bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: CIA Gelar Vaksinasi Palsu demi DNA Osama 12th July 2011, 10:49 | |
| - Quote :
- CIA Gelar Vaksinasi Palsu demi DNA Osama
Egidius Patnistik | Selasa, 12 Juli 2011 | 09:11 WIB
LONDON, KOMPAS.com - Badan Pusat Intelijen (CIA) Amerika Serikat (AS) melakukan beragam upaya ketika menelusuri jejak Osama Bin Laden. CIA dilaporkan antara lain melakukan program vaksinasi palsu di Pakistan ketika mau memastikan di mana Osama bersembunyi.
Setelah menelusuri seorang kurir penting Osama ke sebuah kompleks berdinding tembok di kota Abottabad, Pakistan, para agen CIA ingin memastikan apakah pemimpin jaringan teroris Al Qaeda itu tinggal di kompleks tersebut sebelum mereka menyerangnya. Maka, mereka lalu menyusun sebuah tipu muslihat rumit dengan merekrut seorang dokter senior pemerintah Pakistan guna menawarkan program vaksinasi hepatitis B bagi masyarakat setempat. Harian Inggris, The Guardian, dan sejumlah surat kabar AS melaporkan hal itu sebagaimana dilansir, The Telegraph, Selasa (12/7/2011).
Seorang perawat yang bekerja untuk program itu kemudian diijinkan masuk ke kompleks tempat tinggal Osama untuk memberikan vaksinasi kepada anak-anak di sana.
CIA berharap bisa mendapatkan DNA dari anak-anak tersebut dan kemudian mencocokannya dengan DNA milik saudari Osama yang telah meninggal tahun lalu di sebuah rumah sakit di Boston. Tidak diketahui seberapa sukses CIA dengan skema itu.
Dokter yang terlibat dalam program tersebut dilaporkan telah ditahan oleh badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI) yang sangat berkuasa, beberapa minggu setelah serangan AS di kompleks tersebut pada awal Mei lalu. Para pejabat AS dikatakan telah campur tangan dalam upaya untuk membebaskan dokter itu. Sejauh ini, pihak berwenang Pakistan dan CIA tidak mengomentari laporan tersebut.
Yang pasti, hubungan antara kedua negara berada di titik terendah baru setelah pasukan khusus AS melancarkan serangan rahasia yang menewaskan Osama pada Mei itu. Pakistan telah mengusir personel militer AS dan menunda visa bagi staf diplomatik. AS membalas dengan menghentikan bantuan senilai 800 juta dollar. Seandainya benar terjadi seperti itu, maka namanya kegiatan itu bukan vaksinasi palsu, toh yang diberikan memang benar vaksin hepatitis. Kalau caranya, rasanya sih sah sah saja dalam dunia intelijen. Kalau si dokter melakukan dengan tujuan CIA, maka si dokter memang termasuk mata mata, tetapi tindakannya secara medis tidak salah. | |
|