Bolehkah mendonorkan Organ Tubuh saat telah meninggal ?

Teman2 sekalian.

Apakah kita diijinkan untuk melakukan donor organ tubuh saat kita telah meninggal ?
Bila diijinkan, adakah ayat ataupun aturan yang menjadi rujukan ?

Atau ambil contoh secara ekstrim, mendonorkan tubuh untuk pelatihan dokter muda

Bilamana diijinkan.....bagaimana cara nanti cara penguburan sisa tubuh yang ada ?
Bagaimana nantinya setelah kebangkitan badan ?


Pertanyaan aneh, karena terlintas setelah membaca artikel mengenai "Cadaver".


Thanks...


GBU

Kayaknya, Alkitab tidak mengenalkan dokter, melainkan tabib. Nah, tabib mengobati nggak pake operasi tuh, jadi, nggak pake cadaver. Jadi, menjawab Cinzan, Husada bingung.

Husada wrote:

Kayaknya, Alkitab tidak mengenalkan dokter, melainkan tabib. Nah, tabib mengobati nggak pake operasi tuh, jadi, nggak pake cadaver. Jadi, menjawab Cinzan, Husada bingung.

Hehehe.....kalo gitu pake magisterium saja Mod ....

Sekedar tambahan informasi :

Saat seseorang meninggal, sering kali diberi formalin, formalin ini disuntikan pada pembuluh darah dan bagian bagian tubuh yang mudah rusak. Sebelum diberikan formalin, darah dari tubuh jenasah dikeluarkan (dibuang).

Otopsi jenasah, dilakukan dengan membedah tubuh bagian depan menyerupai huruf Y, dan mengeluarkan organ organ tubuh (jantung, hati, ginjal, atau apapun yang akan diteliti). Setelah otopsi, lebih sering organ tubuh yang diperiksa tidak dikembalikan ke dalam tubuh. Tubuh jenasah dijahit kembali tanpa organ tubuhnya. Organ tubuh itu disimpan untuk penyelidikan lanjutan kelak jika kasusnya ternyata karena kematian tidak wajar (pembunuhan).

Ada satu kasus menarik, dari acara Taboo dalam episode Taboo Job, yang disiarkan oleh History channel. Ada sebuah universitas di US, yang memiliki lembaga penelitian, terutama dalam hal jenazah. Jadi di lembaga itu, di sebuah daerah khusus, digeletakan berbagai mayat dengan berbagai kondisi. Ada yang di dalam mobil, ada yang di atas rumput, ada yang di tanah berbatu, ada yang dengan pakaian ada yang tanpa pakaian, ada yang di dalam genangan air. Jenazah itu dibiarkan membusuk hingga habis. Dan diamati dari hari ke hari. Dicatat dan diperiksa, terutama serangga apa saja yang bertelur, bagaimana perkembangan belatung, dan sebagainya. Hingga dengan penelitian itu diperoleh acuan, jika sesosok jenazah korban pembunuhan, bisa diperoleh data pembanding yang cukup bisa dipercaya, mengenai usia kematiannya, demi penyelidikan polisi. Jumlah jenazah yang digeletakan itu tidak tanggung tanggun, lebih dai 140 jenazah. Jika sudah selesai, dalam arti sudah tinggal tulang belulang yang mengering, akan dikumpulkan dan disimpan di lab dengan catatan. Semua jenazah yang digeletakan itu tidak diberi nama, kecuali nomor saja. Dan ternyata banyak juga keluarga yang mendonorkan tubuh keluarganya untuk dijadikan bahan percobaan itu. Disamping donor tidak rela, seperti orang meninggal yang tidak dikenal.

Nah, sebagai orang Kristen, kita sudah terbiasa untuk menghormati jenasah hingga pemakaman, tetapi setelah itu, kita hanya mengenang dan mendoakan saja roh/jiwa almarhum. Sedangkan tubuh jasmaninya, memang sudah tidak terlalu berarti lagi.

Syalom

cinzano wrote:

Husada wrote:

Kayaknya, Alkitab tidak mengenalkan dokter, melainkan tabib. Nah, tabib mengobati nggak pake operasi tuh, jadi, nggak pake cadaver. Jadi, menjawab Cinzan, Husada bingung.

Hehehe.....kalo gitu pake magisterium saja Mod ....

Kalo Magisterium, mungkin ahlinya adalah Bruce, ato Yopi, ato Ignas, ato yang lain deh. Jangan ke Husabarlebayimajinasida, karena dia itu hanya penggembira yang sangat diinginkan oleh partisipan tertentu untuk dijadikan sebagai pelengkap penderita.

Ngomong-ngomong, antara dengan , saya lebih suka dengan karena menurut saya mengandung nilai jenaka, sementara lebih ke suasana pamer gigi.

Husada wrote:

cinzano wrote:

Husada wrote:

Kayaknya, Alkitab tidak mengenalkan dokter, melainkan tabib. Nah, tabib mengobati nggak pake operasi tuh, jadi, nggak pake cadaver. Jadi, menjawab Cinzan, Husada bingung.

Hehehe.....kalo gitu pake magisterium saja Mod ....

Kalo Magisterium, mungkin ahlinya adalah Bruce, ato Yopi, ato Ignas, ato yang lain deh. Jangan ke Husabarlebayimajinasida, karena dia itu hanya penggembira yang sangat diinginkan oleh partisipan tertentu untuk dijadikan sebagai pelengkap penderita.

Ngomong-ngomong, antara dengan , saya lebih suka dengan karena menurut saya mengandung nilai jenaka, sementara lebih ke suasana pamer gigi.

Siap ... laksanakan...

cinzano wrote:

Siap ... laksanakan...

Ada satu lagi tokoh yang mempunyai Ilmu Magisterium sangat mumpuni. Itu, bekas kongsinya Bruce yang sudah pecah itu... Jenova. Ilmu Magisteirumnya sulit dicari tandingannya, tuh. :pirat:

Husada wrote:

cinzano wrote:

Siap ... laksanakan...

Ada satu lagi tokoh yang mempunyai Ilmu Magisterium sangat mumpuni. Itu, bekas kongsinya Bruce yang sudah pecah itu... Jenova. Ilmu Magisteirumnya sulit dicari tandingannya, tuh. :pirat:

Wah ngga kenal

bruce wrote:

Wah ngga kenal

Weiii... Jenova itu sudah jadi member di LTB ini, sementara Bruce glomod di sini, kan? Mosok ndak kenal, sih?

Nah, ini salah satu yang mendorong saya untuk mengusulkan agar, betapa sangat berguna kalo ada fitur di mana member ato pihak manapun bisa segera mencari member forum ini.

Husada wrote:

bruce wrote:

Wah ngga kenal

Weiii... Jenova itu sudah jadi member di LTB ini, sementara Bruce glomod di sini, kan? Mosok ndak kenal, sih?

Nah, ini salah satu yang mendorong saya untuk mengusulkan agar, betapa sangat berguna kalo ada fitur di mana member ato pihak manapun bisa segera mencari member forum ini.

Ya kalau cuma member dan posting cuma satu, masa saya harus kenal sih, om?

Emang benar analisis Kitty tentang Bruce dalam hal bertata bahasa. Kalo sudah kesengsem, Bruce mengeluarkan segala bentuk simpati dan empati dan pembelaan, dll, dll. Kalo sudah pecah kongsi, segala bentuk penolakan, mulai dari yang lembut sampai yang kuasar buangat, berhamburan deh.

Husada wrote:

Emang benar analisis Kitty tentang Bruce dalam hal bertata bahasa. Kalo sudah kesengsem, Bruce mengeluarkan segala bentuk simpati dan empati dan pembelaan, dll, dll. Kalo sudah pecah kongsi, segala bentuk penolakan, mulai dari yang lembut sampai yang kuasar buangat, berhamburan deh.

Apakah kriteria tata bahasa kasar yang anda pergunakan sama dengan yang saya pergunakan, om? Karena saya ngga melihat ada tata bahasa kasar yang saya pergunakan tuh. Bisa ditunjukan di mana kasarnya?

bruce wrote:

Apakah kriteria tata bahasa kasar yang anda pergunakan sama dengan yang saya pergunakan, om? Karena saya ngga melihat ada tata bahasa kasar yang saya pergunakan tuh. Bisa ditunjukan di mana kasarnya?

Ogah. Kerna relatif, sih. Kasarnya tepung, tidak sama dengan kasarnya butas, tidak sama dengan kasarnya koral. :)

Husada wrote:

bruce wrote:

Apakah kriteria tata bahasa kasar yang anda pergunakan sama dengan yang saya pergunakan, om? Karena saya ngga melihat ada tata bahasa kasar yang saya pergunakan tuh. Bisa ditunjukan di mana kasarnya?

Ogah. Kerna relatif, sih. Kasarnya tepung, tidak sama dengan kasarnya butas, tidak sama dengan kasarnya koral. :)

Jadi tergantung sepenuhnya dari siapa yang menilai kan om?

bruce wrote:

Jadi tergantung sepenuhnya dari siapa yang menilai kan om?

Sudah. Terserah saja. Berlama-lama OOT bisa bikin Cinzan selaku TS menjadi muthung.