Penggunaan Pengeras Suara di Masjid Akan Diatur

Kalla: Penggunaan Pengeras Suara di Masjid Akan Diatur
Penulis : Sandro Gatra | Selasa, 28 Mei 2013 | 16:32 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]
Jusuf Kalla


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, pihaknya akan membuat aturan terkait penggunaan pengeras suara di masjid. Hal itu dikatakannya di Sekretariat PP DMI, Jakarta Pusat, seusai melakukan pertemuan dengan Dewan Masjid Iran.

"Lagi kami bahas teknisnya. Kami lagi membentuk konsep untuk menyatukan itu," kata Kalla.

Pengaturan penggunaan pengeras suara, kata mantan Wakil Presiden ini, akan lebih ditekankan saat digunakan untuk pembacaan tarhim. Tarhim adalah salah satu bentuk pembacaan shalawat yang sering dibaca menjelang azan Subuh. Biasanya, pembacaan tarhim sekitar 10 menit.

"Nanti yang mau diatur adalah durasi tarhim itu juga. Jangan terlalu lama," kata Kalla.

Sementara itu, untuk penggunaan pengeras suara pada saat azan, menurutnya, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan. "Kalau azan tidak jadi soal. Di mana-mana di seluruh dunia, masjid pakai speaker untuk azan karena dasarnya harus. Karena, azan itu untuk memanggil orang dan durasinya hanya tiga menit," ujarnya.

Editor :Inggried Dwi Wedhaswary



Jika sampai bisa ditertibkan, maka tak lain perlu diucapkan, Alhamdulillah... akhirnya dikabulkan juga.

Mari kita panjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yesus Kristus!

siip wrote:

Mari kita panjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yesus Kristus!

Amen, amen, amen

Akhirnya penderitaan telinga saya setiap sore bisa berkurang, bro.

bruce wrote:

siip wrote:

Mari kita panjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yesus Kristus!

Amen, amen, amen

Akhirnya penderitaan telinga saya setiap sore bisa berkurang, bro.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Saya tiap pagi bro!!!

'Banguuuun mari kita shalat berrrrrjemaah' (r nya kpanjangan krn rekamannya kurang bagus)

siip wrote:

bruce wrote:

siip wrote:

Mari kita panjatkan puji syukur Alhamdulillah kepada Tuhan Yesus Kristus!

Amen, amen, amen

Akhirnya penderitaan telinga saya setiap sore bisa berkurang, bro.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Saya tiap pagi bro!!!

'Banguuuun mari kita shalat berrrrrjemaah' (r nya kpanjangan krn rekamannya kurang bagus)

Ehhm, saya kisahkan dulu ya, bro.
Masjid di seberang rumah saya berukuran sangat besar.
Bahkan toa yang dipergunakan berdiameter 1 meter, empat buah dipasang ke empat penjuru.

Setiap pagi sekitar jam 4 selalu berbunyi, pertama dengan panggilan seperti anda itu, kemudian diikuti dengan rekaman sbelum panggilan sholat, kira kira setengah jam. Setelah itu azan,

Pertama kali toa itu dipasang, setiap pagi saya selalu terbangun, tetapi syukurlah, setelah beberapa bulan terpasang, ngantuk lebih menang dibanding suara berisik, jadi saya tidak terbangun penuh.

Naah, setiap sore, menjelang azan magrib, penderitaan saya full, karena acara TV, Music, telepon, atau ngobrol, tidak bisa dilaksanakan, semua suara tertutup dengan suara dari seberang. Setelah azan dan sholat, biasanya diteruskan dengan entah apa namanya, hingga waktu sholat sekitar jam 7.

Kalau hari sabtu, penderitaan ditambah mulai dari jam 7 hingga sekitar 8.30, yang berupa pengajian oleh anak anak kecil. Dimana ngajinya tidak seragam, tetapi adu keras.

Hari minggu pagi, mereka tidak mau kalah dengan gereja, jika gereja hanya membunyikan lonceng, mereka menggunakan pengajian mulai sekitar jam 6 pagi hingga jam 7.30 atau jam 8.00 pagi.

Maka, jika benar aturan dari dewan masjid bisa menyentuh mereka di seberang itu, dan hanya memancarkan waktu azan saja, saya sungguh bersyukur dan berterima kasih. Sungguh.

Quote :

untuk penggunaan pengeras suara pada saat azan, menurutnya, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan. "Kalau azan tidak jadi soal. Di mana-mana di seluruh dunia, masjid pakai speaker untuk azan karena dasarnya harus.

tanpa bermaksud utk mengurangi rasa syukur dan terima kasihnya bro Bruce, sy cuma mau tau aj, dari mana sih dasarnya dlm ajaran Islam tentang penggunaan pengeras suara/speaker utk azan atau di masjid..?
jaman nabi Muhammad dulu kan blom ada tuh teknologi macem pengeras suara/speaker tsb, kok bisa2nya pak Jusuf Kalla bilang itu ada dasarnya ya..
trus dasarnya ini dari mana coba..?!
[You must be registered and logged in to see this image.]

nothingman wrote:

Quote :

untuk penggunaan pengeras suara pada saat azan, menurutnya, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan. "Kalau azan tidak jadi soal. Di mana-mana di seluruh dunia, masjid pakai speaker untuk azan karena dasarnya harus.

tanpa bermaksud utk mengurangi rasa syukur dan terima kasihnya bro Bruce, sy cuma mau tau aj, dari mana sih dasarnya dlm ajaran Islam tentang penggunaan pengeras suara/speaker utk azan atau di masjid..?
jaman nabi Muhammad dulu kan blom ada tuh teknologi macem pengeras suara/speaker tsb, kok bisa2nya pak Jusuf Kalla bilang itu ada dasarnya ya..
trus dasarnya ini dari mana coba..?!
[You must be registered and logged in to see this image.]

Sebenarnya wajar saja, bro. Waktu itu kan belum ada jam. Jang bisa membaca waktu dengan melihat posisi matahari kan belum banyak. Letak rumah atau tenda kan saling berjauhan. Maka kalau tidak salah ada ayat yang memerintahkan untuk memilih orang yang berbadan kuat dan bersuara lantang untuk melantunkan azan.

Nah, karena kebiasaan itu, maka sekarang walaupun jam sudah ada di sembarang tempat, waktu azan sudah bisa diprogram secara otomatis. Serasa belum afdhol kalau belum dikumandangkan. Dan karena sekarang orang tidak sekuat dulu nafasnya, berhubung dijeljali gudanggaram, maka digunakan pengeras suara.

Maka jika dikatakan azan adalah tradisi, saya bisa menerimanya dengan iklas. Tetapi telinga saya keberatan kalau suara ngaji anak anak dipancarkan dengan volume maksimum.

Quote :

Maka jika dikatakan azan adalah tradisi, saya bisa menerimanya dengan iklas. Tetapi telinga saya keberatan kalau suara ngaji anak anak dipancarkan dengan volume maksimum.

betul bro Bruce, menurut sy jg utk masalah mengumandangkan azan sudah benar.. tp 'memancarkannya' dgn volume maksimum itu yg jd persoalan, terlebih dinegara2 barat/Eropa terdapat peraturan yg melarang/membatasi segala sesuatu yg menimbulkan suara bising demi terjaganya ketenangan di lingkungan masyarakatnya..

lg pula spt yg dikatakan ol bro Bruce diatas, saat ini dijaman yg sudah modern dimana alat2 penunjuk waktu sudah sangat canggih dan dijamin ketepatannya, maka seharusnya jika tujuan mengumandangkan azan dgn suara yg 'lantang' itu adlh sbg tanda waktu sholat seharusnya sudah tidak relevan lg kan bro..
tp entah klo ada tujuan yg lainnya ya.. hehehehe [You must be registered and logged in to see this image.]

nothingman wrote:

Quote :

Maka jika dikatakan azan adalah tradisi, saya bisa menerimanya dengan iklas. Tetapi telinga saya keberatan kalau suara ngaji anak anak dipancarkan dengan volume maksimum.

betul bro Bruce, menurut sy jg utk masalah mengumandangkan azan sudah benar.. tp 'memancarkannya' dgn volume maksimum itu yg jd persoalan, terlebih dinegara2 barat/Eropa terdapat peraturan yg melarang/membatasi segala sesuatu yg menimbulkan suara bising demi terjaganya ketenangan di lingkungan masyarakatnya..

lg pula spt yg dikatakan ol bro Bruce diatas, saat ini dijaman yg sudah modern dimana alat2 penunjuk waktu sudah sangat canggih dan dijamin ketepatannya, maka seharusnya jika tujuan mengumandangkan azan dgn suara yg 'lantang' itu adlh sbg tanda waktu sholat seharusnya sudah tidak relevan lg kan bro..
tp entah klo ada tujuan yg lainnya ya.. hehehehe [You must be registered and logged in to see this image.]

Biasanya, kalau dari pengalaman selama ini, suara azan justru dipergunakan untuk menunjukan seseorang itu sholeh, terutama kalau dia yang pertama mengajak temannya 'yuk sholat dulu, udah azan tuh'.

Quote :

Biasanya, kalau dari pengalaman selama ini, suara azan justru dipergunakan untuk menunjukan seseorang itu sholeh, terutama kalau dia yang pertama mengajak temannya 'yuk sholat dulu, udah azan tuh'.

klo emg tujuannya utk mengajak teman sholat, dgn kemajuan teknologi yg ada saat ini maka seharusnya bisa digantikan dgn pesan singkat atau sms aj bro, kan banyak tuh iklan operator seluler yg memberikan sms gratis kpd penggunanya..
hehehehe [You must be registered and logged in to see this image.]

nothingman wrote:

Quote :

Biasanya, kalau dari pengalaman selama ini, suara azan justru dipergunakan untuk menunjukan seseorang itu sholeh, terutama kalau dia yang pertama mengajak temannya 'yuk sholat dulu, udah azan tuh'.

klo emg tujuannya utk mengajak teman sholat, dgn kemajuan teknologi yg ada saat ini maka seharusnya bisa digantikan dgn pesan singkat atau sms aj bro, kan banyak tuh iklan operator seluler yg memberikan sms gratis kpd penggunanya..
hehehehe [You must be registered and logged in to see this image.]

Kalau cuma dari HP pribadinya, dan kemudian ngajak temannya, temannya bilang 'belum, bentar lagi', tetapi kalau bunyinya dari masjid, temannya gak bisa ngelak lagi. Jadi lebih afdhol dari corong TOA.

bruce wrote:

Kalla: Penggunaan Pengeras Suara di Masjid Akan Diatur
Penulis : Sandro Gatra | Selasa, 28 Mei 2013 | 16:32 WIB

[You must be registered and logged in to see this image.]
Jusuf Kalla


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengatakan, pihaknya akan membuat aturan terkait penggunaan pengeras suara di masjid. Hal itu dikatakannya di Sekretariat PP DMI, Jakarta Pusat, seusai melakukan pertemuan dengan Dewan Masjid Iran.

"Lagi kami bahas teknisnya. Kami lagi membentuk konsep untuk menyatukan itu," kata Kalla.

Pengaturan penggunaan pengeras suara, kata mantan Wakil Presiden ini, akan lebih ditekankan saat digunakan untuk pembacaan tarhim. Tarhim adalah salah satu bentuk pembacaan shalawat yang sering dibaca menjelang azan Subuh. Biasanya, pembacaan tarhim sekitar 10 menit.

"Nanti yang mau diatur adalah durasi tarhim itu juga. Jangan terlalu lama," kata Kalla.

Sementara itu, untuk penggunaan pengeras suara pada saat azan, menurutnya, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipersoalkan. "Kalau azan tidak jadi soal. Di mana-mana di seluruh dunia, masjid pakai speaker untuk azan karena dasarnya harus. Karena, azan itu untuk memanggil orang dan durasinya hanya tiga menit," ujarnya.

Editor :Inggried Dwi Wedhaswary



Jika sampai bisa ditertibkan, maka tak lain perlu diucapkan, Alhamdulillah... akhirnya dikabulkan juga.

[You must be registered and logged in to see this image.]

Kalo tidak salah ingat, kayaknya sudah ada aturan yang mengatur tatacara penggunaan pembesar suara di tempat ibadah. Silancah, entah di trit mana, kayaknya pernah mengulasnya.

Quote :

Kalo tidak salah ingat, kayaknya sudah ada aturan yang mengatur tatacara penggunaan pembesar suara di tempat ibadah. Silancah, entah di trit mana, kayaknya pernah mengulasnya.

Benar, bahkan di Arab Saudi sudah ada aturan tentang penggunaan TOA untuk menyampaikan azan. Hanya di Indonesia yang entah mengapa masih sangat 'bandel', atau ada keraguan kalau Alloh mau mendengar doa dari sini?

Yang pasti hingga hari ini saya masih 'menikmati' raungan suara dari seberang. Bukan untuk mengumandangkan azan, tetapi untuk ngaji bersama.

Jiyahhaahhaaahhaaaa... itung-itung, pengganti wekker. Tapi kalo lagi pingin tidur nyenyak malah dganggu wekker, bisa-bisa wekkernya dibuantiiing... berantakan.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Husada wrote:

Jiyahhaahhaaahhaaaa... itung-itung, pengganti wekker. Tapi kalo lagi pingin tidur nyenyak malah dganggu wekker, bisa-bisa wekkernya dibuantiiing... berantakan.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Kalau weker, bisa dimatikan, kalau ini?
Kalau weker modern suaranya enak, kalau ini?

Dan yang paling utama bukanlah saat tidur, karena kalau tidur bisa tutup bantal, tetapi justru saat ada telepon atau sedang mendengarkan suatu berita penting, nah ... ?

bruce wrote:

Kalau weker, bisa dimatikan, kalau ini?
Kalau weker modern suaranya enak, kalau ini?

Dan yang paling utama bukanlah saat tidur, karena kalau tidur bisa tutup bantal, tetapi justru saat ada telepon atau sedang mendengarkan suatu berita penting, nah ... ?
[You must be registered and logged in to see this image.]

Sekedar ngusul saja, umumkan kepada seluruh rekanan, client, kerabat, sanak saudara, teman, dll, agar tidak nge-bell pada jam-jam solat. Kalau harus komunikasi, pake sms-kek, BB-kek, Whats-app-kek, ato OL, atau apalah.
[You must be registered and logged in to see this image.]

Jam nya susah diingat om, terlebih lagi bila terdapat perbedaan waktu antar wilayah, belum lagi kalau antar negara, dan antar planet.

Ya sudah. Disesuaikan sajalah. Begitulah kalo jadi minoritas. Meski para pendiri republik ini menginginkan kesetaraan dalam keberagaman, praktiknya akan sangat super amat sulit mencapai itu.

Rupanya JK 'serius' juga mengurus speaker masjid yang 'terlalu keras' suaranya :

Quote :

Selasa, 17/09/2013 09:32 WIB
JK Sweeping Masjid yang Punya Sound System Tak Nyaman di Telinga
Gagah Wijoseno - detikNews

Jakarta - Selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla (JK) punya kesibukan yang kerap dilakoni. Tak lain melakukan razia sound system masjid yang tak nyaman di telinga.

"Sebaiknya posisi loud speaker, diletakkan satu arah ke depan, seperti posisi speaker pada acara acara konser rock," kata JK memberi kursus singkat dalam siaran pers, Selasa (17/9/2013).

JK tengah melakukan pengecekan ke masjid-masjid di Jawa Tengah. Salah satu kota yang dikunjungi di Pati. Di sana JK juga memberi masukan soal bagaimana sound system masjid semestinya.

"Dan cara testnya tidak cukup dengan menyebut angka, tes 1, 2, 3 tetapi sebaiknya baca Quran sambil pantau audionya," terang JK sambil lesehan dengan sejumlah pengurus Masjid Raya Pati. 

JK mengapresiasi kualitas loud speaker di Masjid Raya Pati itu. JK menyambangi masjid-masjid di Jawa Tengah akhir pekan lalu.

Rencananya, JK melalui Dewan Masjid akan menyiapkan 100 unit mobil service yang bisa bekerja terpadu, memperbaiki tata letak sound system, melatih standar kebersihan di tiap masjid termasuk untuk perawatan perangkat elektronik masjid, seperti jaringan kabel, AC maupun kipas angin. 

"Sehingga masjid-masjid semakin terawat dan nyaman sebagai tempat ibadah dan aktivitas sosial kemasyarakatan," ujar JK.

Mudah-mudahan segera memberi efek pengurangan polusi suara di sekitar rumah saya.

GMB, setelah hampir 2 bulan, apakah sudah terasa dampak penertiban yang digagas JK, ntu?

Husada wrote:

GMB, setelah hampir 2 bulan, apakah sudah terasa dampak penertiban yang digagas JK, ntu?

Belum om, setiap sabtu malam dan minggu pagi, masjid besar di seberang rumah saya masih memancarkan entah doa atau nyanyian dengan keras.

bruce wrote:

Belum om, setiap sabtu malam dan minggu pagi, masjid besar di seberang rumah saya masih memancarkan entah doa atau nyanyian dengan keras.

Kalo seruan dan tindakan Ketua Dewan Masjid Indonesia saja 'tidak dianggap' oleh para pengurus mesjid, lalu perintah siapa lagi yang bisa dihormati, demi kerukunan berbangsa dan bermasyarakat, ya?

Heran.

Husada wrote:

bruce wrote:

Belum om, setiap sabtu malam dan minggu pagi, masjid besar di seberang rumah saya masih memancarkan entah doa atau nyanyian dengan keras.

Kalo seruan dan tindakan Ketua Dewan Masjid Indonesia saja 'tidak dianggap' oleh para pengurus mesjid, lalu perintah siapa lagi yang bisa dihormati, demi kerukunan berbangsa dan bermasyarakat, ya?

Heran.

Di rumah adik saya di daerah Tangsel, rumahnya kebetulan hanya berjarak dua rumah dari sebuah mesjid. Jadi kalau suara azan sedang dikumandangkan, suaranya langsung memenuhi seluruh rumah adik saya.

Celakanya, adik saya memelihara tiga ekor anjing jenis herder. Rupanya karena terganggu suara, setiap kali masjid melatunkan azan, herder adik saya ikut melolong dengan keras, ketiga tiganya.

Dulu tentu saja membuat panik, karena khawatir 'menyinggung' pengunjung masjid. Tetapi karena terbiasa, akhirnya setiap kali azan, dan para herder melolong, ya sudah dibiarkan saja. Lucunya, kebiasaan itu berlanjut terhadap rotweiler dan keturunannya. Jadi walaupun sekarang sudah generasi ketiga sejak herder pertama, kebiasaan melolong itu tetap dilakukan setiap kali azan.

bruce wrote:

Di rumah adik saya di daerah Tangsel, rumahnya kebetulan hanya berjarak dua rumah dari sebuah mesjid. Jadi kalau suara azan sedang dikumandangkan, suaranya langsung memenuhi seluruh rumah adik saya.

Celakanya, adik saya memelihara tiga ekor anjing jenis herder. Rupanya karena terganggu suara, setiap kali masjid melatunkan azan, herder adik saya ikut melolong dengan keras, ketiga tiganya.

Dulu tentu saja membuat panik, karena khawatir 'menyinggung' pengunjung masjid. Tetapi karena terbiasa, akhirnya setiap kali azan, dan para herder melolong, ya sudah dibiarkan saja. Lucunya, kebiasaan itu berlanjut terhadap rotweiler dan keturunannya. Jadi walaupun sekarang sudah generasi ketiga sejak herder pertama, kebiasaan melolong itu tetap dilakukan setiap kali azan.

Sama dengan teman Garobak (Garombolan Orang Batak) saya di Kayu Tangi. Rumah teman itu langsung sebatas dengan masjid, di komplek perumahan. Jadi, teman itu bilang, anjingnya sekedar berpartisipasi, ikut mengumandangkan azan sesuai bahasanya.

Husada wrote:

bruce wrote:

Di rumah adik saya di daerah Tangsel, rumahnya kebetulan hanya berjarak dua rumah dari sebuah mesjid. Jadi kalau suara azan sedang dikumandangkan, suaranya langsung memenuhi seluruh rumah adik saya.

Celakanya, adik saya memelihara tiga ekor anjing jenis herder. Rupanya karena terganggu suara, setiap kali masjid melatunkan azan, herder adik saya ikut melolong dengan keras, ketiga tiganya.

Dulu tentu saja membuat panik, karena khawatir 'menyinggung' pengunjung masjid. Tetapi karena terbiasa, akhirnya setiap kali azan, dan para herder melolong, ya sudah dibiarkan saja. Lucunya, kebiasaan itu berlanjut terhadap rotweiler dan keturunannya. Jadi walaupun sekarang sudah generasi ketiga sejak herder pertama, kebiasaan melolong itu tetap dilakukan setiap kali azan.

Sama dengan teman Garobak (Garombolan Orang Batak) saya di Kayu Tangi. Rumah teman itu langsung sebatas dengan masjid, di komplek perumahan. Jadi, teman itu bilang, anjingnya sekedar berpartisipasi, ikut mengumandangkan azan sesuai bahasanya.

Naaaah, itu kalau kita berpikir 'positive'. Tetapi kalau yang 'negative' bagaimana?
He he he he he