Benarkah Rahmat bagi Semesta Alam ?

Lepas dari kebiadaban membunuh seseorang dihadapan ibunya, dengan mencermati ini,
Dia dilaporkan telah berdebat dengan seseorang dan dia terdengar mengatakan, "Bahkan jika Nabi Muhammad turun (dari langit), aku tidak akan menjadi orang yang memercayainya," saya menangkap suatu kekuranglengkapan. Menurut pemahaman saya, kata mempercayainya di kalimat itu, belum tentu diarahkan kepada Muhammad.

Mungkin saja, ada perbincangan di antara si Qataa dengan orang lain. Bahasan mereka adalah mengenai sesuatu yang mustahil, misalnya ada batu berwarna hitam yang sangat berkhasiat, bisa menyembuhkan penyakit apa saja. Pembahasan mereka meruncing, sampai si Qataa meneriakkan, "Bahkan jika Nabi Muhammad turun (dari langit), aku tidak akan menjadi orang yang memercayainya." Maksud si Qataa ialah, bahwa si Qataa tidak percaya kalau ada batu berwarna hitam yang dapat menyembuhkan segala penyakit, misalnya kanker, panu, encok, dll, dll. Bahkan apabila Nabi Muhammad turun dari langit, si Qataa tidak akan percaya bahwa ada batu berwarna hitam yang dapat menyembuhkan segala penyakit.

Nah, saya ingin menambahkan sedikit yang mungkin ada hubungannya dengan kemampuan berbahasa yang berakibat salah persepsi. Dulu, ada lagu Indonesia yang lumayan populer di Malaysia. Tetapi kemudian dilarang pemerintah di sana. Mengapa? Karena ada lyric nya yang berbunyi :
'Mungkin hanya Tuhan, yang tahu sgalanya.....'

Menurut Malaysia, Tuhan bukan mungkin, tetapi pasti tahu segalanya.

Padahal, kalau dicermati dengan kemamuan berbahasa yang baik, lyric lagi itu bukan mempersoalkan Tuhan. Tetapi selain Tuhan, mungkin tidak adalagi yang mengerti masalah/kegundahan si pengarang lagu.
Terlihat kan, terjadi salah persepsi karena kemampuan bahasa?

Betul. Itu masih dekat, orang Melayu menerjemahkan bahasa Indonesia.

Lalu, tidak dapat dibayangkan kalau menerjemahkan bahasa asing, misalnya bahasa Turki, ke bahasa Indonesia. Mendzolimi diterjemahkan sebagai didzolimi.

Quote :

Betul. Itu masih dekat, orang Melayu menerjemahkan bahasa Indonesia.

Lalu, tidak dapat dibayangkan kalau menerjemahkan bahasa asing, misalnya bahasa Turki, ke bahasa Indonesia. Mendzolimi diterjemahkan sebagai didzolimi.

Waduuh

Rahmat bagi semesta alam hanya Tuhan Jesus Kristus. Itupun masih bersyarat, yaitu harus menerima Jesus Kristus sebagai Penebus dan Penyelamat.

Quote :

Al-Qaeda slaughters 3 Syrians, including a Christian monk.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Al-Nusra Front has committed a massacre in the right of a Christian priest and two other Christian guys.
Social media has published a videotape shows a dozens of the foreign terrorists rallied around the 3 handcuffed people. They started yelling Allah Akbar- God is the greatest- before slaughtering them
The videotape shows that features the face of one of the three martyrs apply to the face of the father Francois landmarks Murad, a Franciscan monk of Deir Ghassaniya near Homs, which has been fully vandalized and looted by a group of terrorists.
The official of the Franciscan Order in Syria Father Halim Nujaym has said "I want the world that the West supports the extremists and helps in the killing the Christians," he said, adding "this situation will not remain a single Christian in these areas."
 

[color][font]

Alangkah 'damai dan sejuknya' ajaran ini, benar benar 'rahmat bagi alam semesta'.

[/font][/color]
 June 26, 2013   3:32 PM

Quote :

Jumat, 28/06/2013 12:24 WIB
Bom Meledak Dekat Gereja di Damaskus, Suriah

ABC Australia - detikNews



Jakarta - Koresponden ABC di Timur Tengah melaporkan ledakan dekat sebuah gereja di permukiman umat Kristen di ibukota Damaskus menewaskan empat orang dan melukai delapan lainnya.

Ledakan itu terjadi di distrik Bab Touma di Kota Tua Damaskus, yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Sebuah saluran televisi pro-pemerintah menayangkan potongan-potongan tubuh yang berserakan dan mayat seorang pria yang dikatakan pembom bunuh diri.

Sebuah Gereja Ortodoks Yunani terletak dekat lokasi ledakan.

Umat Kristen Suriah mencakup sekitar 10 persen populasi dan meskipun Gereja tidak memihak dalam pemberontakan, namun anggota-anggotanya semakin sering terjebak dalam kekerasan.

Menurut pemberontak, ledakan itu akibat serangan mortir.




(nwk/nwk)

Benar benar haus darah

Heran. Warisan Pendidikan, Keilmuan, dan Budaya dunia juga ingin dihancurkan? Gawat. Picik sekalleee...

Bagaimana dengan pembantaian Uskup Orthodox Yunani dan Pastor Fransiscan ?

Bahkan dua orang gadis remja yang menari dan di rekam pun bisa berakibat kematian :

Quote :

Dua Gadis Dibunuh karena Buat Video Menari di Hujan
Senin, 1 Juli 2013 | 12:27 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]
Dua gadis remaja, Noor Basra (15 tahun) dan Noor Sheza (16 tahun), ketika difilmkan sedang bermain dan menari di luar rumah mereka di Pakistan | Daily Mail

ISLAMABAD, KOMPAS.COM — Dua gadis remaja Pakistan dibunuh setelah dituduh menodai nama keluarga dengan membuat sebuah video yang memperlihatkan mereka menari dalam hujan. Dalam video tersebut, Noor Basra (15 tahun) dan Noor Sheza (16 tahun) terlihat berlari di bawah hujan dengan menggunakan baju tradisional, bersama dua remaja lain, di kota Chilas, wilayah utara Gligit.

Mail Online, Minggu (30/6/2013), melaporkan, kedua kakak beradik itu tampak menari dan salah satunya bahkan tersenyum sambil berkedip ke arah kamera. Video yang beredar melalui ponsel tersebut akhirnya menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat Pakistan yang konservatif.

Minggu lalu, kedua remaja itu ditembak mati bersama ibu mereka di rumah mereka oleh lima orang pria. 

Menurut The Sunday Times, yang dikutip Mail Online, polisi kini menginvestigasi apakah saudara tiri kedua gadis itu, yaitu Khutore, merencanakan serangan tersebut. Khutore dituduh telah berkeinginan untuk mengembalikan kehormatan keluarga yang ternoda akibat "ulah" kedua gadis itu. 

Seorang saudara laki-laki lain dari kedua remaja ini telah mengadukan Khutore dan keempat orang lain yang dicurigai sebagai pelaku penembakan dan kini telah kabur.

Tahun lalu, empat perempuan diyakini telah dibunuh oleh tetua suku setelah mereka menyanyi dan menari bersama laki-laki dalam sebuah pesta pernikahan di desa terpencil Kohistan di Pakistan barat laut. Sebuah dewan suku yang terdiri dari para ulama, yang dikenal sebagai Jirga, dilaporkan telah memvonis mati para perempuan itu atas tindakan pencabulan dan penodaan nama keluarga mereka. Tindakan mereka dianggap telah membuat malu masyarakat.

Komisi HAM Pakistan mengatakan, setidaknya 943 perempuan dan remaja putri dibunuh tahun 2011 karena diduga telah mencemarkan nama baik keluarga mereka.

Menurut kelompok pembela perempuan, The Aurat Foundation, sekitar 1.000 pembunuhan berkedok "kehormatan" terjadi di Pakistan setiap tahun.

Statistik menyoroti jumlah kekerasan yang dialami oleh banyak perempuan di tengah masyarakat konservatif Pakistan, yang dalam hal ini mereka sering kali dianggap sebagai masyarakat kelas dua. (Dyah Arum Narwastu)
Sumber : Daily Mail Online
Editor : Egidius Patnistik

Benar benar di luar batas kemanusiaan.

Lebih biadab daripada hewan.

Memang tidak diterapkan oleh seluruh penganutnya, tetapi melihat contoh contoh nyata seperti ini, dan membayangkan kalau kita berada pada posisi ortu si anak gadis itu, sungguh pertanyaan judul thread ini menjadi sangat relevan.

Benar-benar bar-bar. Kepala suku apaan itu?