arti hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati ?

T2Y wrote:

tidak, anda salah mengartikan penjelasan saya.
mereka kalah perang dan bahkan diayat ke-2 dituliskan :
Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.

kata pendeta saya, pada zaman dahulu mereka yang berperang menganggap bahwa alllah/ilah2 mereka juga turut berperang.
kalau Israel kalah pada waktu itu maka mereka menganggap bahwa Allah orang Israel kalah sama allahnya orang babel (kalau gak salah pernah terjadi juga saat israel kalah sama orang filistin 1 SAMUEL 5 : 3 - 4).

maka dari itu kitab Daniel dituliskan untuk menyatakan kalau Allah yang disembah orang Israel adalah Allah yang sejati.

Damai bagimu T2Y.

Hehhehheee... kalau pemahamanmu itu berdasarkan penjelasan pendetamu, berarti saya juga berbeda pemahaman dengan Pak/Bu Pendeta itu. Saya mencoba memahami kisah itu, dan menurut pemahaman saya, kisah itu bukan menceritakan penjajahan Sinear kepada Yehuda, melainkan mengisahkan gerombolan Sinear menjarah (bukan menjajah) Yehuda, termasuk melucuti Yoyakim raja Yehuda.

Lebih khusus pemahaman saya atas Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
, saya tidak menangkap pengertian penjajahan, melainkan penjarahan. Frasa yang saya tebalkan dan garis bawahi itu memberi pengertian pada saya bahwa setelah Yehuda dijarah, hartanya dibawa ke Sinear.

Ayat 3 dan 4 menceritakan bahwa Aspenas, berdasarkan titah Nebukadnezar membawa beberapa orang Israel. Kriteria orang Israel yang dibawa ialah orang muda, tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai hikmat, berpengetahuan, mempunyai ilmu, cakap bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.

Nah, kembali lagi, kita beda pemahaman. T2Y dan Pak/Bu Pendeta itu memahami kisah itu sebagai penjajahan, sementara saya memahaminya sebagai kisah penjarahan. Tentang apa yang dilakukan atas orang-orang muda Israel, yang dalam kisah itu ialah Beltsazar, Sadrakh, Mesach, dan Abednego, menurut pemahaman T2Y dan Pak/Bu Pendeta, kepada mereka diajarkan berbagai hal termasuk kebudayaan dan perjampian, menurut pemahaman saya berdasarkan kisah itu, yang diajarkan kepada orang muda Israel itu ialah tulis baca ala Kasdim.

Begityuuu... damai, damai, damai.

bruce wrote:

Contoh karyawan untuk mempermudah bro, karena saya tidak mungkin lagi menerapkan perbudakan saat ini. Tetapi kriterianya tidak berbeda jauh. Hanya yang satu harus dibayar dan diberi THR, sementara kalau budak tidak perlu bayar.

(refer ke Uncle Tom's Cabin - untuk belajar bagaimana perbudakan di AS sebelum civil war)

ok, ini buat referensi yang lain. :)
zaman itu dan zaman sekarang tentu berbeda kan ?
belum lagi pikiran Nebukadnezar dan pikiran kita pun berbeda.

mungkin yang menjadi keengganan kita menerima adalah "rasa kurang pantas kalau Daniel dkk membaca/mengetahui tentang hal2 tersebut.
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

Husada wrote:

T2Y wrote:

tidak, anda salah mengartikan penjelasan saya.
mereka kalah perang dan bahkan diayat ke-2 dituliskan :
Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.

kata pendeta saya, pada zaman dahulu mereka yang berperang menganggap bahwa alllah/ilah2 mereka juga turut berperang.
kalau Israel kalah pada waktu itu maka mereka menganggap bahwa Allah orang Israel kalah sama allahnya orang babel (kalau gak salah pernah terjadi juga saat israel kalah sama orang filistin 1 SAMUEL 5 : 3 - 4).

maka dari itu kitab Daniel dituliskan untuk menyatakan kalau Allah yang disembah orang Israel adalah Allah yang sejati.

Damai bagimu T2Y.

Hehhehheee... kalau pemahamanmu itu berdasarkan penjelasan pendetamu, berarti saya juga berbeda pemahaman dengan Pak/Bu Pendeta itu. Saya mencoba memahami kisah itu, dan menurut pemahaman saya, kisah itu bukan menceritakan penjajahan Sinear kepada Yehuda, melainkan mengisahkan gerombolan Sinear menjarah (bukan menjajah) Yehuda, termasuk melucuti Yoyakim raja Yehuda.

Lebih khusus pemahaman saya atas Tuhan menyerahkan Yoyakim, raja Yehuda, dan sebagian dari perkakas-perkakas di rumah Allah ke dalam tangannya. Semuanya itu dibawanya ke tanah Sinear, ke dalam rumah dewanya; perkakas-perkakas itu dibawanya ke dalam perbendaharaan dewanya.
, saya tidak menangkap pengertian penjajahan, melainkan penjarahan. Frasa yang saya tebalkan dan garis bawahi itu memberi pengertian pada saya bahwa setelah Yehuda dijarah, hartanya dibawa ke Sinear.

yah, pada saat itu Yehuda memang bukan bangsa yang merdeka tapi adalah "persemakmuran" (CMIIW) mesir dibawah pemerintahan Firaun Nekho.

Quote :

Ayat 3 dan 4 menceritakan bahwa Aspenas, berdasarkan titah Nebukadnezar membawa beberapa orang Israel. Kriteria orang Israel yang dibawa ialah orang muda, tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai hikmat, berpengetahuan, mempunyai ilmu, cakap bekerja dalam istana raja, supaya mereka diajarkan tulisan dan bahasa orang Kasdim.

Nah, kembali lagi, kita beda pemahaman. T2Y dan Pak/Bu Pendeta itu memahami kisah itu sebagai penjajahan, sementara saya memahaminya sebagai kisah penjarahan. Tentang apa yang dilakukan atas orang-orang muda Israel, yang dalam kisah itu ialah Beltsazar, Sadrakh, Mesach, dan Abednego, menurut pemahaman T2Y dan Pak/Bu Pendeta, kepada mereka diajarkan berbagai hal termasuk kebudayaan dan perjampian, menurut pemahaman saya berdasarkan kisah itu, yang diajarkan kepada orang muda Israel itu ialah tulis baca ala Kasdim.

Begityuuu... damai, damai, damai.

bukan penjajahan nya yang hendak saya sampaikan.
kalau anda cuman mentok sampai disitu, maka gak ada hubungan sama "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" yang saya maksud.

Damai bagimu T2Y.

T2Y wrote:

lagipula seberapa pandai sih Daniel cs dalam usia yang masih sangat muda itu (berpotensi mungkin iya) ?
kalau mau diserap ilmunya, kenapa tidak yang lebih berumur yang jelas pengetahuan mereka jauh lebih dalam dari mereka.
...
makanya disini saya melihat ada unsur cerdik seperti ular, tulus seperti merpati, Om.
...
sekali lagi, usia Daniel yang masih sangat muda sepertinya masih kurang berbobot kalau kita pikir Nebukadnezar mau menyerap ilmunya.
menurut saya lebih logis kalau orang2 muda seperti Daniel yang punya potensi tapi belum punya dasar yang cukup kuat dipengaruhi untuk mempelajari dan menjadi ahli pemerintahan menurut kebudayaan mereka pada saat itu.
istilahnya, dibentuk dan dipengaruhi agar menjadi sama seperti mereka :?:

Menurut saya, postingan T2Y yang mengkaitkan antara umur Daniel dengan kemampuan (khikmat) yang dimilikinya (dari Tuhan lhooo) agak tidak sesuai logika Kristen, dalam arti bahwa dengan demikian T2Y membatasi khikmat Tuhan diberikan harus berbanding lurus dengan usia seseorang. Apakah memang begitu? Apakah khikmat yang dari Tuhan diberikan kepada manusia harus berbanding lurus dengan usia manusia, sehingga orang yang lebih tua pasti lebih berkhikmat daripada orang muda?

Kalau demikian adanya, dalam hal itupun kita beda pemahaman.

Damai bagimu T2Y.

Husada wrote:

Damai bagimu T2Y.

T2Y wrote:

lagipula seberapa pandai sih Daniel cs dalam usia yang masih sangat muda itu (berpotensi mungkin iya) ?
kalau mau diserap ilmunya, kenapa tidak yang lebih berumur yang jelas pengetahuan mereka jauh lebih dalam dari mereka.
...
makanya disini saya melihat ada unsur cerdik seperti ular, tulus seperti merpati, Om.
...
sekali lagi, usia Daniel yang masih sangat muda sepertinya masih kurang berbobot kalau kita pikir Nebukadnezar mau menyerap ilmunya.
menurut saya lebih logis kalau orang2 muda seperti Daniel yang punya potensi tapi belum punya dasar yang cukup kuat dipengaruhi untuk mempelajari dan menjadi ahli pemerintahan menurut kebudayaan mereka pada saat itu.
istilahnya, dibentuk dan dipengaruhi agar menjadi sama seperti mereka :?:

Menurut saya, postingan T2Y yang mengkaitkan antara umur Daniel dengan kemampuan (khikmat) yang dimilikinya (dari Tuhan lhooo) agak tidak sesuai logika Kristen, dalam arti bahwa dengan demikian T2Y membatasi khikmat Tuhan diberikan harus berbanding lurus dengan usia seseorang. Apakah memang begitu? Apakah khikmat yang dari Tuhan diberikan kepada manusia harus berbanding lurus dengan usia manusia, sehingga orang yang lebih tua pasti lebih berkhikmat daripada orang muda?

emang hikmat apa sih yang mau Nebukadnezar serap dari Daniel ?
sok atuh, kasih lihat deh... :)
yang ada juga menurut saya Daniel jadi paham tentang beberapa hal yang lazim ada di Babel tapi tidak di Israel seperti mis : tafsir mimpi.
dan itulah yang nantinya dipakai Daniel untuk menceritakan tentang Allahnya.

Quote :

Kalau demikian adanya, dalam hal itupun kita beda pemahaman.
Damai bagimu T2Y.

memang sepertinya kita sangat berbeda.

T2Y wrote:

bukan penjajahan nya yang hendak saya sampaikan.
kalau anda cuman mentok sampai disitu, maka gak ada hubungan sama "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" yang saya maksud.

Ooo... bagito. Saya belum mengkaitkannya dengan cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Saya masih mau mempertegas bahwa menurut Daniel 1:1-21, tidak ada pemahaman yang menyiratkan bahwa Daniel dkk mempelajari ilmu-ilmu jampi, sihir, pelet, atau yang lain-lain. Menurutmu, sejauh yang dapat saya tangkap, engkau menduga-duga bahwa Daniel dkk pernah mempelajari hal-hal musryik itu dari orang Kasdim. Nah, menurut yang saya pahami berdasarkan Daniel 1:1-21, Daniel dkk tidak mempelajari ilmu seperti itu, tetapi mempelajari ilmu bahasa dan tulis-menulis. Bahkan membaca dan berhitung (jadi, bukan seperti program calistungnya anak-anak TK ) pun tidak diajarkan.

Damai, damai, damai.

Husada wrote:

T2Y wrote:

bukan penjajahan nya yang hendak saya sampaikan.
kalau anda cuman mentok sampai disitu, maka gak ada hubungan sama "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" yang saya maksud.

Ooo... bagito. Saya belum mengkaitkannya dengan cerdik seperti ular, dan tulus seperti merpati. Saya masih mau mempertegas bahwa menurut Daniel 1:1-21, tidak ada pemahaman yang menyiratkan bahwa Daniel dkk mempelajari ilmu-ilmu jampi, sihir, pelet, atau yang lain-lain. Menurutmu, sejauh yang dapat saya tangkap, engkau menduga-duga bahwa Daniel dkk pernah mempelajari hal-hal musryik itu dari orang Kasdim. Nah, menurut yang saya pahami berdasarkan Daniel 1:1-21, Daniel dkk tidak mempelajari ilmu seperti itu, tetapi mempelajari ilmu bahasa dan tulis-menulis. Bahkan membaca dan berhitung (jadi, bukan seperti program calistungnya anak-anak TK ) pun tidak diajarkan.

Damai, damai, damai.

menurut anda hal2 seperti tafsir mimpi, astronomi itu termasuk hal musyrik bukan ?
kalau saya sih bilang mungkin saja Daniel melahap semua pengetahuan yang diajarkan kepadanya dan gak bisa milih2 wong namanya juga budak.

so, menurut anda sikap Daniel ini merupakan contoh dari "cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati" enggak ?

kalau enggak dimana yang enggak cocok, kalau cocok dimana yang cocok ?
tinggal pilih saja...

T2Y wrote:

emang hikmat apa sih yang mau Nebukadnezar serap dari Daniel ?
sok atuh, kasih lihat deh... :)
yang ada juga menurut saya Daniel jadi paham tentang beberapa hal yang lazim ada di Babel tapi tidak di Israel seperti mis : tafsir mimpi.
dan itulah yang nantinya dipakai Daniel untuk menceritakan tentang Allahnya.

Tentang hikmat apa yang mau Nebukadnezar serap dari Daniel, tidak dijelaskan pada Dan 1:1-21. Yang dijelaskan adalah titah Nebukadnezar kepada Aspenas untuk membawa ke istana Nebukadnezar orang muda Israel yang tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan, mempunyai ilmu, cakap bekerja dalam istana.

Bahkan, menurut dugaan saya, sampai pada Dan 1:1-21 itu, Nebukadnezar belum mengenal Daniel. Yang Nebukadnezar perlukan (menurut dugaan saya) adalah orang muda yang berilmu, agar dapat dipelajari ilmunya dan digunakan mengabdi pada raja dan kerajaan Sinear. Nah, berdasarkan penilaian Aspenas dan antek-anteknya, Beltsazar, Sadrach, Mesach, dan Abednego memenuhi kriteria yang dikatakan Nebukadnezar kepada Aspenas, maka keempat orang itu termasuk pada orang yang dibawa ke pusdiklat tulis-menulisnya Sinear.

Bagitooo... damai bagi Indonesia.

Husada wrote:

T2Y wrote:

emang hikmat apa sih yang mau Nebukadnezar serap dari Daniel ?
sok atuh, kasih lihat deh... :)
yang ada juga menurut saya Daniel jadi paham tentang beberapa hal yang lazim ada di Babel tapi tidak di Israel seperti mis : tafsir mimpi.
dan itulah yang nantinya dipakai Daniel untuk menceritakan tentang Allahnya.

Tentang hikmat apa yang mau Nebukadnezar serap dari Daniel, tidak dijelaskan pada Dan 1:1-21. Yang dijelaskan adalah titah Nebukadnezar kepada Aspenas untuk membawa ke istana Nebukadnezar orang muda Israel yang tidak bercela, berperawakan baik, memahami berbagai-bagai hikmat, berpengetahuan, mempunyai ilmu, cakap bekerja dalam istana.

berarti asumsi penyerapan hikmat/ilmu berarti runtuh yah ?
atw barangkali ada di pasal2 lainnya, Om... :?:

Quote :

Bahkan, menurut dugaan saya, sampai pada Dan 1:1-21 itu, Nebukadnezar belum mengenal Daniel. Yang Nebukadnezar perlukan (menurut dugaan saya) adalah orang muda yang berilmu, agar dapat dipelajari ilmunya dan digunakan mengabdi pada raja dan kerajaan Sinear. Nah, berdasarkan penilaian Aspenas dan antek-anteknya, Beltsazar, Sadrach, Mesach, dan Abednego memenuhi kriteria yang dikatakan Nebukadnezar kepada Aspenas, maka keempat orang itu termasuk pada orang yang dibawa ke pusdiklat tulis-menulisnya Sinear.

Bagitooo... damai bagi Indonesia.

saya juga gak tahu Nebukadnezar sudah kenal atw belum, tapi diayat ke-5 dikatakan :
Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.

dan ilmu apa yang raja ingin pelajari dari Daniel ?
bukankah ada banyak orang2 Israel yang memang lebih kompeten dari Daniel saat itu ?
(yah, jadi bolak-balik terus nih...)

T2Y wrote:

berarti asumsi penyerapan hikmat/ilmu berarti runtuh yah ?
atw barangkali ada di pasal2 lainnya, Om... :?:

Belum. Eh, tidak. Penyerapan hikmat/ilmu dari Daniel dkk oleh pihak kerajaan Sinear tetap. Yang runtuh adalah kepada Daniel dkk diajarkan berbagai ilmu selain tulis menulis.

Quote :

saya juga gak tahu Nebukadnezar sudah kenal atw belum, tapi diayat ke-5 dikatakan :
Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.

Ayat ini bukan khusus untuk Daniel dkk yang Israel itu, melainkan untuk semua peserta didik di pusdiklat tulis menulis itu. Kalau dipersamakan dengan orang tahanan, kira-kira, yaaa menu untuk tahanan disamakan semua. Dalam kisah Dan 1:1-21 itu, makanan mereka ditentukan oleh Nebukadnezar.

Quote :

dan ilmu apa yang raja ingin pelajari dari Daniel ?
bukankah ada banyak orang2 Israel yang memang lebih kompeten dari Daniel saat itu ?
(yah, jadi bolak-balik terus nih...)

Ayat 20 bilang, "Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya." Ayat itu menunjukkan bahwa Nebukadnezar terkagum-kagum pada Daniel dkk dalam hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian. Terlalu konyol seorang raja kalau dia bertanya tentang sepatu kepada tukang talang. Daniel dkk dipandang oleh raja piawai dalam hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, maka Nebukadnezar pasti menggunakan ilmu Daniel dkk sesuai keahliannya.

Damai, damai, damai.

T2Y wrote:

di ayat 20 dikatakan : Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.

apakah maksudnya Daniel cs juga belajar jampi2 dan ilmu sihir ?

Makan makanan yg dhidangkan bagi Raja saja Daniel ngga mau, apalagi belajar ilmu-ilmu jampi/sihir/nujum Babel?

Gini Bro T2Y,
Kalo sso makan makanan haram, hukumnya najis.
Tp kl sso mpelajari sihir/nujum/jampi walau tidak mpraktekkannya, hukumnya mati.

Saya pikir dg tidak mpelajari ilmu sihir/jampi/nujum dari Babel, maka Daniel berbuat tulus.

Tp bahwa dia ternyata lebih pintar dari orang lain, itulah cerdik.

Husada wrote:

T2Y wrote:

berarti asumsi penyerapan hikmat/ilmu berarti runtuh yah ?
atw barangkali ada di pasal2 lainnya, Om... :?:

Belum. Eh, tidak. Penyerapan hikmat/ilmu dari Daniel dkk oleh pihak kerajaan Sinear tetap.

tunjukin apa yang diserap oleh nebukadnezar ?

Quote :

Yang runtuh adalah kepada Daniel dkk diajarkan berbagai ilmu selain tulis menulis.

Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.

Quote :

saya juga gak tahu Nebukadnezar sudah kenal atw belum, tapi diayat ke-5 dikatakan :
Dan raja menetapkan bagi mereka pelabur setiap hari dari santapan raja dan dari anggur yang biasa diminumnya. Mereka harus dididik selama tiga tahun, dan sesudah itu mereka harus bekerja pada raja.

Ayat ini bukan khusus untuk Daniel dkk yang Israel itu, melainkan untuk semua peserta didik di pusdiklat tulis menulis itu. Kalau dipersamakan dengan orang tahanan, kira-kira, yaaa menu untuk tahanan disamakan semua. Dalam kisah Dan 1:1-21 itu, makanan mereka ditentukan oleh Nebukadnezar.[/quote]

karena itulah mereka istimewa kan ? ;)

Quote :

dan ilmu apa yang raja ingin pelajari dari Daniel ?
bukankah ada banyak orang2 Israel yang memang lebih kompeten dari Daniel saat itu ?
(yah, jadi bolak-balik terus nih...)

Ayat 20 bilang, "Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya." Ayat itu menunjukkan bahwa Nebukadnezar terkagum-kagum pada Daniel dkk dalam hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian. Terlalu konyol seorang raja kalau dia bertanya tentang sepatu kepada tukang talang. Daniel dkk dipandang oleh raja piawai dalam hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, maka Nebukadnezar pasti menggunakan ilmu Daniel dkk sesuai keahliannya.

Damai, damai, damai.[/quote]

ini setelah selesai masa pendidikan, Om...
setelah Daniel lulus dari semua mata pelajaran yang diajarkan, maka kelihatan kalau Daniel dkk 10X lebih cerdas dari para cendekiawan babel.
kalau Daniel dkk gak pernah belajar kebudayaan sana termasuk yang anda bilang musrik, tentu mereka akan planga-plongo saat mereka dikasih pertanyaan sama raja.

siip wrote:

T2Y wrote:

di ayat 20 dikatakan : Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.

apakah maksudnya Daniel cs juga belajar jampi2 dan ilmu sihir ?

Makan makanan yg dhidangkan bagi Raja saja Daniel ngga mau, apalagi belajar ilmu-ilmu jampi/sihir/nujum Babel?

Gini Bro T2Y,
Kalo sso makan makanan haram, hukumnya najis.
Tp kl sso mpelajari sihir/nujum/jampi walau tidak mpraktekkannya, hukumnya mati.

Saya pikir dg tidak mpelajari ilmu sihir/jampi/nujum dari Babel, maka Daniel berbuat tulus.

Tp bahwa dia ternyata lebih pintar dari orang lain, itulah cerdik.

mungkin belajar hanya sebatas pengetahuan ?
seperti saya tulis diatas :
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

btw, kalau belajar astronomi atw ramalan atw tafsir mimpi itu termasuk kategori sihir gak, bro ?

Quote :

mungkin yang menjadi keengganan kita menerima adalah "rasa kurang pantas kalau Daniel dkk membaca/mengetahui tentang hal2 tersebut.
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

Wuah, terus terang mau si Daniel belajar C Programing ataupun Web design sekalipun, apa perlu kita merasa tidak pantas? Cuma, secara nalar menjadi aneh, karena Nabukadnezar tidak akan mendapat apapun dari mengajari Daniel ilmu ilmu yang anda sebutkan itu. Malahan, kalau secara diam diam Daniel belajar ilmu yang dianggapnya layak dipelajari masih mungkin, mengingat teknologi bangsa Babilonia lebih tinggi daripada bangsa Israel saat itu.

Quote :

Kalo sso makan makanan haram, hukumnya najis.
Tp kl sso mpelajari sihir/nujum/jampi walau tidak mpraktekkannya, hukumnya mati.

Saya pikir dg tidak mpelajari ilmu sihir/jampi/nujum dari Babel, maka Daniel berbuat tulus.

Saya setuju pendapat Siip, Daniel yang sangat selektif dan taat dalam menolak yang haram, seharusnya pasltilah menolak melakukan sesuatu yang juga diharamkan agamanya.

Quote :

mungkin belajar hanya sebatas pengetahuan ?
seperti saya tulis diatas :
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

Pengetahuan untuk apa bro? Untuk ilmu pengetahuan yang saya sebutkan, masih mungkin, tetapi kalau ilmu sihir atau nujum, rasanya Daniel ngga akan mau deh. Belajar agama lain? Saat itu pastilah belajar agama bukan seperti sekarang dimana kita bisa belajar agama apapun tanpa perlu mengikuti ritual agama itu, tetapi kalau saat itu urusannya pasti lain. Oiya, anda pasti ingat bagaimana Daniel menolak menyembah Baal, sehingga harus dimasukan dalam api dan kandang singa kan? Itu bentuk penolakan Daniel.

bruce wrote:

Quote :

mungkin yang menjadi keengganan kita menerima adalah "rasa kurang pantas kalau Daniel dkk membaca/mengetahui tentang hal2 tersebut.
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

Wuah, terus terang mau si Daniel belajar C Programing ataupun Web design sekalipun, apa perlu kita merasa tidak pantas? Cuma, secara nalar menjadi aneh, karena Nabukadnezar tidak akan mendapat apapun dari mengajari Daniel ilmu ilmu yang anda sebutkan itu. Malahan, kalau secara diam diam Daniel belajar ilmu yang dianggapnya layak dipelajari masih mungkin, mengingat teknologi bangsa Babilonia lebih tinggi daripada bangsa Israel saat itu.

kalau gak mengharapkan apapun dari mereka gak mungkin mereka dikasih pendidikan kan, Om ?
mending ditinggalin aja sama orang2 tua di Israel sana.

Quote :

Quote :

Kalo sso makan makanan haram, hukumnya najis.
Tp kl sso mpelajari sihir/nujum/jampi walau tidak mpraktekkannya, hukumnya mati.

Saya pikir dg tidak mpelajari ilmu sihir/jampi/nujum dari Babel, maka Daniel berbuat tulus.

Saya setuju pendapat Siip, Daniel yang sangat selektif dan taat dalam menolak yang haram, seharusnya pasltilah menolak melakukan sesuatu yang juga diharamkan agamanya.

mungkin kebablasan bicara tentang sihir, bagaimana kalau tafsir ?

Quote :

Quote :

mungkin belajar hanya sebatas pengetahuan ?
seperti saya tulis diatas :
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

Pengetahuan untuk apa bro? Untuk ilmu pengetahuan yang saya sebutkan, masih mungkin, tetapi kalau ilmu sihir atau nujum, rasanya Daniel ngga akan mau deh. Belajar agama lain? Saat itu pastilah belajar agama bukan seperti sekarang dimana kita bisa belajar agama apapun tanpa perlu mengikuti ritual agama itu,

kira2 buat apa anda membaca referensi2 Islam ?

Quote :

tetapi kalau saat itu urusannya pasti lain. Oiya, anda pasti ingat bagaimana Daniel menolak menyembah Baal, sehingga harus dimasukan dalam api dan kandang singa kan? Itu bentuk penolakan Daniel.

ini bicara praktek, saya sudah bilang dari awal kalau mereka tidak mempraktekannya.
anda gak baca ya, Om ?

Quote :

kira2 buat apa anda membaca referensi2 Islam ?

Untuk diskusi apology, apa mereka juga dulu berdiskusi seperti kita?

Quote :

kalau gak mengharapkan apapun dari mereka gak mungkin mereka dikasih pendidikan kan, Om ?
mending ditinggalin aja sama orang2 tua di Israel sana

Kan disuruh kerja sebagai budak. Bukan untuk dididik jadi sarjana.

Quote :

ini bicara praktek, saya sudah bilang dari awal kalau mereka tidak mempraktekannya.
anda gak baca ya, Om ?

Tetap sama bro, anda tentunya tidak belajar kartu tarot kan? Atau anda baca buku tentang fengshui, walau tidak menerapkannya??

bruce wrote:

Quote :

kira2 buat apa anda membaca referensi2 Islam ?

Untuk diskusi apology, apa mereka juga dulu berdiskusi seperti kita?

ok deh kalau hanya itu yang anda akui.

Quote :

Quote :

kalau gak mengharapkan apapun dari mereka gak mungkin mereka dikasih pendidikan kan, Om ?
mending ditinggalin aja sama orang2 tua di Israel sana

Kan disuruh kerja sebagai budak. Bukan untuk dididik jadi sarjana.

budak yang kerja sama raja diistana (sida2) gak sama kali sama budak yang kerja didapur yang nyuci piring Om...
makanya kan dididik dulu selama 3 tahun.

Quote :

Quote :

ini bicara praktek, saya sudah bilang dari awal kalau mereka tidak mempraktekannya.
anda gak baca ya, Om ?

Tetap sama bro, anda tentunya tidak belajar kartu tarot kan? Atau anda baca buku tentang fengshui, walau tidak menerapkannya??

baca sih baca terutama yang tentang fengshui, tapi saya tidak melakukannya.

Quote :

budak yang kerja sama raja diistana (sida2) gak sama kali sama budak yang kerja didapur yang nyuci piring Om...
makanya kan dididik dulu selama 3 tahun.

Sida sida itu bukan budak om, sida sida itu pejabat tinggi dalam kerajaan.

Quote :

baca sih baca terutama yang tentang fengshui, tapi saya tidak melakukannya.

Nah coba tanya pendeta anda, apakah itu boleh atau tidak. Kalau saya sih tidak dilarang tetapi tidak percaya.

bruce wrote:

Quote :

budak yang kerja sama raja diistana (sida2) gak sama kali sama budak yang kerja didapur yang nyuci piring Om...
makanya kan dididik dulu selama 3 tahun.

Sida sida itu bukan budak om, sida sida itu pejabat tinggi dalam kerajaan.

iya, tapi status Daniel cs kan tawanan perang (bukan orang merdeka).

Quote :

Quote :

baca sih baca terutama yang tentang fengshui, tapi saya tidak melakukannya.

Nah coba tanya pendeta anda, apakah itu boleh atau tidak. Kalau saya sih tidak dilarang tetapi tidak percaya.

kalau cuma untuk sekedar tahu sih gapapa, asal jangan dipraktekin.

Quote :

iya, tapi status Daniel cs kan tawanan perang (bukan orang merdeka)

Jaman itu tidak ada yang namanya POW (tawanan perang) bro, apalagi Daniel bukanlah tentara. Yang ada adalah angkut semua pemuda, jadikan budak, itu yang terjadi, bahkan sampai tahun-tahun penyerbuan Muhamad dan tentara Islam nya.

Quote :

kalau cuma untuk sekedar tahu sih gapapa, asal jangan dipraktekin.

Kalau udah ada yang nyangkut di memory pikiran anda, dan tanpa sadar menjadi terbiasa untuk menghitung segala sesuatu berdasarkan aturan fengshui, itu sudah salah (menurut saya, ngga tahu gimana kata gembala anda).

bruce wrote:

Quote :

iya, tapi status Daniel cs kan tawanan perang (bukan orang merdeka)

Jaman itu tidak ada yang namanya POW (tawanan perang) bro, apalagi Daniel bukanlah tentara. Yang ada adalah angkut semua pemuda, jadikan budak, itu yang terjadi, bahkan sampai tahun-tahun penyerbuan Muhamad dan tentara Islam nya.

masalah istilah POW (or whatever) bukan menjadi pokok pemikiran saya, Om...
yang saya tahu Nebukadnezar mengalahkan Israel dan Daniel cs diangkut (dalam status budak) untuk dijadikan pegawai di istana Nebukadnezar.

Quote :

kalau cuma untuk sekedar tahu sih gapapa, asal jangan dipraktekin.

Kalau udah ada yang nyangkut di memory pikiran anda, dan tanpa sadar menjadi terbiasa untuk menghitung segala sesuatu berdasarkan aturan fengshui, itu sudah salah (menurut saya, ngga tahu gimana kata gembala anda).[/quote]

nah, makanya harus pegang kebenaran FT sebagai dasar utama.
kalau cuma baca fengshui atw ramalan bintang (saya yakin banyak orang kristen yang tahu tentang zodiak ) tanpa dibarengi baca FT dan menjadikan FT sebagai dasar yang paling benar maka kita akan tersesat.

bruce wrote:

Quote :

budak yang kerja sama raja diistana (sida2) gak sama kali sama budak yang kerja didapur yang nyuci piring Om...
makanya kan dididik dulu selama 3 tahun.

Sida sida itu bukan budak om, sida sida itu pejabat tinggi dalam kerajaan.

saya kutip dari sabda ya, Om...

Quote :

Pengetahuan kita tentang nabi Daniel ini diperoleh hampir sepenuhnya dari
kitab ini (bd. Yeh 14:14,20). Daniel mungkin menjadi keturunan Raja
Hizkia (bd. 2Raj 20:17-18; Yes 39:6-7); dia pasti berasal dari keluarga
terdidik kalangan atas Yerusalem (Dan 1:3-6), karena Nebukadnezar pasti
tidak akan memilih pemuda asing dari kalangan bawah untuk istananya
(Dan 1:4,17). Daniel mungkin dijadikan sida-sida di Babel seperti
kebiasaan ketika itu bagi pegawai laki-laki di istana (bd. Dan 1:3;
2Raj 20:18; Mat 19:12). Keberhasilan Daniel di Babel disebabkan oleh
integritas kepribadian, karunia-karunia nubuat, dan campur tangan Allah
yang mengakibatkan dia segera mendapat kenaikan pangkat kepada kedudukan
penting dan penuh tanggung jawab (Dan 2:46-49; Dan 6:1-3).

beberapa hal yang membuat saya berasumsi bahwa Daniel cs sangat mungkin juga mempelajari/mengetahui hal2 seperti tafsir mimpi adlh sbb :
- posisi Daniel yang sebagai budak/tawanan tidak membuat dia bebas menentukan mana yang mau dia pelajari atw tidak.
makanya dalam hal makanan dia menggunakan cara yang sangat cerdas.
- Nebukadnezar pasti mau para calon pegawainya pinter (masak orang bodoh mau diangkat jadi pegawai ?).
- Daniel cs tinggal di istana raja, maka sedikit banyak pasti menyerap (mengetahui) segala hal tentang kebudayaan atw pun cara2 beribadah orang Babel (mau gak mau).
nah, disini Daniel (lagi2) cerdik seperti ular, tulus seperti merpati walaupun tahu banyak sekali hal2 yang bertentangan dengan imannya dia gak mau langsung mencak2 atw melawan kepercayaan pemerintahan yang ada.
- di Daniel 1:17 dituliskan :
Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
nah, kalau misalnya Daniel sama sekali gak pernah tahu tentang tafsir mimpi apakah secara sekonyong2 Daniel langsung ngerti tentang itu ?

Berikut saya kutip dari KBBI

Quote :

si·da kl n 1 sebutan bagi keturunan orang bangsawan: jika bukan -- , Tengkukah nakhoda kapal itu?; 2 pegawai (rendah) istana yg telah dikebiri: tidak kurang dr seratus -, biti-biti perwara, dan dayang-dayang yg ikut mengiringkan Sang Putri;
si·da-si·da kl n 1 golongan pegawai tinggi (sebangsa pendeta): para -, menteri, dan hulubalang sedang berbincang-bincang dng Baginda; 2 penjaga harem;
me·nyi·dai v mengebiri: teganya dia - anaknya

T2Y wrote:

siip wrote:

T2Y wrote:

di ayat 20 dikatakan : Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya.

apakah maksudnya Daniel cs juga belajar jampi2 dan ilmu sihir ?

Makan makanan yg dhidangkan bagi Raja saja Daniel ngga mau, apalagi belajar ilmu-ilmu jampi/sihir/nujum Babel?

Gini Bro T2Y,
Kalo sso makan makanan haram, hukumnya najis.
Tp kl sso mpelajari sihir/nujum/jampi walau tidak mpraktekkannya, hukumnya mati.

Saya pikir dg tidak mpelajari ilmu sihir/jampi/nujum dari Babel, maka Daniel berbuat tulus.

Tp bahwa dia ternyata lebih pintar dari orang lain, itulah cerdik.

mungkin belajar hanya sebatas pengetahuan ?
seperti saya tulis diatas :
menurut saya Daniel cs mempelajari/membaca literatur2 para orang kasdim itu sama seperti kalau kita sekarang belajar membaca Al Quran atw Tripitaka atw kitab Wedha.
apakah kita salah/berdosa ?

btw, kalau belajar astronomi atw ramalan atw tafsir mimpi itu termasuk kategori sihir gak, bro ?

Krn Daniel berada di Babel, maka sangat mungkin budaya Babel (tmsk pngetahuan akan agama dan ilmu mistis) akan dipelajarinya juga.
Namun saya tidak mlihat itu sbg contoh dari 'kcerdikan spt ular'.

Tidak ada indikasi bhw Daniel mnggunakan apapun dr pngetahuan Babel dlm kiprahnya sbg penasihat.
Tidak ada juga indikasi ksengajaan Daniel utk mpelajarinya ataupun pnggunaan pngetahuan Babel utk mpermalukan para ahli di Babel.

siip wrote:

Krn Daniel berada di Babel, maka sangat mungkin budaya Babel (tmsk pngetahuan akan agama dan ilmu mistis) akan dipelajarinya juga.
Namun saya tidak mlihat itu sbg contoh dari 'kcerdikan spt ular'.

Tidak ada indikasi bhw Daniel mnggunakan apapun dr pngetahuan Babel dlm kiprahnya sbg penasihat.
Tidak ada juga indikasi ksengajaan Daniel utk mpelajarinya ataupun pnggunaan pngetahuan Babel utk mpermalukan para ahli di Babel.

Saya sependapat dengan Siip.
Saya tambahkan sedikit.
Berdasarkan perikop acuan, Dan 1:1-21, kecerdikan Daniel dkk diperlihatkan oleh ayat 12 dan 13, "Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum;sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu."

Menurut pemahaman saya, kecerdikan Daniel dkk pada ayat tersebut tampak dari bahwa Daniel dkk tidak menentang penjenang itu secara frontal, tetapi Daniel dkk malah seolah 'memerintahkan' penjenang itu untuk membandingkan 'hasil' yang didapat oleh orang yang memakan makanan menurut menu Nebukadnezar, dengan 'hasil' yang didapat oleh orang yang memakan makanan menurut menu Tuhan.