|
| Tanya Kenapa? | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Tanya Kenapa? 20th March 2012, 12:55 | |
| Dengan metode yang semi konvensional, berita berikut di- copas dari [You must be registered and logged in to see this link.] - Quote :
- MUI: Nonton Konser Lady Gaga Haram
Tribunnews.com - Selasa, 20 Maret 2012 02:54 WIB TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Himbauan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Melalui Ketua Majeles Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni dan Budaya, Khalil Ridwan menyatakan, haram hukumnya menonton konser Lady Gaga. Namun, imbauan ini sepertinya tak membuat tiket nonton penyanyi dari Amerika Serikat ini tak laku. 40 ribu tiket dipastikan sudah laku terjual alias ludes.
Dikutip dari eramuslim.com, Khalil Ridwan menegaskan, Indonesia sebagai negara yang memeluk agama Islam terbesar seakan menjadi sasaran empuk invasi budaya Barat. Dengan populasi umat muslim terbanyak, Indonesia dikhawatirkan menjadi satu bentuk negara Islam yang tak diinginkan pihak barat.
Tak heran, kata Khalil, untuk memuluskan program tersebut, maka musuh-musuh Allah mulai menyuplai artis-artis mancanegara yang biasa menampilkan unsur-unsur haram seperti Lady Gaga, penyanyi kelahiran Amerika Serikat, 28 Maret 1986. Khalil juga tegas menyatakan, Lady Gaga, gaunnya kerap mengumbar aurat dan bisa merangsang lawan jenis.
"Hal itu agar umat Islam bisa menerima suatu budaya yang diharamkan. Bahkan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Konser (Lady Gaga) ini bisa menghancurkan moral Bangsa Indonesia ," tegasnya seraya mengingatkan, jika dibiarkan, akan sangat berbahaya bagi umat Islam.
Michael Rusli President Director Big Daddy Live Concerts, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (19/3/2012) kemarin memastikan kembali, tiket konser sudah sold out. Sedianya, Lady Gaga akan menggelar aksinya di Stadion Gelora Bung Karno pada 3 Juni mendatang dengan konser bertajuk The Born This Way Ball.
Bahkan, pada Sabtu (10/3/2012) lalu, dalam tiga jam saja tiket Lady Gaga langsung ludes yang dijual di FX Plaza. Paling mahal, tiket nonton Ladyu Gaga mencapai Rp 2.250.000 dan yang palinh murah Rp 1.250.000. (Rachmat Hidayat/berbagai sumber) Dari berita tersebut, dapat disimpulkan, bahwa keharaman konser Lady Gaga itu bersumber dari gaun Lady Gaga kerap mengumbar aurat dan bisa merangsang lawan jenis. Menurut Khalil Ridwan, hal itu ditujukan agar umat Islam Indonesia bisa menerima suatu budaya yang diharamkan. Bahkan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Konser (Lady Gaga) ini bisa menghancurkan moral Bangsa Indonesia. Bagaimana menurut LTBers? Damai, damai, damai. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 20th March 2012, 13:30 | |
| Menurut hemat saya, pun kalau konser Lady Gaga bisa menghancurkan moral Bangsa Indonesia, tidak terlalu signifikan. Karena, jumlah orang yang menyaksikan konser dimaksud, sangat kecil dibanding jumlah penduduk Indonesia, katakanlah sudah mencapai 200 juta. Menurut berita tersebut, tiket sebanyak 40.000 sudah terjual habis, artinya, hanya 0,02% dari jumlah penduduk Indonesia. Jadi, menurut saya, pengharaman konser tersebut, hanya menimbulkan kesakithatian para penggemar Lady Gaga yang telah membeli tiket.
Tentang kekuatan atau kebaikan atau kebagusan moral bangsa, tidak ditentukan oleh konser Lady Gaga. Justru tingkah polah para petinggi bangsa ini yang sangat kuat mempengaruhi moralitas bangsa. Kalau setiap petinggi tampil dengan jargon siap memberantas korupsi, namun kenyataannya korupsi merajalela, yang begitu itu yang menunjukkan kebusukan moral, dimana tidak selaras ucapan dengan perbuatan. Punya kuasa untuk memberantas korupsi, tetapi tidak menggunakan kekuasaannya untuk memberantas korupsi, itu menstimulir moralitas bangsa semakin merosot.
Pengharaman konser Lady Gaga ini mengarahkan pikiran kepada pelarangan orang berjualan pada bulan Ramadhan, dengan dalih untuk menghormati orang yang sedang menjalankan ibadah puasa. Dalam benak saya, bila pelaku puasa itu mempunyai moral yang baik, dan berniat menjalankan ibadahnya, meski ada orang berjual beli dan mengkonsumsi sesuatu, tidak akan menyurutkan tekat si pelaku puasa berpuasa. Demikian juga, bukan dengan adanya konser Lady Gaga, lantas mampu menjatuhkan moral bangsa sampai remuk redam. Banyak elemen bangsa ini, terutama dari kalangan seniman, tidak memandang konser Lady Gaga sebagai suatu gangguan moral yang perlu diberangus. Jika benar penyebab pengharaman itu adalah terkait tatacara berbusana Lady Gaga, kepada promotor dan panitia pelaksana konser bisa dikomunikasikan. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 20th March 2012, 15:02 | |
| Melihat Lady Gaga menjadi terangsang? Wuadooh, koq ya bisa? Karena kalau saya melihat dandanan Lady Gaga justru terbahak bahak tuh. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 20th March 2012, 15:29 | |
| Hehhehheee... dulu ketika sedang pernah ditugaskan hampir sebulan lihat-lihat kambing dan sapi, beberapa teman sembari bercanda bilang, "Andaikan saja kambing dan sapi itu digincuin, akan kamu lihat cakep, yah?" kata mereka. Dalam batin saya, "Ooo... pikiranmu memang terkondisikan hanya tertuju pada selangkangan," gituuuu... | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 20th March 2012, 22:17 | |
| saya rasa kita sdh dlm kondisi yg membahayakan, kalau kita sdh terbiasa melihat sesuatu yg seharusnya mengundang syahwat, tapi kita tdk terangsang karenanya.
seperti kita biasa maksiat dan kita sdh tdk merasa hal 'maksiat' yg kita lakukan bukan lagi adalah maksiat.
sekarang kita sdh biasa melihat perempuan2 mengumbar aurat dijalan, dan kita menganggap hal itu biasa, kelak kita mungkin akan melihat orang bersenggama/bersetubuh dijalanan, dan kita akan menganggap hal itu adalah biasa.
KIAMAT SUDAH DEKAT!!!!
| |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 20th March 2012, 22:24 | |
| - striker wrote:
- saya rasa kita sdh dlm kondisi yg membahayakan, kalau kita sdh terbiasa melihat sesuatu yg seharusnya mengundang syahwat, tapi kita tdk terangsang karenanya.
seperti kita biasa maksiat dan kita sdh tdk merasa hal 'maksiat' yg kita lakukan bukan lagi adalah maksiat.
sekarang kita sdh biasa melihat perempuan2 mengumbar aurat dijalan, dan kita menganggap hal itu biasa, kelak kita mungkin akan melihat orang bersenggama/bersetubuh dijalanan, dan kita akan menganggap hal itu adalah biasa.
KIAMAT SUDAH DEKAT!!!!
Yang berbahaya mas, adalah apa yang ada di dalam kepala dan pikiran kita. Anda boleh berada di depan kompleks pelacuran, tetapi kalau pikiran anda tetap fokus pada zikir, maka tentu anda akan tetap berada pada jalan yang benar. Tetapi, jika anda berada di dalam mesjid sedang sholat, tetapi pikiran anda membayangkan sosok tubuh wanita, saya yakin sholat anda dinyatakan batal. Jadi, bukan apa yang ada di hadapan anda yang membuat anda berdosa, tetapi apa yang ada di dalam kepala anda. Salam | |
| | | erusi7 Bintara
Jumlah posting : 89 Join date : 11.03.12
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 21st March 2012, 15:38 | |
| @bruce - Quote :
- Yang berbahaya mas, adalah apa yang ada di dalam kepala dan pikiran kita.
Anda boleh berada di depan kompleks pelacuran, tetapi kalau pikiran anda tetap fokus pada zikir, maka tentu anda akan tetap berada pada jalan yang benar. Tetapi, jika anda berada di dalam mesjid sedang sholat, tetapi pikiran anda membayangkan sosok tubuh wanita, saya yakin sholat anda dinyatakan batal.
Jadi, bukan apa yang ada di hadapan anda yang membuat anda berdosa, tetapi apa yang ada di dalam kepala anda.
Salam
Itu ada kebenarannya, cumanya di dalam Islam itu semua masih belum mencukupi. Di dalam Islam, harus ada usaha, doa dan tawakkal. Jika kita tidak ingin kepada mengunjugi tempat pelacuran, then kita harus berusaha supaya kita tidak sesekali berada di depan kompleks pelacuran. Jika kita sedang solat, namun kita membayangi sosok tubuh wanita, dan kita tidak mengingini keadaan tersebut, then kita harus berusaha agar tumpuan kita adalah pada solat kita itu dan berusaha untuk menghindari bayangan sosok tubuh wanita berkenaan daripada akal fkiran kita. Saya melihat ianya sama juga dengan konsert Lady Gaga itu. Persoalannya adalah apakah kita tidak mahu kepada budaya barat yang dibawa melalui konsert tersebut yang mana budaya tersebut bakal meruntuhkan moral bangsa Indonesia?? Jika demikian, then kita juga harus berusaha melalui tindakan kita, bukan hanya berserah semata-mata. Justeru saya melihat pembatalan konsert tersebut dapat diperkatakan sebagai salah satu usaha yang diambil bagi menyelamatkan moral bangsa Indonesia. Justeru saya rasa ianya harus dihargai. Jika kita inginkan sesuatu, then kita berusaha untuk mendapatkannya dan bukan hanya berserah kepada Allah semata-mata. Jika hanya berserah kepada Allah sahaja, then itu bukanlah satu tindakan yang baik. Jika kita berusaha semampu yang boleh dan kemudian berserah pada Allah (dengan doa), then itu adalah sesuatu yang lebih baik. | |
| | | Silancah Perwira Menengah
Jumlah posting : 1492 Join date : 29.01.11 Lokasi : Bandung Barat
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 21st March 2012, 15:45 | |
| Kira2 mirip dengan "ora et labora" - "berdoa dan bekerjalah" ... bukan begitu, Pakcik?
Saya rasa fatwa haram atau pelarangan konser Lady Gaga itu adalah bentuk pengajaran yang dilakukan ulama2 Islam di Indonesia kepada generasi muda khususnya bahwa apa yang dilakukan penyanyi tersebut tidaklah baik di mata Allah al Quddus.
Bang Bruce mungkin berpendapat bahwa selama masyarakat tidak 'ngeres' pikirannya maka everything will be fine. Tetapi apakah anak2 dan remaja yang jalan pemikirannya masih berkembang itu bisa dipastikan sudah/seketika memiliki pandangan yang dewasa seperti Bang Bruce? Tentunya tidak kan? Pasti ada yang mengajari mereka bahwa apa yang dilakukan, dalam kasus ini, Lady Gaga bukanlah hal yang wajar dan malahan menjurus tidak senonoh (kecuali kalau Anda beranggapan sebaliknya, Bang :) )
Dan siapakah yang mengajari mereka (anak2 dan remaja penerus bangsa kita ini?) Pasti dijawab orang-tuanya atau kadang guru di sekolah. Tetapi sesungguhnya kita sebagai elemen masyarakat di sekelilingnya pun memiliki peran serta untuk mengajari mereka ini ... dalam kasus ini ulama sudah memberikan peringatan yang baik kepada masyarakat.
Seperti yang dikatakan akhi striker di atas ... bila sedari kecil anak2 dan remaja sudah terbiasa melihat hal2 yang dilarang agama bisa berakibat buruk. Mungkin bagi mereka yang memiliki ortu yang bisa mengarahkan, efeknya akan sangat minimal ... tetapi seperti kita ketahui bersama, dalam dunia yang tidak ideal ini, banyak ortu yang lalai mengarahkan anak2nya itu. Nah di sinilah peran masyarakat, termasuk ulama, untuk memberikan pengarahan kepada mereka.
Jadi saya setuju dengan komentar Pakcik di atas bahwa tindakan ulama itu adalah [quote="erusi7"] Justeru saya melihat pembatalan konsert tersebut dapat diperkatakan sebagai salah satu usaha yang diambil bagi menyelamatkan moral bangsa Indonesia. Justeru saya rasa ianya harus dihargai. quote] | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 21st March 2012, 16:10 | |
| Damai bagimu erusi7. Meski tekanan pertanyaan saya berikut agak OOT, tapi saya sangat ingin klarifikasi dari erusi7. - erusi7 wrote:
Saya melihat ianya sama juga dengan konsert Lady Gaga itu. Persoalannya adalah apakah kita tidak mahu kepada budaya barat yang dibawa melalui konsert tersebut yang mana budaya tersebut bakal meruntuhkan moral bangsa Indonesia?? Apakah erusi7 warga negara Indonesia yang lama bermukim di Malaysia sehingga bahasanya 'beraroma' Melayu? Bila erusi7 adalah warga negara NKRI, terimalah apresiasi dariku untuk semangat nasionalismemu yang tergolong tinggi. Bila erusi7 adalah warga Malaysia, apakah semua warga Malaysia itu memberi nilai yang sedemikian tinggi kepada budaya Indonesia sehingga beberapa produk budaya Indonesia ingin dikangkangi dan diaku sebagai budaya Malaysia? Tentang rontoknya budaya suatu bangsa, menurut saya, terpulang kepada penjiwaan bangsa itu terhadap budayanya sendiri. Meski budaya apapun yang datang dari luar, itu akan dipandang sebagai pelengkap atau pewarna atau pemanis saja. Bila budaya suatu bangsa sungguh luhur, saya kira, tidak akan gampang terinvasi oleh budaya luar. Kecuali bila jiwa bangsa itu sendiri tidak melihat keluhuran budaya bangsanya sendiri, maka dapat dipastikan, bangsa itu akan lebih mengagungkan budaya luar daripada budaya bangsa sendiri. Damai bagi LTBers. | |
| | | erusi7 Bintara
Jumlah posting : 89 Join date : 11.03.12
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 21st March 2012, 16:35 | |
| @Husada - Husada wrote:
- Damai bagimu erusi7. Meski tekanan pertanyaan saya berikut agak OOT, tapi saya sangat ingin klarifikasi dari erusi7.
Apakah erusi7 warga negara Indonesia yang lama bermukim di Malaysia sehingga bahasanya 'beraroma' Melayu?
Bila erusi7 adalah warga negara NKRI, terimalah apresiasi dariku untuk semangat nasionalismemu yang tergolong tinggi.
Bila erusi7 adalah warga Malaysia, apakah semua warga Malaysia itu memberi nilai yang sedemikian tinggi kepada budaya Indonesia sehingga beberapa produk budaya Indonesia ingin dikangkangi dan diaku sebagai budaya Malaysia?
Terima kasih atas pertanyaan ini. Saya adalah seorg warga negara Malaysia. Saya di lahirkan di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia. Saya melihat Indonesia sebagai negara kedua saya, kerana nenek moyang saya berasal daripada sana. Nenek moyang sebelah ayah adalah berasal daripada Jawa manakala nenek moyang dari sebelah ibu adalah dari suku minangkabau Sumatera. Saya melihat tiada satupun budaya yang dimiliki sepenuhnya oleh Indonesia tanpa mengecualikan Malaysia, begitu juga tiada satupun budaya dimiliki sepenuhnya oleh Malaysia tanpa mengecualikan Indonesia. Ini kerana penduduk di kepulauan nusantara ini saling berhijrah, justeru jika kita meneliti asal usul seseorang then kita mengetahui mereka adalah hanya tetap orang yang sama, sama ada Indonesia ataupun Malaysia. Then jika orang yang tetap sama, then budaya mereka juga sama. Justeru sebenarnya tiada kes curi mencuri budaya kerana semua budaya itu sebenarnya dimiliki oleh penduduk kepualauan Nusantara ini, maksud saya rumpun Melayu. Cumanya siapa dulu yang mempatenkan, maka dia yang memilikinya secara sah mengikut undang-undang dunia. Namun hakikatnya budaya itu tidak pernah dimiliki sepenuhnya oleh satu-satu negara tanpa mengecualikan negara yang lain, antara Malaysia dan Indonesia ini. Itu pendapat peribadi saya. - Quote :
- Tentang rontoknya budaya suatu bangsa, menurut saya, terpulang kepada penjiwaan bangsa itu terhadap budayanya sendiri. Meski budaya apapun yang datang dari luar, itu akan dipandang sebagai pelengkap atau pewarna atau pemanis saja. Bila budaya suatu bangsa sungguh luhur, saya kira, tidak akan gampang terinvasi oleh budaya luar. Kecuali bila jiwa bangsa itu sendiri tidak melihat keluhuran budaya bangsanya sendiri, maka dapat dipastikan, bangsa itu akan lebih mengagungkan budaya luar daripada budaya bangsa sendiri.
Yes, tetapi jika ianya disusuli dengan usaha pencegahan, maka saya melihat itu adalah satu tindakan yang lebih baik. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 21st March 2012, 17:07 | |
| Damai bagimu erusi7. Terima kasih tanggapanmu. Saya melihat ketidakkonsistenan pikiranmu pada poin berikut, - erusi7 wrote:
Justeru sebenarnya tiada kes curi mencuri budaya kerana semua budaya itu sebenarnya dimiliki oleh penduduk kepualauan Nusantara ini, maksud saya rumpun Melayu. Cumanya siapa dulu yang mempatenkan, maka dia yang memilikinya secara sah mengikut undang-undang dunia. Namun hakikatnya budaya itu tidak pernah dimiliki sepenuhnya oleh satu-satu negara tanpa mengecualikan negara yang lain, antara Malaysia dan Indonesia ini. Itu pendapat peribadi saya. Di satu sisi, erusi7 bilang tiada kes curi mencuri budaya kerana semua budaya itu sebenarnya dimiliki oleh penduduk kepualauan Nusantara ini, maksud saya rumpun Melayu. Sementara di sisi lain, erusi7 juga bilang, Cumanya siapa dulu yang mempatenkan.Ketidakkonsistenan yang saya maksud itu ialah, jika budaya itu milik Melayu, mengapa harus dipatenkan? Hak paten artinya milik sendiri, bukan? Kalau tidak ada perbedaan hak sebelum dan sesudah pematenan, lantas untuk apa pematenan itu? Dan lagi, dinamai Tari Bali, tentu karena berasal dari Bali, bukan berasal dari Kutub Utara. Artinya, meski tergolong sesama rumpun Melayu, adalah aneh kalau Orang Brunai Darussalam mempatenkan Reog Ponorogo sebagai budayanya. Damai bagimu erusi7. | |
| | | erusi7 Bintara
Jumlah posting : 89 Join date : 11.03.12
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 21st March 2012, 21:08 | |
| - Husada wrote:
Ketidakkonsistenan yang saya maksud itu ialah, jika budaya itu milik Melayu, mengapa harus dipatenkan? Hak paten artinya milik sendiri, bukan? Kalau tidak ada perbedaan hak sebelum dan sesudah pematenan, lantas untuk apa pematenan itu?
Dan lagi, dinamai Tari Bali, tentu karena berasal dari Bali, bukan berasal dari Kutub Utara. Artinya, meski tergolong sesama rumpun Melayu, adalah aneh kalau Orang Brunai Darussalam mempatenkan Reog Ponorogo sebagai budayanya.
Saya mengatakan bahawa "Cumanya siapa dulu yang mempatenkan, maka dia yang memilikinya secara sah mengikut undang-undang dunia". Saya menyatakan "dia yang memilikinya..". Dia itu siapa? Budaya itu sememangnya milik Melayu, tetapi "dia" yang saya maksudkan itu bukannya menjurus kepada bangsa Melayu, tetapi "dia" yang saya maksudkan itu adalah menjurus kepada negara iaitu sama ada Malaysia atau Indonesia. Jika Malaysia mempatenkan dahulu, then budaya itu dikatakan budaya negara Malaysia, manakala jika Indonesia mempatenkan dahulu, then budaya itu dikatakan sah milik negara Indonesia mengikut undang-undang dunia. Budaya itu adalah amalan segelintir manusia. Contohnya, Tari Bali itu bermula daripada Bali. Namun jika penduduk Bali itu berhijrah keluar daripada Bali, then apakah dia tidak berhak untuk membawa bersama budaya yang diamalkan di Bali itu?? Apabila mereka berhijrah ke tempat lain, then apakah mereka tidak berhak untuk mengatakan Tari Bali itu berasal daripada mereka kerana mereka mengamalkannya ketika di Bali?? Saya tidak melihat seperti itu. Sebab itulah bagi saya tiada yang curi mencuri budaya. Dan apabila mereka membentuk negara mereka sendiri, dan terus mengamalkan budaya tersebut yang sememangnya amalan mereka sejak asal, then apakah mereka tiada hak untuk mempatenkan budaya tersebut sebagai amalan mereka di negara mereka itu?? Bagi saya jika kamu tidak bersetuju dengan itu, then bukan orang yang mempatenkan itu yang harus dipersalahkan, malah sebaliknya salahkan undang-undang dunia itu terlebih dahulu. Apabila undang-undang dunia itu membenarkan dan mereka melakukannya menuruti undang-undang dunia itu, then saya melihat itu bukan kesalahan mereka. Bukankah lebih bagus jika budaya itu dipatenkan berdasarkan bangsa, bukan berdasarkan negara? | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 22nd March 2012, 09:12 | |
| @erusi7, damai bagimu.
Pikiranmu mengenai paten mematen budaya itu ada benarnya. Pikiran saya yang menyatakan bahwa hak kepemilikan suatu budaya melekat pada negara asal muasal budaya itu, juga tidak salah. Hendaknya, semua pihak menyadari itu, agar tidak menimbulkan ketersinggungan, yang mungkin akan menimbulkan keuntungan di satu pihak, sebaliknya menimbulkan kerugian pada pihak lain.
Tentang mengamalkan suatu budaya, berasal dari manapun budaya itu, kemudian dipraktikkan di manapun, sepertinya tidak menjadi persoalan. Kemudian menjadi soal apabila kepemilikan budaya itu diklaim oleh daerah yang nyata-nyata bukan tempat asal muasal budaya dimaksud.
Seseorang berdarah Jawa campur Minang, yang sudah berhijrah keluar dari Indonesia, dan menjadi warga negara bukan Indonesia, berhak mempraktikkan budaya yang diketahuinya dan dirasakannya sebagai sesuatu yang luhur. Namun, kalau dia kemudian mempatenkan budaya itu sebagai miliknya di negara bukan Indonesia, dan membawa-bawa nama daerah asalnya di Indonesia, akan menjadi tidak konsisten. Sebab, begitu orang tadi melepas kewarganegaraan Indonesia dan menjadi warga negara bukan Indonesia, maka segala sesuatu mengenai Indonesia bisa dipraktikkannya, tetapi dia tidak kompeten membawa nama Indonesia dan bahagian-bahagian Indonesia lagi.
Di Indonesia banyak keturunan Tiong Hoa, yang mempraktikkan budaya barongsai. Namun, dengan didorong oleh kesadaran yang wajar, maka para keturunan Tiong Hoa yang sudah menjadi warga negara Indonesia, yang mempraktikkan barongsai di Indonesia itu, tidak mempatenkan barongsai sebagai miliknya, meskipun dipraktikkan. Saya duga, dalam hal itu, karakter rasa nasionalisme pemerintah suatu negara sangat berpengaruh.
Itu karena orang Indonesia keturunan Tiong Hoa itu sudah melepas kewarganegaraan China. Mereka tidak menginginkan keuntungan dengan mempatenkan budaya yang nyata-nyata berasal dari China sebagai miliknya, meskipun dipraktikkan. Dengan demikian, maka jelas bahwa budaya barongsai itu tetap berasal dari China dan menjadi milik China, dipraktikkan oleh orang-orang keturunan China yang sudah bukan warga negara China lagi.
Demikian menurut pandangan saya.
Damai bagi LTBers. | |
| | | erusi7 Bintara
Jumlah posting : 89 Join date : 11.03.12
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 22nd March 2012, 19:18 | |
| @Husada
Yes, saya menyetujui kamu dalam beberapa pandangan. Namun syarat-syarat undang-undang dunia dalam paten mempaten budaya ini tidak seperti yang kamu fikirkan. Then itulah sesuatu yang dikesalinya. Justeru apa yang dapat dilakukan jika sesuatu negara telah mempatenkan terlebih dahulu mengikut ketetapan undang-undang dunia itu dan seterusnya disahkan dan dipersetujui?
Justeru bagi saya kita harus berpegang pada hakikat bahawa budaya itu milik bangsa, bukannya milik negara. Biarpun secara rasmi sesuatu negara itu mengatakan sesuatu budaya itu adalah milik mereka.
Bagi saya memprotes sehingga membakar bendera sesuatu negara itu hanyalah perbuatan yang sia-sia. Kita punya pendirian kita sendiri, justeru kenapa kita tidak berpegang pada pendirian kita itu sahaja? Biar apa pun orang lain dakwakan, tetapi kita punya pendirian kia sendiri berdasarkan hujah-hujah kita sendiri. Justeru kenapa itu dijadi suatu permasalahan?
| |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 25th March 2012, 17:42 | |
| Damai bagimu erusi7. - erusi7 wrote:
- Yes, saya menyetujui kamu dalam beberapa pandangan.
Terpujilah Tuhan yang memberi pengertian baik bagi umatNya. - Quote :
- Namun syarat-syarat undang-undang dunia dalam paten mempaten budaya ini tidak seperti yang kamu fikirkan. Then itulah sesuatu yang dikesalinya. Justeru apa yang dapat dilakukan jika sesuatu negara telah mempatenkan terlebih dahulu mengikut ketetapan undang-undang dunia itu dan seterusnya disahkan dan dipersetujui?
Hehhehheee... yahh... duaniawi. Meski menyadari bukan haknya, berhubung terbuka kemungkinan untuk mengangkangi hak orang lain yang seuai dengan aturan duniawi, sikat bleh, begitu? Ya sudah. Itulah karakter yang tumbuh di hatimu. - Quote :
- Justeru bagi saya kita harus berpegang pada hakikat bahawa budaya itu milik bangsa, bukannya milik negara. Biarpun secara rasmi sesuatu negara itu mengatakan sesuatu budaya itu adalah milik mereka.
Meski menyalahi etika? - Quote :
- Bagi saya memprotes sehingga membakar bendera sesuatu negara itu hanyalah perbuatan yang sia-sia.
Saya sependapat dengan ini. - Quote :
- Kita punya pendirian kita sendiri, justeru kenapa kita tidak berpegang pada pendirian kita itu sahaja? Biar apa pun orang lain dakwakan, tetapi kita punya pendirian kia sendiri berdasarkan hujah-hujah kita sendiri. Justeru kenapa itu dijadi suatu permasalahan?
Hehhehheee... konsisten ya? Sayang, itu tidak dapat dipakai selamanya. Pada saat-saat tertentu, seseorang yang konsisten harus mengambil kebijakan, meski tidak konsisten, sepanjang untuk mengarah kepada kebaikan dan kedamaian bersama. Nah, menurut hemat saya, untuk itulah peranan pemerintah, yaitu hendaknya memelihara martabat negaranya. Kalau negaranya mengangkangi hak negara lain, akan terjadi hiruk-pikuk, huru-hara, dan pemusuhan. Damai, damai, damai. | |
| | | erusi7 Bintara
Jumlah posting : 89 Join date : 11.03.12
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 30th March 2012, 06:55 | |
| @Husada - Quote :
- Meski menyalahi etika?
Namun dunia tidak menganggapnya sebagai menyalahi etika. Itu adalah sesuatu yang subjektif. Mungkin pada pandangan orang lain ianya tidak menyalahi etika bila mana mereka merasakan sememangnya budaya tersebut adalah milik mereka. - Quote :
- Nah, menurut hemat saya, untuk itulah peranan pemerintah, yaitu hendaknya memelihara martabat negaranya. Kalau negaranya mengangkangi hak negara lain, akan terjadi hiruk-pikuk, huru-hara, dan pemusuhan.
Dari komentar kamu ianya seolah-olah seperti kamu menganggap sesuatu barang tu adalah milik kamu, tetapi kamu tidak pernah memperlihatkan sebarang usaha untuk mengambil barang tersebut. Namun dalam masa yang sama, orang lain juga melihat barang tersebut adalah milik mereka, namun mereka berusaha utuk mengambilnya. Justeru bila barang tu sudah diambil dan disahkan menjadi milik orang lain, then kamu menyalahi orang lain itu yang mengambil barang tersebut kerana kamu menganggap barang itu bukan milik mereka. Saya melihat itu bukan langkah yang bijak. Lihat pada diri sendiri sebeum kamu menyalahi orang lain. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 30th March 2012, 17:09 | |
| - erusi7 wrote:
Namun dunia tidak menganggapnya sebagai menyalahi etika. Itu adalah sesuatu yang subjektif. Mungkin pada pandangan orang lain ianya tidak menyalahi etika bila mana mereka merasakan sememangnya budaya tersebut adalah milik mereka. Entah sampai taraf mana kebenaran pikiran saya yang telah kamu testimonikan di posting-mu terdahulu. - Quote :
- Dari komentar kamu ianya seolah-olah seperti kamu menganggap sesuatu barang tu adalah milik kamu, tetapi kamu tidak pernah memperlihatkan sebarang usaha untuk mengambil barang tersebut. Namun dalam masa yang sama, orang lain juga melihat barang tersebut adalah milik mereka, namun mereka berusaha utuk mengambilnya. Justeru bila barang tu sudah diambil dan disahkan menjadi milik orang lain, then kamu menyalahi orang lain itu yang mengambil barang tersebut kerana kamu menganggap barang itu bukan milik mereka. Saya melihat itu bukan langkah yang bijak.
Pikiranmu dalam posting ini menunjukkan bahwa kamu sadar sesadar-sadarnya bahwa yang ingin kamu patenkan itu kamu akui bukan milikmu, namun karena tidak diurus oleh pemiliknya, lantas kemudian kamu klaim sebagai milikmu. Nah, kembali saya garisbawahi, bahwa memang demikian itulah karaktermu. Bagimu, mengajui "sesuatu" yang "kamu tahu bukan milikmu" tetapi kamu klaim "sebagai milikmu", kamu pandang sebagai bijak. Mmmhhh... bijak dari mana itu? - Quote :
- Lihat pada diri sendiri sebeum kamu menyalahi orang lain.
Hehhehheee... sila bantu tunjukkan sesuatu yang tidak etis menurutmu. Damai bagimu erusi7. | |
| | | bruce Global Moderator
Jumlah posting : 9231 Join date : 27.01.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 30th March 2012, 23:20 | |
| - Quote :
- Dari komentar kamu ianya seolah-olah seperti kamu menganggap sesuatu barang tu adalah milik kamu, tetapi kamu tidak pernah memperlihatkan sebarang usaha untuk mengambil barang tersebut. Namun dalam masa yang sama, orang lain juga melihat barang tersebut adalah milik mereka, namun mereka berusaha utuk mengambilnya. Justeru bila barang tu sudah diambil dan disahkan menjadi milik orang lain, then kamu menyalahi orang lain itu yang mengambil barang tersebut kerana kamu menganggap barang itu bukan milik mereka. Saya melihat itu bukan langkah yang bijak.
Lihat pada diri sendiri sebeum kamu menyalahi orang lain. Entah mengapa, yang terbayang adalah pulau sipadan dan ligitan. Kemudian Ambalat. | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 2nd April 2012, 09:42 | |
| Damai bagimu erusi7 - erusi7 wrote:
Dari komentar kamu ianya seolah-olah seperti kamu menganggap sesuatu barang tu adalah milik kamu, tetapi kamu tidak pernah memperlihatkan sebarang usaha untuk mengambil barang tersebut. Namun dalam masa yang sama, orang lain juga melihat barang tersebut adalah milik mereka, namun mereka berusaha utuk mengambilnya. Justeru bila barang tu sudah diambil dan disahkan menjadi milik orang lain, then kamu menyalahi orang lain itu yang mengambil barang tersebut kerana kamu menganggap barang itu bukan milik mereka. Saya melihat itu bukan langkah yang bijak. Lihat pada diri sendiri sebeum kamu menyalahi orang lain. erusi7, menurut hemat saya, posting ini memperlihatkan karakter, watak, tabiat, dan kebiasaanmu. Di satu sisi engkau mengaku sebagai bahagian dari rumpun Melayu. Dan menurut etnologi, saya juga bahagian dari rumpun Melayu, yaitu Proto Melayu. Karakter, watak, tabiat, dan kebiasaan Melayu yang saya warisi dari leluhur saya, tidak satupun yang mengajarkan untuk mengangkangi hak orang lain. Kepada saya salah satunya diajarkan, hargai dan pertahankanlah hakmu sampai titik darah penghabisan, tetapi berikanlah hak orang lain kepadanya. Saya artikan, apabila sesuatu itu nyata-nyata saya sadari bukan milik saya, meski terbuka kesempatan untuk mengakuinya sebagai milik saya, itu tidak akan saya akui sebagai milik saya. Itu merupakan sikap kesatria bagi seorang Melayu, yang diwariskan turun temurun. Nah, apabila ternyata bagi seorang yang berdarah Melayu, baik itu Proto Melayu atau Deutro Melayu, ternyata menganut karakter, watak, tabiat, dan kebiasaan yang kurang kestaria,bisa dipastikan bahwa karakter, watak, tabiat, dan kebiasaan Melayu tersebut telah tercerabut dari orang itu. Bila seorang berdarah Melayu lebih kuat dipengaruhi oleh budaya bukan Melayu, maka kepribadian Melayunya sudah hilang. Logisnya, orang itu sudah tidak pantas mengaku diri Melayu. Dikaitkan dengan pengakuan produk budaya, selaku seorang Melayu, saya cukup mengenal akan budaya saya, dan produk budaya itu saya praktikkan dimanapun saya bermukim. Bila saya bermukim bukan lagi di daerah asal budaya yang saya praktikkan itu, maka saya tidak akan mengumumkan kepada dunia bahwa produk budaya yang saya praktikkan itu adalah milik saya, sebab produk budaya itu saya ketahui milik Melayu, sementara Melayu bukan hanya saya. Itu adalah milik bersama bagi orang Melayu. Berbeda dengan erusi7 yang mengaku Melayu tetapi telah terkontaminasi oleh budaya non Melayu. Pada masa erusi7 melihat terbuka kemungkinan mengakui sesuatu yang adalah milik bersama banyak orang sebagai milik sendiri, erusi7 mengumumkan bahwa sesuatu itu adalah milik erusi7 sendiri. Suatu sikap yang tidak kesatria. erusi7 mempraktikkan pepatah Melayu, kambing punya susu, sapi punya nama. Sungguh-sungguh, tidak kesatria. Pesanku, periksa lagi batinmu. Setelah engkau periksa, kalau engkau lebih memilih tidak kesatria, ya terserah saja. Damai bagi LTBers. | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 2nd April 2012, 12:05 | |
| sepertinya diskusi ini sdh melebar deh, dari terbukanya aurat sampai kebudayaan.. hehehe nama ama poto striker mau tak patenkan ah, biar gak dipakai member lain.. hehehe | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 3rd April 2012, 12:09 | |
| Hehhehheee... tidak terlalu melebar juga strik. Wong judul tritnya Tanya Kenapa?, berarti terbuka saja untuk seluruh pertanyaan dan pembahasan. Tapi, iya juga, terserah pada konsensus kita juga denk. Kalau kita sepakati bagaimana, ya mari. Heheehheee...
Tentang mempatenkan nama sendiri, okke-okke aja tuh. Menurut pemahaman saya, justru pematenan itu adalah pengukuhan sesuatu itu adalah milik sendiri, dan jika orang lain menggunakannya, sesuai hukum, harus bayar royalti. Kalau tidak bayar, pemakaian itu dikatagorikan sebagai maling. Jadi, mematenkan nama sendiri dan foto sendiri, itu hak sendiri.
Ngomong-ngomong, bisa kita rasakan beda dipatenkan dengan dipateni, ya? Hehhehheee... | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 3rd April 2012, 15:05 | |
| - Husada wrote:
- Hehhehheee... tidak terlalu melebar juga strik. Wong judul tritnya Tanya Kenapa?, berarti terbuka saja untuk seluruh pertanyaan dan pembahasan. Tapi, iya juga, terserah pada konsensus kita juga denk. Kalau kita sepakati bagaimana, ya mari. Heheehheee...
Tentang mempatenkan nama sendiri, okke-okke aja tuh. Menurut pemahaman saya, justru pematenan itu adalah pengukuhan sesuatu itu adalah milik sendiri, dan jika orang lain menggunakannya, sesuai hukum, harus bayar royalti. Kalau tidak bayar, pemakaian itu dikatagorikan sebagai maling. Jadi, mematenkan nama sendiri dan foto sendiri, itu hak sendiri.
Ngomong-ngomong, bisa kita rasakan beda dipatenkan dengan dipateni, ya? Hehhehheee... emange dilah (lampu) dipateni | |
| | | Husada Global Moderator
Jumlah posting : 4981 Join date : 07.05.11
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 3rd April 2012, 16:14 | |
| Hehhehheee... senang rasanya membuat striker tertawa lepas. Salam hangat, strik. | |
| | | striker Perwira Menengah
Jumlah posting : 1393 Join date : 03.02.11
| | | | Princess_Maesaroh Tamtama
Jumlah posting : 13 Join date : 10.04.12 Lokasi : di hatimu chyaank
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? 10th April 2012, 13:00 | |
| haiii,,
sebaiknya lady gaga ketika konser nanti mengenakan jilbab saja,, lebih syar'i,, Insya Allah menghindari fithah | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: Tanya Kenapa? | |
| |
| | | | Tanya Kenapa? | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |