Ibadah atau jualan ?

Quote :

Detiknews Jeddah, Jamaah haji Indonesia sudah diwanti-wanti agar tidak membawa barang-barang di luar kebutuhannya selama melaksanakan ibadah haji. Namun peringatan ini rupanya tak di hiraukan oleh jamaaah haji asal Magelang, Maslah As'ari (50) yang ketahuan membawa berbagai obat. Bahkan, alat pencegah kehamilan alias kontrasepsi pun dibawa!

Akibatnya, petugas bea cukai Arab Saudi di Bandara King Abdul Aziz Jeddah menyita puluhan jenis obat milik Maslah karena dianggap melanggar ketentuan.

"Ada dua kopor berisi 17 paket obat KB, 15 obat pegal linu, dan 15 jamu rematik yang ditahan bea cukai Arab Saudi. Tapi untungnya, jemaah haji yang bersangkutan tetap bisa melanjutkan perjalanan untuk ibadah," ujar Ketua Daerah Kerja Jeddah, Subakin Abdul Muntholib di Jeddah, Sabtu (15/11/2008).

Menurut Subakin, Maslah yang tergabung dalam kelompok terbang 22 dari embarkasi Solo ini mengaku barang-barang bawaanya tersebut merupakan pesanan dari orang Indonesia yang bermukim di Arab Saudi (mukimin). Namun menurut dugaan Subakin, obat-obatan itu sengaja dibawa Maslah untuk dijual kepada jemaah lain selama berada di pemondokan.

"Tadi yang bersangkutan mengatakan, itu pesanan mukimin. Tapi dari awal dia memang sudah berspekulasi, kalau bisa lolos ya syukur tapi kalau tidak tidak apa-apa," katanya.

Subakin mengaku pihaknya sudah menegur jemaah yang bersangkutan akibat kebandelannya. Karena aksi nekatnya ini mempengaruhi seluruh pemeriksaan jamaah haji Indonesia yang melewati Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

"Saya sudah menegurnya. Karena ini bisa membahayakan jemaah yang lain. Gara-gara masalah ini, pemeriksaan diperketat untuk jamaah haji kita," pungkasanya.

Bukankah Lebih baik quota nya dipakai utk orang2 yg betul2 berniat utk beribadah kpd Allah ?

Lho, masa anda baru tahu bahwa sebagian orang berhaji selain beribadah adalah berdagang.
Ngga percaya? Silahkan google dan masukan kata kunci 'oleh-oleh haji' dan tampilah segala macam toko penjual oleh oleh khas timur tengah di Jakarta.

Nah, kasus ekspor yang mungkin masih baru, he he he, kalau impor sih sudah banyak.

Yah sangat disayangkan.

Setahu saya utk berangkat haji itu tidak cukup sekedar memiliki uang dan kesehatan yg cukup. Ada jg beberapa umat yg terpaksa gagal berangkat karena quotanya sdh melewati batas.

Daripada ngasih quota buat jemaah yg model begitu, mendingan di kasih ke jemaah yg betul2 ingin beribadah dan mungkin hanya memiliki satu kesempatan.

Btw, kok bisa2nya ya kepikiran jualan alat kontrasepsi ?.....

Djo wrote:

Yah sangat disayangkan.

Setahu saya utk berangkat haji itu tidak cukup sekedar memiliki uang dan kesehatan yg cukup. Ada jg beberapa umat yg terpaksa gagal berangkat karena quotanya sdh melewati batas.

Daripada ngasih quota buat jemaah yg model begitu, mendingan di kasih ke jemaah yg betul2 ingin beribadah dan mungkin hanya memiliki satu kesempatan.

Btw, kok bisa2nya ya kepikiran jualan alat kontrasepsi ?.....

Setahu saya, mas Striker baru dapat giliran 7 tahun lagi. Jadi memang sangat ketat.

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

bruce wrote:

Djo wrote:

Yah sangat disayangkan.

Setahu saya utk berangkat haji itu tidak cukup sekedar memiliki uang dan kesehatan yg cukup. Ada jg beberapa umat yg terpaksa gagal berangkat karena quotanya sdh melewati batas.

Daripada ngasih quota buat jemaah yg model begitu, mendingan di kasih ke jemaah yg betul2 ingin beribadah dan mungkin hanya memiliki satu kesempatan.

Btw, kok bisa2nya ya kepikiran jualan alat kontrasepsi ?.....

Setahu saya, mas Striker baru dapat giliran 7 tahun lagi. Jadi memang sangat ketat.

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

emang ada juga yg naik haji hanya utk pamer atau utk tujuan2 yg aneh2.. orang keblinger emang banyak!!

utk urusan su-is sebenarnya hanya kabar2 dari orang yg lebih dulu naik haji and sugesti saja sepertinya, katanya disana berhubungan su-is lebih nimat.. ya emang wong gak diganggu anak anak.. hehehe..

striker wrote:

bruce wrote:

Djo wrote:

Yah sangat disayangkan.

Setahu saya utk berangkat haji itu tidak cukup sekedar memiliki uang dan kesehatan yg cukup. Ada jg beberapa umat yg terpaksa gagal berangkat karena quotanya sdh melewati batas.

Daripada ngasih quota buat jemaah yg model begitu, mendingan di kasih ke jemaah yg betul2 ingin beribadah dan mungkin hanya memiliki satu kesempatan.

Btw, kok bisa2nya ya kepikiran jualan alat kontrasepsi ?.....

Setahu saya, mas Striker baru dapat giliran 7 tahun lagi. Jadi memang sangat ketat.

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

emang ada juga yg naik haji hanya utk pamer atau utk tujuan2 yg aneh2.. orang keblinger emang banyak!!

utk urusan su-is sebenarnya hanya kabar2 dari orang yg lebih dulu naik haji and sugesti saja sepertinya, katanya disana berhubungan su-is lebih nimat.. ya emang wong gak diganggu anak anak.. hehehe..

Ha ha ha ha, mungkin, suasana di dalam tenda itulah yang membuat mereka merasakan sensasi berbeda, ha ha ha ha, entahlah, belum penah merasakan apa rasanya hub su-is di dalam tenda.

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

bruce wrote:

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

Nah kalau itu saya pernah dengar.
Tetapi konteksnya dalam beribadah .... jadi bukan hanya hub pasutri ... tetapi berbagai jenis ibadah lainnya seperti tadarusan, mengaji, sholat sunnah bahkan puasa pun dianjurkan dilakukan pada hari kamis (dan senin).

Tapi, walaupun sangat populer, saya belum pernah baca hadits mengenai hal ini sih ...

Silancah wrote:

bruce wrote:

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

Nah kalau itu saya pernah dengar.
Tetapi konteksnya dalam beribadah .... jadi bukan hanya hub pasutri ... tetapi berbagai jenis ibadah lainnya seperti tadarusan, mengaji, sholat sunnah bahkan puasa pun dianjurkan dilakukan pada hari kamis (dan senin).

Tapi, walaupun sangat populer, saya belum pernah baca hadits mengenai hal ini sih ...

Belum pernah baca hadits nya kan bukan berarti belum pernah dijalankan, kang, benar kan, he he he he.

bruce wrote:

Belum pernah baca hadits nya kan bukan berarti belum pernah dijalankan, kang, benar kan, he he he he.

That is for my private consumption only ... hahahaha

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

sya rasa itu bukan 'ritual maupun ibadah' mas, yach seperti kalau kita pergi berdua dengan istri piknik keluar daerah yg belum pernah kita kunjungi, pasti kegaiatan su-is akan lebih nimaaaatttt....

utk malam jum'at juga rasanya akan lebih asyik and nikmat, apalagi kalau kamis siangnyanya kita berpuasa... coba saja kalau tdk percaya

striker wrote:

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

sya rasa itu bukan 'ritual maupun ibadah' mas, yach seperti kalau kita pergi berdua dengan istri piknik keluar daerah yg belum pernah kita kunjungi, pasti kegaiatan su-is akan lebih nimaaaatttt....

utk malam jum'at juga rasanya akan lebih asyik and nikmat, apalagi kalau kamis siangnyanya kita berpuasa... coba saja kalau tdk percaya

Lho, sudah ada konfirmasi dari kang lancah koq yo.
He he he. Makanya jangan lupa bawa istri saat berangkat nanti lho mas. He he he.

bruce wrote:

striker wrote:

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

sya rasa itu bukan 'ritual maupun ibadah' mas, yach seperti kalau kita pergi berdua dengan istri piknik keluar daerah yg belum pernah kita kunjungi, pasti kegaiatan su-is akan lebih nimaaaatttt....

utk malam jum'at juga rasanya akan lebih asyik and nikmat, apalagi kalau kamis siangnyanya kita berpuasa... coba saja kalau tdk percaya

Lho, sudah ada konfirmasi dari kang lancah koq yo.
He he he. Makanya jangan lupa bawa istri saat berangkat nanti lho mas. He he he.

Insya Allah kalau masih dikasih umur dan kesempatan :)

sdh daftar berdua kok.. jamu juga sdh disiapkan.. hehehe

striker wrote:

bruce wrote:

striker wrote:

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

sya rasa itu bukan 'ritual maupun ibadah' mas, yach seperti kalau kita pergi berdua dengan istri piknik keluar daerah yg belum pernah kita kunjungi, pasti kegaiatan su-is akan lebih nimaaaatttt....

utk malam jum'at juga rasanya akan lebih asyik and nikmat, apalagi kalau kamis siangnyanya kita berpuasa... coba saja kalau tdk percaya

Lho, sudah ada konfirmasi dari kang lancah koq yo.
He he he. Makanya jangan lupa bawa istri saat berangkat nanti lho mas. He he he.

Insya Allah kalau masih dikasih umur dan kesempatan :)

sdh daftar berdua kok.. jamu juga sdh disiapkan.. hehehe

Jamu? Buat apa?

striker wrote:

sdh daftar berdua kok.. jamu juga sdh disiapkan.. hehehe

MANTAAAABBBBBB.........

bruce wrote:

striker wrote:

bruce wrote:

striker wrote:

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Kalau untuk alat kontrasepsi, sepengetahuan saya, ini perlu penjelasan dari saudara Muslim, bahwa setelah dari padang Arafah, 'dianjurkan' melakukan hub su-is bagi yang membawa pasangannya. Nah saya ngga tahu apakah ini termasuk ritual haji atau bukan. Jadi di situ salah satu fungsi alat kontrasepsi itu.

:)

Baru dengar ada anjuran itu ...
Sebelumnya tidak pernah membaca anjuran itu dalam ritual haji (dalam istilah kami Rukun Haji dan Wajib Haji) ...

He he he he, anda kalah info nih kang, karena mas striker sepertinya juga tahu tuh 'ritual asik' ini, he he he.

Bisa jadi, ini memang 'bisa-bisanya' orang saja kang. Seperti juga ada tetangga saya orang Palembang (cewe, janda pula), dia berkata bahwa kalau malam jumat itu malam sunnah. Saya tanya apa maksudnya. Dia tanya apa saya ngga tahu. Saya jawab kalau tahu masa saya nanya. Dia katakan, bahwa menurut sunnah Nabi, malam jumat itu malam yang baik. Jadi kalau melakukan hub su-is juga sangat baik. Tentu saja saya tidak bertanya lebih lanjut mengenai apa baiknya dan sebagainya, he he he.

:)

sya rasa itu bukan 'ritual maupun ibadah' mas, yach seperti kalau kita pergi berdua dengan istri piknik keluar daerah yg belum pernah kita kunjungi, pasti kegaiatan su-is akan lebih nimaaaatttt....

utk malam jum'at juga rasanya akan lebih asyik and nikmat, apalagi kalau kamis siangnyanya kita berpuasa... coba saja kalau tdk percaya

Lho, sudah ada konfirmasi dari kang lancah koq yo.
He he he. Makanya jangan lupa bawa istri saat berangkat nanti lho mas. He he he.

Insya Allah kalau masih dikasih umur dan kesempatan :)

sdh daftar berdua kok.. jamu juga sdh disiapkan.. hehehe

Jamu? Buat apa?

Biar badan gak capek, kan disana banyak jalan kakinya..

Quote :

Biar badan gak capek, kan disana banyak jalan kakinya..

Jalan kaki apana? Paling tawaf di Kaabah, kemudian di mina saat melempar jumrah.
Bukannya gitu?

bruce wrote:

Quote :

Biar badan gak capek, kan disana banyak jalan kakinya..

Jalan kaki apana? Paling tawaf di Kaabah, kemudian di mina saat melempar jumrah.
Bukannya gitu?

Tawaf (berjalan memutari Ka'bah tujuh kali) bisa melelahkan kalau dapat lingkaran terluar apalagi kalau di tingkat kedua sambil mendorong orang yang tidak bisa berjalan (biasanya orang tua yang sudah sepuh atau sakit)
Sai (berjalan tujuh balikan dari bukit Safa dan Marwah) juga lumayan melelahkan
Di Mina ... belum pernah merasakan apakah lempar jumarh itu capek atau tidak.

Jangan lupa jarak dari pondokan ke Masjidil Haram ... ada yang berjalan 1-2 km ... lumayan juga :)

Silancah wrote:

bruce wrote:

Quote :

Biar badan gak capek, kan disana banyak jalan kakinya..

Jalan kaki apana? Paling tawaf di Kaabah, kemudian di mina saat melempar jumrah.
Bukannya gitu?

Tawaf (berjalan memutari Ka'bah tujuh kali) bisa melelahkan kalau dapat lingkaran terluar apalagi kalau di tingkat kedua sambil mendorong orang yang tidak bisa berjalan (biasanya orang tua yang sudah sepuh atau sakit)
Sai (berjalan tujuh balikan dari bukit Safa dan Marwah) juga lumayan melelahkan
Di Mina ... belum pernah merasakan apakah lempar jumarh itu capek atau tidak.

Jangan lupa jarak dari pondokan ke Masjidil Haram ... ada yang berjalan 1-2 km ... lumayan juga :)

Apakah ada jasa pijat di Saudi, kang?

bruce wrote:

Apakah ada jasa pijat di Saudi, kang?

Gak ingat ... berminat, Bang?

Silancah wrote:

bruce wrote:

Apakah ada jasa pijat di Saudi, kang?

Gak ingat ... berminat, Bang?

Waah, saya mana diijinkan masuk Mekah, kang.

Tetapi seandainya belum ada, sepertinya suatu peluang bisnis bagus juga tuh, kang. Buat yang benar benar bersih, tidak ada yang aneh aneh. Pria dipijat pria, wanita dipijat wanita, ruangan terpisah. Rasanya tidak melanggar hukum Islam, kan? Ada minat buka bisnis di sana, kang? Sekalian membantu para jemaah haji mengurangi kelelahan akibat berjalan jauh saat ibadah haji.

:)

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Quote :

Biar badan gak capek, kan disana banyak jalan kakinya..

Jalan kaki apana? Paling tawaf di Kaabah, kemudian di mina saat melempar jumrah.
Bukannya gitu?

Tawaf (berjalan memutari Ka'bah tujuh kali) bisa melelahkan kalau dapat lingkaran terluar apalagi kalau di tingkat kedua sambil mendorong orang yang tidak bisa berjalan (biasanya orang tua yang sudah sepuh atau sakit)
Sai (berjalan tujuh balikan dari bukit Safa dan Marwah) juga lumayan melelahkan
Di Mina ... belum pernah merasakan apakah lempar jumarh itu capek atau tidak.

Jangan lupa jarak dari pondokan ke Masjidil Haram ... ada yang berjalan 1-2 km ... lumayan juga :)

Apakah ada jasa pijat di Saudi, kang?

di injek2 sama onta mau, Om ?
peace

T2Y wrote:

di injek2 sama onta mau, Om ?
peace

Pasti hilang pegalnya ... bersamaan dengan hilangnya kesadaran Anda ...

bruce wrote:

Silancah wrote:

bruce wrote:

Apakah ada jasa pijat di Saudi, kang?

Gak ingat ... berminat, Bang?

Waah, saya mana diijinkan masuk Mekah, kang.

Tetapi seandainya belum ada, sepertinya suatu peluang bisnis bagus juga tuh, kang. Buat yang benar benar bersih, tidak ada yang aneh aneh. Pria dipijat pria, wanita dipijat wanita, ruangan terpisah. Rasanya tidak melanggar hukum Islam, kan? Ada minat buka bisnis di sana, kang? Sekalian membantu para jemaah haji mengurangi kelelahan akibat berjalan jauh saat ibadah haji.

:)

siapa yg ngijinin anda masuk mekah mas? istri maksudnya?