Apakah Penggiat Perdamaian itu Akan Mendirikan Ordo/Kongregasi Baru?

nothingman wrote:

bruce wrote:

Saya belum jelas dalam memahami ordo di Gereja Katolik.
Apakah ordo itu bisa dianalogikan dengan kesatuan-kesatuan dalam kemiliteran?
Sebutlah seperti Kopassus ataupun Kostrad yang punya ciri khas, sementara imam Projo analoginya adalah pasukan reguler (dibawah komando Kodam yang identik dengan uskup)?

  

klo mnrut sy sih Imam biarawan/ordo adlh yg di pasukan regulernya Oom.. sebab tugas mereka bisa dimana aj tergantung Ordo yg menugaskan, bisa jd kepala sekolah, jd dokter di rumah sakit, sbg misionaris, dsb.. sedangkan imam Projo cuma diwilayah keuskupan ttt dan cuma melayani umat aj..
tp tetep baik imam Ordo maupun imam projo harus patuh dan tunduk thd lembaga hirarki Gereja..

entah bener tidaknya, harus romo yg jelasin..   

Syalom,

Sepertinya pengertian dalam militernya terbalik, bro.
Pasukan reguler adalah pasukan yang berada dalam suatu wilayah, sebutlah Kodam SIliwangi, Kodam Jaya, Kodam Brawijaya, dst. Sedangkan pasukan seperti Kopassus dan Kostrad tidak berada dalam suatu wilayah. Mereka bergerak dengan instruksi dari komandannya dengan komando berada dibawah panglima daerah dimana dia ditugaskan. Kira kira seperti itu.

Jadi, mungkin romo SJ ditugaskan oleh pimpinan ordonya untuk bertugas di wilayah keuskupan agung Jakarta, dan berada dibawah perintah Uskup Agung Jakarta. Kira kira seperti itu.

Syalom

bruce wrote:

nothingman wrote:

bruce wrote:

Saya belum jelas dalam memahami ordo di Gereja Katolik.
Apakah ordo itu bisa dianalogikan dengan kesatuan-kesatuan dalam kemiliteran?
Sebutlah seperti Kopassus ataupun Kostrad yang punya ciri khas, sementara imam Projo analoginya adalah pasukan reguler (dibawah komando Kodam yang identik dengan uskup)?

  

klo mnrut sy sih Imam biarawan/ordo adlh yg di pasukan regulernya Oom.. sebab tugas mereka bisa dimana aj tergantung Ordo yg menugaskan, bisa jd kepala sekolah, jd dokter di rumah sakit, sbg misionaris, dsb.. sedangkan imam Projo cuma diwilayah keuskupan ttt dan cuma melayani umat aj..
tp tetep baik imam Ordo maupun imam projo harus patuh dan tunduk thd lembaga hirarki Gereja..

entah bener tidaknya, harus romo yg jelasin..   

Syalom,

Sepertinya pengertian dalam militernya terbalik, bro.
Pasukan reguler adalah pasukan yang berada dalam suatu wilayah, sebutlah Kodam SIliwangi, Kodam Jaya, Kodam Brawijaya, dst. Sedangkan pasukan seperti Kopassus dan Kostrad tidak berada dalam suatu wilayah. Mereka bergerak dengan instruksi dari komandannya dengan komando berada dibawah panglima daerah dimana dia ditugaskan. Kira kira seperti itu.

Jadi, mungkin romo SJ ditugaskan oleh pimpinan ordonya untuk bertugas di wilayah keuskupan agung Jakarta, dan berada dibawah perintah Uskup Agung Jakarta. Kira kira seperti itu.

Syalom

Yup setuju ...
Karena tiap2 Ordo memiliki ke ahlian sendiri2 yang tentunya dapat dipergunakan secara maksimal oleh Uskup.


 

bruce wrote:

Sepertinya pengertian dalam militernya terbalik, bro.
Pasukan reguler adalah pasukan yang berada dalam suatu wilayah, sebutlah Kodam SIliwangi, Kodam Jaya, Kodam Brawijaya, dst. Sedangkan pasukan seperti Kopassus dan Kostrad tidak berada dalam suatu wilayah. Mereka bergerak dengan instruksi dari komandannya dengan komando berada dibawah panglima daerah dimana dia ditugaskan. Kira kira seperti itu.

Jadi, mungkin romo SJ ditugaskan oleh pimpinan ordonya untuk bertugas di wilayah keuskupan agung Jakarta, dan berada dibawah perintah Uskup Agung Jakarta. Kira kira seperti itu.

Syalom

Seperti diperbantukan dalam operasional, begitu?

bruce wrote:

Sepertinya pengertian dalam militernya terbalik, bro.
Pasukan reguler adalah pasukan yang berada dalam suatu wilayah, sebutlah Kodam SIliwangi, Kodam Jaya, Kodam Brawijaya, dst. Sedangkan pasukan seperti Kopassus dan Kostrad tidak berada dalam suatu wilayah. Mereka bergerak dengan instruksi dari komandannya dengan komando berada dibawah panglima daerah dimana dia ditugaskan. Kira kira seperti itu.

Ooh iya, sptnya sy salah dlm mengertikan pasukan khusus dan reguler bro.. karna yg pegang kendali komando tetep pd Uskup yg jd Pangdam, dan Paus yg jd Panglima utamanya, jd ordo/tarekat2 ini ibarat satuan2 tugasnya..
  

Quote :

Jadi, mungkin romo SJ ditugaskan oleh pimpinan ordonya untuk bertugas di wilayah keuskupan agung Jakarta, dan berada dibawah perintah Uskup Agung Jakarta. Kira kira seperti itu.

Syalom

tentu pimpinan ordonya ini menugaskan seorang romo berdasarkan permintaan/ijin/otoritas dr Uskup/Paus yg mjd pimpinan komando tertinggi kan bro..?

tp apapun operasionalnya, Ordo/tarekat memegang peranan yg sangat penting dlm pelaksanaan ajaran2 Gereja di masyarakat, entah melalui aksi2 sosial dibidang pendidikan, kesehatan dan masalah2 sosial lainnya.. karya2 mereka dibid pendidikan spt sekolah2 yg didirikan misalnya, pasti kualitasnya baik dan mjd contoh panutan bagi sekolah yg lain.. begitu pula dgn rumah sakit2 yg didirikan, kualitas pelayanannya tidak diragukan..
tp sayangnya makin lama makin mahal biayanya ya... harusnya dpt subsidi pemerintah nih... 

Syalom, 

nothingman wrote:

bruce wrote:

Sepertinya pengertian dalam militernya terbalik, bro.
Pasukan reguler adalah pasukan yang berada dalam suatu wilayah, sebutlah Kodam SIliwangi, Kodam Jaya, Kodam Brawijaya, dst. Sedangkan pasukan seperti Kopassus dan Kostrad tidak berada dalam suatu wilayah. Mereka bergerak dengan instruksi dari komandannya dengan komando berada dibawah panglima daerah dimana dia ditugaskan. Kira kira seperti itu.

Ooh iya, sptnya sy salah dlm mengertikan pasukan khusus dan reguler bro.. karna yg pegang kendali komando tetep pd Uskup yg jd Pangdam, dan Paus yg jd Panglima utamanya, jd ordo/tarekat2 ini ibarat satuan2 tugasnya..
  

Quote :

Jadi, mungkin romo SJ ditugaskan oleh pimpinan ordonya untuk bertugas di wilayah keuskupan agung Jakarta, dan berada dibawah perintah Uskup Agung Jakarta. Kira kira seperti itu.

Syalom

tentu pimpinan ordonya ini menugaskan seorang romo berdasarkan permintaan/ijin/otoritas dr Uskup/Paus yg mjd pimpinan komando tertinggi kan bro..?

tp apapun operasionalnya, Ordo/tarekat memegang peranan yg sangat penting dlm pelaksanaan ajaran2 Gereja di masyarakat, entah melalui aksi2 sosial dibidang pendidikan, kesehatan dan masalah2 sosial lainnya.. karya2 mereka dibid pendidikan spt sekolah2 yg didirikan misalnya, pasti kualitasnya baik dan mjd contoh panutan bagi sekolah yg lain.. begitu pula dgn rumah sakit2 yg didirikan, kualitas pelayanannya tidak diragukan..
tp sayangnya makin lama makin mahal biayanya ya... harusnya dpt subsidi pemerintah nih... 

Syalom,   

Saya kira semua lah Bro.
Dulu saya sekolah universitas negeri biayanya muuuurrrahhhh sekali.
Kalo ga percaya ...tanya GMB dan GMH, mrk juga produk negeri dan kuno kog.

Kalo sekarang mahallllll.
Sekolah negeri bisa lebih mahal dari sekolah swasta

cinzano wrote:

Saya kira semua lah Bro.
Dulu saya sekolah universitas negeri biayanya muuuurrrahhhh sekali.
Kalo ga percaya ...tanya GMB dan GMH, mrk juga produk negeri dan kuno kog.

Kalo sekarang mahallllll.
Sekolah negeri bisa lebih mahal dari sekolah swasta

Tenang Cinz. Ndak perlu studi banding ke GMB dan GMH. Nothing itu bukan termasuk orang yang suka mendakwa, kok.
  

Husada wrote:

cinzano wrote:

Saya kira semua lah Bro.
Dulu saya sekolah universitas negeri biayanya muuuurrrahhhh sekali.
Kalo ga percaya ...tanya GMB dan GMH, mrk juga produk negeri dan kuno kog.

Kalo sekarang mahallllll.
Sekolah negeri bisa lebih mahal dari sekolah swasta

Tenang Cinz. Ndak perlu studi banding ke GMB dan GMH. Nothing itu bukan termasuk orang yang suka mendakwa, kok.
  

Ngomong2 OM GMH produk tahun berapa ?

 

Kalo menduga-duga pikiran dan perasaan Pastor John Dear SJ, kira-kira bagaimana tingkat galaunya beliau? Ada yang mau menaksir?

Kalo bergerak dari pikiran awam seperti saya, andaikan saya menjadi pastor itu, mungkin dada saya sudah meledak, sesak oleh kecewa dan bingung. Di satu sisi, diberi kebebasan memperhatikan maslah-masalah sosial, tetapi di sisi lain, tidak diijinkan membuat tulisan sejenis laporan hasil penelitiannya. Begitu dipublikasi, malah dipecat dari ordonya.

Kalo mengutip salah satu kebiasaan GMB, pastor itu saya duga akan bilang, "Nasiiib, nasib," gitu. Padahal, dia sendiri yang mengkritik (protest?), bahkan mengkritik kebijakan ordonya yang bekerjasama dengan tentara Amerika.

Eh, belum jelas juga sih, bentuk kerja sama yang digalang. Kalo Jesuit diminta untuk menguatkan mental para serdadu, saya kira, Jesuit tidak salah menjalin kerja sama dengan tentara Amerika, guna membekali mentalitas serdadu (biasanya Jesuit tidak menitikberatkan perhatian pada agama anutan orang lain, kan? Layak dibantu, pasti dibantu. Begitu, kan?

cinzano wrote:

Ngomong2 OM GMH produk tahun berapa ?
 

Ngomong-ngomong, kayaknya produk tahun berapapun, kurang relevan dengan topik, deh, Cinz.
  

Husada wrote:

Kalo menduga-duga pikiran dan perasaan Pastor John Dear SJ, kira-kira bagaimana tingkat galaunya beliau? Ada yang mau menaksir?

Kalo bergerak dari pikiran awam seperti saya, andaikan saya menjadi pastor itu, mungkin dada saya sudah meledak, sesak oleh kecewa dan bingung. Di satu sisi, diberi kebebasan memperhatikan maslah-masalah sosial, tetapi di sisi lain, tidak diijinkan membuat tulisan sejenis laporan hasil penelitiannya. Begitu dipublikasi, malah dipecat dari ordonya.

Kalo mengutip salah satu kebiasaan GMB, pastor itu saya duga akan bilang, "Nasiiib, nasib," gitu. Padahal, dia sendiri yang mengkritik (protest?), bahkan mengkritik kebijakan ordonya yang bekerjasama dengan tentara Amerika.

Eh, belum jelas juga sih, bentuk kerja sama yang digalang. Kalo Jesuit diminta untuk menguatkan mental para serdadu, saya kira, Jesuit tidak salah menjalin kerja sama dengan tentara Amerika, guna membekali mentalitas serdadu (biasanya Jesuit tidak menitikberatkan perhatian pada agama anutan orang lain, kan? Layak dibantu, pasti dibantu. Begitu, kan?

Ibarat amunisi lebih gede daripada laras senjatanya.
Merasa mempunyai kemampuan yang tidak dapat diakomodir oleh Ordo nya.........

Ini ngomong2 apa termasuk 7 deadly sin ga ya ?
 tujuh dosa pokok, yaitu: kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, percabulan, kerakusan, kelambanan atau kejemuan. 


  

cinzano wrote:

Ibarat amunisi lebih gede daripada laras senjatanya.
Merasa mempunyai kemampuan yang tidak dapat diakomodir oleh Ordo nya.........

Ini ngomong2 apa termasuk 7 deadly sin ga ya ?
 tujuh dosa pokok, yaitu: kesombongan, ketamakan, kedengkian, kemurkaan, percabulan, kerakusan, kelambanan atau kejemuan. 


  

Lhah, kembali ke bentuk masalah sebenarnya yang belum kita ketahui secara komprehensif sehingga kita hanya bisa menduga-duga. Saya belum dapat mengkategorikan sikap si Pastor John Dear SJ itu, apakah memenuhi kriteria satu atau lebih dari dosa pokok atau tidak. Bahkan hasil klarifikasi oleh Sri Paus pun tidak diekspos.

Namun, bila berita itu mengisahkan kondisi sebenarnya, dimana Pastor John Dear SJ mengupayakan perdamaian, tetapi dia dipecat, saya kira, akan membuat dia kecewa, galau, merasa tidak dihargai, dll, dll. Tapi, yah... si pewarta berita itu mungkin dengan sengaja tidak mengungkapkan seluruh informasi terkait pemberitaannya, untuk memnacing minat pembaca, agar beritanya mendapat perhatian pembaca.  

Untuk bersikap adil, kita harus mendengar dari dua sisi, bahkan kalau perlu kita mendengar juga pihak luar yang tidak terlibat tetapi mengetahui kiprah kedua pihak.

bruce wrote:

Untuk bersikap adil, kita harus mendengar dari dua sisi, bahkan kalau perlu kita mendengar juga pihak luar yang tidak terlibat tetapi mengetahui kiprah kedua pihak.

Ga bisa Mod.
Kalo ikut kendaraan SJ, harus patuh aturan SJ dong

 

cinzano wrote:

bruce wrote:

Untuk bersikap adil, kita harus mendengar dari dua sisi, bahkan kalau perlu kita mendengar juga pihak luar yang tidak terlibat tetapi mengetahui kiprah kedua pihak.

Ga bisa Mod.
Kalo ikut kendaraan SJ, harus patuh aturan SJ dong

 

Betul, tapi kan kita bukan SJ.

  

bruce wrote:

cinzano wrote:

bruce wrote:

Untuk bersikap adil, kita harus mendengar dari dua sisi, bahkan kalau perlu kita mendengar juga pihak luar yang tidak terlibat tetapi mengetahui kiprah kedua pihak.

Ga bisa Mod.
Kalo ikut kendaraan SJ, harus patuh aturan SJ dong

 

Betul, tapi kan kita bukan SJ.

  

Surabaya Jagoan (SJ)

 

Surabaya Jagoan itu identik dengan bonek, om.

  

cinzano wrote:

Surabaya Jagoan (SJ)
 

Lhoh, di Surabaya dan di Yogya, konon SJ itu adalah Super Janch**. Bukan Surabaya Jagoan. Mana yang benar, nih?  

Husada wrote:

cinzano wrote:

Surabaya Jagoan (SJ)
 

Lhoh, di Surabaya dan di Yogya, konon SJ itu adalah Super Janch**. Bukan Surabaya Jagoan. Mana yang benar, nih?  

Kami orang baik2 GMH
Tentunya Surabaya Jagoan

 

cinzano wrote:

Kami orang baik2 GMH
Tentunya Surabaya Jagoan

 

Percaya.
Setiap orang yang aktif di Ladang Tuhan Baru, semua terkategorikan baik-baik, kok.

Husada wrote:

cinzano wrote:

Kami orang baik2 GMH
Tentunya Surabaya Jagoan

 

Percaya.
Setiap oarang yang aktif di Ladang Tuhan Baru, semua terkategorikan baik-baik, kok.

Naahhh ... SJ = Surabaya Jagoan

 

Tetapi Surabaya selain banyak bonek, ada pembunuh satwa, sekarang ada teroris pula. Bagaimana ini penguasa Surabaya?

bruce wrote:

Tetapi Surabaya selain banyak bonek, ada pembunuh satwa, sekarang ada teroris pula. Bagaimana ini penguasa Surabaya?

yang pertama, saya bukan penguasa

yang kedua, bisa jadi bonek, pembunuh satwa dan teroris berasal dari luar kota surabaya


 

cinzano wrote:

bruce wrote:

Tetapi Surabaya selain banyak bonek, ada pembunuh satwa, sekarang ada teroris pula. Bagaimana ini penguasa Surabaya?

yang pertama, saya bukan penguasa

yang kedua, bisa jadi bonek, pembunuh satwa dan teroris berasal dari luar kota surabaya


 

Ah, gak bisa dong, secara hukum terjadi peristiwanya di Surabaya koq.
Jadi ya memang Surabaya seperti itulah.

  

bruce wrote:

cinzano wrote:

bruce wrote:

Tetapi Surabaya selain banyak bonek, ada pembunuh satwa, sekarang ada teroris pula. Bagaimana ini penguasa Surabaya?

yang pertama, saya bukan penguasa

yang kedua, bisa jadi bonek, pembunuh satwa dan teroris berasal dari luar kota surabaya


 

Ah, gak bisa dong, secara hukum terjadi peristiwanya di Surabaya koq.
Jadi ya memang Surabaya seperti itulah.

  

ga papa
yang penting ga banjir kaya Jakarta

 

Jakarta banjir karena penuh perhatian kepada wilayah sekitarnya om.
Kalau Surabaya sebenarnya lebh gawat, bayangkan yang terjadi kalau lumpur lapindo terus menerus keluar, Surabaya bisa lenyap lho.

Serem kan?