Kejadian 4:3-5

bruce wrote:

Quote :

oh, iya yahhh...

Tapi urusannya jadi tambah kusut jika anda pakai logika seperti ini bro:

Tuhan mahatahu.
Tuhan pasti tahu kalau Kain akan irihati jika persembahannya ditolak.
Tuhan menolak persembahan Kain
Kain kecewa dan irihati.
Nah, Tuhan menolak persembahan Kain karena kain iri.

kalau Tuhan menolak karena memang Dia lebih sayang dan berkenan sama Habel boleh gak, Om ?

Quote :

kalau Tuhan menolak karena memang Dia lebih sayang dan berkenan sama Habel boleh gak, Om ?

Adalah HAK dan WEWENANG Tuhan untuk berbuat berencana dan melaksanakan apapun sesuai kehendakNya bro. Bahkan pada kisah Ayub, tergambar jelas sekali, bahwa apapun yang Tuhan kehendaki terhadap manusia adalah demi KemuliaanNua saja, dan tidak ada hak bagi manusia untuk protes ataupun mencari cari dan bertanya mengapa itu terjadi (teman teman Ayub dianggap salah karena hal itu).

Tetapi kalau kita juga percaya bahwa Tuhan itu Mahaadil, maka sepertinya kok 'tidak adil' menurut nalar manusia ya?

:)

bruce wrote:

Quote :

kalau Tuhan menolak karena memang Dia lebih sayang dan berkenan sama Habel boleh gak, Om ?

Adalah HAK dan WEWENANG Tuhan untuk berbuat berencana dan melaksanakan apapun sesuai kehendakNya bro. Bahkan pada kisah Ayub, tergambar jelas sekali, bahwa apapun yang Tuhan kehendaki terhadap manusia adalah demi KemuliaanNua saja, dan tidak ada hak bagi manusia untuk protes ataupun mencari cari dan bertanya mengapa itu terjadi (teman teman Ayub dianggap salah karena hal itu).

iya, pada pasal2 terakhir kitab Ayub itu benar2 Tuhan mau menunjukan siapa Dia dan siapa manusia.

Quote :

Tetapi kalau kita juga percaya bahwa Tuhan itu Mahaadil, maka sepertinya kok 'tidak adil' menurut nalar manusia ya?
:)

jangan pakai nalar manusia yang gak mengerti rencana dan rancangan Allah.
dan kita yang gak mengerti apa itu keadilan gak mungkin bisa menilai keadilan Tuhan.

Quote :

jangan pakai nalar manusia yang gak mengerti rencana dan rancangan Allah.
dan kita yang gak mengerti apa itu keadilan gak mungkin bisa menilai keadilan Tuhan.

Ada yang bisa menggunakan nalar manusia ada yang tidak, ada yang harus menggunakan iman ada yang bisa di nalar. Karena nalar manusiapun adalah anugrah Dia yang menciptakan kita.