Pernikahan Dini

Quote :

Pernikahan Remaja 12 Tahun Dikecam Aktivis Malaysia
Jumat, 23 November 2012 | 16:47 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Para aktivis Malaysia, Jumat (23/11), mengecam pernikahan anak perempuan 12 tahun dengan pacarnya yang berusia 19 tahun. Mereka kembali mendesak pemerintah untuk melarang pernikahan dini.

Nur Fazira Saad dan Fahmi Alias menikah minggu lalu di Negara Bagian Kedah setelah ayah gadis itu setuju dengan pernikahan tersebut dan sebuah pengadilan agama memberi izin, lapor harian The Star. "Lebih baik bagi mereka untuk menikah daripada melakukan hal-hal yang tak pantas," kata Saad Mustafa, ayah gadis itu, seperti dikutip The Star.

Namun Ratna Osman, direktur eksekutif Sisters in Islam, menggambarkan pernikahan pasangan muda itu sebagai "mengejutkan". "Saya tidak mengerti mengapa hal ini diperbolehkan di negara seperti Malaysia ... Kita berbicara tentang sebuah negara maju," katanya kepada AFP. "Keprihatinannya adalah ini seorang anak yang dinikahkan ... Seharusnya tak ada orang tua yang melakukan itu."

Perkawinan dini bukan sesuatu yang tidak lumrah di Malaysia. Dua tahun lalu, pernikahan seorang gadis 14 tahun dengan seorang guru berusia 23 tahun memicu desakan reformasi serupa.

Di negara itu, para gadis berusia kurang dari 16 tahun harus memperoleh izin pengadilan agama, yang mengatur perkara perdata bagi umat Islam, jika ingin menikah. Namun para aktivis mengatakan, izin itu terlalu mudah diberikan.

Ada sebuah protes lagi bulan Oktober ketika dua orang pria, masing-masing berusia 19 dan 22, dibebas dengan masa percobaan setelah pengadilan menyatakan mereka bersalah atas kasus perkosaan. Menurut para pengacara yang menangani dua perkara itu, dalam kedua kasus tersebut, kedua gadi, masing-masing berusia 12 dan 13 tahun, tidak dipaksa.

Namun para aktivis mengecam para hakim karena membebaskan kedua pria itu. Mereka mengatakan, pertanyaan soal suka sama suka seharusnya tidak muncul karena kedua korban masih di bawah usia 16 tahun.

Awal pekan ini, sebuah pengadilan tinggi negara itu membatalkan putusan salah satu kasus itu, dengan memenjarakan pria 22 tahun itu selama lima setengah tahun penjara.



Sumber :AFP
Editor :Egidius Patnistik

Any comment?

daripada melakukan hal yang tidak pantas, lebih baik menikah..

logika yang aneh.

bukankah seharusnya begini:

daripada melakukan hal yang tidak pantas, lebih baik lakukan kegiatan yang pantas seperti belajar, ikut kegiatan ekstrakurikuler, atau ikut pelayanan????

hello kitty wrote:

daripada melakukan hal yang tidak pantas, lebih baik menikah..

logika yang aneh.

bukankah seharusnya begini:

daripada melakukan hal yang tidak pantas, lebih baik lakukan kegiatan yang pantas seperti belajar, ikut kegiatan ekstrakurikuler, atau ikut pelayanan????

Daripada merampok mending mencuri.
Daripada zinah mending nikah siri.
Daripada narkoba mending mabok.
Daripada hidup mending mati.....

Malaysia enggak mau kalah dengan Syech Pudji rupanya ...........




[You must be registered and logged in to see this image.]

Kalo begitu, siapa yang salah? Ajarannyakah? Gurunyakah? Muridnyakah? Atau penonton?

Husada wrote:

Kalo begitu, siapa yang salah? Ajarannyakah? Gurunyakah? Muridnyakah? Atau penonton?

Ya jelas penontonnya...... Terutama Mod Husada .........



Kaburrr.............

cinzano wrote:

Ya jelas penontonnya...... Terutama Mod Husada .........
Kaburrr.............

Nah, saya sependapat, Yang salah adalah penontonnya. Wong mereka hanya mencoba menggunakan seluruh organ tubuhnya sesuai dengan funsinya masing-masing, disesuaikan dengan aturan, kenapa penonton, eh, saya jadi repot? Ah, maafkan kesalahan saya yang menonton hal yang tidak layak ditonton. Maaf, maaf, maaf.

bruce wrote:

Quote :

Pernikahan Remaja 12 Tahun Dikecam Aktivis Malaysia
Jumat, 23 November 2012 | 16:47 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Para aktivis Malaysia, Jumat (23/11), mengecam pernikahan anak perempuan 12 tahun dengan pacarnya yang berusia 19 tahun. Mereka kembali mendesak pemerintah untuk melarang pernikahan dini.

Nur Fazira Saad dan Fahmi Alias menikah minggu lalu di Negara Bagian Kedah setelah ayah gadis itu setuju dengan pernikahan tersebut dan sebuah pengadilan agama memberi izin, lapor harian The Star. "Lebih baik bagi mereka untuk menikah daripada melakukan hal-hal yang tak pantas," kata Saad Mustafa, ayah gadis itu, seperti dikutip The Star.

Namun Ratna Osman, direktur eksekutif Sisters in Islam, menggambarkan pernikahan pasangan muda itu sebagai "mengejutkan". "Saya tidak mengerti mengapa hal ini diperbolehkan di negara seperti Malaysia ... Kita berbicara tentang sebuah negara maju," katanya kepada AFP. "Keprihatinannya adalah ini seorang anak yang dinikahkan ... Seharusnya tak ada orang tua yang melakukan itu."

Perkawinan dini bukan sesuatu yang tidak lumrah di Malaysia. Dua tahun lalu, pernikahan seorang gadis 14 tahun dengan seorang guru berusia 23 tahun memicu desakan reformasi serupa.

Di negara itu, para gadis berusia kurang dari 16 tahun harus memperoleh izin pengadilan agama, yang mengatur perkara perdata bagi umat Islam, jika ingin menikah. Namun para aktivis mengatakan, izin itu terlalu mudah diberikan.

Ada sebuah protes lagi bulan Oktober ketika dua orang pria, masing-masing berusia 19 dan 22, dibebas dengan masa percobaan setelah pengadilan menyatakan mereka bersalah atas kasus perkosaan. Menurut para pengacara yang menangani dua perkara itu, dalam kedua kasus tersebut, kedua gadi, masing-masing berusia 12 dan 13 tahun, tidak dipaksa.

Namun para aktivis mengecam para hakim karena membebaskan kedua pria itu. Mereka mengatakan, pertanyaan soal suka sama suka seharusnya tidak muncul karena kedua korban masih di bawah usia 16 tahun.

Awal pekan ini, sebuah pengadilan tinggi negara itu membatalkan putusan salah satu kasus itu, dengan memenjarakan pria 22 tahun itu selama lima setengah tahun penjara.



Sumber :AFP
Editor :Egidius Patnistik

Any comment?

gila 12 tahun berarti baru lulus SD dong...
gitu juga suaminya baru 19 tahun berarti baru lulus SMA

Lah terus apa persiapannya sudah berani berumah tangga...terus nanti kalau punya anak gimana..
Saya ndak ngerti apa pertimbangan pengadilan di sana ...kacau...

leonardo wrote:

bruce wrote:

Quote :

Pernikahan Remaja 12 Tahun Dikecam Aktivis Malaysia
Jumat, 23 November 2012 | 16:47 WIB

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Para aktivis Malaysia, Jumat (23/11), mengecam pernikahan anak perempuan 12 tahun dengan pacarnya yang berusia 19 tahun. Mereka kembali mendesak pemerintah untuk melarang pernikahan dini.

Nur Fazira Saad dan Fahmi Alias menikah minggu lalu di Negara Bagian Kedah setelah ayah gadis itu setuju dengan pernikahan tersebut dan sebuah pengadilan agama memberi izin, lapor harian The Star. "Lebih baik bagi mereka untuk menikah daripada melakukan hal-hal yang tak pantas," kata Saad Mustafa, ayah gadis itu, seperti dikutip The Star.

Namun Ratna Osman, direktur eksekutif Sisters in Islam, menggambarkan pernikahan pasangan muda itu sebagai "mengejutkan". "Saya tidak mengerti mengapa hal ini diperbolehkan di negara seperti Malaysia ... Kita berbicara tentang sebuah negara maju," katanya kepada AFP. "Keprihatinannya adalah ini seorang anak yang dinikahkan ... Seharusnya tak ada orang tua yang melakukan itu."

Perkawinan dini bukan sesuatu yang tidak lumrah di Malaysia. Dua tahun lalu, pernikahan seorang gadis 14 tahun dengan seorang guru berusia 23 tahun memicu desakan reformasi serupa.

Di negara itu, para gadis berusia kurang dari 16 tahun harus memperoleh izin pengadilan agama, yang mengatur perkara perdata bagi umat Islam, jika ingin menikah. Namun para aktivis mengatakan, izin itu terlalu mudah diberikan.

Ada sebuah protes lagi bulan Oktober ketika dua orang pria, masing-masing berusia 19 dan 22, dibebas dengan masa percobaan setelah pengadilan menyatakan mereka bersalah atas kasus perkosaan. Menurut para pengacara yang menangani dua perkara itu, dalam kedua kasus tersebut, kedua gadi, masing-masing berusia 12 dan 13 tahun, tidak dipaksa.

Namun para aktivis mengecam para hakim karena membebaskan kedua pria itu. Mereka mengatakan, pertanyaan soal suka sama suka seharusnya tidak muncul karena kedua korban masih di bawah usia 16 tahun.

Awal pekan ini, sebuah pengadilan tinggi negara itu membatalkan putusan salah satu kasus itu, dengan memenjarakan pria 22 tahun itu selama lima setengah tahun penjara.



Sumber :AFP
Editor :Egidius Patnistik

Any comment?

gila 12 tahun berarti baru lulus SD dong...
gitu juga suaminya baru 19 tahun berarti baru lulus SMA

Lah terus apa persiapannya sudah berani berumah tangga...terus nanti kalau punya anak gimana..
Saya ndak ngerti apa pertimbangan pengadilan di sana ...kacau...

Kalo di back up orang tua ... gimana hayooo.

Backup materiil, moril dan pengetahuan :)


Apa masih dipertanyaka ??

Quote :

Kalo di back up orang tua ... gimana hayooo.

Backup materiil, moril dan pengetahuan


Apa masih dipertanyaka ??

He he he, yang mungkin bisa dipertanyakan adalah, koq ya ada adanya orang tua yang memberi ijin, malah mendukung. Begitu barangkali.

cinzano wrote:

Kalo di back up orang tua ... gimana hayooo.

Backup materiil, moril dan pengetahuan :)


Apa masih dipertanyaka ??

Seperti kata bro Bruce yang dipertanyakan adalah ortunya karena kebanyakan ortu waktu anaknya di usia tersebut pasti yang diutamakan adalah pendidikan sekolahnya ...

benar nggak bro...coba sharing dari para ortu yang anaknya sudah remaja eh kalau bro Cinzano anaknya sudah remaja atau malah sudah married ...hehe...

Tapi, saya kira, memang harus jadi pertimbangan juga, bahwa daripada anak-anak itu melakukan yang tidak-tidak, sebaiknya diajari untuk melakukan yang iya-iya. Sulitnya, orang-orang tua juga sangat suka dengan yang tidak-tidak, sehingga sulit memberi contoh yang iya-iya.