Pernikahan Sejenis

Quote :

Perancis Legalkan Pernikahan Sejenis
Rabu, 24 April 2013 | 12:48 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]
Pendukung pengesahan UU pernikahan sejenis di Prancis berkumpul di luar gedung parlemen memberi dukungan.


KOMPAS.com — Perancis menjadi negara ke-14 yang menyetujui secara hukum terhadap pernikahan sejenis. Rancangan undang-undang yang juga membolehkan secara hukum adopsi anak oleh pasangan sejenis ini kemarin disetujui oleh 321 suara di parlemen, sementara 225 suara menolak.

Keputusan ini diambil menyusul debat publik yang terus terpecah. Sejumlah aksi protes terbesar Perancis soal ini juga telah terjadi. Ratusan orang yang menentang keputusan itu kemarin sempat melakukan aksi unjuk rasa di luar Gedung Majelis Nasional saat hasil voting parlemen diumumkan.

Pemimpin aksi kelompok penentang pernikahan sejenis mengatakan, mereka akan terus melanjutkan penolakannya.

Agenda reformasi sosial

"Kita akan menunjukkan kepada mereka perjuangan belum berakhir. Saya telah bersungguh-sungguh meminta kepada presiden untuk menggelar referendum tentang persoalan ini," kata Frigide Barjot, komedian yang ikut aksi penolakan terhadap pendukungnya.

Sementara itu, aksi penolakan juga terjadi di dalam Gedung Majelis Nasional. Dua penentang pernikahan sejenis berupaya untuk membentangkan spanduk penolakan sebelum putusan dikeluarkan. Namun, upaya itu gagal.

Ribuan polisi yang dipersenjatai meriam air sempat dikerahkan di sekitar gedung parlemen untuk mengatasi bentrokan dan aksi kekerasan seperti dalam unjuk rasa sebelumnya.

Meskipun aksi unjuk rasa kelompok penentang berlangsung damai. Namun, sejumlah bentrokan sempat terjadi dan diduga dilakukan oleh kelompok sayap kanan.

Poling terakhir menunjukkan ada mayoritas kecil warga Perancis mendukung pernikahan sesama jenis. Namun, survei menunjukkan bahwa hanya sedikit dukungan terhadap kebijakan adopsi oleh pernikahan sesama jenis.

Pengesahan UU pernikahan sejenis di Perancis merupakan salah satu sasaran yang dibidik oleh program reformasi sosial Presiden Francois Hollande dari kelompok sosialis.

Sumber :BBC Indonesia
Editor :Egidius Patnistik

Perancis, sebuah negara mayoritas Kristen, bahkan Katolik, akhirnya jatuh juga kepada tuntutan keinginan 'dunia modern'. Mengesahkan pernikahan sejenis, sebuah dosa yang bahkan sudah terang terangan disebut dosa oleh Alkitab.

Semoga gereja Katolik tetap teguh, menolak menikahkan pasangan sejenis secara Katolik.

Quote :

Perancis, sebuah negara mayoritas Kristen, bahkan Katolik, akhirnya jatuh juga kepada tuntutan keinginan 'dunia modern'. Mengesahkan pernikahan sejenis, sebuah dosa yang bahkan sudah terang terangan disebut dosa oleh Alkitab.

Perancis mungkin bisa dibilang mayoritas penganut Kristen/Katolik, tp kan sistem hukum yg diterapkan di Prancis bukan berdasarkan Hukum Gereja ato Alkitab bro..
dan spt yg dicopas ol bro Bruce diatas itu, bahwa sistem hukum di Prancis tsb dibuat ol parlemen/partai politik yg ada disana, bukan dibuat ol perwakilan Gereja Kristen/Katolik..

Quote :

Semoga gereja Katolik tetap teguh, menolak menikahkan pasangan sejenis secara Katolik.

klo yg ini sih harus bro.. apapun alasannya pernikahan sejenis tidak dibenarkan dlm ajaran agama Katolik, bahkan semua agama pun jg menentangnya kok..

Orang2 yg memiliki 'ketertarikan' thd sesama jenis, dlm ilmu kedokteran/kejiwaan pun sebenarnya dikatakan orang tsb memiliki 'kelainan' atau semacam penyakit/gangguan jiwa.. dan seharusnya sama seperti layaknya orang yg memiliki 'penyakit' lainnya, orang tsb harusnya diberi perawatan/therapy tertentu sehingga penyakit/kelainannya itu bisa disembuhkan.. buktinya ada banyak kok orang2 yg memiliki kelainan jiwa tsb yg pd akhirnya bisa disembuhkan dan 'hidup normal' kembali..

jd bukannya malah mendukung orang2 yg sakit/memiliki kelainan jiwa itu dgn memberikan ijin pernikahan sejenis, nti penyakitnya itu malah semakin tambah parah dan nda bisa disembuhkan lg...

Syalom,

Itulah yang disebut dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan akhir jaman yang semakin dekat, bro.

Tantangan yang dihadapi oleh umat beriman semakin hari akan semakin berat. Ini baru dari satu sisi, percayalah, semakin hari akan semakin gencar dan semakin masif. Hanya yang tetap berpegang pada Tuhan saja yang mampu bertahan, selebihnya akan hanyut dalam 'dunia'.

Dalam hal ini, saya hampir sepikiran dengan Nothingman. Saya melihat, ini suatu bukti bahwa Perancis bukanlah negara agama, meskipun warganya dominan menganut Katolik. Prancis memisahkan aturan Tuhan dengan aturan negara (kaisar).

Selaku penganut Katolik, wajar saja hal itu menimbulkan kekecewaan. Namun, bila kembali mencermati kemerdekaan yang diberikan Tuhan, maka setiap warga/orang tidak boleh saling memaksa. Itu sih pendapat saya.
[You must be registered and logged in to see this image.]
Damai, damai, damai. [You must be registered and logged in to see this image.]

Quote :

Selaku penganut Katolik, wajar saja hal itu menimbulkan kekecewaan. Namun, bila kembali mencermati kemerdekaan yang diberikan Tuhan, maka setiap warga/orang tidak boleh saling memaksa. Itu sih pendapat saya.

Nah, ini yang berbahaya, om.
Dasar pemikirannya adalah seperti ini :

Para anggota legislatif di Perancis itu seharusnya adalah orang orang beragama, jangan jangan penganut Katolik.

Sebagai pribadi, maka kita bisa saja membiarkan tingkah laku dan pilihan hidup orang lain. kalau dia homo atau lesbi, terserah. Bahkan kalau menjadi tetangga yang tinggal di sebelah apartemen kitapun itu adalah haknya.

Tetapi, sebagai anggota legislatif, yang harus menentukan suatu aturan yang akan dipergunakan untuk ketertiban negara, maka para anggota legislatif itu, paling tidak harus menggunakan dasar aturan yang selama ini berlaku dalam kehidupannya. Kalau dia seorang Katolik, maka kekatolikannya harus tampil pada kebijakannya. Maka, kalau ada pilihan apakah negara akan mengijinkan pernikahan sejenis yang akan disahkan oleh negara, maka mau tidak mau dia harus mengacu pada aturan moral yang dianutnya.

Betul bahwa aturan di atas adalah aturan negara, bukan agama, tetapi apa manfaat seseorang memeluk agama kalau tidak berusaha menerapkan ajaran agamanya? Dalam hal seorang anggota legislatif, maka undang undang itulah produk hasil karyanya.

Jadi, saya tetap sangat menyayangkan para legislatif (bahkan eksekutif) yang mengesahkan pernikahan sejenis di Perancis.

bruce wrote:

Nah, ini yang berbahaya, om.
Dasar pemikirannya adalah seperti ini :

Para anggota legislatif di Perancis itu seharusnya adalah orang orang beragama, jangan jangan penganut Katolik.

Sebagai pribadi, maka kita bisa saja membiarkan tingkah laku dan pilihan hidup orang lain. kalau dia homo atau lesbi, terserah. Bahkan kalau menjadi tetangga yang tinggal di sebelah apartemen kitapun itu adalah haknya.

Tetapi, sebagai anggota legislatif, yang harus menentukan suatu aturan yang akan dipergunakan untuk ketertiban negara, maka para anggota legislatif itu, paling tidak harus menggunakan dasar aturan yang selama ini berlaku dalam kehidupannya. Kalau dia seorang Katolik, maka kekatolikannya harus tampil pada kebijakannya. Maka, kalau ada pilihan apakah negara akan mengijinkan pernikahan sejenis yang akan disahkan oleh negara, maka mau tidak mau dia harus mengacu pada aturan moral yang dianutnya.

Betul bahwa aturan di atas adalah aturan negara, bukan agama, tetapi apa manfaat seseorang memeluk agama kalau tidak berusaha menerapkan ajaran agamanya? Dalam hal seorang anggota legislatif, maka undang undang itulah produk hasil karyanya.

Jadi, saya tetap sangat menyayangkan para legislatif (bahkan eksekutif) yang mengesahkan pernikahan sejenis di Perancis.

Logis. Saya sependapat.

Namun, dengan demikian patut diduga, bahwa kalau eksekutif dan legislatif Prancis yang mensahkan peraturan kawin sejenis itu di KTP-nya tertulis nama suatu agama yang kita kenal resmi di Indonesia, itu adalah agama KTP.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Quote :

Logis. Saya sependapat.

Namun, dengan demikian patut diduga, bahwa kalau eksekutif dan legislatif Prancis yang mensahkan peraturan kawin sejenis itu di KTP-nya tertulis nama suatu agama yang kita kenal resmi di Indonesia, itu adalah agama KTP.

Seringkali kita menganggap agama yang kita anut, yang tertera di KTP, cukup dijalani dengan beribadah secara rutin, tidak melanggar (untuk diri sendiri) ajaran agamanya. Kita lupa, bahwa sebagai Kristen (Katolik) kita masih harus memikul salib. Bahkan harus menjadi garam dan terang dunia, jika kita menjadi tawar dengan apa akan diasinkan, jika kita menjadi gelap dengan apa akan diterangkan?

bruce wrote:

Bahkan harus menjadi garam dan terang dunia, jika kita menjadi tawar dengan apa akan diasinkan, jika kita menjadi gelap dengan apa akan diterangkan?

[You must be registered and logged in to see this image.]

Kalau sudah tawar sih, bagusnya diceburin ke laut. Kalau sudah gelap, instruksikan masuk PLN. [You must be registered and logged in to see this image.]

Tentang agama KTP, mungkin yang begini juga condong ke agama KTP:


Pendeta jadi caleg PKS
23/04/2013

[You must be registered and logged in to see this image.]
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang berbasis Islam, mendaftarkan pendeta sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014. Selain pendeta, partai itu juga mencalonkan beberapa orang non-Muslim di Indonesia timur.

Sekretaris Jenderal PKS Taufik Ridho mengatakan, caleg pendeta ada di ulawesi. Tercatat pendeta yang menjadi caleg PKS berada di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan sebagian Sulawesi Selatan.

“Kebutuhan daerah pemilihan sana memang seperti itu,” ujarnya, Senin (22/4/2013), di Jakarta, seperti dilansir tribunnews.com.

Para pendeta itu menjadi caleg untuk DPRD provinsi atau kabupaten/kota setempat. Belum ada pendeta menjadi caleg PKS untuk DPR.

Namun, di Papua ada caleg non-Muslim untuk DPR. “Ada satu atau dua orang untuk dapil Papua dan Papua Barat,” ujarnya.

PKS mengusung 487 caleg untuk DPR dalam Pemilu 2014. Hampir semua anggota fraksi PKS saat ini dicalonkan lagi.
Jiyahhaahhaaahhaaaa... [You must be registered and logged in to see this image.]

Saya lebih cenderung menyebut pendeta seperti itu adalah pendeta kelas dunia. Hanya memikirkan keuntungan sesaat dan mengorbankan tujuan jangka panjang. Dalam pikirannya, partai pengusungnya akan memberi kesempatan kepadanya untuk jadi caleg, karena untuk meningkatkan image dan nilai jual partainya.

Sedangkan, seandainya partainya menang, maka apa yang menjadi tujuan seharusnya dari kependetaannya justru akan terhalang. Maka, sungguh malanglah jemaat pengikut sang pendeta itu.

bruce wrote:

Maka, sungguh malanglah jemaat pengikut sang pendeta itu.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Tidak sama malangnya dengan warga Perancis?

Jadi, maksud Glomod, eksekutif dan legislatif Perancis itu bukan eksekutif dan legislatif dunia?

Tapi saya sependapat dengan pikiran Glomod yang ini:

bruce wrote:

Itulah yang disebut dalam ayat-ayat yang berhubungan dengan akhir jaman yang semakin dekat, bro.

Tantangan yang dihadapi oleh umat beriman semakin hari akan semakin berat. Ini baru dari satu sisi, percayalah, semakin hari akan semakin gencar dan semakin masif. Hanya yang tetap berpegang pada Tuhan saja yang mampu bertahan, selebihnya akan hanyut dalam 'dunia'.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Jadi, kembali ke teriakan siapa itu, di TV mana itu, "Waspadalah, waspadalah!".

Quote :

Jadi, maksud Glomod, eksekutif dan legislatif Perancis itu bukan eksekutif dan legislatif dunia?

Eksekutif dan legislatif Perancis kan?

Celakanya, justru apa yang mereka putuskan itu, itulah yang akan menjadi undang undang. Yang berlaku dan harus ditaati oleh rakyat perancis.

Terbayangkah oleh anda, om, seandainya ada pasangan gay yang kelak akan menikah, menurut hukum negara Perancis mereka sudah diijinkan untuk menikah, tetapi ditolak oleh gereja Katolik. Dalam hukum negara, mereka berhak dan bisa menuntut gereja Katolik, karena telah melanggar (dalam hal ini menolak melakukan sakramen pernikahan di gereja) apa yang sudah diijinkan oleh negara. Naah, bayangkan situasinya.

bruce wrote:

Eksekutif dan legislatif Perancis kan?

Celakanya, justru apa yang mereka putuskan itu, itulah yang akan menjadi undang undang. Yang berlaku dan harus ditaati oleh rakyat perancis.

Terbayangkah oleh anda, om, seandainya ada pasangan gay yang kelak akan menikah, menurut hukum negara Perancis mereka sudah diijinkan untuk menikah, tetapi ditolak oleh gereja Katolik. Dalam hukum negara, mereka berhak dan bisa menuntut gereja Katolik, karena telah melanggar (dalam hal ini menolak) apa yang sudah diijinkan oleh negara. Naah, bayangkan situasinya.

Nah, ini rumit.

Tapi menurut pikiran saya, pihak Gereja Perancis (misalkan pasangan sejenis itu di kolom agama KTP-nya tertulis, Katolik) akan tidak memberkati (mencatatkan) perkawinan itu di Buku Besar-nya Gereja. Kalau pihak negara Perancis 'mendesak' Gereja, akan dijawab dengan jawaban Jesus Kristus kepada Pilatus di Yoh 18:36 Jawab Yesus: "Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini." Tapi, itu hanya dugaan saja.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Quote :

Para anggota legislatif di Perancis itu seharusnya adalah orang orang beragama, jangan jangan penganut Katolik.

Naah, anggapan spt ini lah yg bikin kita repot..
benar spt kata Oom Bruce, seharusnya sbg anggota legislatif, seharusnya dia bisa memberikan keputusan sesuai dgn ajaran moral agama/keyakinan yg dianutnya.. tp yg jd masalah adl bagaimana tingkat keimanan anggota legislatif tsb..
jgn2 mereka yg menyetujui aturan pernikahan sejenis itu adl atheis/tidak beragama semua..
Nah lhoo..

Quote :

Celakanya, justru apa yang mereka putuskan itu, itulah yang akan menjadi undang undang. Yang berlaku dan harus ditaati oleh rakyat perancis.

Terbayangkah oleh anda, om, seandainya ada pasangan gay yang kelak akan menikah, menurut hukum negara Perancis mereka sudah diijinkan untuk menikah, tetapi ditolak oleh gereja Katolik. Dalam hukum negara, mereka berhak dan bisa menuntut gereja Katolik, karena telah melanggar (dalam hal ini menolak melakukan sakramen pernikahan di gereja) apa yang sudah diijinkan oleh negara. Naah, bayangkan situasinya.

waduuh, klo itu yg terjadi artinya negara/pemerintah Perancis memaksakan hukumnya thd aturan/hukum Gereja donk Oom..?

menurut sy ajaran yg diterapkan ol Gereja Katolik itu sudah sangat tepat, yaitu dgn memisahkan aturan/hukum agama dgn aturan/hukum yg ada dipemerintahan/negara..
krn aturan/hukum Gereja kan hanya mengatur 'komunitasnya' sendiri, tidak mengatur seluruh orang kan.. jd klo ada pasangan sejenis yg ingin menikah, ya dia jangan minta 'diberkati' ol Gereja Katolik doonk.. lha wong itu tidak sesuai dgn aturan/hukum ajaran Katolik kok, minta diberkati sih..

dan menurut sy, aturan hukum negara tidak berhak mencampuri urusan internal Gereja, begitu pula sebaliknya.. tp klo ada ajaran/aturan Gereja yg ingin diterapkan/diadopsi ke dlm aturan/hukum yg ada dipemerintahan, ya terserah pd wakil rakyat yg membuat aturan tsb.. toh Gereja tidak memaksakan agar aturannya itu diterapkan pd aturan hukum sebuah negara kan..

Syalom,

Quote :

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang berbasis Islam, mendaftarkan pendeta sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014.

walaupun sy jg sangat tidak setuju, klo ada pemimpin agama/imam yg ikut berpolitik.. tp kenapa jg seorang pendeta ikut nyaleg partai Islam..?? kaya nda ada partai lain aj..
geblek tenann..

nothingman wrote:

Quote :

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang berbasis Islam, mendaftarkan pendeta sebagai calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilu 2014.

walaupun sy jg sangat tidak setuju, klo ada pemimpin agama/imam yg ikut berpolitik.. tp kenapa jg seorang pendeta ikut nyaleg partai Islam..?? kaya nda ada partai lain aj..
geblek tenann..

Pertama, karena PKS sekarang sudah bukan partai tertutup lagi.
Kedua, karena PKS ingin 'menarik' pemilih Kristen
Ketiga, karena si pendeta merasa bisa menjadi caleg dengan masuk PKS, kalau partai lain mungkin tidak mencalonkannya.

Dari alasan pertama, kedua, hingga ketiga, tidak satupun yang demi kepentingan umat atau ajaran yang dibawa oleh si pendeta.

Menurut saya, pengakuan perkawinan satu jenis kelamin, dan pendeta menjadi calon legislator PKS ini menunjukkan krisis integritas.

Sebuah kejadian nyata, apa dan bagaimana perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan Tuhannya.

Uskup Agung Andre-Joseph Leonard, pimpinan tertinggi umat Katolik di Belgia, diserang secara liar dan disiram air ketika beliau sedang berdoa.

Quote :

Archbishop prays while topless gay activists shout curses and douse him with water
BY JOHN-HENRY WESTEN

BRUSSELS, April 23, 2013 (LifeSiteNews.com) - In an astonshing display of gentleness in the face of a vile attack, the head of the Catholic Church in Belgium, Archbishop Andre-Joseph Leonard, remained calmly seated with eyes closed in prayer Tuesday as four topless women attacked him with shouts and curses and doused him with water.

It’s not the first time the bishop has been attacked for standing up for the Church’s teachings on homosexuality and expressing his concern for those who live the homosexual lifestyle.

The incident took place at the ULB University in Brussels where the archbishop was participating in a debate on blasphemy laws.

The four women, representing the pro-abortion and homosexual group FEMEN, took to the stage where they disrobed to reveal black-painted slogans on their bare chests and backs, such as ‘my body my rules,’ and 'anus dei is coming.' They also held signs reading ‘stop homophobia’. The women doused the archbishop with water from bottles formed in the image of the Virgin Mary.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Saya selalu ingat pedoman ini : Suatu celah dosa sekecil apapun, akan menjadi jalan iblis untuk masuk dan berkuasa.

Semoga Paus, Uskup, Romo dan umat Katolik tetap kuat bertahan di masa masa sulit seperti sekarang ini.

Menyaksikan foto-foto itu, memperlihatkan bahwa tingkat moralitas manusia di sana sudah sangat menyedihkan.

Bergerak dari "Kebebasan Menganut Suatu Agama" seharusnya pemerintah Belgia tidak membiarkan hal (penggangguan terhadap uskup yang sedang berdoa) itu terjadi. Walaupun si pengganggu menggunakan kebebasannya, bukan berarti kebebasan pengganggu itu dapat mengganggu kebebasan orang lain (dalam hal ini uskup yang sedang berdoa).

Kalau uskup itu adalah pemimpin dari kelompoknya, yang mengeluarkan kebijakan yang tidak disetujui oleh kelompok pengganggu itu, bukan berarti uskup itu bisa diganggu seenaknya. Uskup akan mengeluarkan kebijakan yang mengikat umatnya, bukan mengikat semua warga negara. Jadi, menurut saya, dalam kasus tersebut, negara melalui aparatnya harus melindungi Sang Uskup Agung Andre-Joseph Leonard dalam menjalankan kebebasan beragamanya.

Ngomong-ngomong, apakah Belgia merupakan Negara Agama? Kalau negara Agama, dan Uskup Agung adalah petinggi negara yang terlibat dalam pembentukan kebijakan negara, masih agak berterima di akal, kalau seorang Uskup AGung diserang atas kebijakan yang diterbitkan. Jika Belgia itu bukan negara agama, dalam arti bahwa agama independen dari agama, maka dalam kasus di atas, negara harus bertindak mengamankan Uskup Agung, dengan cara menjauhkan orang-orang bertelanjang dada itu dari Sang Uskup Agung.

Ahhh... kekuatan dunia semakin menjadi-jadi dalam menggencet keberagamaan.

Agama warga Belgia ?

Ini menurut Wiki :

Quote :

Since the country's independence, Roman Catholicism, counterbalanced by strong freethought movements, has had an important role in Belgium's politics.[128] However Belgium is largely a secular country as the laicist constitution provides for freedom of religion, and the government generally respects this right in practice. During the reigns of Albert I and Baudouin, the monarchy had a reputation of deeply rooted Catholicism.[129]

Roman Catholicism has traditionally been Belgium's majority religion; being especially strong in Flanders. However, by 2009 Sunday church attendance was 5% for Belgium in total; 3% in Brussels,[130] and 5.4% in Flanders. Church attendance in 2009 in Belgium was roughly half of the Sunday church attendance in 1998 (11% for the total of Belgium in 1998).[131] Despite the drop in church attendance, Catholicism nevertheless remains an important force in society.[129]

Symbolically and materially, the Roman Catholic Church remains in a favourable position.[129] Belgium has three officially recognized religions: Christianity (Catholic, Protestantism, Orthodoxy and Anglicanism), Islam and Judaism.[132]

Today, there are around 42,000 Jews in Belgium. The Jewish Community of Antwerp (numbering some 20,000) is one of the largest in Europe, and one of the last places in the world where Yiddish is the primary language of a large Jewish community (mirroring certain Orthodox and Hassidic communities in New York and Israel). In addition a very high percentage (95%) of Jewish children in Antwerp receive a Jewish education. There are five Jewish newspapers and more than 45 active synagogues (30 of which are in Antwerp), in the country.

A 2006 inquiry in Flanders, considered to be a more religious region than Wallonia, showed that 55% considered themselves religious and that 36% believed that God created the world.[133]

A 2008 estimate found[134] that 6% of the Belgian population, about 628,751, is Muslim (98% Sunni), while a 2011 estimate claims 1,000,000 inhabitants of Muslim background in the country.[135] Muslims constitute 30–35%[136] of the population of Brussels, 4.0% of Wallonia and 3.9% of Flanders. The majority of Belgian Muslims live in the major cities, such as Antwerp, Brussels and Charleroi. The largest group of immigrants in Belgium are Moroccans, with 400,000[114] people. The Turks are the third largest group, and the second largest Muslim ethnic group, numbering 220,000.[114][116]

According to the Eurobarometer Poll in 2010, 37% of Belgian citizens responded that "they believe there is a God", whereas 31% answered that "they believe there is some sort of spirit or life force" and 27% that "they do not believe there is any sort of spirit, God, or life force".

Sekedar tambahan, yang dimaksud dengan freethought adalah agnostic.

Nah, kalau begitu, kesekularan negara Belgia harus mampu mengamankan warganya. Idealnya, tidak seorang warga dengan bebas menyerang warga lain berdasarkan suku, agama, golongan, ras, dan unsur-unsur primordial lainnya. Negara Belgia harus menjatuhkan sanksi kepada kriminal berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberlakukan di negara itu.

Sudah pasti mereka (para pelaku) akan kena pasal perbuatan tidak menyenangkan, om. Dan mereka masih boleh bersyukur bahwa umat Katolik tidaklah brutal seperti tetangga. Bisa dibayangkan kalau yang kena perlakuan itu adalah pemimpin agama mayoritas di negara ini? Kira kira apa yang akan menjadi nasib para pelaku itu?

Nah, itu dia maksud saya.

Dari pihak gereja, akan semakin memejamkan mata dalam doa, mengkhusyukkan jiwa dan mental, mendoakan yang telanjang dada itu, agar moralnya sedikit ditingkatkan.

Sekedar menduga-duga, para perempuan yang telanjang dada itu berangkat dari kediaman masing-masing, pasti belum bertelanjang dada, sehingga bisa lolos dari cegatan polisi.

Husada wrote:

Nah, itu dia maksud saya.

Dari pihak gereja, akan semakin memejamkan mata dalam doa, mengkhusyukkan jiwa dan mental, mendoakan yang telanjang dada itu, agar moralnya sedikit ditingkatkan.

Sekedar menduga-duga, para perempuan yang telanjang dada itu berangkat dari kediaman masing-masing, pasti belum bertelanjang dada, sehingga bisa lolos dari cegatan polisi.

Sayang sekali ....
Negara2 barat sudah mulai terpengaruh modernisasi.



Jadi ingat beberapa bulan yang lalu.
Di kota saya diadakan seminar mengenai gay dan lesbian.
Kemudian di datangi ratusan orang penentang...
Kemudian batal.


[You must be registered and logged in to see this image.]

Quote :

Jadi ingat beberapa bulan yang lalu.
Di kota saya diadakan seminar mengenai gay dan lesbian.
Kemudian di datangi ratusan orang penentang...
Kemudian batal.

Yang mengadakan apakah para penganut lesbian dan gay, ataukah pihak lain, om?