi saksinya.

2. Pernyataan Mempelai
Romo: Mempelai berdua yang berbahagia, setelah saya mengadakan penyelidikan seperlunya, saya selaku pejabat Gereja meluluskan permintaan anda berdua. Akan tetapi sebelum perkawinan anda berdua ini diresmikan, saya persilahkan kedua mempelai menyatakan kesungguhan hati anda berdua di hadapan Allah dan semua yang hadir.

Pria: Saya, (nama) , menyatakan bahwa saya sungguh ingin meresmikan perkawinan ini dengan ikhlas hati. Saya bersedia mencintai dan menghormati istri saya sepanjang hidup saya. Saya bersedia menjadi bapak yang baik, bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada saya serta mendidik mereka dalam terang iman Kristiani.

Wanita: Saya, (nama), menyatakan bahwa saya sungguh ingin meresmikan perkawinan ini dengan ikhlas hati. Saya bersedia mencintai dan menghormati suami saya sepanjang hidup saya. Saya bersedia menjadi ibu yang baik, bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan kepada saya serta mendidik mereka dalam terang iman Kristiani.

3. Perjanjian Perkawinan
Romo: Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan anda berdua. Saya mempersilahkan anda masing-masing mengucapkan perjanjian perkawinan satu-persatu sambil meletakkan tangan di atas Kitab Suci ini. Dengan harapan janji saudara berdua menjadi ikatan seumur hidup dalam kasih Tuhan.

Janji Mempelai Pria
Pria: Di hadapan romo dan para saksi, saya (nama) menyatakan dengan tulus ikhlas bahwa (nama wanita) yang hadir di sini, mulai sekarang ini menjadi istri saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya, demi Allah dan Injil suci ini.

Janji Mempelai Wanita
Wanita: Di hadapan romo dan para saksi, saya (nama) menyatakan dengan tulus ikhlas bahwa (nama pria) yang hadir di sini, mulai sekarang ini menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya, demi Allah dan Injil suci ini.

4. Peneguhan Perkawinan
Romo: Atas nama Gereja Allah dan di hadapan para saksi dan hadirin sekalian, saya menegaskan bahwa perkawinan yang telah diresmikan ini adalah perkawinan Katolik yang sah. Semoga sakramen ini menjadi bagi anda berdua sumber kekuatan dan kebahagiaan. Yang dipersatukan Allah, janganlah diceraikan manusia. Demi nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

Umat: Amin

5. Doa untuk Mempelai (Umat berlutut)
Romo: Saudara saudari yang terkasih, marilah kita berdoa dengan rendah hati, supaya Tuhan rela mencurahkan berkat dan rahmat-Nya atas kedua mempelai ini yang telah menikah dalam Kristus. Mereka sudah dipersatukan dalam perjanjian suci. Semoga mereka bersatu padu dalam cinta kasih

Romo: Allah, Engkau menciptakan segala sesuatu dengan kekuatan kuasa-Mu. Engkau menciptakan manusia menurut citra-Mu. Engkau menciptakan pria dan wanita supaya mereka dipadukan menjadi satu. Engkau mengajarkan bahwa perkawinan yang telah Kau teguhkan tak boleh diceraikan.
Engkau juga menguduskan ikatan perkawinan dan mengangkat perjanjian perkawinan menjadi lambang persatuan Kristus dengan gereja-Nya.
Pandanglah dengan rela mempelai wanita ini agar rahmat cinta dan damai sejahtera tinggal dalam hatinya. Semoga ia menjadi istri yang setia dan ibu yang baik seperti wanita-wanita yang kudus yang dipuji dalam Kitab Suci.
Kami berdoa pula untuk mempelai pria ini semoga ia selalu berusahauntuk mencintai dengan tulus ikhlas dan menunaikan tanggung jawabnya baik terhadap istri dan anak-anak maupun terhadap masyarakat.
Dan kini kami mohon kepada Mu ya Tuhan,
Semoga kedua mempelai ini tetap berpegang pada iman dan perintah-perintah-Mu. Semoga mereka bersatu sebagai suami-istri, terpandang karena peri hidup yang baik dan berjasa untuk sesama dalam lingkungan mereka. Kuatkanlah mereka dengan semangat Injil sehingga menjadi saksi Kristus bagi semua orang. Kuatkanlah mereka dengan Roh Kudus-Mu agar mampu menghadapi setiap godaan dan tantangan kehidupan. Dan akhirnya mereka mampu pula menjadi keluarga yang berbahagia. Semoga mereka subur dan berketurunan menjadi orangtua yang patut dicontoh dan berbahagia melihat anak cucunya. Semoga mereka mencapai usia lanjut dan akhirnya memasuki kehidupan bahagia dalam kerajaan surga.
Demi Kristus, pengantara kami.

Umat: Amin

6. Pemberkatan Cincin (Umat duduk)
Romo: Ya Allah sumber kesetiaan, berkatilah kedua cincin ini supaya menjadi lambang cinta dan kesetiaan tanpa akhir. Semoga kedua cincin ini mengingatkan kedua mempelai akan janji setia yang mereka ucapkan pada hari ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami.

Cincin diserahkan kepada mempelai pria

Romo: Kenakanlah cincin ini pada jari istrimu sebagai lambang cinta dan kesetiaanmu padanya.
Pria: (nama wanita), terimalah cincin ini sebagai tanda cinta kasihku kepadamu.

Cincin diserahkan kepada mempelai wanita

Romo: Kenakanlah cincin ini pada jari suamimu sebagai lambang cinta dan kesetiaanmu padanya.
Wanita : (nama pria), terimalah cincin ini sebagai tanda cinta kasihku kepadamu.

7. Pembukaan Selubung (tentatif)
Mempelai pria membuka selubung yang menutupi wajah mempelai wanita

Romo: Saudara (Pria), bukalah selubung yang menutupi wajah istrimu dan semoga wajah saudara berdua selalu berseri-seri untuk saling menghibur. Dan semoga ikatan cinta kasih saudara berdua, yang diresmikan dalam perayaan ini menjadi sumber kebahagiaan sejati.

8. Pemberkatan Salib, Kitab Suci, dan Rosario

Romo: Ya Tuhan berkatilah Kitab Suci ini agar dapat dipakai oleh keluarga baru ini sebagai sumber pengharapan, penghiburan, dan cinta kasih sejati dalah hidup mereka.
Berkatilah pula Salib dan Rosario ini, agar selalu menjadi tanda kehadiran-Mu dan Bunda Maria. Amin,

Romo: menyerahkan Salib, Kitab Suci, dan Rosario kepada Putra Altar yang kemudian menyerahkan kepada wakil orang tua. Orang tua menyerahkan kepada kedua mempelai.

9. Penandatanganan Dokumen Pernikahan
Romo: Saudara sekalian, kita telah menyaksikan peresmian pernikahan kedua mempelai ini. Maka sekarang saya persilahkan kedua mempelai dan para saksi untuk menandatangani dokumen pernikahan.

Romo, para saksi, dan kedua mempelai menandatangani berkas pernikahan.
Sesudah itu mempelai kembali ke tempat duduk.

10. Doa Umat (Umat berdiri)
Romo: Saudara saudari yang terkasih, kedua mempelai ini telah mengikat perjanjian nikah di hadapan Allah dan di hadapan para hadirin. Marilah kita mendoakan mereka agar mereka tetap bahagia dalam lindungan Tuhan.

Lektor: Semoga mereka menghayati hidup perkawinan dalam cinta kasih dan damai, sehingga rahmat dan kebaikan Kristus bersinar dalam rumah tangga mereka.
Kami mohon..

Umat: Kabulkanlah doa kami

Lektor: Semoga mereka sungguh mendasarkan hidup perkawinan atas dasar cinta kasih sejati, sebagaimana cinta Yesus kepada gereja-Nya. Kami mohon..

Umat: Kabulkanlah doa kami

Lektor: Semoga cinta kasih mereka diberkati oleh Tuhan dengan karunia yang berlimpah, dengan kemurahan rezeki sehari-hari, dengan kesehatan, dengan kerukunan dan damai; sehingga anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka sungguh-sungguh menggembirakan hati orang tuanya.
Kami mohon..

Umat: Kabulkanlah doa kami

Lektor: Semoga orang tua mereka merasa terhibur karena menyaksikan kebahagiaan anaknya, sehingga pengantin baru ini sungguh diterima dalam lingkungan kaum kerabatnya.
Kami mohon..

Umat: Kabulkanlah doa kami

Romo: Ya Tuhan, peliharalah saudara-saudari kami ini dalam cinta-Mu, bantulah dan tuntunlah mereka seumur hidup. Dan kabulkanlah doa-doa kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami.



Demikian kira kira, jika ada tambahan dari para romo di LTB, silahkan.

Jadi kepingin lagi, nih. :)

Husada wrote:

Jadi kepingin lagi, nih. :)

Huaduh opung, ingat cucu2 di rumah lah

bruce wrote:

Huaduh opung, ingat cucu2 di rumah lah

Lho, Bruce tidak pernah mengikuti pembaharuan janji kawin? Memang upacaranya tidak sekomplit upacara pemberkatan nikah, sih. Tapi membawa kenangan saat menghadap imam dalam pemberkatan nikah dahulu. Pada saat-saat pembaharuan janji kawin itu, yahh... rasanya mirip-mirip ketika menerima sakramen pernikahan, kok.

Saya sedikit menambahi untuk yang prosesi pernikahan Islam ya, bro...

samiaji wrote:

Sedangkan dalam prosesi pernikahan Islam
* Pernikahan dilakukan oleh penghulu
* Mempelai pria mengucapkan ikrar (ijab kabul) menerima mempelai wanita sebagai istrinya dari Ayah / Wali mempelai wanita
* Ijab kabul ada cara dan bacaan tertentu, tidak boleh sembarangan.
* Mempelai wanita dalam hal ini tidak berperan aktif (hanya duduk dan terlihat tegang)
* Setelah ijab kabul, sah menjadi suami istri, ada ikrar janji pernikahan
* Penghulu akan mencatat surat nikah.

Mungkin rekan-rekan bisa menambahkan atau koreksi (baik pengalaman pribadi atau malah yang sudah beberapa kali menikah : ) ?
Boleh dong sharing pengalaman dan pengetahuannya...

Saya melihat bahwa pernikahan Islam menitikberatkan pada peran mempelai pria (dan Wali mempelai wanita), sedangkan pernikahan Kristen yang melibatkan peran aktif mempelai pria dan mempelai wanita (tapi tidak melibatkan para orangtua) .. ?

Salam Damai

Sebelum proses pernikahan ini biasanya ada proses khitbah (ekuivalen lamaran) di mana saat itu keluarga pria mendatangi keluarga wanita untuk mengikat wanita yang hendak dijadikan istri. Dalam proses ini biasanya di sinilah tempatnya calon istri mengiyakan atau menolak calon suami (tapi jarang yang menolak karena biasanya proses khitbah ini dilakukan setelah ada diskusi dan kesepakatan sebelumnya baik antara keluarga ataupun antara kedua calon pengantin).
Bila telah terjadi khitbah ini, dilarang bagi lelaki mana pun untuk mengganggu atau bahkan melamar calon istri tersebut karena sudah ada ikatan/janji di dalamnya.
.
Dan memang yang terlibat dalam ijab kabul itu adalah calon suami dan ayah calon istri karena di dalam Islam, anak2 menjadi tanggung jawab sang ayah.
Dalam kasus ini ayah menyerahkan tanggung jawab kepada sang calon suami... baik tanggung jawab menjaga, menjadi imam, dsb atas anak putrinya tersebut.

Mengenai bacaan ijab kabul sepertinya memang ada perbedaan yang juga membingungkan saya.
Ada yang bilang harus sekali jadi, ada yang bilang boleh berulang kali, ada yang boleh dibacakan, dsb.
Saya belum sempat baca Fiqih Pernikahan jadi belum bisa menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai ijab kabul ini.

Quote :

Mengenai bacaan ijab kabul sepertinya memang ada perbedaan yang juga membingungkan saya.
Ada yang bilang harus sekali jadi, ada yang bilang boleh berulang kali, ada yang boleh dibacakan, dsb.
Saya belum sempat baca Fiqih Pernikahan jadi belum bisa menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai ijab kabul ini.

Ada yang bilang kepada saya, bahwa ucapannya harus dalam sekali tarikan nafas, kang. Apa betul?

bruce wrote:

Quote :

Mengenai bacaan ijab kabul sepertinya memang ada perbedaan yang juga membingungkan saya.
Ada yang bilang harus sekali jadi, ada yang bilang boleh berulang kali, ada yang boleh dibacakan, dsb.
Saya belum sempat baca Fiqih Pernikahan jadi belum bisa menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai ijab kabul ini.

Ada yang bilang kepada saya, bahwa ucapannya harus dalam sekali tarikan nafas, kang. Apa betul?

Benar demikian, bang.... kalau tidak sekali harus diulang.
Lalu ada yang bilang harus menyambung, maksudnya begitu sang ayah selesai mengucapkan bagiannya harus langsung disambut "saya terima nikahnya... bla bla bla) oleh calon menantu... kalau tidak menyambung, harus diulang (curcol)

Silancah wrote:

bruce wrote:

Quote :

Mengenai bacaan ijab kabul sepertinya memang ada perbedaan yang juga membingungkan saya.
Ada yang bilang harus sekali jadi, ada yang bilang boleh berulang kali, ada yang boleh dibacakan, dsb.
Saya belum sempat baca Fiqih Pernikahan jadi belum bisa menyampaikan informasi lebih lanjut mengenai ijab kabul ini.

Ada yang bilang kepada saya, bahwa ucapannya harus dalam sekali tarikan nafas, kang. Apa betul?

Benar demikian, bang.... kalau tidak sekali harus diulang.
Lalu ada yang bilang harus menyambung, maksudnya begitu sang ayah selesai mengucapkan bagiannya harus langsung disambut "saya terima nikahnya... bla bla bla) oleh calon menantu... kalau tidak menyambung, harus diulang (curcol)

Ha ha ha ha, jadi ingat betapa teman saya yang arab itu, ketika akan menikahkan adik perempuannya (karena ayah mereka sudah almarhum), menghafal mati matian karena takut dinyatakan tidak sah, he he he.

Saya tidak hadir saat akad nikah, tetapi saat resepsi di ruang serba guna masjid saya hadir, dan salah satu tatacara mereka adalah menyebar coin dan permen.

bruce wrote:

Ha ha ha ha, jadi ingat betapa teman saya yang arab itu, ketika akan menikahkan adik perempuannya (karena ayah mereka sudah almarhum), menghafal mati matian karena takut dinyatakan tidak sah, he he he.

Sementara orang lain ada yang baca kebetan... hehehe

bruce wrote:

Saya tidak hadir saat akad nikah, tetapi saat resepsi di ruang serba guna masjid saya hadir, dan salah satu tatacara mereka adalah menyebar coin dan permen.

Itu adat bang... saya juga (kalau ndak salah) ada acara begituannya dulu

Quote :

Itu adat bang... saya juga (kalau ndak salah) ada acara begituannya dulu

Betul kang, adat, saat itu saya gak ikut ngambil, lain kalau seandainya yang disebar lembaran merah atau biru, he he he, mungkin orang tua dan anak anak bisa berebut.

Silancah wrote:

bruce wrote:

Saya tidak hadir saat akad nikah, tetapi saat resepsi di ruang serba guna masjid saya hadir, dan salah satu tatacara mereka adalah menyebar coin dan permen.

Itu adat bang... saya juga (kalau ndak salah) ada acara begituannya dulu

Biasanya adat itu sarat dengan filosofis. Kalau saya taksir-taksir, mungkin filosofisnys ialah bahwa kedua mempelai beserta kerabat masing-masing, membagikan sebagian rezekinya kepada seluruh peserta upacara agar peserta upacara berkenan mendoakan kedua mempelai memperoleh yang manis-manis di hari depan. Begitu kira-kira, ya? :)

Waah, terima kasih atas penjelasan dari Oom Bruce dan Kang Lancah... Mantap.

Oh iya, masih ada satu lagi ... Kalau di Islam ada Mahar atau mas kawin, bisa dijelaskan lebih lanjut Kang ?
Soalnya kalau nggak salah, ada beberapa point yang bisa dianggap sah atau tidaknya suatu pernikahan, yaitu :
* Harus ada calon mempelai ( hehe.. )
* Harus ada saksi
* Harus ada wali perempuan
* Ijab Kabul
* Mahar / Mas Kawin
Sedangkan yang lainnya hanya persyaratan tidak mutlak (cmiiw)


Salam Damai

samiaji wrote:

Waah, terima kasih atas penjelasan dari Oom Bruce dan Kang Lancah... Mantap.

Oh iya, masih ada satu lagi ... Kalau di Islam ada Mahar atau mas kawin, bisa dijelaskan lebih lanjut Kang ?
Soalnya kalau nggak salah, ada beberapa point yang bisa dianggap sah atau tidaknya suatu pernikahan, yaitu :
* Harus ada calon mempelai ( hehe.. )
* Harus ada saksi
* Harus ada wali perempuan
* Ijab Kabul
* Mahar / Mas Kawin
Sedangkan yang lainnya hanya persyaratan tidak mutlak (cmiiw)


Salam Damai

itu persyaratan nikah resmi atau yg nikah sirri Oom....???

Saya bertanya untuk yang resmi saja dulu mas...
Kalau yang sirri / di bawah tangan soalnya masih banyak diperdebatkan sah atau tidaknya.
tetapi kalau ada yang mau share pengetahuan tentang pernikahan yang semi-resmi atau masih kontroversial boleh juga, asalkan masih dalam batasan kesopanan ya...

Kalau di Padang Sumbar kan ada adat istilah Lelaki dibeli oleh Perempuan dalam pernikahan,
apakah dengan adanya Mahar ini pengertiannya seperti itu ataukah bagaimana ?
Haruskah berupa barang (berharga) atau boleh apa saja ?
Soalnya kan hal seperti ini tidak terdapat di dalam pernikahan Kristen...


Salam Damai

samiaji wrote:

Waah, terima kasih atas penjelasan dari Oom Bruce dan Kang Lancah... Mantap.

Oh iya, masih ada satu lagi ... Kalau di Islam ada Mahar atau mas kawin, bisa dijelaskan lebih lanjut Kang ?
Soalnya kalau nggak salah, ada beberapa point yang bisa dianggap sah atau tidaknya suatu pernikahan, yaitu :
* Harus ada calon mempelai ( hehe.. )
* Harus ada saksi
* Harus ada wali perempuan
* Ijab Kabul
* Mahar / Mas Kawin
Sedangkan yang lainnya hanya persyaratan tidak mutlak (cmiiw)


Salam Damai

Saya catat dulu pertanyaannya ya bro...
Nanti kalau waktu sudah luang, insya Allah, akan saya sampaikan tanggapannya...

Beberapa hari yang lalu, Jakarta Lawyers Club mengambil tema Nikah Siri dan lebih fokus lagi pada pernikahan yang dilakukan oleh seorang pejabat di Garut

Quote :

[You must be registered and logged in to see this link.]

Berbagai kalangan dan pendapat ada yang menyatakan sah ada yang tidak. Dampak negatif yang nyata dapat dirasakan terutama oleh keturunan atau Anak hasil nikah siri yang tidak memiliki pengakuan hukum yang jelas.
Dari beberapa kesimpulan diskusi, ada beberapa hal yang menurut saya cukup menarik:
* Dari segi hukum Islam, hampir semua berpendapat bahwa nikah siri adalah sah
* Dari sisi hukum negara, nikah siri adalah tidak sah/diakui karena tidak dicatat
* Semua orang menganggap pernikahan pak Bupati adalah tidak etis
* Adanya usulan pemberian hukuman (kalau tidak salah 6 bln) bagi pelaku nikah siri
* Yang lebih penting diperhatkan adalah perlindungan bagi istri dan anak hasil nikah siri
* Seorang mahasiswa UI Paramadina mengatakan (kurang lebih seperti ini) bahwa pada saat Islam muncul, adalah benar bahwa Islam mengangkat dan melindungi para wanita dibandingkan dengan kebudayaan setempat saat itu. Tetapi mungkin hukum / pemaknaan hukum nikah siri sudah tidak relevan lagi dengan jaman sekarang.

Jadi kesimpulannya, nikah siri memang masih menjadi kontroversi...



Salam Damai

samiaji wrote:

Jadi kesimpulannya, nikah siri memang masih menjadi kontroversi...
Salam Damai

Saya sependapat. Ingin menambahkan bahan pertimbangan, jika perempuan dan laki-laki itu dinilai sederajat, maka semestinya, tidak mengenal atau mempraktikkan nikah siri, sebab nikah siri menilai perempuan lebih rendah daripada laki-laki. Parahnya, kalau karena nikah siri kemudian lahir anak yang tidak dapat dicatatkan sebagai anak kandung, yang berarti adalah anak haram, maka saya lebih setuju kalau meninjau ulang keberadaan nikah siri.