Jelang Ramadhan, BPOM Gelar Sidak

Quote :

Jelang Ramadhan, BPOM Gelar Sidak
Benny N Joewono | Jumat, 15 Juli 2011 | 17:17 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com - Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Pontianak akan menggencarkan inspeksi mendadak (sidak) ke distributor penjual parsel dan pedagang juadah menjelang dan selama bulan Ramadhan hingga lebaran Idul Fitri.

"Ramadhan tahun ini kami akan meningkatkan frekuensi sidak," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BBPOM Pontianak, Yanuarti di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (15/7/2011).

Ia menjelaskan, selain melakukan sidak, pihaknya juga akan mengedarkan liflet-liflet atau brosur pada masyarakat dan para penjual juadah, berupa himbauan untuk menjual pangan yang aman.

"Peringatan juga kami tujukan pada masyarakat sebagai konsumen agar teliti sebelum membeli," katanya.

Sidak dilakukan dengan turun ke distributor makanan dalam kemasan, penjual parsel dan pedagang juadah secara rutin untuk menjamin tidak adanya makanan berbahaya atau tidak berizin beredar di masyarakat.

Yanuarti mengingatkan, para pedagang pasar juadah Ramadhan untuk tidak menjual makanan yang mengandung formalin atau mengandung zat-zat berbahaya lainnya.

"Tahun lalu berdasarkan hasil uji 50 sampel jajanan juadah, kami temukan satu panganan mengandung formalin, yakni tahu yang banyak dijual di pasar-pasar juadah," katanya.

Untuk itu, BBPOM mengingatkan agar masyarakat selalu berhati-hati dalam membeli makanan. Jangan tergiur dengan harga murah atau pun potongan harga secara besar-besaran.

Data BBPOM Pontianak, selama 2010 sekitar 10 kasus, diantaranya satu kasus obat palsu, satu kasus obat tradisional.

"2011 kami menargetkan akan mensampling sekitar 3.333 sampel makanan," kata Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BBPOM Pontianak.

Maksudnya ngumpulin bekal untuk lebaran kali ya? Periksa makanan yang menjadi tugas dan pekerjaannya kok tunggu ramadhan sih?

bruce wrote:

Maksudnya ngumpulin bekal untuk lebaran kali ya? Periksa makanan yang menjadi tugas dan pekerjaannya kok tunggu ramadhan sih?

Ah... belum tentu begitu Bruce. Saya sendiri setuju dengan sidak itu, dengan alasan begini.

Ketika berpuasa, idealnya, seseorang akan mengurangi asupan makanan kedalam tubuh. Pengurangan itu, mau tidak mau, akan mempengaruhi daya tahan tubuh, semakin menurun terhadap berbagai bibit penyakit dan benda-benda asing. Nah, kalau kondisi stamina tubuh sedang rentan, kemudian dimasuki zat yang tidak lazim, sangat besar kemungkinan akan penyakitan. Jadi, untuk menjamin makanan yang diperdagangkan terdiri dari zat-zat yang aman bagi kesehatan, saya setuju dengan sidak pemeriksaan makanan menjelang dan selama Ramadhan.

Tapi ya Bruce benar juga, mengapa harus menunggu Ramadhan? Oh, iya, mungkin itu tadi alasannya, bahwa memang disadari , daya tahan tubuh terhadap berbagai bibit penyakit lebih rentan ketika berpuasa.

Damai, damai, damai.

Quote :

Ketika berpuasa, idealnya, seseorang akan mengurangi asupan makanan kedalam tubuh. Pengurangan itu, mau tidak mau, akan mempengaruhi daya tahan tubuh,

Rasanya justru terbalik bro, menurut data di pasar, sepertinya tingkat konsumsi bahan makanan justru meningkat drastis saat ramadhan, termasuk di dalamnya adalah makanan yang pada bulan bulan lainnya tidak dikonsumsi, misalnya daging, sirup, kurma, manisan, dan kue kue.

Jadi soal tubuh dan daya tahannya, jangan jangan lebih perkasa, terbukti dengan berat badan biasanya naik saat selesai puasa di bulan syawal.

He he he

bruce wrote:

Rasanya justru terbalik bro, menurut data di pasar, sepertinya tingkat konsumsi bahan makanan justru meningkat drastis saat ramadhan, termasuk di dalamnya adalah makanan yang pada bulan bulan lainnya tidak dikonsumsi, misalnya daging, sirup, kurma, manisan, dan kue kue.

Jadi soal tubuh dan daya tahannya, jangan jangan lebih perkasa, terbukti dengan berat badan biasanya naik saat selesai puasa di bulan syawal.

He he he

Lha... berarti ada yang salah dalam berpuasa di Ramadhan itu deh. Kan saya bilang 'idealnya'. Yang saya pahami, namanya berpuasa ya menahan hawa nafsu, yang jelas kelihatan ya nafsu mengkonsumsi makanan dan minuman. Berpuasa saya artikan mengurangi konsumsi itu.

Kalau faktanya seperti itu, bahwa konsumsi bahan makanan justru meningkat drastis saat Ramadhan, itu mengindikasikan adanya kesalahan. Menurut pemahaman saya, jika demikian faktanya, berarti di Ramadhan itu bukan puasa, melainkan meningkatkan konsumsi, tetapi waktu konsumsinya dipindah dari siang menjadi malam. Apakah begitu? Hanya untuk menyiksa kaum Non Muslim yang menjadi kesulitan mencari makanan yang dijual selama Ramadhan?

Wah... kalau begitu, perlu dong mempertanyakan manfaat puasa di bulan Ramadhan itu ya? Tapi kalau itu dipertanyakan berarti harus di trit lainkah? Wallahu a'lam.

Damai, damai, damai.

Betul bro, mungkin harus tanya langsung kepada member Muslim di thread baru di sub-forum diskusi, he he he.

Karena memang betul yang anda katakan, sementara anak sekolah (negeri) diliburkan, pekerja masuk siang ditoleransi, dan jam kerja dipersingkat. Maka ramadhan adalah bulan termudah untuk berpuasa, cuma selama siang saja, itupun dilakukan sambil tidur, hehmmmm.